"Luther? Mana mungkin dia?" Raiden termangu. Baru saja mereka membahas akan membina Luther tadinya. Kenapa sekarang terjadi hal seperti ini?"Apa kamu nggak salah? Kenapa Luther mau membunuh Tuan Larry?" tanya salah satu tetua."Memang itu yang terjadi. Keluarga Hutomo memberi kabar bahwa banyak sekali orang yang menyaksikan kejadian itu. Nggak akan salah!" jawab anggota tersebut dengan wajah serius."Kenapa bisa begini? Anak itu sudah gila ya?""Baru saja kita membahas mau bagaimana membinanya. Tak disangka dia ternyata adalah bajingan yang tak tahu berterima kasih!""Dia benar-benar sampah di aliansi bela diri!"Setelah memastikan informasi tersebut, beberapa tetua lainnya mulai memaki Luther. Larry memberikan kontribusi yang sangat besar bagi Aliansi Bela Diri Jiman. Semua orang yang bertemu dengannya harus menghormatinya. Tokoh sepenting ini malah dibunuh orang. Apalagi, pelakunya adalah Luther yang saat ini sedang naik daun. Tentunya hal ini semakin memicu amarah publik."Ayo, kit
Di pinggiran kota, Vila Embun telah menjadi markas Faksi Kirin. Sejak meninggalkan kediaman Keluarga Hutomo, Luther datang kemari untuk bersembunyi.Saat ini, Keluarga Hutomo sedang marah besar. Tidak ada gunanya jika Luther menjelaskan panjang lebar. Itu sebabnya, dia harus segera menyelidiki kebenarannya.Siapa yang membunuh Larry? Mengapa si pelaku ingin memfitnahnya? Luther mengerahkan seluruh Faksi Kirin demi menemukan kedua jawaban ini. Dia harus berpacu dengan waktu sebelum situasi menjadi makin buruk."Tuan Luther ...." Ronald tiba-tiba berlari ke ruang rapat dengan tubuh bercucuran keringat. "Gawat! Anggota Keluarga Hutomo sedang menuju ke Vila Embun!""Cepat sekali?" gumam Luther sembari mengernyit. Vila Embun ini baru digunakan sehingga tidak banyak orang yang tahu tentangnya. Tanpa diduga, hanya dalam beberapa jam, seseorang sudah menemukan vila ini. Bisa dipastikan bahwa ada orang yang terus mengawasinya."Bukan hanya anggota Keluarga Hutomo, tapi juga petinggi aliansi dan
Klang! Luther tak kuasa termangu saat melihat belati yang terjatuh ke samping kakinya. Belati ini memang pemberian Raiden. Namun, setelah minum-minum kemarin, dia meletakkannya di kamar.Ketika berangkat ke kediaman Keluarga Hutomo pagi ini, Luther pun tidak memperhatikannya. Tanpa diduga, belati ini malah menjadi senjata yang membunuh Larry. Dengan kata lain, Luther telah menjadi tersangka utama."Kenapa diam saja? Kamu ingin memberitahuku belati ini dicuri seseorang?" tanya Klark dengan raut wajah suram.Luther mengernyit. Jawaban yang sudah dipersiapkannya seketika tidak bisa dilontarkan. Dia memang ingin mengatakan belati itu dicuri, tetapi pasti tidak ada yang memercayainya."Bocah, bukti terpampang jelas sekarang. Kamu masih ingin mengelak?" bentak Kin dengan gusar."Ayah, nggak usah basa-basi dengannya. Langsung bunuh saja dia supaya dendam Kakek terbalaskan," sahut Jaden untuk memanas-manasi."Luther, kamu benar-benar membunuh Tuan Larry?" Raiden yang sedari tadi diam akhirnya
Anggota Keluarga Hutomo dan Aliansi Bela Diri hanya 1.000-an orang. Sementara itu, seluruh Faksi Kirin setidaknya berjumlah 4.000 sampai 5.000 orang. Terlepas dari kemampuan mereka, energi yang ditunjukkan mereka saja sudah cukup mengerikan.Itu sebabnya, para pesilat yang terus berteriak ingin membunuh Luther sontak terdiam. Lagi pula, Faksi Kirin bukan hanya memiliki senjata tajam, tetapi juga senjata api. Begitu mereka menembak, pesilat tingkat sejati tidak akan mampu menahannya."Tuan, kamu baik-baik saja?" tanya Johan yang membawa elite Faksi Kirin mengadang di depan Luther untuk menjadi tameng."Aku baik-baik saja," sahut Luther sembari menggeleng. Tidak akan ada yang bisa menghalanginya jika dia ingin kabur. Namun, takutnya reputasinya akan menjadi buruk."Luther, kamu kira pasukanmu mampu melawan pengawal bayangan Keluarga Hutomo?" bentak Klark dengan murka.Meskipun anggota Faksi Kirin sangat banyak, mereka hanya akan mati kalau pengawal bayangan turun tangan. Tentunya, kerugi
"Pil Tujuh Hari Kematian?" Ketika melihat pil berwarna hitam itu, banyak orang yang menunjukkan ekspresi ketakutan.Pil itu memiliki toksisitas yang sangat tinggi. Begitu dikonsumsi, seseorang sudah pasti akan mati jika tidak mendapatkan penawarnya. Bahkan, basis kultivasi setinggi apa pun tidak akan bisa membantu."Luther, kalau kamu memang nggak bersalah, makan saja pil itu!" bentak Klark."Ya, kami nggak akan pergi sebelum kamu menelan pil itu!" seru anggota Keluarga Hutomo lainnya.Mereka tentu merasa enggan jika Luther bisa bebas begitu saja. Namun, situasi akan berbeda setelah Luther menelan Pil Tujuh Hari Kematian. Tidak peduli tipu muslihat apa yang dimainkan, dia tidak akan terlepas dari kematian sebelum memberi mereka penjelasan."Oke, aku akan memakannya," ujar Luther sambil mengangguk. Kemudian, dia memasukkan pil itu ke mulutnya."Tuan, jangan!" Ronald buru-buru menghentikan saat melihatnya. "Pil ini beracun, kamu akan mati kalau memakannya!""Dia tetap akan mati kalau ngg
Jika Raiden tidak memberikannya waktu untuk menyelidiki insiden ini, mungkin pertempuran besar sudah terjadi sekarang. Ketika saat itu tiba, situasi akan sulit untuk dikendalikan."Luther, aku nggak bisa membantumu secara terang-terangan. Tapi, kamu boleh mencariku kalau ada masalah," ucap Raiden dengan sungguh-sungguh."Terima kasih, Tuan Raiden." Luther menangkupkan tangannya."Masalah sudah seperti ini, jaga dirimu baik-baik." Raiden menggeleng sambil menghela napas.Anggota Keluarga Hutomo dan lainnya datang dan pergi dengan cepat. Ketika melihat Luther menelan pil itu, mereka tahu bahwa dia sudah pasti akan mati. Bisa dibilang, tidak penting lagi apakah Luther adalah pelaku yang sebenarnya atau bukan."Tuan Luther, kamu benar-benar gegabah! Kenapa mengorbankan nyawamu sendiri?" Johan menghela napas, tidak memahami tindakan Luther ini."Semua ahli bela diri dari Jiman dan Jiberia berkumpul di luar. Kemampuan kalian masih belum cukup untuk membuat mereka mundur," sahut Luther dengan
Entah berapa lama kemudian, Luther membuka matanya, lalu mendapati dirinya sudah berada di rumah sakit. Racun dalam tubuhnya berhasil distabilkan untuk sementara waktu, tetapi kondisinya masih buruk."Sayang, akhirnya kamu siuman!" Terdengar seruan kaget dari samping. Begitu menoleh, Luther pun melihat Bianca yang duduk di samping ranjangnya dengan ekspresi cemas."Bianca, kenapa kamu di sini?" tanya Luther yang tertegun melihat kemunculan wanita ini."Ronald bilang kamu jatuh pingsan, aku tentu harus datang. Gimana? Mana yang sakit?" tanya Bianca dengan penuh perhatian."Aku baik-baik saja, hanya kecapekan dan butuh tidur," jawab Luther dengan nada santai."Kecapekan apanya? Jelas-jelas Tuan keracunan," gumam Ronald yang berdiri di samping dengan lirih."Diam!" tegur Luther sambil memelotot dengan galak."Apa? Keracunan? Kok bisa?" tanya Bianca sembari mengerutkan dahinya."Hanya racun kecil, bukan masalah. Aku akan sembuh habis makan obat," ucap Luther yang tersenyum."Kamu yakin?" B
"Hore! Aku akan pergi bermain besok!" Begitu mendapatkan persetujuan dari Luther, Becca sontak berseru kegirangan. Dia pun tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Luther, "Terima kasih, Paman. Aku doakan Paman panjang umur dan sakit selamanya!""Sakit selamanya?" Bianca termangu mendengarnya, lalu tertawa terbahak-bahak. Anak ini sungguh menarik."Hei, sembarangan saja! Yang benar adalah sehat selamanya!" tegur Ronald sambil memelotot."Tuan, maaf sekali. Putriku masih kecil, belum terlalu pintar bicara. Tolong jangan dimasukkan ke hati, ya." Junifer buru-buru meminta maaf. Luther sedang sakit, tetapi putrinya malah berbicara seperti itu. Kesannya terlalu lancang."Nggak apa-apa, namanya juga anak-anak." Luther tersenyum dan tidak terlalu peduli."Paman, besok aku ulang tahun. Kamu mau merayakannya bersamaku nggak?" tanya Becca sembari memiringkan kepalanya."Oke, Paman akan datang besok," jawab Luther sambil mengelus kepala kecil Becca."Hore!" Becca langsung melompat kegiran
"Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya Gusdur sambil mengalihkan pandangannya ke arah Ezra."Ada tamu yang datang, kita tentu saja nggak boleh nggak sopan. Suruh mereka masuk ke ruang tamu untuk berbicara," kata Ezra dengan tenang. Roman mewakili Keluarga Luandi, dia tentu saja tidak bisa mengusir tidak peduli apa pun niat kedatangan Roman ini. Mengenai hubungan pernikahan ini, tentu harus dipertimbangkan dengan matang."Baik," jawab pengurus rumah, lalu segera pergi."Kalian lanjutkan saja makannya, aku akan menemui orang-orang dari Keluarga Luandi ini," kata Ezra, lalu bangkit dan pergi.Setelah saling memandang sebentar, ketiga putra dari Ezra juga akhirnya mengikuti Ezra. Mereka ingin melihat apa yang sedang direncanakan Keluarga Luandi kali ini."Sudahlah, biarkan mereka yang mengurusnya. Kita makan saja," kata nenek Bianca sambil tersenyum agar semuanya melanjutkan makan malamnya.Tiga menit kemudian, di ruang tamu Keluarga Paliama. Ezra duduk di kursi utama dan langsung menghadap ke
Setelah meninggalkan Grup Luca, Luther dan Bianca pergi ke mal terlebih dahulu untuk memberi berbagai hadiah. Mulai dari hadiah untuk para lansia dan anak-anak yang baru belajar berjalan, semua kerabat inti Keluarga Paliama mendapat hadiah. Setelah itu, mereka pergi ke toko barang antik untuk memilih sebuah lukisan kaligrafi yang bagus untuk Ezra.Menjelang senja, Luther yang sudah mempersiapkan semuanya mengunjungi kediaman Adipati Ezra untuk pertama kalinya. Kediaman ini terletak di pusat kota Midyar yang berbentuk kompleks rumah tradisional dengan area yang sangat luas.Ezra memiliki tiga putra dan seorang putri Putra sulung, Gusdur, bekerja di pemerintahan sebagai pejabat pangkat tiga dan statusnya sangat dihormati. Putra kedua, Gandara, bekerja di industri farmasi dengan kekayaan yang mencapai puluhan triliun dan menjadi pengusaha terkenal di Midyar. Putra bungsu, Gema, sukses di dunia militer dan kini menjabat sebagai perwira militer pangkat tiga.Sementara itu, putri kecil Ezra,
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga