Setelah Krystal menciumnya, wajah Marcus berubah suram seketika.
Sambil memalingkan pandangan, Marcus melepaskan jasnya untuk menutupi tubuh Krystal.“Untuk apa kau di sini?” tanya Marcus sambil memunggungi Krystal.“Kenapa kau tidur dengan pelacur?” balas Krystal murka. “Kenapa kau tidak pernah menyentuhku?”Marcus tidak menjawab.Amarah Krystal pun semakin menjadi.“Marcus, aku tunanganmu! Aku juga sahabatmu sejak SMA! Lebih dari sepuluh tahun aku mendampingimu … kau tahu aku mencintaimu … tapi kau ….”Krystal menjerit dan tangisnya pecah. Marcus memejamkan mata, memijat pangkal hidung. Dia ingin pergi, tapi perbuatan itu hanya akan membuat Krystal semakin histeris.Krystal mulai melempar barang-barang di sekitarnya ke arah Marcus. Begitulah Krystal apabila mengamuk, tidak terkendali. Jika Marcus meninggalkannya, Krystal pasti akan melampiaskan emosinya pada pelayan.Setelah membuat ranjang porak-poranda dan membanting semua barang dari atas nakas, Krystal menampar Marcus.Marcus memegang kedua tangan Krystal sebelum perempuan itu menjambak rambutnya.“Kenapa bukan aku?!” Krystal berteriak. “Kau jijik padaku?!”“Berhentilah, Krystal! Kita batalkan saja pertunangan kita! Kau pasti bisa mendapatkan pria yang mencintaimu!” seru Marcus.“Tidak!” jawab Krystal. “Jika aku tak bisa memilikimu, maka begitu pula perempuan lain!”Marcus tersenyum getir, menatap Krystal dengan tatapan mengasihani.“Kau bilang apa tadi? Lebih dari sepuluh tahun kau mendampingiku? Tidak. Lebih dari sepuluh tahun kau menguntitku.”Krystal terperangah mendengar ucapan Marcus. Air mata Krystal pun berhenti mengalir seketika. Ucapan Marcus seperti terapi kejut yang langsung menyadarkan Krystal.“Ingat perjanjian kita. Jika kau menemuiku lagi tanpa izin, kulaporkan kau ke polisi.”“M-maafkan aku, Marcus ….” Krystal berusaha mengambil simpati Marcus. “Jangan laporkan aku ke polisi! A-aku hanya cemburu ….”Marcus tarik napas panjang.“Kenakan kembali pakaianmu,” ujar Marcus tegas. “Kuantar kau pulang.”Sejam kemudian, Marcus dan Krystal tiba di rumah Keluarga Li. Jerry Li, ayah Krystal sekaligus pengacara pribadi Marcus, menyambut Marcus dan Krystal di halaman rumah mereka.“Tumben kalian datang bersama,” goda Jerry. “Eh, menantuku, seharusnya kau lebih sering mengantar putriku dan mengunjungiku.”Sambil merangkul lengan Marcus erat, Krystal melirik Marcus.Krystal sangat khawatir jika Marcus membocorkan rahasia mereka bahwa pertunangan mereka hanyalah kesepakatan bisnis yang akan segera berakhir.Dan Krystal paling takut jika ayahnya tahu soal hal itu.“Maafkan saya, Ayah Mertua. Saya terlalu sibuk, tidak sempat berkencan.” Marcus tersenyum dan menyalami Jerry. “Saya harus segera kembali ke kantor. Masih ada pertemuan.”“Ya, aku bisa mengerti. Kau mengingatkanku pada diriku sewaktu muda. Dulu aku juga sepertimu, bekerja tanpa kenal waktu.”“Kalau begitu, saya permisi dulu.”“Hati-hati di jalan, Marcus!”Marcus memasuki mobil. Krystal menyusulnya dan mengetuk jendela. Marcus pun sedikit menurunkan kaca.“Maafkan aku. Dan … terima kasih … kau tidak mengadukan kelakuanku pada ayahku ….” bisik Krystal.Air mata Krystal berjatuhan lagi.Dia pun memohon, “Tolong jangan membenciku. Selama ini aku sudah melakukan yang terbaik, demi kau dan Wong Enterprise. Tolong ingat jasa-jasaku. Kadang-kadang aku memang lepas kendali, tapi aku bukan perempuan yang tidak berguna.”Marcus tarik napas panjang dan mengangguk.“Istirahatlah,” kata Marcus, lalu berangkat.Marcus dan Krystal memang sudah saling kenal sejak SMA. Maggie Wong, ibu Marcus, adalah klien Jerry Li, ayah Krystal. Marcus dan Krystal juga bersekolah di SMA yang sama.Ketika mereka SMA, Krystal menguntit Marcus. Krystal juga mendekati Marcus dengan agresif. Saking obsesifnya, Krystal membuat Marcus dijauhi semua orang.Tapi, ibu Marcus menyukai Krystal. Menurut Maggie, walaupun perilaku Krystal mirip seorang psikopat, perempuan itu akan selalu melindungi Marcus. Karena Marcus tidak pernah mendebat ibunya, dia laksanakan pertunangan itu—namun dengan peraturannya sendiri.***Sambil mengemudi, Marcus menelepon Travis.“Di mana Cecilia?” tanya Marcus.“Bagaimana dengan Krystal?” Travis balas bertanya.“Dia sudah pulang.”“Kalian tidak bertengkar?”“Tidak.”“Huh.” Travis mendengus, sedikit kecewa.Bukan ini yang Travis rencanakan.Yang sebelumnya Travis bayangkan adalah Krystal dan Marcus bertengkar hebat, sehingga Jerry Li menggusur Marcus dari kursi CEO Wong Enterprise.Travis tahu Jerry sangat memanjakan putrinya. Jika Krystal terluka oleh Marcus, Jerry bisa dengan mudah mempermalukan Marcus, apalagi Jerry tahu banyak rahasia kotor Marcus. Selain itu, sebagai salah satu pemegang saham Wong Enterprise tertinggi, Jerry dapat mempengaruhi dewan komisaris dalam pemilihan CEO.“Cecilia tidur di hotel bersamaku,” ujar Travis ketus. “Tunangan gilamu menghajar pelacur kesayanganku.”“Kembalikan Cecilia padaku.”“Akan kukembalikan uangmu, tapi aku ingin kita batalkan kontrak Cecilia.”“Travis, berhenti mengoceh.” Marcus menepi di bahu jalan untuk fokus bicara dengan adiknya. “Jika kau tak mengembalikan Cecilia padaku, akan kubekukan semua bisnismu.”“Apa?!”“Kau pikir bagaimana kau bisa menjalani bisnismu dengan tenang meski kau tak pernah bayar pajak?” Marcus nyaris tertawa. “Dan kenapa tak ada gangster lain yang berani mengusikmu walaupun anak buahmu sedikit?”Mulut Travis menganga, namun dia tak mampu berkata-kata.“Travis, akulah yang melindungimu selama ini,” lanjut Marcus dingin.“Ah-ha-ha ….” Travis tertawa canggung. “A-aku tak tahu Kakak sehebat itu ….”“Berikan alamat hotelmu,” pungkas Marcus.Setengah jam kemudian, Marcus tiba di kamar hotel Travis. Cecilia tergeletak tidak sadarkan diri di atas ranjang. Pipi dan mata kirinya lebam akibat dihajar Krystal.“Kau membiusnya?” tanya Marcus pada Travis.“Tidak … dia hanya … mabuk.”Marcus melirik botol brandy yang hampir kosong di atas nakas.