Jackson jatuh cinta. Begitu cepat dan tak terkendali. Kejadiannya sekitar dua minggu setelah masa orientasi berakhir.Mahasiswa-mahasiswa baru diwajibkan mengikuti kuliah umum yang akan disampaikan oleh Menteri Keuangan, Perdagangan dan Industri. Beberapa menit sebelum acara dimulai, seorang gadis tak dikenal masuk ke dalam auditorium bersama seekor anjing pemandu tunanetra peranakan Golden Retriever. Karena anjingnya yang besar dan menggemaskan itu, perhatian orang-orang langsung terarah kepadanya.Si gadis berkacamata hitam berjalan dengan gugup dan hati-hati. Ia meniti tangga di antara deretan bangku audiens dengan tangan yang meraba-raba sambil tak henti-hentinya mengucapkan, “Maaf … permisi … maafkan saya ….” Dan orang-orang pun menyadari bahwa gadis itu seorang tunanetra.Tapi, dari tempat duduknya di atas mezzanine, Jackson mengamati bahwa tak seorang pun membantu gadis buta itu. Orang-orang enggan bergerak dari bangku yang sudah mereka tempati. Mereka tak pula sudi mengarahkan
Kalau ditanya kapan tepatnya Jackson mulai jatuh cinta kepada Sara, pemuda itu tak akan bisa menjawab. Tapi dari hari ke hari rasa sukanya kepada gadis itu semakin banyak, meluap-luap tak terbendung. Dan karena perasaan yang membabi-buta itu, Jackson tak mampu mengendalikan perilakunya.Orang-orang bilang si gangster muda itu sudah gila.Pertama, orang-orang tahu Jackson masih berstatus sebagai pacar Cherry, namun Jackson berusaha mendekati Sara secara gamblang tanpa sedikitpun bersikap malu-malu. Gara-gara hal itu Cherry jadi meradang. Cherry menampar Jackson dan memutuskannya di muka umum sambil berpura-pura tegar, layaknya sebuah adegan film saja.Kedua, seperti sengaja cari penyakit, Jackson juga memusuhi Senior Lucas Li si ketua BEM dan terus-terang mengakui ia benci kepada Lucas.Akibatnya sekarang Jackson kembali jadi orang buangan di kampus. Tapi, karena citranya yang dikenal sebagai anggota gangster, orang-orang tak berani mengusiknya. Masalahnya, Sara ikut-ikutan menjauhinya
Walaupun Jackson sudah memikirkan kata-kata Paman Long berkali-kali, Jackson tetap ingin menjaga Sara dan menjauhkan gadis itu dari Lucas. Masalahnya, Sara selalu pulang bersama Lucas naik mobil Lucas. Jackson tak bisa membuntuti mereka. Maka, pada suatu malam, Jackson nekad menyelinap ke dalam kantor administrasi kampus untuk mengakses database mahasiswa demi menemukan alamat rumah Sara. Rintangan pertama, sepasang petugas keamanan yang berpatroli, dengan mudah dilewatinya. Rintangan kedua adalah membuka kunci pintu kantor administrasi. Jackson sudah belajar dari Naga Kecil yang ahli membuka kunci dengan jepit rambut. Pada akhirnya Jackson berhasil berada di dalam kantor administrasi. Pemuda itu tersenyum lega. Ia menyalakan komputer dan ia pun menghadapi rintangan terakhir yang membuatnya kelimpungan dan benar-benar terpukul. Jackson tak tahu password komputer itu. *** Mendengar cerita Jackson tentang Lucas dan perlakuannya terhadap Jun dan Sara, Naga Kecil ikut jengkel. “Sebe
Sebuah notifikasi pesan dari Mikey muncul di layar ponsel Marcus.“Aku telah menemukan mantan karyawanmu yang dulu menculik Cecilia dari mall. Di kantormu dia menggunakan nama Joe Ma, tapi nama aslinya Ng Yuk-Sing, seorang mantan narapidana yang pernah ditangkap karena sering melakukan penipuan maya. Aku tunggu kau di pelabuhan.”Begitu membaca pesan itu, Marcus langsung pergi ke lokasi yang diberikan Mikey.Sejam kemudian, Marcus tiba di gudang pelabuhan, di mana Mikey sedang menginterogasi Yuk-Sing. Yuk-Sing diikat di sebuah kursi. Wajahnya babak belur karena dipukuli.Saat melihat Yuk-Sing, Marcus pun tidak tahan ingin melayangkan tinju ke wajah Yuk-Sing, tapi Mikey segera menahannya.“Eh, tahan tinjumu, dia sudah hampir pingsan,” kata Mikey sambil merangkul Marcus. “Tanyakanlah apa yang ingin kau tanyakan, sebelum dia benar-benar tak sadarkan diri.”Marcus mengepalkan tangan erat-erat. Napas Marcus terdengar berat. Dada Marcus kembang-kempis, amarah bagaikan lahar panas yang mengg
“Apa kau membenciku? Apa ada kesalahanku yang belum kau maafkan, Travis? Kalau memang begitu, aku minta maaf ….”Mendengar ucapan Marcus, Travis hanya diam.Travis kembali mengosongkan gelas whiskey-nya.Lantas, setelah buang napas panjang, pria yang mulai mabuk itu tersenyum pada kakaknya.“Aku tidak mengenal benar atau salah.” Travis mengesah. “Aku hanya tidak suka padamu.”“Baiklah, kau tidak suka padaku, tapi kenapa?” desak Marcus. “Kau seperti Cecilia, yang membenciku lantas meninggalkanku tanpa alasan jelas.”“Ah … Cecilia … perempuan bodoh itu ….” Travis menggelengkan kepala. “Aku juga tidak mengerti keinginannya. Kau gagal merayunya, aku juga gagal. Dia pernah hidup dalam kemiskinan yang mencekik, tapi kenapa perempuan itu tidak menginginkan kekayaan yang kutawarkan?”Marcus tertegun. “Apa katamu?”“Ups.” Travis memukul bibir. “Ah … sial … aku hanya meracau. Sepertinya aku mabuk. Aku harus pulang.”“Travis, sejujurnya kau tahu di mana Cecilia, kan?” tanya Marcus.“A-aku tidak
Marcus tertegun memandang Cecilia yang memeluk Travis, dan Cecilia pun tercengang menatap Marcus.Setelah sekian lama mereka berpisah, Marcus menyaksikan istrinya memeluk pria lain.Berbagai emosi menyergap Marcus seketika, membuat pria itu semakin gelap mata.Marcus bergegas menghampiri Cecilia dan mendorong wanita itu menjauh dari Travis. Lantas Marcus mencengkeram kerah Travis. Marcus sudah siap melayangkan bogem mentah ke wajah Travis, namun Cecilia segera menghalangi Travis.“Tidak! Jangan! Tolong jangan kau sakiti Travis!” seru Cecilia di hadapan Marcus.Marcus memelototi Cecilia. “Apa kau bilang …?!” Marcus tampak sangat terpukul mendengarnya.“A-aku tahu kau marah … karena aku telah meninggalkanmu … tapi jangan lampiaskan amarahmu pada adikmu ….”“Apa maksudmu, Cecilia?” Mata Marcus berkaca-kaca. “Kenapa kau malah membela si keparat ini? Atau memang kau minta tolong Travis untuk kabur dariku? Dan sekarang kau memilih Travis daripada aku?”“Tidak! Tentu saja bukan begitu! A-aka
“Benarkah saya boleh pulang, Nyonya?”“Tentu saja, kau pulanglah, Lucy. Bawa uang ini. Rawatlah ibumu dulu, juga perbaiki hubunganmu dengan kekasihmu.”“N-Nyonya ….” Lucy menatap Cecilia dengan mata berkaca-kaca. “Nyonya tidak memecat saya, kan?”“Tidak, Lucy. Aku hanya memberimu cuti beberapa bulan. Kalau kau sudah siap kembali bekerja, kabari aku, ya,” jawab Cecilia sambil tersenyum.“Nyonyaaa!” Lucy memeluk Cecilia erat. “Terima kasih banyak, Nyonya … Tuan ….”“Kau boleh berangkat sekarang, selagi hari masih pagi.”“Baik, Nyonya.”Lucy memberikan Olivia pada Cecilia, kemudian undur diri dari kamar Marcus dan Cecilia.“Kau tidak apa-apa, tanpa pengasuh Olivia?” tanya Marcus pada Cecilia. “Perlukah kita cari pengasuh sementara?”“Tidak masalah. Aku sudah terbiasa mengurus Olivia sendirian.”Cecilia menyerahkan Olivia untuk digendong Marcus.“Justru aku sedang berpikir, aku ingin liburan bersamamu dan Olivia. Sepertinya itu bagus untuk membangun kedekatan kita kembali.”Tiba-tiba Oliv
Berlibur ke luar negeri cukup mendebarkan. Cecilia sangat antusias karena ini merupakan pengalaman pertamanya pergi ke luar negeri. Namun, dibanding itu, tidak ada yang lebih menegangkan daripada duduk di sebelah Marcus selama berada di bandara.Sekali lagi Cecilia tertampar kenyataan bahwa suaminya memang tampan, dan Marcus bisa menjadi seorang model dengan wajah dingin eksotis dan tubuh jangkung berotot itu.Penampilan Marcus hari itu sempurna. Dia mengenakan kaus turtleneck hitam, jaket suede warna cokelat, sementara celana jeans hitam berpotongan pas membalut kedua tungkai kakinya yang panjang. Sepasang kaca mata hitam menambah aura maskulinnya yang menggoda, begitu pula jam tangan dan sepatu kulitnya.Tangan Marcus yang kekar sibuk menggeret koper di sebelah kiri, sementara yang kanan mendorong stroller Olivia. Apa yang dia lakukan itu membuatnya tiga ratus kali lipat terlihat lebih seksi. Orang-orang, khususnya para wanita, tidak bisa melewatinya tanpa menoleh.Cecilia yang tida
Pukul 10 malam, Marcus tiba di kamar tidurnya.Sejak Marcus memandangi wajah Cecilia yang terlelap di sofa, sebab tampaknya wanita itu tertidur kala sedang membaca buku sambil menunggu kedatangan suaminya.Dengan sangat hati-hati Marcus menggendong Cecilia, memindahkan wanita itu ke atas ranjang. Cecilia sedikit mengerang ketika Marcus meletakkannya. Dan tepat saat Marcus sedang menyelimutinya, mata wanita itu terbuka.“Sayang?” bisik Cecilia. “Kau sudah pulang?”Marcus tersenyum. “Apa aku membangunkanmu?”“Memang tadinya aku berniat untuk tidur sebentar.” Cecilia menguap. “Kau sudah makan?”“Tentu saja. Kau tampak lelah, Cecilia. Tidurlah kembali.” Marcus mengecup kening Cecilia dan mengusap pipinya.“Tapi aku belum makan,” keluh Cecilia. “Dan aku lapar.”“Oh.” Marcus tersentak kaget. “Mau kubuatkan sesuatu?”Cecilia meringis dan menganggukkan kepala.“Baiklah, ayo.” Marcus mengangkat ketiak Cecilia, menggendong sang istri di depan. Marcus berjalan ke arah pintu sambil mencumbui Ceci
Bergeming di tempatnya berdiri, Marcus tertegun menyaksikan kericuhan di ruang sidang usai tuan hakim memutuskan dirinya tak bersalah dan bebas.Setelah polisi membawa Travis, Jerry dan Krystal pergi untuk penyelidikan, Cecilia bergegas menemui suaminya.Cecilia pun berlari ke dalam pelukan Marcus. Air mata wanita itu berderai. Mereka bercumbu singkat, lalu sambil memandang wajah istrinya, Marcus tampak kebingungan.“Cecilia … kau baik-baik saja? Mengapa kau datang bersama Travis? Dan … apa yang baru saja terjadi?” Marcus bertanya gugup.“Kebakaran di rumah kita terjadi karena Travis. Dia juga menculikku dan Olivia malam itu. Namun, selama Travis menyekap kami di rumahnya, aku menggunakan kesempatan itu untuk mengumpulkan bukti-bukti kejahatannya,” terang Cecilia tegas.Marcus terpana mendengarkan ucapan istrinya.Lantas Cecilia melanjutkan, “Pada saat Jackson menemuiku semalam, aku langsung menghubungi detektif pribadiku dengan menggunakan ponsel Jackson. Aku minta Jackson menjelaska
Empat hari kemudian.Tubuh Cecilia menggigil ketika ia melihat secarik kertas yang disodorkan Travis ke arahnya. Cecilia tahu isi kertas itu. Kertas itu adalah surat permohonan cerai yang harus dia tandatangani, syarat yang harus dipenuhi, jika dia ingin melihat persidangan Marcus.Travis menunggu dengan tidak sabar.Travis menggebrak meja. “Ayolah, Cecilia, berikan tanda tanganmu! Jangan buang-buang waktu! Sidangnya dimulai satu jam lagi!”Hari ini Travis juga harus hadir di persidangan itu sebagai saksi.“Kita tidak boleh terlambat datang, bukan?”“B-baiklah ….” Dengan tangan gemetar Cecilia meraih pulpen dan membubuhi kertas itu dengan tanda tangannya. “A-aku sudah melakukannya ….”“Jackson!” Travis memanggil Jackson, yang kini menjadi tangan kanannya. “Mari kita berangkat!”“Ya, Tuan.” Jackson membungkuk dan melirik Cecilia.Jackson menyaksikan bagaimana Travis meraih tangan Cecilia dengan kasar dan menyeret wanita itu ke mobil. Sejujurnya Jackson merasa sangat iba dan sangat bers
Marcus yang sedang berduka memikirkan nasib istri dan anaknya, tiba-tiba mendapat kejutan baru lagi, kali ini dari kantor pengacara Li & Associates.Seperti yang sudah Cecilia wanti-wanti sebelum Marcus kembali dari Guangzhou, Li & Associates yang diberikan tanggung jawab penuh oleh CEO yang sekarang menjabat (Travis) untuk merombak ulang manajemen di Wong Enterprise, dikabarkan oleh media bahwa mereka ‘telah menemukan kecurangan CEO terdahulu (Marcus)’.Sekelompok jaksa mendatangi tempat di mana Marcus menetap selama rumahnya direnovasi pasca kebakaran. Mereka datang dengan membawa surat perintah penyidikan. Artinya, Marcus telah ditetapkan sebagai tersangka, atas kasus penggelapan dana pegawai.“Anda sebagai bos telah dengan sengaja melakukan tindakan korupsi, seperti memotong gaji pegawai tanpa alasan yang sah atau menggunakan gaji pegawai untuk kepentingan pribadi!” Begitulah yang disampaikan kepala jaksa kepada Marcus. “Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, And
Di balik kabut tebal dan pepohonan lebat, mansion keluarga Wong yang telah berusia lebih dari satu dasawarsa berdiri megah dan gagah, terpencil dari keramaian kota. Kemegahannya kini diselimuti asap hitam pekat, menandakan kobaran api yang melahap habis bangunan megah tersebut.Suara sirine pemadam kebakaran memecah kesunyian malam, membawa para petugas ke tempat kejadian. Api berkobar dengan ganas, melalap setiap sudut mansion. Asap tebal menyelimuti area, menyulitkan upaya pemadaman.Para petugas berjibaku melawan api, berusaha menyelamatkan apa pun yang masih bisa diselamatkan. Namun, upaya mereka terhambat oleh struktur bangunan yang tua dan rapuh, serta kondisi yang gelap dan penuh asap.Setelah berjam-jam berjuang, api akhirnya berhasil dipadamkan. Namun, mansion yang dulunya megah kini hanya tinggal puing-puing yang menghitam.Keesokan paginya, seorang detektif bernama Victor Huang ditugaskan untuk menyelidiki kasus kebakaran ini. Detektif Huang memiliki reputasi yang baik dala
Selama Marcus jauh dari rumah untuk mengusut kasus pembunuhan Mikey Han, Marcus selalu menghubungi Cecilia setiap malam, untuk memastikan kondisi di rumah mereka aman.Marcus juga telah memastikan bahwa keamanan di kediaman Wong dijaga ketat, mengingat bahwa pembunuh Mikey Han juga mengincar nyawa Marcus, dan mungkin nyawa keluarga Marcus.Sekelompok bodyguard profesional bertugas menjaga kediaman Wong 24/7. Mereka terlatih dalam berbagai teknik bela diri dan penggunaan senjata api. Bodyguard ini selalu berpatroli di sekitar rumah, baik di dalam maupun di luar. Mereka juga memantau kamera pengawas dan siap merespons setiap tanda-tanda bahaya. Bodyguard ini juga terhubung dengan pusat kendali yang dilengkapi dengan sistem alarm dan komunikasi canggih.Jaringan kamera pengawas yang canggih dipasang di seluruh bagian rumah, baik di dalam maupun di luar. Kamera ini dapat merekam gambar dan suara dengan kualitas tinggi, bahkan dalam kondisi minim cahaya. Rekaman kamera pengawas disimpan di
Tiga minggu kemudian setelah kematian Mikey Han atau Han Tae-Sung, kegemparan dan kepanikan terjadi di Yusan Developers.Jay Kim, yang seharusnya menggantikan Mikey menjabat sebagai presiden komisaris Yusan Developers, tiba-tiba ditangkap oleh Interpol dan FBI di Hawaii dengan tuduhan mendalangi beberapa kegiatan ilegal di Amerika.Lalu, di rapat direksi, muncul orang baru yang benar-benar asing.Perut buncit orang itu sangat maju seperti wanita hamil yang tak kunjung melahirkan. Kening dan telapak tangannya selalu berkeringat. Segelintir helai uban di atas kepalanya disisir menyamping untuk menutupi botaknya yang tak merata.Matanya yang kecil terselip di antara kelopak yang tebal penuh lemak. Hanya dengan melihat matanya saja Marcus Wong langsung tahu orang itu bukanlah orang yang bisa dipercaya. Mata yang sungguh licik dan mesum.Orang itu, Don Choi, memiliki 30% saham Yusan. Hal itu menjadikannya pemegang saham terbesar nomor satu di Yusan. Pemegang saham terbesar nomor dua adalah
Di dunia yang terancam oleh kekuatan jahat dan bahaya tak terduga, masih dapat ditemukan para individu luar biasa yang ditakdirkan untuk bersatu. Itu adalah misi awal Robert dan Oskar mengumpulkan pasukan mereka. Mereka adalah para avengers, masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan unik, dan mereka berasal dari latar belakang yang berbeda.Pertemuan pertama mereka penuh dengan kekacauan dan kebingungan. Para calon anggota pasukan rahasia Robert dan Oskar, yang saat itu masih belum saling mengenal, sebagian besar diambil dari jalanan. Mereka terbiasa bekerja sendiri-sendiri, namun Robert dan Oskar memberikan mereka berbagai misi untuk menyatukan perbedaan mereka dan membuat mereka saling mendukung dan bekerja sama.Pertempuran sengit antar gangster dan penjahat melanda berbagai kota. Oskar memimpin pasukan, dibantu oleh Robert yang gesit di belakang layar. Meskipun mereka memiliki kekuatan luar biasa, para Avengers hampir kewalahan oleh jumlah gangster yang tak terhitung jumlahnya
Awal sakit hati Robert terhadap para penguasa dan para pemimpin militer adalah setelah dia mengamati penderitaan rakyat. Rutin Robert hilir-mudik mengunjungi teman-teman misteriusnya di berbagai distrik abu-abu ataupun distrik lampu merah. Robert pun betah menginap berhari-hari di rumah para “kamerad”-nya dan mulai terobsesi dengan literatur-literatur sayap kiri.Distrik-distrik itu begitu padat dan pengap. Hiruk-pikuk khas perkampungan kumuh perkotaan acap membuat Robert senewen. Dengan was-was ia mengikuti kawannya menelusuri gang-gang sempit yang kotor, becek, dengan bau sampah dan tinja tak putus-putus menusuk hidung.Bau busuk itu menembus masker yang selalu Robert pakai untuk menyamarkan wajahnya. Di sepanjang gang-gang yang ia dan kawannya lewati, orang-orang bertampang sangar dan bersuara nyaring melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, tampak begitu semarak sekaligus menegangkan.Dari beranda sebuah rumah petak terdengar keributan. Seorang perempuan tua berkelahi dengan seor