Begitu Elena pulang dari kelab, dia mencium bau barbekyu."Harum sekali!"Janine memegang setusuk sate sembari tersenyum pada Elena, "Kak Elena, cuci tanganmu, ayo makan. Aku membeli banyak.""Oke, tunggu aku."Elena pergi mencuci tangan, mengganti pakaian rumah, berjalan mendekat, kemudian makan."Apakah kamu akan tinggal di rumah malam ini?"Janine mengedipkan mata sembari tersenyum pada Elena."Hm, di rumah."Begitu Elena selesai berbicara, dia menerima pesan dari Nathan.Nathan: "El-el, aku sangat lapar dan belum pulang kerja."Sudut bibir Elena terangkat ketika dia melihat pesan itu. Nathan tidak mungkin menahan lapar. Poinnya adalah belum pulang kerja.Dokter satu itu sepertinya sibuk sepanjang hari di hari ini, sekarang dia punya waktu untuk mengirim Elena pesan.Elena makan beberapa tusuk sate, kemudian menoleh ke arah Janine sambil berkata, "Janine, kamu akan tinggal sendiri lagi malam ini. Aku akan pergi ke rumah sakit.""Untuk apa? Apakah kamu nggak enak badan?" Janine tiba-
Dia keluar dari kamar mandi, lalu pergi ke balkon.Nathan tertawa saat melihat Elena. Elena meninju bahu Nathan dengan bingung. "Apa yang kamu tertawakan?"Nathan meletakkan cangkir tehnya, menarik tangan Elena hingga Elena berbaring di atasnya.Nathan masih tertawa, dadanya bergetar."Apakah kamu menjadi bodoh?" Elena mengangkat kepalanya untuk menggigit dagu Nathan."Kamu pergi ke rumah sakit untuk mencari malam ini." Nathan memeluk pinggang Elena. "Aku sangat terkejut sekarang."Elena mendorongnya. "Aku nggak akan melakukan hal seperti itu lagi lain kali."Sangat bodoh."Lain kali gantian aku yang memberimu kejutan." Nathan menatap Elena dengan serius.Cahaya dari dalam rumah menyinari balkon.Senyuman cerah Elena bersinar.Senyumnya menawan.Dia mengambil inisiatif untuk mencium jakun Nathan."Oke, lain kali giliran Tuan Nathan."Nathan mengangkat lehernya, mengatupkan bibir tipisnya, rahang dan jakunnya terlihat sangat seksi....Elena dan Nathan tampak harmonis, sedangkan situasi
Setelah mandi, Doreen pergi ke ruang kerja untuk mencari Kaedyn.Hanya ada satu lampu yang menyala di ruang kerja.Kaedyn tidak sedang bekerja.Dia hanya bersandar di kursi dengan mata terpejam.Doreen masuk, lalu memberi tahu Kaedyn bahwa kartu undangan pesta pertunangan telah disebar.Senyumannya sangat manis."Hm." Kaedyn membuka matanya lalu tersenyum tipis. "Terima kasih atas kerja kerasmu."Doreen menyahut dengan cepat. "Nggak, aku sangat senang."Dia akan segera menjadi nyonya Burchan.Kaedyn menatap Doreen, lalu sedikit menyipitkan matanya. "Bagus kalau kamu senang. Apakah kamu sudah melihat Freya malam ini? Aku sudah berhari-hari nggak melihat Freya."Pertanyaan Kaedyn penuh arti.Doreen tersenyum sambil berkata, "Aku akan melihat Freya besok pagi. Toh sekarang dia sudah tidur."Kaedyn terdiam sejenak, bergumam, kemudian menyalakan laptop, hendak bekerja.Doreen melihat Kaedyn hendak bekerja, jadi dia tidak mengganggu pria itu. "Jangan bekerja terlalu larut."Doreen menopang d
Elena: "Kurasa kali ini pihak Evaristo Entertainment juga ikut memanas-manasi."Abel: "Ya, apakah kamu akan menunjukkan diri untuk mengklarifikasi? Kalau kamu nggak muncul, netizen mungkin nggak akan menerima bukti seperti ini."Elena: "Nggak perlu, biar api ini menyala sebentar lagi."Elena keluar dari kamar mandi dengan ponsel di tangannya.Saat dia berganti pakaian, awalnya dia ingin memakai rok, tetapi Nathan melarangnya."Kamu harus memakai celana panjang hari ini, rok kurang leluasa."Nathan mengancing kemeja dengan satu tangan sambil mengambilkan celana panjang dari lemari untuk Elena.Elena melihatnya sekilas tanpa bertanya. Baiklah, pakai celana panjang.Karena Elena terkadang menginap di tempat ini, Nathan menyiapkan pakaian cadangan untuk Elena.Sebenarnya mereka bisa membiarkan Leon yang memilih rumah.Namun, Nathan dan Elena mungkin agak aneh, mereka suka memilih rumah sendiri.Saat ini, sebuah motor balap diparkir di tempat parkir Hotel Quaker.Elena berdiri di samping se
Elena berkata dengan tenang. "Jadi kamu menyapa karena itu? Kalau itu rahasia, maka jangan beri tahu aku."Biarkan rahasia itu terus menjadi rahasia.Sudut bibir Luna berkedut.Kenapa Elena tidak merespons sesuai dugaannya?Luna tidak lagi berpura-pura. Dia menatap Elena dengan tajam. "Kalau kamu nggak mau tahu, lupakan saja, jangan menyesalinya. Lagi pula, nggak ada yang akan menikahimu juga karena kamu pernah dilecehkan pada usia sepuluh tahun.""Oh." Elena tersenyum. "Lalu kenapa?"...Luna benar-benar kesal, kenapa Elena sama sekali tidak terpengaruh oleh foto itu?Begitu Luna berpikir bahwa dia harus menyenangkan seorang pria yang usianya tiga puluh tahun lebih tua darinya, emosinya membaranya ketika melihat Elena.Jika Elena mengeluarkan sebagian uangnya, Keluarga Henzel tidak akan bangkrut.Luna juga tidak perlu menyenangkan seorang pria tua.Melihat senyuman Elena, Luna merasa seperti tidak dianggap serius.Menyebalkan.Luna mendengus dingin. "Jangan menyesal."Dia berbalik, la
Ekspresi serius Abel melembut. "Jadi kamu ingin memanfaatkan kejadian ini untuk menguji karakter serta mengakhiri kontrak dengan artis yang berkhianat?"Elena mengangkat sudut bibirnya. "Hm, hanya sekalian. Bagus, 'kan."...Grup Burchan.Ketika Martin melihat foto Elena di meja Kaedyn, dia mengerutkan kening. "Kae, kamu sudah mau bertunangan dengan Doreen."Kali ini Martin tidak berbicara sebagai sekretaris.Kaedyn mengangkat tatapannya yang sedikit tidak senang. "Hanya bertunangan."Dia bertunangan hanya untuk mengelabui Nathan dan Elena.Tatapan Kaedyn tampak muram.Tidak mungkin Kaedyn memberi tahu Martin bahwa dia telah ditipu oleh Doreen.Martin tidak tahu harus berkata apa seketika.Kaedyn berkata dengan suara yang dalam. "Pak Martin, ini masalah pribadiku."Setelah mengatakan kalimat itu, Kaedyn lanjut bekerja.Martin tertegun sejenak."Kamu sudah melepaskan Elena. Menurut pemahamanku tentang temperamennya, dia akan nggak kembali padamu," kata Martin dengan tenang.Kaedyn menga
Kaedyn menutup telepon Doreen.Doreen sedikit canggung saat Kaedyn menutup panggilan teleponnya.Dia memandang ke arah penonton, lalu tersenyum sembari berkata, "Pak Kaedyn mungkin sedang sibuk, aku akan coba meneleponnya lagi."Kali ini sebelum bernyanyi, tim acara menyuruh artis menelepon seseorang yang dekat dengan mereka, meminta orang terdekat itu untuk mengucapkan beberapa kata motivasi.Doreen memilih untuk menelepon Kaedyn. Namun, panggilan pertama ditolak.Sekarang dia menelepon untuk kedua kalinya.Kaedyn, yang sedang duduk di dalam mobil, memandang Elena yang keluar dari kedai pangsit.Setelah Elena pergi, Kaedyn keluar dari mobil lagi.Dia masuk ke kedai pangsit, melihat menu, kemudian memesan pangsit untuk dibawa pulang.Ketika ponselnya berdering, Kaedyn melihat sekilas, lalu mengabaikannya.Pada saat ini, Doreen yang berada di acara itu, sekali lagi mendengar suara tidak terjawab.Dia mengangkat bahu dengan tak berdaya lalu berkata kepada para pemirsa. "Sepertinya Pak Ka
Semuanya bisa dilakukan dalam beberapa langkah.Dia berencana membiarkan dalang di balik kejadian ini menikmati perasaan senang terlebih dahulu.Baru kemudian jatuh dalam keputusasaan lagi.Wendy menelepon Doreen, memberitahunya tentang unggahan Instagram Sunset, serta bahwa dia telah menenangkan Delphia.Doreen membuka Instagram, lalu melihat bahwa kolom komentar Instagram TheRealSunset penuh dengan pertanyaan dan makian. Dia tersenyum lalu berkata, "Oke, Kak Wendy."Kalau Sunset tidak menunjukkan bukti, siapa yang akan percaya bahwa dia adalah Sunset....Sebagai sekretaris, terkadang Elena harus mengurusi urusan pacar bos.Elena masuk ke dalam mobil dengan ekspresi dingin, menutup pintu, kemudian berkata kepada Jack. "Jack, sudah boleh jalan."Bourne merokok dengan ekspresi dingin.Beberapa kancing bajunya telah ditarik hingga lepas.Elena melihat cakaran di punggung tangannya sendiri.Kuku wanita itu tajam, dia dicakar oleh Nina hingga meninggalkan bekas di punggung tangannya.Elen