Saat jarak mereka semakin dekat, Ivan membalikkan tubuhnya, lalu melayangkan tinju ke arah wajah Johan. Ketika tinju itu hampir mengenai dirinya, Johan tiba-tiba mengulurkan tangannya untuk menangkap tinju Ivan.Bum! Terdengar suara ledakan. Energi sejati pada tinju Ivan langsung dihancurkan hingga tak berdaya."Apa?" Ivan kaget melihat kejadian ini. Dia tidak menyangka tinju yang dikerahkannya dengan sekuat tenaga ini bisa dihancurkan oleh lawannya dengan mudah."Hanya begini saja?" tanya Johan dengan cuek. Setelah itu, dia meremas tangan Ivan hingga terdengar suara derakan tulang. Tangan Ivan langsung patah."Argh ...!" teriak Ivan dengan histeris. Namun di tengah teriakannya, Johan kembali menendang Ivan hingga terbang menabrak dinding dan memuntahkan darah. Situasi ini membuat semua anggota Keluarga Caonata terperangah.Perlu diketahui, kemampuan bela diri Ivan adalah yang terhebat di antara semua orang. Di Keluarga Caonata ini, tidak ada seorang pun yang bisa menandinginya. Hanya
Tengah malam, di dalam Vila Embun."Paman Kevin, lukamu sudah nggak berbahaya. Kamu hanya perlu beristirahat beberapa hari lagi." Setelah selesai membalut luka Kevin, Luther memberinya sebutir Pil Penambah Darah. Untungnya, ketiga tusukan ini tidak mengenai organ vital Kevin. Kalau tidak, luka ini pasti akan sangat sulit ditangani."Luther, terima kasih atas bantuanmu malam ini." Kevin tersenyum dengan wajah ramah. Entah sejak kapan, dia telah menganggap Luther sebagai calon menantu terbaiknya."Nggak usah sungkan, ini hanya masalah kecil." Luther tersenyum tipis, lalu menimpali, "Paman Kevin, aku penasaran. Padahal kamu jelas-jelas bisa menangani situasi, kenapa kamu memilih untuk menusuk dirimu sendiri tiga kali?"Para pengawal rahasia Keluarga Caonata masih dalam kendali Kevin, situasi tadi jelas-jelas masih bisa ditangani jika Kevin mengambil keputusan tegas. Kenapa sekarang malah jadinya Kevin kehilangan kekuasaan dan semua hartanya?"Jelas sekali ada yang berulah dalam masalah ha
Kesuksesan Keluarga Caonata saat ini adalah hasil dari akumulasi usaha mereka selama ratusan tahun. Memulai kembali semuanya dari awal bukanlah hal yang mudah."Ayah tenang saja, aku nggak pernah kalah dari siapa pun untuk masalah bisnis," pinta Bianca dengan percaya diri."Bagaimana rencanamu selanjutnya?" tanya Kevin."Prospek di sini nggak terlalu bagus, aku berencana untuk mengembangkan usaha di Midyar. Dengan Pil Dua Warna sebagai produk utama, aku ingin mengembangkan bisnisku sendiri," ujar Bianca dengan tekad kuat."Ke Midyar?" Kevin mengernyit, lalu melanjutkan, "Sepertinya Keluarga Caonata nggak punya koneksi di Midyar. Takutnya kamu akan sangat kesulitan kalau pergi ke sana.""Ayah, apa kamu sudah lupa bahwa Kakek bertugas di Midyar? Dengan perlindungannya, nggak akan ada yang berani menindasku di sana." Bianca tersenyum tipis."Sepertinya kamu sudah punya rencana." Kevin mengangguk dan menimpali, "Kalau begitu, semoga kamu beruntung."Dengan kemampuan putrinya dan dukungan d
"Luther?" Mendengar nama itu, semua murid Istana Hawa sontak termangu. Tidak ada yang menyangka bahwa dokter genius yang disebutkan oleh pengawas berpakaian hitam itu ternyata adalah orang dari Vila Embun itu.Yang paling penting lagi adalah, mereka baru saja berselisih dengan orang itu beberapa hari yang lalu. Memalukan sekali rasanya jika mereka harus memohon pada Luther sekarang."Apakah kemampuan medis Luther benar-benar sehebat itu?" tanya Jana sambil mengernyit. Memang cukup mengesankan jika seorang pemuda berusia 20-an bisa menjabat sebagai tetua di Lembah Obat dengan usia semuda itu."Tentu saja hebat!" Pengawas berbaju hitam mengangguk. "Tetua Luther dilantik langsung oleh ketua kami, juga merupakan tetua yang paling muda di Lembah Obat. Kemampuan medisnya sangat luar biasa, bahkan tidak kalah dari Ketua sendiri!"Adegan saat Luther menyembuhkan pasien yang lumpuh saat itu masih membekas dalam ingatan mereka. Semua orang sangat kagum terhadap Luther."Meski usianya masih muda,
"Lagi-lagi kamu main tarik ulur denganku, ya?" ucap Claudia seolah-olah menebak isi hati Luther. "Baiklah, kalau kamu merasa makan bersamaku nggak cukup, aku bisa kencan denganmu sekali. Bahkan, aku akan membiarkanmu menggandeng tanganku. Dengan begitu kamu sudah puas, 'kan?"Bagi Claudia, ini adalah pengorbanan yang cukup besar. Biasanya para pria yang ingin mendekatinya tidak akan punya kesempatan sama sekali."Sejujurnya, aku benar-benar penasaran kenapa kamu bisa begitu percaya diri?" tanya Luther yang tak habis pikir. Padahal dia sudah jelas sekali menolak Claudia, tapi wanita ini malah terus merasa begitu percaya diri. Claudia selalu mengira dirinya ini bagaikan wanita idaman yang dipuja-puja oleh semua pria di dunia ini."Kenapa?" Claudia menyibak rambutnya, lalu berkata, "Karena aku memang cantik dari lahir dan punya tubuh yang bagus. Selain itu, statusku juga sangat tinggi. Aku sangat unggul dari semua aspek!""Hebat sekali!" Luther mengacungkan jari jempolnya. "Kalau kamu mem
Seiring dengan suara tamparan yang keras, Claudia terlempar jauh dan mendarat dengan keras di lantai. Giginya bahkan copot dan hidungnya meneteskan darah. Seketika, suasana di tempat itu menjadi hening. Semua murid Istana Hawa melihat kejadian ini dengan mata terbelalak.Mereka tidak pernah menyangka bahwa Claudia yang berinisiatif menyatakan perasaan dan bahkan mencium Luther ini akan berakhir seperti ini. Padahal, ini adalah kakak senior mereka yang paling cantik dan memesona. Banyak sekali pemuda dan pejabat lain yang ingin mendekati Claudia.Biasanya, semua pria yang berusaha menyanjung-nyanjung untuk mendekati Claudia. Jangankan menamparkan, bahkan tidak ada seorang pun yang tega berbicara kasar padanya. Akan tetapi, apa yang terjadi pada pria ini?Setelah dicium, Luther bukannya merasa senang, dia malah menampar kakak senior mereka ini. Kenapa nyalinya sebesar itu? Apa dia sudah gila?"Kamu ... beraninya kamu memukulku?" kata Claudia sambil berdiri perlahan-lahan dengan sempoyong
"Nggak sulit kalau mau mengobatinya. Tapi kita nggak ada hubungan sama sekali, kenapa aku harus menolongnya?" tanya Luther dengan tenang."Anak muda, kalau kamu bersedia menolong ketua kami, semua dendam kita sebelumnya akan impas!" kata Jana untuk memancing Luther. "Selain itu, asalkan kamu bersedia, aku bisa mengizinkanmu menikahi salah satu dari murid Istana Hawa yang kamu inginkan.""Aku nggak tertarik dengan anggota Istana Hawa. Boleh saja kalau kalian mau memintaku menyembuhkannya. Tapi, kalian harus menyetujui tiga persyaratan," pungkas Luther."Persyaratan apa?" tanya Jana sambil memicingkan matanya."Pertama, aku mau imbalan 10 triliun," ujar Luther mengacungkan satu jarinya."Sepuluh triliun? Kenapa kamu nggak merampok saja?" Claudia mulai marah."Lupakan saja kalau nggak mau," balas Luther."Baiklah, 10 triliun nggak masalah!" kata Jana sambil mengangguk. Uang hanyalah materi, tidak masalah jika mereka menghabiskan banyak uang untuk menolong Ketua."Syarat kedua, izinkan Xen
"Kenapa masih bengong saja? Cepat enyah!" bentak Jana dengan tak sabaran. Bagaikan baru tersadar dari mimpinya, ekspresi Claudia tampak sangat muram. Dia menunjuk Luther sambil menggertakkan giginya. "Kalian ... pasangan sialan! Semoga kalian mati mengenaskan!""Seret keluar!" perintah Jana tanpa banyak basa-basi. Dia langsung memerintahkan para murid Istana Hawa menyeret Claudia dengan paksa. Jika Claudia terus memarahi Luther dan membuat pria itu semakin kesal, mungkin saja Luther akan berubah pikiran lagi."Anak muda, aku sudah mengusirnya sekarang. Apa kamu sudah bisa mengobati Ketua kami?" tanya Jana setelah mengusir Claudia."Lunasi dulu pembayarannya," kata Luther mengingatkan."Nggak masalah." Jana tidak berani ragu-ragu, dia langsung menyerahkan semua dana yang dipegangnya. Setelah transaksi selesai, Luther baru mengangguk dengan terpaksa. Dia memerintahkan bawahannya untuk membawa Ivory yang tak sadarkan diri itu ke ruang pengobatan.Setelah renovasi, Vila Embun kini dilengka
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru