"Ada apa ini? Dari mana datangnya kabut hitam ini?""Siapa yang punya pil penawar racun? Cepat beri aku sebutir, aku rela membelinya dengan harga tinggi!""Gawat ... gawat .... Apakah kita akan mati keracunan di sini?"Melihat kabut yang menyelimuti tempat itu, semua orang ketakutan hingga kaki mereka terasa lemas. Awalnya mereka hanya datang untuk mencari harta karun. Alih-alih mendapat harta karun, sekarang mereka malah terjerumus dalam kondisi yang mengenaskan seperti ini."Nggak kusangka di Hutan Kelam seperti ini juga ada Melodi Neraka? Gawat kita kali ini!" Harsa melihat ke sekeliling dengan wajah serius. Saat ini, dia sudah tidak bisa lagi memedulikan ketiga master itu."Ayah, apa itu Melodi Neraka?" tanya Charlotte yang ikut merasa gugup melihat semua orang yang panik."Melodi Neraka adalah sejenis kabut beracun yang sangat menakutkan. Ini disebut sebagai salah satu dari 10 racun langka di dunia ini. Meski racunnya bukan yang terkuat, fatalitasnya sangat tinggi! Semua tempat ya
Semua orang berlari dengan panik hingga kehilangan arah. Hanya saja, sekeliling tempat itu sudah terkepung, tidak ada sedikit pun celah untuk melarikan diri."Raja Bangau! Anda sangat hebat, kumohon tolonglah kami!""Tuan Kitron! Anda adalah seorang master, kumohon tolonglah kami!""Tuan Benigno! Menolong nyawa orang adalah jasa baik yang sangat besar. Anda adalah seorang biksu, seharusnya Anda menolong makhluk hidup!" Sekelompok pesilat yang ketakutan itu berlari ke arah Bertrand dan kedua orang lainnya sambil memohon. Mereka semua menangis untuk memohon pertolongan."Minggir kalian, sekelompok orang tak berguna!" teriak Bertrand sambil mengayunkan tangannya. Sebuah energi astral yang mencengangkan menerpa semua orang."Semua orang pasti mementingkan dirinya sendiri. Bertemu dengan hal seperti ini, aku hanya bisa bilang ini adalah kesialan kalian," ujar Kitron dengan wajah dingin."Ini adalah bencana, aku juga tidak berdaya." Benigno menggelengkan kepalanya, berpura-pura tidak melihat
"Terserap semuanya? Kabutnya sudah diserap!""Syukurlah! Kita bisa selamat!""Penguasa Laut memang hebat! Dia benar-benar mengagumkan!"Melihat kabut hitam yang diserap oleh pusaran angin, semua orang mulai bersemangat. Mereka seolah-olah telah menemukan penyelamat hidup mereka. Tadinya semua orang sudah merasa putus asa dan beranggapan mereka sudah pasti mati.Untung saja dengan kehadiran Harsa yang mengerahkan jurus ini telah menyerap seluruh Melodi Neraka dan menghentikan malapetaka ini. Terdengar suara gemuruh yang menggelegar di udara. Seiring dengan penyerapan yang dilakukan oleh Harsa, kabut di sekitar tempat itu telah terserap dengan kecepatan tinggi. Hanya dalam sekejap, Melodi Neraka telah menipis hingga akhirnya semuanya telah sirna."Hahaha ... habis sudah! Kabut hitam sudah habis! Kita selamat!" Saking gembiranya, semua orang berteriak kegirangan. Sebaliknya, tubuh Harsa yang telah menyerap seluruh kabut hitam itu menjadi hitam seketika. Dari mata, bibir, pipi, leher, kaki
Ngung! Setelah Mutiara Spiritual ditelan, seberkas cahaya berwarna emas berkilauan. Setelah itu, kilau cahaya itu bergerak ke perut Harsa dan bersatu dengan pusat energinya. Selanjutnya, Mutiara Spiritual itu mulai bergejolak hebat dan menelan semua racun di sekitarnya. Dengan cara yang unik ini, mutiara tersebut menyembuhkan luka Harsa."Untung saja manjur!" seru Luther dengan gembira. Dengan bantuan Mutiara Spiritual, nyawa Harsa sementara tidak berada dalam bahaya."Harsa! Keluarkan Mutiara Spiritual itu!" teriak Bertrand dengan ekspresi serakah."Bagaimana kamu bisa menelan harta pusaka yang begitu berharga? Cepat muntahkan lagi, atau kami nggak akan sungkan padamu!" teriak Kitron menimpali."Benda ini adalah benda jahat, semoga Tuan tidak terpengaruh kekuatan jahat!" timpal Benigno yang juga mulai mendekati mereka."Berhenti!" Charlotte mengadang di hadapan orang-orang itu dan membentak, "Ayahku terkena racun dan membutuhkan Mutiara Spiritual untuk menolong nyawanya. Kalian nggak
"Oh? Jadi, kenapa dengan Mutiara Spiritual?" tanya Raiden sembari menoleh dan melirik dengan agak curiga."Paman, kami mempertaruhkan nyawa untuk menemukan mutiara itu. Sudah seharusnya menjadi milik kami, tapi orang-orang ini ngotot ingin merebutnya! Mereka nggak menghargai peraturan dunia persilatan!" jelas Charlotte segera."Omong kosong! Kami melakukan itu demi seluruh dunia persilatan, nggak seperti kalian yang hanya demi keegoisan sendiri!" sahut Bertrand dengan penuh keyakinan."Tuan Raiden, orang-orang ini egois dan punya motif lain. Mereka nggak peduli dengan kepentingan seluruh dunia persilatan, sudah seharusnya dihukum!" ucap Kitron."Orang yang bersatu dengan barang jahat, sudah pasti orang jahat," ujar Benigno yang sembarangan menyimpulkan.Saat ini, ketiga master itu mengubah sikap memaksa mereka yang sebelumnya. Ketiganya mengaku melakukan semua ini demi kebenaran."Ka ... kalian munafik sekali, berhenti memfitnah kami!" bentak Charlotte yang sudah murka. Orang-orang ini
"Harsa, kamu masih sama seperti dulu, nggak pernah mau membuat orang khawatir. Kamu sudah sekarat, tapi masih memaksakan diri. Aku dengar kamu menelan Mutiara Spiritual, tubuhmu nggak akan bermasalah, 'kan?" tanya Raiden dengan agak tidak berdaya."Tuan Raiden tenang saja. Mutiara Spiritual adalah benda suci, ia nggak akan melukai tubuh Paman. Sebaliknya, bukan hanya bisa menyerap racun, Paman bahkan bisa meningkatkan kultivasinya," jelas Luther."Oh? Masih ada manfaat seperti ini?" Raiden mengangkat alisnya sambil tersenyum, lalu menimpali, "Harsa, ini termasuk berkah terselubung. Dengan Mutiara Spiritual ini, kamu punya harapan menjadi grandmaster.""Nggak juga, kita ikuti arus saja." Harsa menggeleng sambil meneruskan, "Meskipun Mutiara Spiritual ini harta karun langka, banyak orang yang mengincarnya. Kelak, aku mungkin akan kerepotan sekali.""Kamu tenang saja. Asalkan ada aku, nggak akan ada yang merebut Mutiara Spiritual," ucap Raiden dengan penuh percaya diri."Memangnya kamu bi
Bam! Harsa terhempas jauh hingga akhirnya mendarat dengan keras. Begitu memuntahkan darah, wajahnya langsung tampak pucat pasi."Ayah!" seru Charlotte dengan terkejut. Dia seperti baru terbangun dari mimpinya, buru-buru berlari ke arah ayahnya."Raiden! Kamu sudah gila, ya!" hardik Luther dengan gusar. Sorot matanya dipenuhi niat membunuh. Selama ini, dia mengira Raiden adalah senior dunia persilatan yang paling terhormat dan jujur. Tanpa diduga, ternyata pria ini hanya bajingan munafik!"Gila? Hehe ...." Raiden terkekeh-kekeh dan menyahut, "Luther, kamu tahu rencana sebesar apa yang telah kususun demi Mutiara Spiritual ini?""Sejak mendapat informasi tentang Mutiara Spiritual dari Larry, aku terus menyusun rencana secara diam-diam. Pertama, aku memanfaatkan Klark untuk membungkam orang. Kedua, aku membocorkan informasi dan menarik Istana Hawa ke Jiman. Terakhir, aku memberikan Kitab Hawa yang tersembunyi peta kepada kalian.""Semua ini adalah rencanaku. Dengan kata lain, kalian ini ha
Para pesilat segera berputar arah, kembali ke tempat pertarungan berlangsung barusan."Jangan-jangan ada perubahan situasi?" Bertrand, Kitron, dan Benigno bertatapan. Mereka membawa pasukan masing-masing untuk kembali.Dalam sekejap, berbagai anggota sekte bergegas kembali ke medan perang. Setibanya di sana, semua orang sontak terkesiap. Mereka menemukan Luther dan Raiden sedang melangsungkan pertarungan.Raiden yang merupakan Ketua Aliansi Bela Diri bertarung melawan Luther yang merupakan seorang master muda. Pertarungan ini berlangsung dengan sengit, seakan-akan kedua belah pihak bertekad untuk mempertaruhkan nyawa masing-masing.Situasi macam apa ini? Bukankah mereka di pihak yang sama? Mengapa malah bertarung sesengit ini? Semuanya bertatapan dengan bingung, tidak tahu apa yang telah terjadi."Tolong! Tolong!" Terdengar teriakan minta tolong dari kejauhan. Semua orang memandang ke arah sumber suara, lalu mendapati Charlotte memeluk Harsa sambil menangis."Kumohon, tolong selamatkan
Setelah bertarung sengit begitu lama, Taro dan yang lainnya juga mulai menyadari betapa seriusnya situasinya. Riley bukan hanya memiliki teknik pedang yang luar biasa, teknik tubuh Riley juga begitu misterius. Tidak peduli apa pun serangan mereka, mereka tetap tidak bisa menyentuh Riley sedikit pun. Sebaliknya, pedang Riley malah terus menyiksa mereka, hasilnya akan makin buruk jika terus berlanjut.Oleh karena itu, saat mendengar perkataan Pele, Taro dan yang lainnya tahu ini sudah saatnya mempertaruhkan segalanya. Sekarang mereka sudah tidak bisa mundur lagi, Riley atau mereka yang akan mati.Pada saat ini, Taro yang terus menahan dirinya pun akhirnya mengeluarkan teknik pemungkasnya. Dia tiba-tiba menggigit jarinya dan mengoleskan darahnya ke pedang, lalu segera merapalkan mantra."Yuki, keluarlah!" Setelah selesai merapalkan mantranya, Taro mengayunkan pedangnya dengan keras. Sesosok bayangan putih pun tiba-tiba memelesat dari pedangnya.Sosok itu adalah seorang wanita berkulit put
"Sebenarnya masih ada berapa banyak trik lagi yang disimpan pria tua ini?"Kekuatan dari Jimat Peledak membuat semua orang terkejut dan marah. Tidak ada yang menyangka Riley masih mampu menunjukkan kekuatan magis yang begitu luar biasa setelah Mantra Cahaya Emas dihancurkan dan halilintar bukan ancaman lagi.Kekuatan dari ratusan sampai ribuan jimat magis yang meledak secara bersamaan benar-benar menakutkan. Selain Amir, Pele, dan Welig yang memiliki fisik yang sangat kuat, para ahli lainnya pun terluka parah. Pada saat ini, mereka baru menyadari betapa mengerikannya kekuatan dari ahli nomor satu di Negara Drago."Hebat juga," kata Amir yang terpental ke belakang dan mendarat dengan stabil. Muncul retakan-retakan kecil di permukaan kulitnya dan darah pun perlahan-lahan mengalir. Sebagian besar kekuatan dari Jimat Peledak tadi menghantam tubuhnya. Meskipun dia memiliki pertahanan yang luar biasa, dia pun tetap terluka.Namun, saat ini luka ini jelas tidak cukup untuk mengancam Amir. Luk
Sayap yang muncul di punggung Amir berwarna hitam pekat, dengan kilau logam, dan ukuran yang melebihi 10 meter saat direntangkan.Saat dikepakkan secara pelan, angin kencang langsung mengitari ruang di sekitar, menimbulkan lolongan keras. Suasananya sangat mencekam.Selain sayap yang muncul, wujud Amir juga berubah drastis.Wajah tampannya kini tampak kusam. Kulitnya berkerut, tulang pipinya menonjol, taringnya mencuat, dan di kepalanya tumbuh sepasang tanduk.Tubuhnya kini menjadi tinggi, tapi sekaligus juga menjadi sangat kurus. Melalui kulitnya, orang dapat melihat tulang, dada, dan tulang rusuknya. Dari kejauhan, dia tampak menyerupai kerangka yang menyeramkan.Inilah wujud terkuat dari Amir.Setelah berubah bentuk, kecepatan, tenaga, pertahanan, dan reaksinya bertambah secara drastis. Selain itu, hasratnya untuk menyedot darah juga semakin kuat. Singkatnya, dia sudah menjadi iblis pemakan manusia.Melihat perubahan wujud Amir, orang-orang dari Kuil Dewa yang tadinya mau memprotes
Amir sangat cepat. Gerakannya terlihat seperti teleportasi yang bahkan membuat pesilat ulung tingkat master tidak sempat bereaksi.Terlebih lagi, Pele sudah menyita semua perhatian Riley. Riley pun menjadi lengah terhadap serangan dadakan Amir.Pada saat semua pesilat ulung mengira serangan Amir akan mengenai sasaran, sebuah jimat merah tiba-tiba muncul. Jimat itu menempel tepat di dahi Amir saat taringnya hanya berjarak tiga sentimeter dari leher Riley.Bam!Suara dentuman terdengar. Jimat merah itu meledak. Energi yang membeludak membuat Amir terpental beberapa meter. Sebelum sempat mendarat, bara api yang menggelora sudah menelannya dalam sekejap."Ah!!!"Amir yang diselimuti api ganas berteriak histeris. Hanya dalam sekejap, kulit dan tubuh Amir sudah rusak dan menjadi gosong.Adegan mengerikan itu sekali lagi membuat orang-orang yang menyaksikannya tercengang.Barusan, Amir sudah hampir berhasil mencapai Riley. Siapa sangka, Riley ternyata sudah mewaspadainya. Serangan itu langsun
Bam, bam, bam! Ribuan cambuk emas menyerang seperti hujan badai, benar-benar sulit untuk dihindari.Dengan dipimpin oleh Pele, para ahli bela diri mengerahkan jurus masing-masing untuk membalas serangan. Mereka terus menghantam cambuk emas itu. Setiap benturan serangan akan melepaskan energi yang dahsyat, menghasilkan suara ledakan yang menggelegar.Riley berdiri kokoh seperti gunung besar yang tak tergoyahkan. Tubuhnya dikelilingi cahaya emas. Cambuk berayun dengan lincah. Meskipun menghadapi banyak lawan, dia tetap unggul.Pele dan lainnya sama sekali tidak bisa menembus pertahanan Riley. Bahkan, beberapa pemimpin Kuil Dewa yang lebih lemah langsung terdorong mundur oleh cambuk emas itu. Mereka sungguh kewalahan.Saat ini, semua orang baru menyadari betapa hebatnya ahi bela diri nomor satu Negara Drago. Bahkan, serangan Mantra Cahaya Emas saja sudah cukup untuk membuat mereka kewalahan."Aku nggak percaya cambuk ini bisa menghentikanku!" pekik Pele dengan murka. Sekujur tubuhnya mula
Perubahan mendadak itu membuat semua orang terkejut. Siapa pun tak menyangka Riley akan tiba-tiba menyerang, bahkan dengan secepat kilat.Gerakannya begitu cepat hingga mereka tidak sempat melihatnya dengan jelas. Bahkan, Amir yang terkenal akan kecepatannya juga tidak sempat bereaksi.Sebuah pukulan keras mendarat. Cepat, brutal, dan tak terbendung. Saat ini, orang-orang baru menyadari betapa kuatnya pria tua gemuk yang terlihat penuh belas kasih ini. Kekuatannya jauh melebihi perkiraan orang-orang.Krek, krek, krek .... Amir bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu berusaha memperbaiki lehernya yang bengkok. Pipinya yang cekung segera kembali normal. Untungnya, ras vampir memiliki kemampuan pemulihan yang luar biasa. Jika tidak, pukulan itu pasti membuatnya cacat."Pak Tua, hebat juga kamu! Tapi, nggak semudah itu untuk membunuhku!" Amir menggertakkan giginya sambil menatap tajam ke arah Riley. Matanya terlihat haus darah. Jika dia bisa menguras darah Riley, kekuatannya pasti akan menin
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di