Pukul setengah enam pagi. Olivia menangis, membangunkan Cecilia. Cecilia masih mengantuk, namun dia harus menggendong Olivia yang sekarang berada di kotak bayi.Entah kenapa, badan Cecilia terasa begitu berat. Cecilia tak bisa bergerak di balik selimut. Panas. Cecilia merasa gerah dan agak sesak napas, seolah-olah dia terjebak dalam peti mati dan terkubur jauh di dalam tanah.Cecilia, yang tidur berselimut sampai menutupi kepalanya, berusaha untuk menepis sesuatu yang melingkari pinggangnya. Ujung jari-jarinya menyentuh tekstur yang tak bisa dia kenali.Wanita itu terus meraba-raba ke bawah, ke sesuatu yang berat dan membuat kakinya tak bisa bergerak. Kedua mata Cecilia terbelalak. Dia pun mengerahkan seluruh kekuatannya dan bergegas merangkak turun dari tempat tidur. Begitu dia menoleh—Travis, berbaring miring di sisinya, sedang mengamatinya sambil menyeringai. “Selamat pagi, Cecilia,” sapa pria itu dengan mesra, membuat Cecilia merinding.Sebelumnya, Travis meletakkan tangannya di
Cecilia masih berusaha memahami apa yang terjadi pada Travis.Travis memang pandai bersikap romantis, tapi Cecilia merasa semua itu sangatlah janggal.Cecilia yakin Travis sedang berdusta, karena matanya ketika menatap Cecilia tampak kosong. Bahkan, kendati Cecilia belum pernah berkencan dengan siapapun, Cecilia tahu mata seseorang yang jatuh cinta. Semenjak belia, Cecilia selalu mengamati interaksi ayahnya dengan ibu tirinya, dan Cecilia menyadari sesuatu.Ayah Cecilia serius mencintai Angel, ibu tiri Cecilia. Sebaliknya, Angel hanya mencintai uang ayah Cecilia saja. Walaupun demikian, Angel dapat mengelabui Chris, seolah ayah Cecilia itu adalah laki-laki satu-satunya yang dia cintai.Padahal selama bertahun-tahun Angel memiliki selingkuhan, dan Chris bahkan tahu hal itu.Dan kini, Travis melakukan hal itu. Berdusta. Berpura-pura dia mencintai Cecilia. Tapi kenapa? Untuk apa?Rasa curiga Cecilia pun terbukti karena sudah beberapa kali dia melihat Travis main-main dengan para pelayan
Kedua pelayan muda yang kerap menemani Travis di malam hari itu bernama Lucy dan Nana. Tampaknya mereka berteman akrab, tapi sebenarnya mereka bersaing ketat mendapatkan hati Travis. Mereka bersaing dengan cara yang cukup kotor, seperti saling menjelek-jelekkan satu sama lain di belakang, dan saling menyabotase pekerjaan agar saingan mereka terlihat buruk di hadapan Travis.Sebenarnya Cecilia tidak ingin memperalat kedua pelayan muda itu. Cecilia tahu mereka cukup polos sehingga mereka jatuh cinta kepada buaya darat seperti Travis. Tapi Cecilia tak punya pilihan lain.Cecilia pun mendekati Lucy dan Nana secara terpisah, untuk mengobservasi, apakah kedua pelayan itu bisa membantunya.‘Mereka pasti akan membantuku kalau aku iming-imingi mereka posisi yang membuat mereka semakin dekat dengan Travis, kan?’ Begitulah rencana Cecilia. ‘Sebagai Nyonya di rumah ini, aku bisa mengatur supaya mereka lebih sering bertemu Travis.’Bagaimanapun, Cecilia tak boleh gegabah. Kedua pelayan muda itu se
‘Ah, sialan, aku harus mulai kuliah bulan depan ….’ Jackson menatap surat notifikasi dari sebuah sekolah tinggi ilmu bisnis yang baru diterima dan dibacanya beberapa menit yang lalu. Dia menarik napas berat. Dadanya terasa agak sesak.Pemuda itu menyalakan rokok. Desahan-desahan gelisah terdengar berkali-kali di antara embusan asap yang keluar dari mulut dan hidungnya. Jackson menyesali keputusannya untuk mengikuti saran bosnya yang menginginkan pemuda itu kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Jackson anggap dirinya tak membutuhkan hal itu. Cuma buang-buang uang, tenaga dan waktu. Seharusnya dia mengiyakan saja ketika Travis bertanya kepadanya apakah dia ingin jadi supir selamanya. Jackson tak memiliki ambisi juga kepercayaan diri untuk bercita-cita muluk. Lagipula dia sudah merasa nyaman dengan kehidupannya yang sekarang.‘Tapi … Kak Cecilia juga menuntutku untuk jadi pria berpendidikan … katanya supaya aku bisa melindungi lebih banyak orang …’ pikir Jackson se
Jackson jatuh cinta. Begitu cepat dan tak terkendali. Kejadiannya sekitar dua minggu setelah masa orientasi berakhir.Mahasiswa-mahasiswa baru diwajibkan mengikuti kuliah umum yang akan disampaikan oleh Menteri Keuangan, Perdagangan dan Industri. Beberapa menit sebelum acara dimulai, seorang gadis tak dikenal masuk ke dalam auditorium bersama seekor anjing pemandu tunanetra peranakan Golden Retriever. Karena anjingnya yang besar dan menggemaskan itu, perhatian orang-orang langsung terarah kepadanya.Si gadis berkacamata hitam berjalan dengan gugup dan hati-hati. Ia meniti tangga di antara deretan bangku audiens dengan tangan yang meraba-raba sambil tak henti-hentinya mengucapkan, “Maaf … permisi … maafkan saya ….” Dan orang-orang pun menyadari bahwa gadis itu seorang tunanetra.Tapi, dari tempat duduknya di atas mezzanine, Jackson mengamati bahwa tak seorang pun membantu gadis buta itu. Orang-orang enggan bergerak dari bangku yang sudah mereka tempati. Mereka tak pula sudi mengarahkan
Kalau ditanya kapan tepatnya Jackson mulai jatuh cinta kepada Sara, pemuda itu tak akan bisa menjawab. Tapi dari hari ke hari rasa sukanya kepada gadis itu semakin banyak, meluap-luap tak terbendung. Dan karena perasaan yang membabi-buta itu, Jackson tak mampu mengendalikan perilakunya.Orang-orang bilang si gangster muda itu sudah gila.Pertama, orang-orang tahu Jackson masih berstatus sebagai pacar Cherry, namun Jackson berusaha mendekati Sara secara gamblang tanpa sedikitpun bersikap malu-malu. Gara-gara hal itu Cherry jadi meradang. Cherry menampar Jackson dan memutuskannya di muka umum sambil berpura-pura tegar, layaknya sebuah adegan film saja.Kedua, seperti sengaja cari penyakit, Jackson juga memusuhi Senior Lucas Li si ketua BEM dan terus-terang mengakui ia benci kepada Lucas.Akibatnya sekarang Jackson kembali jadi orang buangan di kampus. Tapi, karena citranya yang dikenal sebagai anggota gangster, orang-orang tak berani mengusiknya. Masalahnya, Sara ikut-ikutan menjauhinya
Walaupun Jackson sudah memikirkan kata-kata Paman Long berkali-kali, Jackson tetap ingin menjaga Sara dan menjauhkan gadis itu dari Lucas. Masalahnya, Sara selalu pulang bersama Lucas naik mobil Lucas. Jackson tak bisa membuntuti mereka. Maka, pada suatu malam, Jackson nekad menyelinap ke dalam kantor administrasi kampus untuk mengakses database mahasiswa demi menemukan alamat rumah Sara. Rintangan pertama, sepasang petugas keamanan yang berpatroli, dengan mudah dilewatinya. Rintangan kedua adalah membuka kunci pintu kantor administrasi. Jackson sudah belajar dari Naga Kecil yang ahli membuka kunci dengan jepit rambut. Pada akhirnya Jackson berhasil berada di dalam kantor administrasi. Pemuda itu tersenyum lega. Ia menyalakan komputer dan ia pun menghadapi rintangan terakhir yang membuatnya kelimpungan dan benar-benar terpukul. Jackson tak tahu password komputer itu. *** Mendengar cerita Jackson tentang Lucas dan perlakuannya terhadap Jun dan Sara, Naga Kecil ikut jengkel. “Sebe
Sebuah notifikasi pesan dari Mikey muncul di layar ponsel Marcus.“Aku telah menemukan mantan karyawanmu yang dulu menculik Cecilia dari mall. Di kantormu dia menggunakan nama Joe Ma, tapi nama aslinya Ng Yuk-Sing, seorang mantan narapidana yang pernah ditangkap karena sering melakukan penipuan maya. Aku tunggu kau di pelabuhan.”Begitu membaca pesan itu, Marcus langsung pergi ke lokasi yang diberikan Mikey.Sejam kemudian, Marcus tiba di gudang pelabuhan, di mana Mikey sedang menginterogasi Yuk-Sing. Yuk-Sing diikat di sebuah kursi. Wajahnya babak belur karena dipukuli.Saat melihat Yuk-Sing, Marcus pun tidak tahan ingin melayangkan tinju ke wajah Yuk-Sing, tapi Mikey segera menahannya.“Eh, tahan tinjumu, dia sudah hampir pingsan,” kata Mikey sambil merangkul Marcus. “Tanyakanlah apa yang ingin kau tanyakan, sebelum dia benar-benar tak sadarkan diri.”Marcus mengepalkan tangan erat-erat. Napas Marcus terdengar berat. Dada Marcus kembang-kempis, amarah bagaikan lahar panas yang mengg
Pukul 10 malam, Marcus tiba di kamar tidurnya.Sejak Marcus memandangi wajah Cecilia yang terlelap di sofa, sebab tampaknya wanita itu tertidur kala sedang membaca buku sambil menunggu kedatangan suaminya.Dengan sangat hati-hati Marcus menggendong Cecilia, memindahkan wanita itu ke atas ranjang. Cecilia sedikit mengerang ketika Marcus meletakkannya. Dan tepat saat Marcus sedang menyelimutinya, mata wanita itu terbuka.“Sayang?” bisik Cecilia. “Kau sudah pulang?”Marcus tersenyum. “Apa aku membangunkanmu?”“Memang tadinya aku berniat untuk tidur sebentar.” Cecilia menguap. “Kau sudah makan?”“Tentu saja. Kau tampak lelah, Cecilia. Tidurlah kembali.” Marcus mengecup kening Cecilia dan mengusap pipinya.“Tapi aku belum makan,” keluh Cecilia. “Dan aku lapar.”“Oh.” Marcus tersentak kaget. “Mau kubuatkan sesuatu?”Cecilia meringis dan menganggukkan kepala.“Baiklah, ayo.” Marcus mengangkat ketiak Cecilia, menggendong sang istri di depan. Marcus berjalan ke arah pintu sambil mencumbui Ceci
Bergeming di tempatnya berdiri, Marcus tertegun menyaksikan kericuhan di ruang sidang usai tuan hakim memutuskan dirinya tak bersalah dan bebas.Setelah polisi membawa Travis, Jerry dan Krystal pergi untuk penyelidikan, Cecilia bergegas menemui suaminya.Cecilia pun berlari ke dalam pelukan Marcus. Air mata wanita itu berderai. Mereka bercumbu singkat, lalu sambil memandang wajah istrinya, Marcus tampak kebingungan.“Cecilia … kau baik-baik saja? Mengapa kau datang bersama Travis? Dan … apa yang baru saja terjadi?” Marcus bertanya gugup.“Kebakaran di rumah kita terjadi karena Travis. Dia juga menculikku dan Olivia malam itu. Namun, selama Travis menyekap kami di rumahnya, aku menggunakan kesempatan itu untuk mengumpulkan bukti-bukti kejahatannya,” terang Cecilia tegas.Marcus terpana mendengarkan ucapan istrinya.Lantas Cecilia melanjutkan, “Pada saat Jackson menemuiku semalam, aku langsung menghubungi detektif pribadiku dengan menggunakan ponsel Jackson. Aku minta Jackson menjelaska
Empat hari kemudian.Tubuh Cecilia menggigil ketika ia melihat secarik kertas yang disodorkan Travis ke arahnya. Cecilia tahu isi kertas itu. Kertas itu adalah surat permohonan cerai yang harus dia tandatangani, syarat yang harus dipenuhi, jika dia ingin melihat persidangan Marcus.Travis menunggu dengan tidak sabar.Travis menggebrak meja. “Ayolah, Cecilia, berikan tanda tanganmu! Jangan buang-buang waktu! Sidangnya dimulai satu jam lagi!”Hari ini Travis juga harus hadir di persidangan itu sebagai saksi.“Kita tidak boleh terlambat datang, bukan?”“B-baiklah ….” Dengan tangan gemetar Cecilia meraih pulpen dan membubuhi kertas itu dengan tanda tangannya. “A-aku sudah melakukannya ….”“Jackson!” Travis memanggil Jackson, yang kini menjadi tangan kanannya. “Mari kita berangkat!”“Ya, Tuan.” Jackson membungkuk dan melirik Cecilia.Jackson menyaksikan bagaimana Travis meraih tangan Cecilia dengan kasar dan menyeret wanita itu ke mobil. Sejujurnya Jackson merasa sangat iba dan sangat bers
Marcus yang sedang berduka memikirkan nasib istri dan anaknya, tiba-tiba mendapat kejutan baru lagi, kali ini dari kantor pengacara Li & Associates.Seperti yang sudah Cecilia wanti-wanti sebelum Marcus kembali dari Guangzhou, Li & Associates yang diberikan tanggung jawab penuh oleh CEO yang sekarang menjabat (Travis) untuk merombak ulang manajemen di Wong Enterprise, dikabarkan oleh media bahwa mereka ‘telah menemukan kecurangan CEO terdahulu (Marcus)’.Sekelompok jaksa mendatangi tempat di mana Marcus menetap selama rumahnya direnovasi pasca kebakaran. Mereka datang dengan membawa surat perintah penyidikan. Artinya, Marcus telah ditetapkan sebagai tersangka, atas kasus penggelapan dana pegawai.“Anda sebagai bos telah dengan sengaja melakukan tindakan korupsi, seperti memotong gaji pegawai tanpa alasan yang sah atau menggunakan gaji pegawai untuk kepentingan pribadi!” Begitulah yang disampaikan kepala jaksa kepada Marcus. “Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, And
Di balik kabut tebal dan pepohonan lebat, mansion keluarga Wong yang telah berusia lebih dari satu dasawarsa berdiri megah dan gagah, terpencil dari keramaian kota. Kemegahannya kini diselimuti asap hitam pekat, menandakan kobaran api yang melahap habis bangunan megah tersebut.Suara sirine pemadam kebakaran memecah kesunyian malam, membawa para petugas ke tempat kejadian. Api berkobar dengan ganas, melalap setiap sudut mansion. Asap tebal menyelimuti area, menyulitkan upaya pemadaman.Para petugas berjibaku melawan api, berusaha menyelamatkan apa pun yang masih bisa diselamatkan. Namun, upaya mereka terhambat oleh struktur bangunan yang tua dan rapuh, serta kondisi yang gelap dan penuh asap.Setelah berjam-jam berjuang, api akhirnya berhasil dipadamkan. Namun, mansion yang dulunya megah kini hanya tinggal puing-puing yang menghitam.Keesokan paginya, seorang detektif bernama Victor Huang ditugaskan untuk menyelidiki kasus kebakaran ini. Detektif Huang memiliki reputasi yang baik dala
Selama Marcus jauh dari rumah untuk mengusut kasus pembunuhan Mikey Han, Marcus selalu menghubungi Cecilia setiap malam, untuk memastikan kondisi di rumah mereka aman.Marcus juga telah memastikan bahwa keamanan di kediaman Wong dijaga ketat, mengingat bahwa pembunuh Mikey Han juga mengincar nyawa Marcus, dan mungkin nyawa keluarga Marcus.Sekelompok bodyguard profesional bertugas menjaga kediaman Wong 24/7. Mereka terlatih dalam berbagai teknik bela diri dan penggunaan senjata api. Bodyguard ini selalu berpatroli di sekitar rumah, baik di dalam maupun di luar. Mereka juga memantau kamera pengawas dan siap merespons setiap tanda-tanda bahaya. Bodyguard ini juga terhubung dengan pusat kendali yang dilengkapi dengan sistem alarm dan komunikasi canggih.Jaringan kamera pengawas yang canggih dipasang di seluruh bagian rumah, baik di dalam maupun di luar. Kamera ini dapat merekam gambar dan suara dengan kualitas tinggi, bahkan dalam kondisi minim cahaya. Rekaman kamera pengawas disimpan di
Tiga minggu kemudian setelah kematian Mikey Han atau Han Tae-Sung, kegemparan dan kepanikan terjadi di Yusan Developers.Jay Kim, yang seharusnya menggantikan Mikey menjabat sebagai presiden komisaris Yusan Developers, tiba-tiba ditangkap oleh Interpol dan FBI di Hawaii dengan tuduhan mendalangi beberapa kegiatan ilegal di Amerika.Lalu, di rapat direksi, muncul orang baru yang benar-benar asing.Perut buncit orang itu sangat maju seperti wanita hamil yang tak kunjung melahirkan. Kening dan telapak tangannya selalu berkeringat. Segelintir helai uban di atas kepalanya disisir menyamping untuk menutupi botaknya yang tak merata.Matanya yang kecil terselip di antara kelopak yang tebal penuh lemak. Hanya dengan melihat matanya saja Marcus Wong langsung tahu orang itu bukanlah orang yang bisa dipercaya. Mata yang sungguh licik dan mesum.Orang itu, Don Choi, memiliki 30% saham Yusan. Hal itu menjadikannya pemegang saham terbesar nomor satu di Yusan. Pemegang saham terbesar nomor dua adalah
Di dunia yang terancam oleh kekuatan jahat dan bahaya tak terduga, masih dapat ditemukan para individu luar biasa yang ditakdirkan untuk bersatu. Itu adalah misi awal Robert dan Oskar mengumpulkan pasukan mereka. Mereka adalah para avengers, masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan unik, dan mereka berasal dari latar belakang yang berbeda.Pertemuan pertama mereka penuh dengan kekacauan dan kebingungan. Para calon anggota pasukan rahasia Robert dan Oskar, yang saat itu masih belum saling mengenal, sebagian besar diambil dari jalanan. Mereka terbiasa bekerja sendiri-sendiri, namun Robert dan Oskar memberikan mereka berbagai misi untuk menyatukan perbedaan mereka dan membuat mereka saling mendukung dan bekerja sama.Pertempuran sengit antar gangster dan penjahat melanda berbagai kota. Oskar memimpin pasukan, dibantu oleh Robert yang gesit di belakang layar. Meskipun mereka memiliki kekuatan luar biasa, para Avengers hampir kewalahan oleh jumlah gangster yang tak terhitung jumlahnya
Awal sakit hati Robert terhadap para penguasa dan para pemimpin militer adalah setelah dia mengamati penderitaan rakyat. Rutin Robert hilir-mudik mengunjungi teman-teman misteriusnya di berbagai distrik abu-abu ataupun distrik lampu merah. Robert pun betah menginap berhari-hari di rumah para “kamerad”-nya dan mulai terobsesi dengan literatur-literatur sayap kiri.Distrik-distrik itu begitu padat dan pengap. Hiruk-pikuk khas perkampungan kumuh perkotaan acap membuat Robert senewen. Dengan was-was ia mengikuti kawannya menelusuri gang-gang sempit yang kotor, becek, dengan bau sampah dan tinja tak putus-putus menusuk hidung.Bau busuk itu menembus masker yang selalu Robert pakai untuk menyamarkan wajahnya. Di sepanjang gang-gang yang ia dan kawannya lewati, orang-orang bertampang sangar dan bersuara nyaring melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, tampak begitu semarak sekaligus menegangkan.Dari beranda sebuah rumah petak terdengar keributan. Seorang perempuan tua berkelahi dengan seor