Seiring dengan suara tamparan yang keras, Claudia terlempar jauh dan mendarat dengan keras di lantai. Giginya bahkan copot dan hidungnya meneteskan darah. Seketika, suasana di tempat itu menjadi hening. Semua murid Istana Hawa melihat kejadian ini dengan mata terbelalak.Mereka tidak pernah menyangka bahwa Claudia yang berinisiatif menyatakan perasaan dan bahkan mencium Luther ini akan berakhir seperti ini. Padahal, ini adalah kakak senior mereka yang paling cantik dan memesona. Banyak sekali pemuda dan pejabat lain yang ingin mendekati Claudia.Biasanya, semua pria yang berusaha menyanjung-nyanjung untuk mendekati Claudia. Jangankan menamparkan, bahkan tidak ada seorang pun yang tega berbicara kasar padanya. Akan tetapi, apa yang terjadi pada pria ini?Setelah dicium, Luther bukannya merasa senang, dia malah menampar kakak senior mereka ini. Kenapa nyalinya sebesar itu? Apa dia sudah gila?"Kamu ... beraninya kamu memukulku?" kata Claudia sambil berdiri perlahan-lahan dengan sempoyong
"Nggak sulit kalau mau mengobatinya. Tapi kita nggak ada hubungan sama sekali, kenapa aku harus menolongnya?" tanya Luther dengan tenang."Anak muda, kalau kamu bersedia menolong ketua kami, semua dendam kita sebelumnya akan impas!" kata Jana untuk memancing Luther. "Selain itu, asalkan kamu bersedia, aku bisa mengizinkanmu menikahi salah satu dari murid Istana Hawa yang kamu inginkan.""Aku nggak tertarik dengan anggota Istana Hawa. Boleh saja kalau kalian mau memintaku menyembuhkannya. Tapi, kalian harus menyetujui tiga persyaratan," pungkas Luther."Persyaratan apa?" tanya Jana sambil memicingkan matanya."Pertama, aku mau imbalan 10 triliun," ujar Luther mengacungkan satu jarinya."Sepuluh triliun? Kenapa kamu nggak merampok saja?" Claudia mulai marah."Lupakan saja kalau nggak mau," balas Luther."Baiklah, 10 triliun nggak masalah!" kata Jana sambil mengangguk. Uang hanyalah materi, tidak masalah jika mereka menghabiskan banyak uang untuk menolong Ketua."Syarat kedua, izinkan Xen
"Kenapa masih bengong saja? Cepat enyah!" bentak Jana dengan tak sabaran. Bagaikan baru tersadar dari mimpinya, ekspresi Claudia tampak sangat muram. Dia menunjuk Luther sambil menggertakkan giginya. "Kalian ... pasangan sialan! Semoga kalian mati mengenaskan!""Seret keluar!" perintah Jana tanpa banyak basa-basi. Dia langsung memerintahkan para murid Istana Hawa menyeret Claudia dengan paksa. Jika Claudia terus memarahi Luther dan membuat pria itu semakin kesal, mungkin saja Luther akan berubah pikiran lagi."Anak muda, aku sudah mengusirnya sekarang. Apa kamu sudah bisa mengobati Ketua kami?" tanya Jana setelah mengusir Claudia."Lunasi dulu pembayarannya," kata Luther mengingatkan."Nggak masalah." Jana tidak berani ragu-ragu, dia langsung menyerahkan semua dana yang dipegangnya. Setelah transaksi selesai, Luther baru mengangguk dengan terpaksa. Dia memerintahkan bawahannya untuk membawa Ivory yang tak sadarkan diri itu ke ruang pengobatan.Setelah renovasi, Vila Embun kini dilengka
Mendengar perkataan itu, ekspresi Luther berubah drastis dan langsung berdiri. "Kenapa bisa begitu?"Helen terus-menerus marah, "Berengsek! Kamu masih berani tanya? Semua ini gara-gara kamu! Setelah bertemu denganmu malam itu, putriku terlihat seperti kehilangan nyawanya. Dia nggak mau minum dan makan sama sekali. Dia juga menangis semalaman dan pagi ini dia melompat dari gedung untuk bunuh diri!"Bang!Mendengar perkataan itu, pikiran Luther menjadi kosong. Dia tidak menyangka Ariana akan bertindak gegabah dan langsung melompat dari gedung untuk bunuh diri tanpa ragu-ragu. Apa wanita ini sudah gila?"Bagaimana ... kondisinya sekarang?" Pada saat itu, nada suara Luther mulai terdengar gemetar."Putriku masih belum melewati masa kritis, situasinya sangat buruk dan nyawanya bisa dalam bahaya kapan saja. Semua ini gara-gara kamu! Bajingan sepertimu yang membuat putriku lompat dari gedung! Luther, kuperingatkan ya! Kalau terjadi sesuatu pada putriku, aku pasti akan membuatmu menanggung aki
"Siapa kamu? Apa aku mengenalmu?" Perkataan Ariana yang mendadak itu membuat Luther langsung bingung. Helen dan yang lainnya juga saling memandang dan tidak percaya dengan kejadian itu."Kamu ... nggak mengenalku?" kata Luther dengan terkejut."Aku harusnya mengenalmu ya?" kata Ariana dengan dingin seolah-olah melihat orang asing dan ekspresinya penuh dengan penolakan."Apa ada masalah di bagian lainnya? Biar kuperiksa lagi." Luther bersiap untuk memeriksa denyut nadi Ariana lagi. Namun begitu Luther hendak menyentuhnya, Ariana langsung menarik tangannya kembali."Apa yang kamu lakukan?" kata Ariana dengan ekspresi dingin dan tatapan yang waspada. Sikapnya yang seperti orang asing malah membuat Luther merasa tidak terbiasa dan berpikir jangan-jangan Ariana sudah kehilangan ingatannya.Helen menjadi panik dan mendekati Ariana dengan ekspresi yang sedih. "Putriku, ada apa denganmu? Jangan takuti Ibu! Apa kamu sudah kehilangan semua ingatanmu? Jangan-jangan, kamu juga sudah lupa siapa aku
"Jaga dirimu baik-baik, jangan lakukan hal bodoh lagi. Sampai jumpa lagi." Setelah berpamitan, Luther akhirnya berbalik dan pergi. Sepertinya, takdir keduanya sudah benar-benar berakhir."Ibu, orang tadi aneh sekali. Aku dulu pernah bertemu dengannya?" Melihat punggung Luther yang pergi, Ariana mengernyitkan alisnya. Dia merasa familier dengan Luther, tetapi sama sekali tidak ada kesan apa pun di pikirannya."Nggak pernah bertemu, dia hanya agen asuransi saja. Nggak usah pedulikan dia. Dengar kataku, beristirahatlah dengan baik," kata Helen dengan ekspresi gembira."Benar, Kak. Kamu baru saja kecelakaan mobil dan berhasil selamat, jangan berpikir sembarangan," timpal Roselyn.Menurut mereka, Ariana bisa melupakan Luther adalah kabar yang benar-benar menggembirakan."Oh." Ariana menganggukkan kepalanya. Dia merasa aneh, tetapi dia juga tidak berpikir terlalu banyak.....Di perjalanan pulang, suasana hati Luther menjadi rumit. Bagi keduanya, akhir ini bisa dianggap memuaskan. Namun enta
"Eh?"Setelah melihat Claudia, Luther mengernyitkan alisnya. "Kenapa kamu ada di sini? Bukankah kamu sudah diusir keluar?""Kalau Xena bisa kembali, aku tentu saja juga bisa. Bagaimana? Terkejut?" Claudia melipat kedua lengannya dengan ekspresi sinis. Meskipun lawannya memiliki berbagai cara, tetap saja tidak bisa melawan perkataan gurunya."Aku nggak butuh penjelasan yang masuk akal," kata Luther sambil mengalihkan pandangannya ke arah Jana."Anak muda, aku akui kamu sudah menyembuhkan luka Ketua. Tapi kami juga sudah membayar 10 triliun sebagai upah. Kami sudah bermurah hati, kamu harusnya bersyukur," kata Jana dengan tenang. Ekspresinya terlihat sama sekali tidak merasa bersalah."Uang adalah uang, janji adalah janji. Kalian sudah menyetujui persyaratanku, jadi harusnya memenuhi janji kalian. Istana Hawa adalah perguruan terkenal, apa kalian ingin mengingkari janji kalian?" kata Luther dengan nada dingin."Mengingkari janji? Urusan Istana Hawa nggak ada hubungannya denganmu!" Claudi
"Tunggu!"Pada saat itu, Xena tiba-tiba keluar dan menghalang di antara Luther dan Ivory. "Kalau ada kesalahpahaman, kita bisa bicarakan baik-baik. Jangan berkelahi.""Minggir! Nggak ada hubungannya denganmu!" kata Ivory dengan tatapan yang tajam."Guru, hari ini Luther sudah menyelamatkan nyawa Anda, Anda nggak boleh membalas budinya dengan dendam!" Xena menjadi panik."Diam! Kamu nggak berhak bicara di sini!" Ivory menjadi marah karena malu. Dia merasa dipermalukan karena diperingatkan muridnya di depan publik.Luther berkata dengan ekspresi tenang, "Ketua Ivory, aku memberimu kesempatan sekali lagi karena menghargai Xena. Kalau kamu mematahkan satu kaki Claudia, aku akan menganggap nggak terjadi apa pun hari ini.""Omong kosong! Apa kamu kira kami akan mengikuti perintahmu? Kamu kira kamu siapa?" kata Claudia dengan mata yang memelotot."Anak muda, apa kamu salah makan obat? Kenapa aku harus menuruti perintahmu?" kata Ivory dengan ekspresi yang meremehkan.Luther maju dan berkata de