“Aku menyuruh Cecilia minum karena dia tampak kesakitan.” Travis cengar-cengir. “Aku tidak macam-macam! Sumpah! Kakak jangan khawatir.”Tanpa bicara lagi, Marcus menggendong Cecilia dan membawanya ke rumah sakit. Marcus ingin memastikan sendiri Travis tidak mencekoki Cecilia dengan narkotik. Untunglah hasil tes darah menyatakan Cecilia hanya mabuk karena alkohol.Bagaimanapun, memar di wajah Cecilia, serta bekas-bekas luka di sekujur badan gadis itu, membuat dokter curiga gadis itu mengalami kekerasan dalam rumah tangga.Dokter tidak langsung mengizinkan Marcus membawa Cecilia pulang, dan memanggil polisi untuk menginterogasi Marcus.“Apa hubungan Tuan dengan Nona Song?”“Saya kekasihnya.”“Kalian tinggal bersama?”“Benar.”“Anda tahu dari mana Nona Song mendapatkan luka-luka itu?”Marcus terdiam dan menggelengkan kepala.“Bukan saya pelakunya,” jawab Marcus. “Kami baru tinggal bersama selama tiga hari.”“Maaf, kami tidak bisa mengizinkan Tuan membawa Nona Song pulang sampai Nona Song bisa memberikan konfirmasi.”“Baiklah, kalau begitu saya akan menemaninya di sini.”Marcus duduk kelelahan di samping ranjang Cecilia di ruang UGD.Saat itu sudah lewat pukul 3 dini hari. Marcus tidak bisa tidur karena ruangan itu terang-benderang dan berisik, padahal pukul 7 nanti dia harus ke kantor.Marcus pun terpaku, memandang wajah Cecilia. Hasrat yang kemarin melanda Marcus sederas ombak pasang kini telah surut, namun tersisa melankolia yang tidak Marcus mengerti.Entah kenapa, jantung Marcus berdenyut nyeri melihat warna merah kebiruan merekah di kulit pucat gadis itu.[Akhir Bab 6]“Jadi seperti ini rupanya pelacur yang berani menggoda tunanganku! Astaga! Kau terlihat murahan!”Wanita yang menyebut Cecilia pelacur itu berkacak pinggang. Dia kurus dan jangkung seperti model, dan hak stilettonya membuat wanita itu sangat menjulang. Wanita itu memiliki wajah yang tidak asing, kemungkinan besar hasil bedah kecantikan di Gangnam.Wanita itu mulai bersumpah-serapah dan menyerang Cecilia dengan membabi-buta.Perlahan, rupa wanita yang mengaku sebagai tunangan Marcus itu berubah menjadi wajah Angel. Dan Cecilia kembali berada di rumah ayahnya, menerima siksa dari ibu tirinya. Cecilia tidak bisa bergerak ataupun bersuara, namun dia dapat mendengar hatinya berteriak.‘Bangunlah, Cecilia! Ini bukan waktumu mati! Kau masih harus membalaskan dendam ayahmu!’Telinga Cecilia berdengung nyaring ketika dia terbangun. Semua yang dilihatnya seolah berputar.Marcus di sisi ranjangnya. Marcus tampak kacau, dengan rambut berantakan dan kantong mata hitam yang kentara.Cecilia hampir
“Marcus! Kenapa pukul segini kau masih belum ada di kantor?! Jangan lupa kau harus menjamu Tuan Richard Ng dari Macao sebelum makan siang!”Itu bukan suara gagak, ataupun omelan ibu mertua. Itu suara Kevin Lau, wakil CEO Wong Enterprise. Kevin menelepon Marcus saat mobil Marcus masih di tengah jalan.“Bibi Susan bilang semalam kau tidak pulang dan Hana bilang kau sempat ditahan polisi! Apa yang sebenarnya terjadi?! Kenapa aku selalu jadi orang terakhir yang tahu?!”Karena audio ponsel Marcus disambungkan ke perangkat audio mobil, Cecilia dapat menyimak omelan Kevin.“Sebentar lagi aku sampai di kantor,” sahut Marcus. “Suruh Hana menyiapkan pakaianku.”“Heeei, kau belum menjawab pertanyaan—”Tap. Marcus menekan sebuah tombol di setir dan memutus sambungan. Pria itu menghela napas berat.Saat itu gedung pencakar langit yang dia tuju sudah tampak seratus meter di hadapan. Cecilia melirik Marcus. Cecilia merasa tidak nyaman karena Marcus membawanya ke kantor, tapi tak ada yang dapat dia k
Matahari sudah terbenam ketika Cecilia terbangun. Lehernya pegal akibat beberapa jam bersandar miring ke bahu Marcus. Cecilia menegakkan duduknya, lalu menoleh, memperhatikan Marcus yang masih pulas di sisinya. Setelah kesadarannya terkumpul penuh, Cecilia beranjak ke arah sebidang jendela besar di balik meja kerja Marcus. Panorama kota yang Cecilia saksikan dari lantai 63 begitu mempesona. Gedung-gedung pencakar langit bahu-membahu, seumpama barisan tombak-tombak raksasa yang menghunjam awan kelabu. Jendela-jendela yang menyala tampak bagaikan gemintang. Baru kali ini Cecilia melihat pemandangan seindah itu seumur hidup. ‘Apa seperti ini rasanya naik pesawat?’ Cecilia belum pernah sekali pun naik pesawat. Sejak lahir, karena ayahnya sangat sibuk dan Cecilia tinggal dengan bibi pengasuh yang sudah renta, Cecilia selalu mendekam di rumah. Setelah ayah Cecilia menikah dengan Angel pun, Cecilia tidak pernah diajak kalau sang ayah pergi bersama Angel, sebab Angel tidak mau diganggu.
Akhirnya, Marcus menggeram, mendekap Cecilia erat-erat.Cecilia berguncang mencapai pelepasannya lagi. Marcus tetap memeluk Cecilia sampai guncangan itu berhenti dan tubuh tegang Cecilia lemas dalam pelukan Marcus. Kemudian, setelah mengatur napas, Marcus mengecup kening Cecilia.Cairan kental melimpah, mengalir di paha Cecilia saat Marcus mencabut diri dari celah Cecilia.“Kau mengantuk lagi?” tanya Marcus lembut.“Gaunku jadi kusut dan lembap karena aku berkeringat,” gerutu Cecilia sambil menyandarkan kepalanya di bahu Marcus.Marcus tertawa ringan.“Tuan terlalu gegabah.” Cecilia sedikit mengomel. “Aku tak pernah minum pil kontrasepsi.”Susah-payah Cecilia menggerakkan tubuhnya yang lunglai untuk mengambil tisu dan menyeka pahanya.“Tuan pun tak pernah menggunakan pengaman selama berhubungan denganku. Tuan juga selalu keluar di dalam. Apa Tuan tidak tahu risikonya?”“Terus kenapa kalau kau hamil?” Marcus membersihkan dirinya sendiri. “Aku akan bertanggungjawab.”Cecilia terdiam mem
Krystal memiliki banyak mata-mata yang dia susupkan di kantor dan rumah Marcus untuk mengawasi sang tunangan. Salah satu mata-matanya di kantor adalah sekretaris Kevin. Kabar tentang Marcus membawa si pelacur buta ke kantor pun sampai ke telinga Krystal.“Tuan Marcus juga menyuruh sekretarisnya membeli pakaian dan sepatu untuk Nona Song, serta memesan tempat untuk makan malam di Restoran Le Caprice,” lapor Dona, sekretaris Kevin itu, melalui telepon.“Mereka makan malam berdua di restoran itu?”“Benar, Nona.”“Baiklah. Terima kasih telah memberitahuku, Dona. Aku akan menghubungimu lagi lain waktu.”Usai memutus sambungan, Krystal tertawa lantang, meski hatinya terluka.Tunangan yang selama ini begitu dingin kepadanya, sekarang bersikap begitu romantis pada perempuan lain.Bagi Krystal itu sebuah penghinaan besar yang dilakukan Marcus terhadapnya dan juga terhadap Keluarga Li.Walaupun Krystal dan Marcus hanyalah tunangan di atas kertas, namun Marcus tidak pantas berkencan di hadapan o
“Nama saya Jackson, pengawal pribadi Nona.” Jackson menatap Cecilia yang tidak berpaling ataupun menjawab perkenalan dirinya. Jackson membatin, ‘Jadi begini rupanya Si Buta Nakal yang digunjingkan orang-orang yang bekerja di rumah ini ….’ Jackson cukup terkejut karena aura Cecilia jauh dari kesan nakal. “Jika ada yang Nona perlukan, Nona katakan saja pada saya,” kata Jackson ramah. Namun Cecilia tetap membisu. Jackson menghela napas berat dan terdiam. Entah berapa menit berlalu dalam hening yang membosankan. Jackson mulai tersiksa oleh keheningan ini. Dalam hati Jackson agak menyesal, seharusnya dia tolak saja tawaran pekerjaan sebagai bodyguard dari Bibi Susan, bibinya sendiri. Kalau begini, lebih enak kerja serabutan, karena Jackson masih boleh bebas bergerak dan bicara ketika bekerja. Jackson kembali melirik Cecilia. Jackson bertanya-tanya apa yang ada di benak nona itu, sementara dia buta, dan tidak mau diajak bicara. “Apa Nona tidak merasa bosan?” Jackson kelepasan berta
“Kau … orang yang baik …” kata Cecilia. “Kamu seorang pemberani.”Pujian Cecilia membuat Jackson tercengang.“Untuk membela teman-temanmu di panti asuhan, kamu berani berbuat nekat, walaupun kamu pasti tahu, itu dapat membahayakan dirimu,” lanjut Cecilia. “Kalau aku jadi kamu, aku juga akan melakukan hal itu.”“Terima kasih ….” Jackson menundukkan kepala karena tersipu.Memiliki teman baru yang sefrekuensi di pengasingan ini membuat Cecilia merasa punya harapan. Jackson yang baik hati pasti akan berkenan membantu Cecilia kabur dari tempat ini. Mungkin kelak Cecilia akan minta bantuan Jackson untuk menyediakan tempat bersembunyi di pasar.“Di mana kau tinggal sekarang?” tanya Cecilia.“Di asrama pegawai Keluarga Wong. Lokasinya tidak jauh dari sini.”“Apa kau akan menemaniku setiap hari?”“Tentu saja.”Cecilia tersenyum lega. “Syukurlah, kalau begitu ….”Seorang pelayan datang ke paviliun itu.“Nona Song, Bibi Susan menawarkan, apakah Anda mau menyantap roti yang baru matang dan teh di
Dalam pelukan Marcus, Cecilia tidak dapat membendung air matanya lagi.Marcus masih tidak mengerti apa yang membuat Cecilia menangis, tapi Marcus membiarkan Cecilia mengungkapkan emosi yang lama dibendungnya.Marcus pun mengamati gadis itu. Marcus dapat membayangkan, dinding es yang gadis itu bangun untuk menyembunyikan siapa dia sebenarnya telah meleleh. Dan kini Cecilia tampak rapuh.Mata Cecilia yang berlinang pun bersorot lembut, bukan lagi mata pendendam yang selalu waspada. Raut wajahnya menunjukkan seluruh kepedihan yang tidak dia ceritakan kepada siapapun. Dan isaknya adalah melodi berbagai tragedi yang telah menimpanya sejak gadis itu masih begitu kecil.Marcus merasakan nyeri menggelenyar di dalam dada ketika dia saksikan Cecilia bangkit, duduk memunggungi Marcus untuk menyembunyikan tangisnya, seraya memeluk dirinya sendiri.Sekarang Marcus paham apa yang membuat Cecilia begitu menarik.Marcus bukan hanya terpikat oleh kecantikan yang tidak Cecilia sadari, namun juga oleh k