"Eh?" Ekspresi Bertrand, Kitron, dan Benigno berubah drastis dan tanpa sadar mundur beberapa langkah. Pada saat ini, mereka merasa terancam hingga berkeringat dingin dan merinding. Bisa dibilang, meskipun ketiganya tidak mati karena serangan Harsa, mereka juga akan terluka parah."Tuan Harsa, kamu sebaiknya jangan bertindak sembarangan. Kalau kamu bertindak, kamu juga akan mati!" kata Bertrand memperingatkan."Aku memang sudah akan mati. Kalau aku bisa mengalahkan kalian bertiga sebelum aku mati, aku merasa sangat beruntung," kata Harsa dengan tatapan yang tajam.Mendengar perkataan itu, ketiganya mengernyitkan alisnya dengan ekspresi yang muram. Mereka tidak bersedia menemani si gila itu mengorbankan nyawanya.Bertrand tiba-tiba mengubah topik pembicaraannya, "Tuan Harsa, kalau kamu nggak peduli dengan dirimu sendiri, kamu juga harus memikirkan putrimu, 'kan? Begini saja. Aku berjanji akan melepaskan putrimu, tapi kamu yang sudah kesurupan ini harus mati!""Benar! Asalkan kamu mati, p
"Ayah?" Melihat Harsa yang sudah mati, Charlotte tertegun sejenak dan air matanya terus mengalir."Ayah! Bangun ... bangunlah! Ayah!" teriak Charlotte dengan keras. Dia memeluk jasad ayahnya dengan erat dan hatinya terasa sangat sakit. Air mata dari kedua matanya yang bercampur dengan darah, perlahan-lahan mengalir ke wajahnya. Dia tidak berani percaya dan juga tidak bisa menerima keluarga satu-satunya mati begitu saja. Mulai dari saat itu, hanya tertinggal dia seorang diri. Pada saat itu, dia seolah-olah terjatuh ke dalam jurang dan kegelapan tak berujung hingga seluruh dunianya menjadi gelap.Melihat jasad Harsa, Bertrand tertawa terbahak-bahak. "Hahaha ... orang itu akhirnya sudah mati! Bagus! Baguslah! Monster jahat itu pantas mati!""Apa itu Lima Master? Apa itu Penguasa Lautan? Pada akhirnya, dia juga nggak akan terhindar dari kematian!" kata Kitron sambil tersenyum sinis. Kematian Harsa membuat hatinya yang gelisah akhirnya merasa lega."Semuanya berakhir dengan baik." Benigno m
Semua tanaman dan pohon dalam jarak puluhan meter membeku. Tiba-tiba muncul gambar burung phoenix di belakang Charlotte dan itu adalah segel di tubuhnya. Dalam keadaan sangat sedih, sakit, dan benci, semua nadi di tubuhnya mulai bangun dan segelnya perlahan-lahan hancur, lalu muncul sinar emas dari tubuhnya.Pada akhirnya, sinar itu berubah menjadi seekor burung phoenix emas yang sangat besar. Bulunya berwarna-warni dan langkahnya memancarkan cahaya berkilau. Sayapnya yang berwarna-warni membawa keberuntungan. Tatapannya terlihat bangga dan meremehkan semua makhluk. Burung itu terlihat sangat mulia."Mati ... kalian matilah! Aku ingin membunuh mereka ... aku ingin membunuh mereka semua!" teriak Charlotte dengan kedua mata memerah dan ekspresi yang ganas.Rambut Charlotte yang awalnya hitam, pada saat ini perlahan-lahan mulai menjadi putih. Dimulai dari akar rambut dan perlahan-lahan menyebar ke bawah. Dalam sekejap, seluruh rambut di kepalanya menjadi putih. Kemudian, sebuah energi hit
"Mati! Aku ingin kalian semua mati!" teriak Charlotte dengan sedih. Kedua matanya memerah dan rambutnya memutih seolah-olah kesurupan. Tubuhnya tiba-tiba gemetar dan memuntahkan darah. Setelah itu, tatapannya menjadi gelap dan langsung terjatuh ke lantai. Serangan tadi sudah menguras semua energinya dan tenaga di tubuhnya sudah kosong. Saat ini, dia sudah berada di ujung tanduk dan hanya bisa menjadi mangsa orang."Charlotte? Charlotte!" Yadira bangkit dengan wajah yang pucat, lalu berlari ke sisi Charlotte. Setelah memastikan Charlotte masih hidup, dia baru akhirnya merasa lega. Dia berpikir Charlotte memang layak menjadi pewaris darah suci Sekte Sihir, seluruh kemampuannya sepenuhnya terbangun setelah segelnya hancur. Asalkan bisa melewati proses ini, Charlotte akan berhasil menjadi kuat."Sungguh menakutkan! Kemampuan tadi benar-benar bisa memusnahkan segalanya!""Iblis! Dia memang seorang iblis!"Melihat kehancuran di sekeliling, semua orang merasa terkejut, ketakutan, dan juga nge
Mata Bertrand memelotot. "Kami berusaha membasmi kejahatan dan menyelamatkan masyarakat. Kalau kamu keras kepala, berarti kamu melawan seluruh dunia persilatan!""Benar! Segera menyerah, kalau nggak, kamu akan menjadi musuh dunia persilatan!" teriak Kitron."Tuan, letakkan pisaumu agar kamu bisa mencapai pencerahan," kata Benigno sambil menggabungkan kedua tangannya dan menunjukkan ekspresi yang penuh kasih sayang.Luther tersenyum dingin dan ekspresinya meremehkan. "Menyelamatkan masyarakat? Menjadi musuh dunia persilatan? Kalau dunia persilatan dipenuhi pecundang seperti kalian, nggak bisa membedakan kebenaran, mendukung kejahatan, dan melupakan budi orang, hari ini aku akan menjadi musuh dengan seluruh dunia persilatan! Kalian bilang aku adalah iblis, aku akan menjadi iblis! Satu pesan dariku, siapa pun harus mati kalau berani melukai muridku! Kalian nggak puas? Coba saja! Lihat saja apa iblis sepertiku ini bisa menyeret sekte terhormat seperti kalian ini ke jurang! Ayo maju!"Setel
"Kuat sekali serangannya!" Raiden terkejut dan menghindar sejauh seratus meter dengan jantung yang berdebar. Saat melihat Pedang Cakrawala muncul, dia menyadari situasinya buruk dan segera meresponsnya. Untungnya, dia berlari dengan cepat, jika tidak, situasinya tidak akan lebih daripada Bertrand dan yang lainnya jika terkena serangan tadi."Astaga! Satu serangan itu membuat tiga Master terluka parah dan memenggal ratusan pesilat. Orang ini sebenarnya manusia atau hantu?""Monster! Benar-benar monster!"Melihat situasi di depan yang dipenuhi pesilat dengan anggota tubuh berceceran, beberapa pesilat yang netral langsung bengong di tempatnya. Mata mereka membelalak dan ekspresi mereka ketakutan. Untungnya, mereka tidak ikut serta dalam penyerangan tadi. Jika tidak, nasib mereka pasti akan sangat mengenaskan."Sungguh luar biasa! Dia memang layak menjadi pemuda Master yang sangat langka!" Melihat sosok yang gagah, Alvie tiba-tiba merasa bersemangat. Hanya dengan kekuatannya sendiri mengha
Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang marah dan kesal. Namun karena diancam oleh Raiden, mereka tidak berani berbicara."Kalian berdua pergi bunuh orang itu. Setelah selesai, aku pasti akan memberi kalian penghargaan besar!" Raiden menunjuk ke arah dua pesilat sebagai kambing hitamnya."Hah?"Ekspresi kedua pesilat itu berubah drastis dan terus melambaikan tangannya. "Tuan Raiden, kami nggak sanggup melakukannya. Kemampuan kami terlalu lemah, sama sekali bukan tandingannya!""Omong kosong! Cepat jalankan perintahku, kalau nggak, mati!" teriak Raiden.Mendengar perkataan itu, wajah kedua pesilat itu menjadi pucat pasi dan hampir saja terjatuh ke tanah. Hanya ada dua jalan di depan mereka yaitu mati saat menyerang Luther atau mati dipenggal Raiden."Raiden, untuk apa memerintah dua kambing hitam? Kalau berani, kamu sendiri yang datang mencoba pedangku!" kata Luther secara tiba-tiba."Huh! Nggak usah berpura-pura. Luka internalmu kambuh dan energi sejatimu terkuras, saat ini m
Ternyata, serangan itu berasal dari seorang wanita tua. Wanita itu adalah ketua Sekte Sihir saat ini yang bernama Friscia. Dia juga merupakan nenek Charlotte dari pihak ibunya.Di sisi lain, Luther hanya bisa menghela napas dan menepuk punggung Charlotte dengan lembut saat melihat Charlotte berduka. Luther menghiburnya, "Paman Harsa sudah pergi, tapi masih ada aku. Aku akan menjadi keluargamu kelak, nggak ada yang akan menindasmu lagi. Aku jamin!"Charlotte terus meratap dan menangis. "Kenapa? Kenapa? Apa sebenarnya salahku? Ibuku sudah pergi, ayahku juga sudah tiada. Sekarang hanya tersisa aku sendirian. Aku nggak mengerti, mengapa harus begini kepadaku? Kenapa?"Ayahnya selalu bersikap adil dan tidak pernah mencelakai siapa pun. Meskipun diam-diam dicelakai orang, ayahnya juga tidak pernah membenci ataupun balas dendam. Dia sungguh tidak mengerti mengapa orang seperti ayahnya pada akhirnya meninggal dengan begitu mengenaskan? Apakah orang baik benar-benar tidak akan memiliki akhir ya