Doreen kembali ke rumah pada malam hari setelah merekam acara.Dia melihat Kaedyn duduk di ruang tamu.Dia dengan gembira berjalan mendekat, memeluk Kaedyn dari belakang, kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Kaedyn. "Kapan kamu pulang? Kenapa nggak bilang-bilang?""Kejutan."Kaedyn meletakkan ponsel sambil berkata dengan tenang.Doreen tersenyum, kemudian mencium wajah Kaedyn. "Aku mandi dulu, hari ini sibuk seharian.""Hm."Kaedyn menoleh, melihat Doreen naik ke atas, lalu membuang muka.Dia mengambil selembar tisu untuk menyeka bagian yang dicium Doreen tadi.Doreen naik ke atas, masuk ke kamar tidur. Ketika dia hendak mengambil jubah mandi, dia tiba-tiba melihat bahwa brankasnya tidak ditutup.Dia yang ketakutan pun mendekat untuk melihat. Dia melihat ke dalam, tidak ada yang berpindah tempat.Bisa-bisanya dia lupa menutup brankas!Doreen memikirkan reaksi Kaedyn tadi, sangat normal. Seharusnya Kaedyn tidak menemukan rahasia apa pun.Doreen meletakkan disk itu di bagian bawah kot
"Sebentar lagi aku dan Kae akan bertunangan. Kamu boleh hadir."Elena mengalihkan pandangannya dari cincin Doreen, lalu tersenyum."Ternyata Nona Doreen. Selamat. Aku menonton acaramu kemarin. Sayangnya nyanyianmu kurang emosi. Pantas saja kamu nggak sepopuler Jules."Doreen kesal. Dia jelas-jelas membahas pertunangan.Elena mengabaikan reaksi Doreen. Dia mengangkat dagunya ke arah pria yang berjalan masuk. "Dia priaku.""Kalau dia tahu aku menghadiri pesta pertunanganmu, dia bisa cemburu.""Aku nggak tega membuatnya cemburu. Toh hanya mantan, untuk apa?"Elena melirik Doreen.Nathan masuk ke hotel dan langsung melihat Elena.Dia tersenyum.Nathan mengajak Elena untuk makan bersama sebelum pulang kerja, tetapi Elena membohongi Nathan bahwa dia sibuk.Tak disangka Elena datang untuk menunggunya.Nathan berjalan mendekat tanpa melihat ke arah Doreen.Dia merangkul bahu Elena. "Aku sangat lapar. Ayo makan.""Oke." Elena mendongak, tersenyum pada Nathan.Pria itu menunduk, kemudian mencium
Perumahan Clurkin.Kedua orang yang ada di atas sofa itu baru saja berhubungan intim."Aku akan mandi di sebelah."Kaedyn menyalakan rokok, mengenakan jubah mandi tipis, kemudian melihat Doreen yang ada di sofa sekilas.Tatapannya sangat dingin.Doreen tidak menyadarinya.Kaedyn keluar dari kamar tidur.Doreen menggigit bibirnya, dia tiba-tiba merasa agak sedih.Kenapa Kaedyn tidak menggendongnya pergi mandi?Doreen sangat lelah hingga dia tidak bisa bergerak.Kaedyn pergi mandi di sebelah, kemudian langsung tidur di kamar sebelah.Dia melemparkan cincin ke nakas, bersandar di kepala ranjang sambil berdiskusi dengan orang di ujung telepon bagaimana melawan Nathan.Nathan sekarang memiliki kelemahan, yaitu Elena....Nathan menerima panggilan telepon dari rumah sakit pagi-pagi sekali, kemudian dia bergegas ke ruang gawat darurat.Elena awalnya terbangun oleh suara getar ponsel, kemudian dia tertidur lagi setelah dibungkus selimut.Nathan bangun dari kasur sepelan mungkin, mandi dan meng
Jules dan Alisa juga meninggalkan tempat setelah rekaman, tetapi ketika mereka berjalan keluar, mereka dikelilingi oleh media dan pembenci."Nona Jules, tahukah kamu kalau JW Label memaksa TheRealSunset untuk tidak mengatakan yang sebenarnya?""Kamu terkenal karena menyanyikan lagu-lagu Sunset. Apakah hati nuranimu merasa nggak tenang?""Bisa-bisanya JW Label melindungi plagiat. Menjijikkan."Alisa dan dua anggota staf melindungi Jules. Tidak ada yang menyangka akan ada begitu banyak media dan pembenci.Para pembenci melempari mereka dengan telur.Jules agak terkejut, untungnya bukan asam sulfat.Tepat ketika Alisa hendak mengantar Jules kembali ke tempat rekaman.Beberapa pengawal tiba-tiba muncul. Mereka menghentikan media dan pembenci, kemudian melindungi Jules dan Alisa sampai ke dalam mobil.Saat mobil melaju, Jules menarik napas dalam-dalam.Alisa juga menghela napas. "Apakah mereka pengawal yang dikirim oleh perusahaan? Mereka datang di waktu yang tepat."Jules melihat pesan di
Begitu Elena pulang dari kelab, dia mencium bau barbekyu."Harum sekali!"Janine memegang setusuk sate sembari tersenyum pada Elena, "Kak Elena, cuci tanganmu, ayo makan. Aku membeli banyak.""Oke, tunggu aku."Elena pergi mencuci tangan, mengganti pakaian rumah, berjalan mendekat, kemudian makan."Apakah kamu akan tinggal di rumah malam ini?"Janine mengedipkan mata sembari tersenyum pada Elena."Hm, di rumah."Begitu Elena selesai berbicara, dia menerima pesan dari Nathan.Nathan: "El-el, aku sangat lapar dan belum pulang kerja."Sudut bibir Elena terangkat ketika dia melihat pesan itu. Nathan tidak mungkin menahan lapar. Poinnya adalah belum pulang kerja.Dokter satu itu sepertinya sibuk sepanjang hari di hari ini, sekarang dia punya waktu untuk mengirim Elena pesan.Elena makan beberapa tusuk sate, kemudian menoleh ke arah Janine sambil berkata, "Janine, kamu akan tinggal sendiri lagi malam ini. Aku akan pergi ke rumah sakit.""Untuk apa? Apakah kamu nggak enak badan?" Janine tiba-
Dia keluar dari kamar mandi, lalu pergi ke balkon.Nathan tertawa saat melihat Elena. Elena meninju bahu Nathan dengan bingung. "Apa yang kamu tertawakan?"Nathan meletakkan cangkir tehnya, menarik tangan Elena hingga Elena berbaring di atasnya.Nathan masih tertawa, dadanya bergetar."Apakah kamu menjadi bodoh?" Elena mengangkat kepalanya untuk menggigit dagu Nathan."Kamu pergi ke rumah sakit untuk mencari malam ini." Nathan memeluk pinggang Elena. "Aku sangat terkejut sekarang."Elena mendorongnya. "Aku nggak akan melakukan hal seperti itu lagi lain kali."Sangat bodoh."Lain kali gantian aku yang memberimu kejutan." Nathan menatap Elena dengan serius.Cahaya dari dalam rumah menyinari balkon.Senyuman cerah Elena bersinar.Senyumnya menawan.Dia mengambil inisiatif untuk mencium jakun Nathan."Oke, lain kali giliran Tuan Nathan."Nathan mengangkat lehernya, mengatupkan bibir tipisnya, rahang dan jakunnya terlihat sangat seksi....Elena dan Nathan tampak harmonis, sedangkan situasi
Setelah mandi, Doreen pergi ke ruang kerja untuk mencari Kaedyn.Hanya ada satu lampu yang menyala di ruang kerja.Kaedyn tidak sedang bekerja.Dia hanya bersandar di kursi dengan mata terpejam.Doreen masuk, lalu memberi tahu Kaedyn bahwa kartu undangan pesta pertunangan telah disebar.Senyumannya sangat manis."Hm." Kaedyn membuka matanya lalu tersenyum tipis. "Terima kasih atas kerja kerasmu."Doreen menyahut dengan cepat. "Nggak, aku sangat senang."Dia akan segera menjadi nyonya Burchan.Kaedyn menatap Doreen, lalu sedikit menyipitkan matanya. "Bagus kalau kamu senang. Apakah kamu sudah melihat Freya malam ini? Aku sudah berhari-hari nggak melihat Freya."Pertanyaan Kaedyn penuh arti.Doreen tersenyum sambil berkata, "Aku akan melihat Freya besok pagi. Toh sekarang dia sudah tidur."Kaedyn terdiam sejenak, bergumam, kemudian menyalakan laptop, hendak bekerja.Doreen melihat Kaedyn hendak bekerja, jadi dia tidak mengganggu pria itu. "Jangan bekerja terlalu larut."Doreen menopang d
Elena: "Kurasa kali ini pihak Evaristo Entertainment juga ikut memanas-manasi."Abel: "Ya, apakah kamu akan menunjukkan diri untuk mengklarifikasi? Kalau kamu nggak muncul, netizen mungkin nggak akan menerima bukti seperti ini."Elena: "Nggak perlu, biar api ini menyala sebentar lagi."Elena keluar dari kamar mandi dengan ponsel di tangannya.Saat dia berganti pakaian, awalnya dia ingin memakai rok, tetapi Nathan melarangnya."Kamu harus memakai celana panjang hari ini, rok kurang leluasa."Nathan mengancing kemeja dengan satu tangan sambil mengambilkan celana panjang dari lemari untuk Elena.Elena melihatnya sekilas tanpa bertanya. Baiklah, pakai celana panjang.Karena Elena terkadang menginap di tempat ini, Nathan menyiapkan pakaian cadangan untuk Elena.Sebenarnya mereka bisa membiarkan Leon yang memilih rumah.Namun, Nathan dan Elena mungkin agak aneh, mereka suka memilih rumah sendiri.Saat ini, sebuah motor balap diparkir di tempat parkir Hotel Quaker.Elena berdiri di samping se
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat