Kesuksesan Keluarga Caonata saat ini adalah hasil dari akumulasi usaha mereka selama ratusan tahun. Memulai kembali semuanya dari awal bukanlah hal yang mudah."Ayah tenang saja, aku nggak pernah kalah dari siapa pun untuk masalah bisnis," pinta Bianca dengan percaya diri."Bagaimana rencanamu selanjutnya?" tanya Kevin."Prospek di sini nggak terlalu bagus, aku berencana untuk mengembangkan usaha di Midyar. Dengan Pil Dua Warna sebagai produk utama, aku ingin mengembangkan bisnisku sendiri," ujar Bianca dengan tekad kuat."Ke Midyar?" Kevin mengernyit, lalu melanjutkan, "Sepertinya Keluarga Caonata nggak punya koneksi di Midyar. Takutnya kamu akan sangat kesulitan kalau pergi ke sana.""Ayah, apa kamu sudah lupa bahwa Kakek bertugas di Midyar? Dengan perlindungannya, nggak akan ada yang berani menindasku di sana." Bianca tersenyum tipis."Sepertinya kamu sudah punya rencana." Kevin mengangguk dan menimpali, "Kalau begitu, semoga kamu beruntung."Dengan kemampuan putrinya dan dukungan d
"Luther?" Mendengar nama itu, semua murid Istana Hawa sontak termangu. Tidak ada yang menyangka bahwa dokter genius yang disebutkan oleh pengawas berpakaian hitam itu ternyata adalah orang dari Vila Embun itu.Yang paling penting lagi adalah, mereka baru saja berselisih dengan orang itu beberapa hari yang lalu. Memalukan sekali rasanya jika mereka harus memohon pada Luther sekarang."Apakah kemampuan medis Luther benar-benar sehebat itu?" tanya Jana sambil mengernyit. Memang cukup mengesankan jika seorang pemuda berusia 20-an bisa menjabat sebagai tetua di Lembah Obat dengan usia semuda itu."Tentu saja hebat!" Pengawas berbaju hitam mengangguk. "Tetua Luther dilantik langsung oleh ketua kami, juga merupakan tetua yang paling muda di Lembah Obat. Kemampuan medisnya sangat luar biasa, bahkan tidak kalah dari Ketua sendiri!"Adegan saat Luther menyembuhkan pasien yang lumpuh saat itu masih membekas dalam ingatan mereka. Semua orang sangat kagum terhadap Luther."Meski usianya masih muda,
"Lagi-lagi kamu main tarik ulur denganku, ya?" ucap Claudia seolah-olah menebak isi hati Luther. "Baiklah, kalau kamu merasa makan bersamaku nggak cukup, aku bisa kencan denganmu sekali. Bahkan, aku akan membiarkanmu menggandeng tanganku. Dengan begitu kamu sudah puas, 'kan?"Bagi Claudia, ini adalah pengorbanan yang cukup besar. Biasanya para pria yang ingin mendekatinya tidak akan punya kesempatan sama sekali."Sejujurnya, aku benar-benar penasaran kenapa kamu bisa begitu percaya diri?" tanya Luther yang tak habis pikir. Padahal dia sudah jelas sekali menolak Claudia, tapi wanita ini malah terus merasa begitu percaya diri. Claudia selalu mengira dirinya ini bagaikan wanita idaman yang dipuja-puja oleh semua pria di dunia ini."Kenapa?" Claudia menyibak rambutnya, lalu berkata, "Karena aku memang cantik dari lahir dan punya tubuh yang bagus. Selain itu, statusku juga sangat tinggi. Aku sangat unggul dari semua aspek!""Hebat sekali!" Luther mengacungkan jari jempolnya. "Kalau kamu mem
Seiring dengan suara tamparan yang keras, Claudia terlempar jauh dan mendarat dengan keras di lantai. Giginya bahkan copot dan hidungnya meneteskan darah. Seketika, suasana di tempat itu menjadi hening. Semua murid Istana Hawa melihat kejadian ini dengan mata terbelalak.Mereka tidak pernah menyangka bahwa Claudia yang berinisiatif menyatakan perasaan dan bahkan mencium Luther ini akan berakhir seperti ini. Padahal, ini adalah kakak senior mereka yang paling cantik dan memesona. Banyak sekali pemuda dan pejabat lain yang ingin mendekati Claudia.Biasanya, semua pria yang berusaha menyanjung-nyanjung untuk mendekati Claudia. Jangankan menamparkan, bahkan tidak ada seorang pun yang tega berbicara kasar padanya. Akan tetapi, apa yang terjadi pada pria ini?Setelah dicium, Luther bukannya merasa senang, dia malah menampar kakak senior mereka ini. Kenapa nyalinya sebesar itu? Apa dia sudah gila?"Kamu ... beraninya kamu memukulku?" kata Claudia sambil berdiri perlahan-lahan dengan sempoyong
"Nggak sulit kalau mau mengobatinya. Tapi kita nggak ada hubungan sama sekali, kenapa aku harus menolongnya?" tanya Luther dengan tenang."Anak muda, kalau kamu bersedia menolong ketua kami, semua dendam kita sebelumnya akan impas!" kata Jana untuk memancing Luther. "Selain itu, asalkan kamu bersedia, aku bisa mengizinkanmu menikahi salah satu dari murid Istana Hawa yang kamu inginkan.""Aku nggak tertarik dengan anggota Istana Hawa. Boleh saja kalau kalian mau memintaku menyembuhkannya. Tapi, kalian harus menyetujui tiga persyaratan," pungkas Luther."Persyaratan apa?" tanya Jana sambil memicingkan matanya."Pertama, aku mau imbalan 10 triliun," ujar Luther mengacungkan satu jarinya."Sepuluh triliun? Kenapa kamu nggak merampok saja?" Claudia mulai marah."Lupakan saja kalau nggak mau," balas Luther."Baiklah, 10 triliun nggak masalah!" kata Jana sambil mengangguk. Uang hanyalah materi, tidak masalah jika mereka menghabiskan banyak uang untuk menolong Ketua."Syarat kedua, izinkan Xen
"Kenapa masih bengong saja? Cepat enyah!" bentak Jana dengan tak sabaran. Bagaikan baru tersadar dari mimpinya, ekspresi Claudia tampak sangat muram. Dia menunjuk Luther sambil menggertakkan giginya. "Kalian ... pasangan sialan! Semoga kalian mati mengenaskan!""Seret keluar!" perintah Jana tanpa banyak basa-basi. Dia langsung memerintahkan para murid Istana Hawa menyeret Claudia dengan paksa. Jika Claudia terus memarahi Luther dan membuat pria itu semakin kesal, mungkin saja Luther akan berubah pikiran lagi."Anak muda, aku sudah mengusirnya sekarang. Apa kamu sudah bisa mengobati Ketua kami?" tanya Jana setelah mengusir Claudia."Lunasi dulu pembayarannya," kata Luther mengingatkan."Nggak masalah." Jana tidak berani ragu-ragu, dia langsung menyerahkan semua dana yang dipegangnya. Setelah transaksi selesai, Luther baru mengangguk dengan terpaksa. Dia memerintahkan bawahannya untuk membawa Ivory yang tak sadarkan diri itu ke ruang pengobatan.Setelah renovasi, Vila Embun kini dilengka
Mendengar perkataan itu, ekspresi Luther berubah drastis dan langsung berdiri. "Kenapa bisa begitu?"Helen terus-menerus marah, "Berengsek! Kamu masih berani tanya? Semua ini gara-gara kamu! Setelah bertemu denganmu malam itu, putriku terlihat seperti kehilangan nyawanya. Dia nggak mau minum dan makan sama sekali. Dia juga menangis semalaman dan pagi ini dia melompat dari gedung untuk bunuh diri!"Bang!Mendengar perkataan itu, pikiran Luther menjadi kosong. Dia tidak menyangka Ariana akan bertindak gegabah dan langsung melompat dari gedung untuk bunuh diri tanpa ragu-ragu. Apa wanita ini sudah gila?"Bagaimana ... kondisinya sekarang?" Pada saat itu, nada suara Luther mulai terdengar gemetar."Putriku masih belum melewati masa kritis, situasinya sangat buruk dan nyawanya bisa dalam bahaya kapan saja. Semua ini gara-gara kamu! Bajingan sepertimu yang membuat putriku lompat dari gedung! Luther, kuperingatkan ya! Kalau terjadi sesuatu pada putriku, aku pasti akan membuatmu menanggung aki
"Siapa kamu? Apa aku mengenalmu?" Perkataan Ariana yang mendadak itu membuat Luther langsung bingung. Helen dan yang lainnya juga saling memandang dan tidak percaya dengan kejadian itu."Kamu ... nggak mengenalku?" kata Luther dengan terkejut."Aku harusnya mengenalmu ya?" kata Ariana dengan dingin seolah-olah melihat orang asing dan ekspresinya penuh dengan penolakan."Apa ada masalah di bagian lainnya? Biar kuperiksa lagi." Luther bersiap untuk memeriksa denyut nadi Ariana lagi. Namun begitu Luther hendak menyentuhnya, Ariana langsung menarik tangannya kembali."Apa yang kamu lakukan?" kata Ariana dengan ekspresi dingin dan tatapan yang waspada. Sikapnya yang seperti orang asing malah membuat Luther merasa tidak terbiasa dan berpikir jangan-jangan Ariana sudah kehilangan ingatannya.Helen menjadi panik dan mendekati Ariana dengan ekspresi yang sedih. "Putriku, ada apa denganmu? Jangan takuti Ibu! Apa kamu sudah kehilangan semua ingatanmu? Jangan-jangan, kamu juga sudah lupa siapa aku