Bam! Harsa terhempas jauh hingga akhirnya mendarat dengan keras. Begitu memuntahkan darah, wajahnya langsung tampak pucat pasi."Ayah!" seru Charlotte dengan terkejut. Dia seperti baru terbangun dari mimpinya, buru-buru berlari ke arah ayahnya."Raiden! Kamu sudah gila, ya!" hardik Luther dengan gusar. Sorot matanya dipenuhi niat membunuh. Selama ini, dia mengira Raiden adalah senior dunia persilatan yang paling terhormat dan jujur. Tanpa diduga, ternyata pria ini hanya bajingan munafik!"Gila? Hehe ...." Raiden terkekeh-kekeh dan menyahut, "Luther, kamu tahu rencana sebesar apa yang telah kususun demi Mutiara Spiritual ini?""Sejak mendapat informasi tentang Mutiara Spiritual dari Larry, aku terus menyusun rencana secara diam-diam. Pertama, aku memanfaatkan Klark untuk membungkam orang. Kedua, aku membocorkan informasi dan menarik Istana Hawa ke Jiman. Terakhir, aku memberikan Kitab Hawa yang tersembunyi peta kepada kalian.""Semua ini adalah rencanaku. Dengan kata lain, kalian ini ha
Para pesilat segera berputar arah, kembali ke tempat pertarungan berlangsung barusan."Jangan-jangan ada perubahan situasi?" Bertrand, Kitron, dan Benigno bertatapan. Mereka membawa pasukan masing-masing untuk kembali.Dalam sekejap, berbagai anggota sekte bergegas kembali ke medan perang. Setibanya di sana, semua orang sontak terkesiap. Mereka menemukan Luther dan Raiden sedang melangsungkan pertarungan.Raiden yang merupakan Ketua Aliansi Bela Diri bertarung melawan Luther yang merupakan seorang master muda. Pertarungan ini berlangsung dengan sengit, seakan-akan kedua belah pihak bertekad untuk mempertaruhkan nyawa masing-masing.Situasi macam apa ini? Bukankah mereka di pihak yang sama? Mengapa malah bertarung sesengit ini? Semuanya bertatapan dengan bingung, tidak tahu apa yang telah terjadi."Tolong! Tolong!" Terdengar teriakan minta tolong dari kejauhan. Semua orang memandang ke arah sumber suara, lalu mendapati Charlotte memeluk Harsa sambil menangis."Kumohon, tolong selamatkan
"Berhenti! Siapa pun yang berani maju akan mati!" seru Yadira setelah berkelebat mengadang di depan Charlotte. Entah sejak kapan, dia sudah memegang 2 bilah pedang. Sekujur tubuhnya dipenuhi niat membunuh."Kalian ditipu! Ayahku nggak kerasukan ataupun melakukan kejahatan!" Ketika melihat orang-orang yang berkerumun, Charlotte masih berusaha untuk menjelaskan."Kalian lupa ayahku yang menolong kalian tadi? Dia mempertaruhkan nyawanya untuk menyerap semua racun agar kalian bisa selamat! Kalaupun kalian nggak merasa berterima kasih, setidaknya jangan membalas kebaikannya dengan cara seperti ini! Sadarlah, kami nggak bersalah! Raiden baru penjahat yang sebenarnya!" seru Charlotte sambil menangis.Charlotte berusaha untuk membuktikan bahwa mereka tidak bersalah. Akan tetapi, ucapannya ini malah tidak mendatangkan pengaruh apa pun."Charlotte, kamu masih nggak ngerti? Orang-orang ini nggak peduli dengan kebenaran lagi. Mereka sudah dibutakan oleh keuntungan. Kebenaran apanya? Semua itu hany
"Eh?" Ekspresi Bertrand, Kitron, dan Benigno berubah drastis dan tanpa sadar mundur beberapa langkah. Pada saat ini, mereka merasa terancam hingga berkeringat dingin dan merinding. Bisa dibilang, meskipun ketiganya tidak mati karena serangan Harsa, mereka juga akan terluka parah."Tuan Harsa, kamu sebaiknya jangan bertindak sembarangan. Kalau kamu bertindak, kamu juga akan mati!" kata Bertrand memperingatkan."Aku memang sudah akan mati. Kalau aku bisa mengalahkan kalian bertiga sebelum aku mati, aku merasa sangat beruntung," kata Harsa dengan tatapan yang tajam.Mendengar perkataan itu, ketiganya mengernyitkan alisnya dengan ekspresi yang muram. Mereka tidak bersedia menemani si gila itu mengorbankan nyawanya.Bertrand tiba-tiba mengubah topik pembicaraannya, "Tuan Harsa, kalau kamu nggak peduli dengan dirimu sendiri, kamu juga harus memikirkan putrimu, 'kan? Begini saja. Aku berjanji akan melepaskan putrimu, tapi kamu yang sudah kesurupan ini harus mati!""Benar! Asalkan kamu mati, p
"Ayah?" Melihat Harsa yang sudah mati, Charlotte tertegun sejenak dan air matanya terus mengalir."Ayah! Bangun ... bangunlah! Ayah!" teriak Charlotte dengan keras. Dia memeluk jasad ayahnya dengan erat dan hatinya terasa sangat sakit. Air mata dari kedua matanya yang bercampur dengan darah, perlahan-lahan mengalir ke wajahnya. Dia tidak berani percaya dan juga tidak bisa menerima keluarga satu-satunya mati begitu saja. Mulai dari saat itu, hanya tertinggal dia seorang diri. Pada saat itu, dia seolah-olah terjatuh ke dalam jurang dan kegelapan tak berujung hingga seluruh dunianya menjadi gelap.Melihat jasad Harsa, Bertrand tertawa terbahak-bahak. "Hahaha ... orang itu akhirnya sudah mati! Bagus! Baguslah! Monster jahat itu pantas mati!""Apa itu Lima Master? Apa itu Penguasa Lautan? Pada akhirnya, dia juga nggak akan terhindar dari kematian!" kata Kitron sambil tersenyum sinis. Kematian Harsa membuat hatinya yang gelisah akhirnya merasa lega."Semuanya berakhir dengan baik." Benigno m
Semua tanaman dan pohon dalam jarak puluhan meter membeku. Tiba-tiba muncul gambar burung phoenix di belakang Charlotte dan itu adalah segel di tubuhnya. Dalam keadaan sangat sedih, sakit, dan benci, semua nadi di tubuhnya mulai bangun dan segelnya perlahan-lahan hancur, lalu muncul sinar emas dari tubuhnya.Pada akhirnya, sinar itu berubah menjadi seekor burung phoenix emas yang sangat besar. Bulunya berwarna-warni dan langkahnya memancarkan cahaya berkilau. Sayapnya yang berwarna-warni membawa keberuntungan. Tatapannya terlihat bangga dan meremehkan semua makhluk. Burung itu terlihat sangat mulia."Mati ... kalian matilah! Aku ingin membunuh mereka ... aku ingin membunuh mereka semua!" teriak Charlotte dengan kedua mata memerah dan ekspresi yang ganas.Rambut Charlotte yang awalnya hitam, pada saat ini perlahan-lahan mulai menjadi putih. Dimulai dari akar rambut dan perlahan-lahan menyebar ke bawah. Dalam sekejap, seluruh rambut di kepalanya menjadi putih. Kemudian, sebuah energi hit
"Mati! Aku ingin kalian semua mati!" teriak Charlotte dengan sedih. Kedua matanya memerah dan rambutnya memutih seolah-olah kesurupan. Tubuhnya tiba-tiba gemetar dan memuntahkan darah. Setelah itu, tatapannya menjadi gelap dan langsung terjatuh ke lantai. Serangan tadi sudah menguras semua energinya dan tenaga di tubuhnya sudah kosong. Saat ini, dia sudah berada di ujung tanduk dan hanya bisa menjadi mangsa orang."Charlotte? Charlotte!" Yadira bangkit dengan wajah yang pucat, lalu berlari ke sisi Charlotte. Setelah memastikan Charlotte masih hidup, dia baru akhirnya merasa lega. Dia berpikir Charlotte memang layak menjadi pewaris darah suci Sekte Sihir, seluruh kemampuannya sepenuhnya terbangun setelah segelnya hancur. Asalkan bisa melewati proses ini, Charlotte akan berhasil menjadi kuat."Sungguh menakutkan! Kemampuan tadi benar-benar bisa memusnahkan segalanya!""Iblis! Dia memang seorang iblis!"Melihat kehancuran di sekeliling, semua orang merasa terkejut, ketakutan, dan juga nge
Mata Bertrand memelotot. "Kami berusaha membasmi kejahatan dan menyelamatkan masyarakat. Kalau kamu keras kepala, berarti kamu melawan seluruh dunia persilatan!""Benar! Segera menyerah, kalau nggak, kamu akan menjadi musuh dunia persilatan!" teriak Kitron."Tuan, letakkan pisaumu agar kamu bisa mencapai pencerahan," kata Benigno sambil menggabungkan kedua tangannya dan menunjukkan ekspresi yang penuh kasih sayang.Luther tersenyum dingin dan ekspresinya meremehkan. "Menyelamatkan masyarakat? Menjadi musuh dunia persilatan? Kalau dunia persilatan dipenuhi pecundang seperti kalian, nggak bisa membedakan kebenaran, mendukung kejahatan, dan melupakan budi orang, hari ini aku akan menjadi musuh dengan seluruh dunia persilatan! Kalian bilang aku adalah iblis, aku akan menjadi iblis! Satu pesan dariku, siapa pun harus mati kalau berani melukai muridku! Kalian nggak puas? Coba saja! Lihat saja apa iblis sepertiku ini bisa menyeret sekte terhormat seperti kalian ini ke jurang! Ayo maju!"Setel