"Kenapa masih bengong saja? Cepat enyah!" bentak Jana dengan tak sabaran. Bagaikan baru tersadar dari mimpinya, ekspresi Claudia tampak sangat muram. Dia menunjuk Luther sambil menggertakkan giginya. "Kalian ... pasangan sialan! Semoga kalian mati mengenaskan!""Seret keluar!" perintah Jana tanpa banyak basa-basi. Dia langsung memerintahkan para murid Istana Hawa menyeret Claudia dengan paksa. Jika Claudia terus memarahi Luther dan membuat pria itu semakin kesal, mungkin saja Luther akan berubah pikiran lagi."Anak muda, aku sudah mengusirnya sekarang. Apa kamu sudah bisa mengobati Ketua kami?" tanya Jana setelah mengusir Claudia."Lunasi dulu pembayarannya," kata Luther mengingatkan."Nggak masalah." Jana tidak berani ragu-ragu, dia langsung menyerahkan semua dana yang dipegangnya. Setelah transaksi selesai, Luther baru mengangguk dengan terpaksa. Dia memerintahkan bawahannya untuk membawa Ivory yang tak sadarkan diri itu ke ruang pengobatan.Setelah renovasi, Vila Embun kini dilengka
Mendengar perkataan itu, ekspresi Luther berubah drastis dan langsung berdiri. "Kenapa bisa begitu?"Helen terus-menerus marah, "Berengsek! Kamu masih berani tanya? Semua ini gara-gara kamu! Setelah bertemu denganmu malam itu, putriku terlihat seperti kehilangan nyawanya. Dia nggak mau minum dan makan sama sekali. Dia juga menangis semalaman dan pagi ini dia melompat dari gedung untuk bunuh diri!"Bang!Mendengar perkataan itu, pikiran Luther menjadi kosong. Dia tidak menyangka Ariana akan bertindak gegabah dan langsung melompat dari gedung untuk bunuh diri tanpa ragu-ragu. Apa wanita ini sudah gila?"Bagaimana ... kondisinya sekarang?" Pada saat itu, nada suara Luther mulai terdengar gemetar."Putriku masih belum melewati masa kritis, situasinya sangat buruk dan nyawanya bisa dalam bahaya kapan saja. Semua ini gara-gara kamu! Bajingan sepertimu yang membuat putriku lompat dari gedung! Luther, kuperingatkan ya! Kalau terjadi sesuatu pada putriku, aku pasti akan membuatmu menanggung aki
"Siapa kamu? Apa aku mengenalmu?" Perkataan Ariana yang mendadak itu membuat Luther langsung bingung. Helen dan yang lainnya juga saling memandang dan tidak percaya dengan kejadian itu."Kamu ... nggak mengenalku?" kata Luther dengan terkejut."Aku harusnya mengenalmu ya?" kata Ariana dengan dingin seolah-olah melihat orang asing dan ekspresinya penuh dengan penolakan."Apa ada masalah di bagian lainnya? Biar kuperiksa lagi." Luther bersiap untuk memeriksa denyut nadi Ariana lagi. Namun begitu Luther hendak menyentuhnya, Ariana langsung menarik tangannya kembali."Apa yang kamu lakukan?" kata Ariana dengan ekspresi dingin dan tatapan yang waspada. Sikapnya yang seperti orang asing malah membuat Luther merasa tidak terbiasa dan berpikir jangan-jangan Ariana sudah kehilangan ingatannya.Helen menjadi panik dan mendekati Ariana dengan ekspresi yang sedih. "Putriku, ada apa denganmu? Jangan takuti Ibu! Apa kamu sudah kehilangan semua ingatanmu? Jangan-jangan, kamu juga sudah lupa siapa aku
"Jaga dirimu baik-baik, jangan lakukan hal bodoh lagi. Sampai jumpa lagi." Setelah berpamitan, Luther akhirnya berbalik dan pergi. Sepertinya, takdir keduanya sudah benar-benar berakhir."Ibu, orang tadi aneh sekali. Aku dulu pernah bertemu dengannya?" Melihat punggung Luther yang pergi, Ariana mengernyitkan alisnya. Dia merasa familier dengan Luther, tetapi sama sekali tidak ada kesan apa pun di pikirannya."Nggak pernah bertemu, dia hanya agen asuransi saja. Nggak usah pedulikan dia. Dengar kataku, beristirahatlah dengan baik," kata Helen dengan ekspresi gembira."Benar, Kak. Kamu baru saja kecelakaan mobil dan berhasil selamat, jangan berpikir sembarangan," timpal Roselyn.Menurut mereka, Ariana bisa melupakan Luther adalah kabar yang benar-benar menggembirakan."Oh." Ariana menganggukkan kepalanya. Dia merasa aneh, tetapi dia juga tidak berpikir terlalu banyak.....Di perjalanan pulang, suasana hati Luther menjadi rumit. Bagi keduanya, akhir ini bisa dianggap memuaskan. Namun enta
"Eh?"Setelah melihat Claudia, Luther mengernyitkan alisnya. "Kenapa kamu ada di sini? Bukankah kamu sudah diusir keluar?""Kalau Xena bisa kembali, aku tentu saja juga bisa. Bagaimana? Terkejut?" Claudia melipat kedua lengannya dengan ekspresi sinis. Meskipun lawannya memiliki berbagai cara, tetap saja tidak bisa melawan perkataan gurunya."Aku nggak butuh penjelasan yang masuk akal," kata Luther sambil mengalihkan pandangannya ke arah Jana."Anak muda, aku akui kamu sudah menyembuhkan luka Ketua. Tapi kami juga sudah membayar 10 triliun sebagai upah. Kami sudah bermurah hati, kamu harusnya bersyukur," kata Jana dengan tenang. Ekspresinya terlihat sama sekali tidak merasa bersalah."Uang adalah uang, janji adalah janji. Kalian sudah menyetujui persyaratanku, jadi harusnya memenuhi janji kalian. Istana Hawa adalah perguruan terkenal, apa kalian ingin mengingkari janji kalian?" kata Luther dengan nada dingin."Mengingkari janji? Urusan Istana Hawa nggak ada hubungannya denganmu!" Claudi
"Tunggu!"Pada saat itu, Xena tiba-tiba keluar dan menghalang di antara Luther dan Ivory. "Kalau ada kesalahpahaman, kita bisa bicarakan baik-baik. Jangan berkelahi.""Minggir! Nggak ada hubungannya denganmu!" kata Ivory dengan tatapan yang tajam."Guru, hari ini Luther sudah menyelamatkan nyawa Anda, Anda nggak boleh membalas budinya dengan dendam!" Xena menjadi panik."Diam! Kamu nggak berhak bicara di sini!" Ivory menjadi marah karena malu. Dia merasa dipermalukan karena diperingatkan muridnya di depan publik.Luther berkata dengan ekspresi tenang, "Ketua Ivory, aku memberimu kesempatan sekali lagi karena menghargai Xena. Kalau kamu mematahkan satu kaki Claudia, aku akan menganggap nggak terjadi apa pun hari ini.""Omong kosong! Apa kamu kira kami akan mengikuti perintahmu? Kamu kira kamu siapa?" kata Claudia dengan mata yang memelotot."Anak muda, apa kamu salah makan obat? Kenapa aku harus menuruti perintahmu?" kata Ivory dengan ekspresi yang meremehkan.Luther maju dan berkata de
Kini, tatapan semua orang tertuju pada Claudia. Kitab Hawa sangatlah penting bagi Istana Hawa. Sementara itu, syarat yang diajukan oleh Luther jelas adalah pembalasan dendam. Dia ingin mematahkan kaki Claudia, bahkan menyuruh Ivory yang turun tangan."Lu ...." Xena ingin membantu mereka, tetapi Luther mengangkat tangan untuk menyela. Pria ini pun menatap Ivory lekat-lekat sambil bertanya, "Gimana, Ketua Ivory?""Claudia adalah murid utamaku. Sebagai gurunya, aku tentu nggak boleh menyakitinya," jawab Ivory dengan penuh keyakinan."Jadi, kamu nggak tertarik dengan Kitab Hawa, ya?" tanya Luther lagi sembari mengangkat alisnya."Tentu saja tertarik, tapi aku nggak akan menuruti ucapanmu." Ivory mengangkat dagu dan berkata dengan lantang, "Aku mau Kitab Hawa, tapi nggak akan menyakiti muridku. Jadi, kuperintahkan kamu untuk segera menyerahkan kitab itu. Dengan begitu, aku baru akan memaafkan kelancanganmu."Mendengar ini, Luther pun tertawa saking kesalnya. Barusan wanita ini sudah berjanj
Xena buru-buru maju untuk menasihati, "Guru, cederamu belum pulih! Jangan bertarung lagi!""Dasar pengkhianat!" Ivory sangat murka melihat Xena. Dia langsung menamparnya dan membentak, "Kalau bukan karena kamu memberiku kitab palsu, mana mungkin aku terluka seperti ini!""Aku ... bukan aku yang melakukannya ...," sahut Xena sambil menggeleng tanpa henti."Masih nggak mau ngaku!" Ivory menghardik, "Biar kutanya, gimana bajingan itu bisa mendapat Kitab Hawa? Pasti kamu yang diam-diam memberikannya padanya, 'kan? Kurang ajar sekali!""Aku nggak melakukan hal seperti itu ...." Xena terus berusaha untuk membantah."Xena, hebat sekali kamu! Kamu memberi Guru kitab palsu, tapi malah memberi bajingan itu yang asli. Dasar rendahan!""Aku kira kamu sangat setia selama ini, tapi ternyata begitu rendahan! Beraninya kamu mengkhianati sekte!""Jangan berpura-pura lagi! Kami semua jijik melihat tingkahmu yang munafik!" Para murid Istana Hawa mulai memaki. Menurut mereka, Xena memang bersekongkol deng
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru