Ketika melihat si pria tua tiba-tiba melompat dari kursi roda, semua orang langsung termangu. Satu per satu membelalakkan mata dengan terkejut. Tidak ada yang menduga bahwa pasien yang lumpuh selama 8 tahun bisa berdiri kembali secepat itu.Yang paling mengejutkan adalah Luther hanya menggunakan 1 jarum untuk menyembuhkan si pria tua. Genius macam apa ini?"Aku ... aku nggak salah lihat, 'kan? Pria tua itu ... memang melompat barusan?""Situasi macam apa ini? Hanya dengan 1 tusukan jarum, pasien sudah sembuh?""Ya ampun, bukankah keterampilan medis pemuda ini terlalu di luar nalar?"Setelah suasana hening sejenak, semua orang sontak menjadi heboh. Keraguan dan penghinaan yang ada sebelumnya seketika digantikan oleh keterkejutan."Nggak ... nggak mungkin! Bagaimana mungkin pasien yang sudah lumpuh selama 8 tahun bisa tiba-tiba berdiri?" ujar Declan sambil menggeleng dengan kuat. Dia tidak bisa memercayainya. Dia bahkan membutuhkan sebulan untuk menyembuhkan pasien, tetapi Luther hanya m
Declan tidak bisa berkata-kata. Ekspresinya menjadi sangat murung. Di sisi lain, Vania juga merasa kesal, tetapi dia hanya bisa menahan emosinya."Bagus sekali! Benar-benar genius berbakat!" Paulo bangkit dan tertawa, lalu berkata, "Selamat! Kamu berhasil mengalahkan semua kandidat hari ini. Katakanlah, hadiah apa yang kamu inginkan. Aku pasti akan memuaskanmu sebisa mungkin."Sebagian besar orang mengikuti ujian supaya bisa bergabung dengan Lembah Obat. Namun, ada juga yang berpartisipasi untuk meminta sesuatu dari Raja Obat, seperti harta karun langka, obat mujarab, buku pengobatan kuno, dan sebagainya."Senior benar-benar lugas. Kalau begitu, aku nggak akan sungkan-sungkan lagi. Kedatanganku hari ini untuk Teratai Hijau Milenium," sahut Luther dengan terus terang."Teratai Hijau Milenium?" Paulo mengangkat alisnya dan berkata, "Ini obat spiritual berkualitas tinggi yang sangat langka. Permintaanmu ini benar-benar besar.""Kenapa? Apa Senior nggak bersedia memberikannya kepadaku?" ta
"Ketua! Anda tidak bercanda? Dia baru bergabung dengan Lembah Obat, tapi sudah dipromosikan menjadi tetua? Ini ... ini benar-benar tidak masuk akal!""Benar, Ketua! Selama ratusan tahun ini, Lembah Obat tidak pernah ada hak istimewa seperti ini. Hal ini tidak sesuai dengan aturan lembah!""Ketua, kami tahu Anda sangat menghargai bakat seseorang. Tapi, aku khawatir semua anggota akan menentang keputusan Anda ini!"Para tetua dan beberapa pengawas sulit untuk menerima keputusan ini. Patut diketahui bahwa tetua memiliki hak di atas pengawas dan hanya di bawah wakil ketua.Umumnya, murid baru akan menjadi murid luar. Setelah naik tingkatan, mereka akan menjadi murid dalam dan murid inti. Sesudah menjadi murid inti, mereka harus membuat kontribusi agar jabatannya naik menjadi pengawas.Bahkan, pengawas dibagi menjadi tingkatan rendah, menengah, dan tinggi. Setelah menjadi pengawas tingkat tinggi, seseorang baru memiliki kesempatan untuk dipromosikan menjadi tetua. Setiap promosi pun membutu
"Kita dibuntuti?" Fernando mengernyit, lalu menginstruksi sopirnya, "Tambah kecepatan mobil!""Baik!" Sopir segera mengiakan, lalu menginjak pedal gas dan kecepatan mobil seketika meningkat.Saat ini, sebuah mobil van tiba-tiba muncul di pertigaan depan untuk menghalangi jalan mereka. Raut wajah si sopir sontak berubah, dia buru-buru menginjak rem.Ban bergesekan kuat dengan tanah sehingga meninggalkan jejak yang panjang. Akan tetapi, di bawah pengaruh gaya gravitasi, mobil mereka tetap menabrak van tersebut.Bam! Terdengar suara benturan yang sangat keras. Mobil van terbalik, sedangkan bagian depan Rolls-Royce milik Fernando penyok dan hancur, juga tidak bisa dinyalakan kembali.Untungnya, mereka tidak terluka karena telah mengambil tindakan pencegahan sejak awal. Namun, ketika turun dari mobil, mereka mendapati bahwa mobil di belakang sudah menyusul mereka."Cepat! Kepung mereka!" Begitu pintu mobil dibuka, terlihat sekelompok pria kekar yang mengenakan kemeja dan memegang tongkat. M
"Beres!" Setelah menjatuhkan semua petarung itu, Charlotte meletakkan pemukul bisbolnya di atas bahu. Dia berjalan kembali ke hadapan Luther dengan santai, lalu meminta pujian sambil tersenyum, "Paman, gimana? Aku hebat, 'kan?""Bagus. Dibandingkan beberapa hari lalu, kekuatanmu memang sudah meningkat pesat," balas Luther seraya mengangguk dengan puas.Harus diakui bahwa Charlotte memiliki bakat bela diri yang mengerikan. Dia baru berlatih 1 hari, tetapi kemampuannya sudah hampir setara dengan pesilat yang berlatih 1 tahun. Apalagi setelah dibimbing oleh Luther, kemampuan gadis ini langsung meningkat pesat. Dulu, dia masih kesulitan saat melawan belasan orang. Sekarang, dia merasa sangat enteng."Tentu saja, aku memang hebat!" ucap Charlotte sembari menengadah dengan sombong. Dia tampak sangat puas dengan pencapaiannya. Entah kenapa, energi dalam tubuhnya menjadi sangat berlimpah saat dia bangun tidur kemarin. Energi ini seolah-olah tidak ada habisnya."Jadi, kalian berdua mau pergi se
Sikap Luther yang jelas-jelas menantangnya membuat wajah Declan seketika menjadi murung. Dia merasa dirinya telah diremehkan oleh Luther."Kak Declan, jangan berbelaskasihan. Hajar dia sampai mati!" ujar Vania dengan dingin."Bocah, lihat saja bagaimana aku akan mempermalukanmu!" seru Declan sembari melompat dan tiba-tiba menyerbu ke depan.Ketika mendekat, tubuh Declan sontak berkelebat, sedangkan sepasang tangannya berubah menjadi bayangan pukulan yang menargetkan dagu Luther.Jurus bernama Bunga Tersembunyi ini bisa digunakan untuk menyerang ataupun bertahan. Selain itu, jurus ini juga selalu berubah-ubah sehingga membuat lawan sulit menghindar.Di sisi lain, Luther sama sekali tidak menggerakkan kakinya. Dia mengangkat satu tangannya, lalu ikut mengulurkannya ke depan.Bam! Sebuah energi sejati yang kuat seketika menggagalkan serangan Declan, bahkan pukulan Luther menghantam dadanya. Semua terjadi dengan cepat dan kejam.Declan sontak memuntahkan darah, lalu terpental hingga akhirn
"Paman, siapa Venick yang kamu sebut tadi?" Ketika melihat mobil Vania sudah jauh, Charlotte pun bertanya dengan penasaran."Hanya seorang pria berengsek, biarkan saja," jawab Luther dengan spontan.Mendengar ini, Charlotte hanya bisa berduka untuk pria bernama Venick ini. Jelas-jelas dia tidak tahu apa pun, tetapi akan menjadi kambing hitam sebentar lagi.Setelah kembali ke Sekolah Bela Diri Draco, Fernando berpamitan untuk pulang. Sementara itu, Luther yang sudah menyimpan Teratai Hijau Milenium dengan baik, meluangkan waktunya untuk mengajari Charlotte teknik bertarung dengan pemukul bisbol.Charlotte telah memiliki kepercayaan diri dan energi internal yang cukup, juga keterampilan bertarung dasar. Hanya saja, teknik menyerangnya terlalu sederhana dan kurang terstruktur. Dia akan menderita kerugian besar saat bertarung melawan musuh yang lebih kuat.Lantaran senjata yang digunakan Charlotte adalah tongkat, Luther pun akan mengajarinya teknik yang sesuai. Sejak kecil, Luther memiliki
"Ariana, ada apa ini?" Luther mengerutkan keningnya."Begini, kemarin aku pergi ke Keluarga Warsono di Jiberia untuk menjenguk Kakek. Saat pulang pagi ini, aku dicegat oleh orang dan hampir dibunuh. Untungnya, ada seorang jenderal yang kebetulan lewat dan menolongku," kata Ariana menjelaskan."Kenapa kamu nggak beri tahu aku kalau kamu pergi ke Jiberia? Setidaknya aku masih bisa mengutus orang untuk melindungimu," ujar Luther tidak senang."Aku membawa beberapa pengawal ke sana, tak disangka akan bertemu dengan kejadian seperti ini." Ariana merasa agak tidak berdaya. Jika hanya konflik biasa, beberapa pengawalnya itu mungkin sudah cukup untuk menanganinya. Namun, jika ini adalah perencanaan pembunuhan yang disengaja, pengawal Ariana jelas tidak cukup untuk menghadapi mereka."Sudah tahu siapa pelakunya?" tanya Luther lagi."Sementara ini belum jelas," jawab Ariana sambil menggeleng."Kamu baru pergi ke Jiberia untuk menjenguk kepala keluarga, malah langsung disergap saat pulang. Bu
Keesokan paginya, di bandara Atlandia. Gema yang mengenakan pakaian tradisional berdiri di depan pintu bandara dan menunggu dengan penuh harapan.Sebelum datang ke sini, Gema sudah menghubungi teman seperjuangan yang pernah bertugas bersamanya di militer. Setelah mendapat penghargaan atas jasanya dan ditambah dengan bantuan dari Keluarga Paliama, dia beruntung bisa tetap tinggal di Midyar dan mendapat posisi uang cukup baik.Sementara itu, teman Gema ini merantau ke Atlandia. Setelah berjuang selama bertahun-tahun, dia juga sudah sukses dan kini menjabat sebagai jenderal pangkat tiga yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan koneksi. Kali ini, apakah Gema bisa bertemu dengan Raja Atlandia, semuanya tergantung pada koneksi temannya ini.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil dan sebuah jip militer berhenti tepat di samping Gema. Terlihat seorang pria dengan kepala botak yang akan bersinar di bawah sinar matahari sampai menyilaukan mata saat jendela mobilnya diturunkan, tetapi
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban
Setelah mendengar ucapan Nivan, ekspresi Naim menjadi sangat serius. Alisnya berkerut, dia tampak tenggelam dalam pikirannya.Sepertinya dia terlalu meremehkan situasinya. Naim mengira ini hanya persaingan di antara saudara-saudaranya, tetapi siapa sangka situasi ini justru memberi peluang bagi harimau buas seperti Ernest.Kekuatan Ernest sangat besar. Dengan alasan mendukung putra mahkota untuk naik takhta, dia mulai merekrut banyak orang dan memperluas jaringannya, hingga memiliki pengaruh yang setara dengan keluarga kekaisaran.Jika Ernest benar-benar mendukung Nolan naik takhta, kekuatannya akan melampaui kaisar dan tidak ada yang bisa menekannya. Dalam skenario terburuk, dia bisa memanipulasi kaisar sebagai boneka dan sepenuhnya menggulingkan kekuasaan keluarga mereka."Nivan, apa yang kamu katakan ini benar?" tanya Naim dengan alis berkerut."Benar, sama sekali nggak bohong!" jawab Nivan dengan serius. "Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa mengutus orang untuk menyelidikinya.""Ak
Satu jam kemudian, Nivan yang sudah menyamar diam-diam memasuki sebuah vila pribadi yang mewah. Naim sudah menyiapkan teh dan camilan di ruang tamu vila itu, terlihat sudah menunggu lama."Kak Naim, maaf sudah membuatmu menunggu lama," kata Nivan sambil melepaskan mantelnya, lalu tersenyum dan berjalan mendekat."Nggak apa-apa. Kita berdua jarang sekali bisa berkumpul. Kamu bisa inisiatif mengajakku bertemu saja, aku sudah merasa sangat senang. Menunggu beberapa menit bukan masalah besar," kata Naim dengan tersenyum sambil mempersilakan Nivan duduk, lalu menuangkan dua cangkir teh dan memberikan salah satunya untuk Nivan.Setelah menerima cangkir itu, Nivan langsung meletakkannya di samping dengan hati-hati. Dia sangat berhati-hati soal makanan dan minumannya saat berada di luar, ini sudah menjadi kebiasaannya."Nivan, kamu tiba-tiba mengajakku bertemu, apa kamu ingin membahas soal urusan resmi atau pribadi?" tanya Naim yang langsung ke topik pembicaraannya setelah menyesap tehnya."In
Saat ini, di sebuah vila mewah lainnya di dalam kota. Seorang mata-mata wanita yang mengenakan pakaian hitam dan jubah sedang melapor pada Nivan tentang hasil penyelidikannya."Tuan, belakangan ini orang-orang dari Keluarga Luandi sangat aktif. Mereka sedang sibuk membentuk aliansi dari delapan keluarga besar dan berbagai pihak lainnya. Banyak yang sudah berpihak pada Keluarga Luandi. Kalau terus membiarkan mereka seperti ini, ini akan menjadi ancaman besar bagi kita," kata mata-mata wanita itu sambil berlutut dengan satu kaki dan menundukkan kepala."Keluarga Luandi mendukung Kak Nolan, 'kan?" tanya Nivan yang duduk dengan tenang dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun."Keluarga Luandi punya ambisi besar. Katanya mendukung, tapi sebenarnya mereka sedang menjadi Pangeran Nolan sebagai boneka untuk memperbesar kekuasaan mereka sendiri," kata mata-mata wanita itu yang mengungkapkan rahasia di balik semua itu. Dia sudah menyusup di Keluarga Luandi selama bertahun-tahun, sehingga sangat me
Malam harinya, dua pemuda sedang bermain catur dengan santai di sebuah vila mewah yang tersembunyi di dalam kota. Yang sebelah kirinya adalah pria yang baru saja bertamu ke Keluarga Paliama, Roman, sedangkan yang sebelah kanan adalah pangeran kedua yang bertubuh kekar dengan pakaian mewah, Nolan.Keduanya bermain catur dengan konsentrasi penuh, kadang-kadang melangkah dengan cepat dan kadang-kadang berpikir dengan lama. Setelah bermain sekitar sepuluh menit, Roman akhirnya mengaku kalah."Roman, beberapa hari nggak bertemu, kemampuan caturmu makin hebat. Aku hampir saja kalah," kata Nolan sambil mengusap janggutnya, terlihat agak terkejut."Pangeran Nolan terlalu memujiku. Kemampuan caturku nggak ada apa-apanya kalau dibandingkan denganmu. Kalau Pangeran Nolan nggak sengaja mengalah, aku pasti sudah kalah sejak awal. Mana mungkin aku bisa bermain selam ini," kata Roman sambil tersenyum."Hahahaha ... kamu memang pandai berbicara," kata Nolan sambil tertawa terbahak-bahak dan ekspresiny
"Sebenarnya, kita nggak perlu bingung siapa yang lebih cocok menjadi kaisar. Yang lebih penting adalah siapa yang paling mungkin menjadi kaisar?" ucap Gandara tiba-tiba.Sebagai seorang pebisnis, Gandara selalu mengejar keuntungan secara maksimal. Jadi, dia tidak peduli siapa yang menjadi kaisar.Yang Gandara pedulikan adalah siapa yang lebih mungkin menjadi kaisar. Memilih orang itu dan mendukungnya adalah pilihan yang paling bijak."Siapa yang paling mungkin? Itu tergantung pada siapa yang punya paling banyak pendukung," ujar Gusdur sambil merenung."Oh ya, tadi aku lupa tanya, pangeran mana yang didukung oleh Keluarga Luandi?" Gema menepuk kepalanya.Setelah berdiskusi panjang lebar, mereka masih belum tahu siapa yang sebenarnya didukung oleh Keluarga Luandi."Aku rasa itu Pangeran Ketiga." Gandara menyipitkan mata dan menganalisis, "Pangeran Ketiga punya hubungan pribadi yang baik dengan Roman dan punya potensi yang luar biasa. Dia sangat disukai oleh Kaisar, jadi Keluarga Luandi m
Tanpa perlu kaisar turun tangan, orang-orang yang penuh ambisi itu akan menelan Keluarga Paliama tanpa menyisakan apa-apa. Sebaliknya, jika mereka memilih untuk berpihak dan pilihan mereka benar, Keluarga Paliama dapat berjaya selama ratusan tahun. Namun jika mereka salah, Keluarga Paliama bisa hancur hanya dalam semalam!Jadi, sekarang Ezra tidak tahu harus memilih yang mana. Masalah ini bukan masalah sepele. Jika salah langkah, semuanya akan berakhir dengan kekalahan."Biar aku pertimbangkan dulu. Aku belum bisa memberi jawaban kepada kalian saat ini," kata Ezra sekali lagi.Masalah ini berkaitan dengan banyak aspek. Jika Ezra membuat keputusan yang salah, semuanya akan hancur. Oleh karena itu, dia harus sangat hati-hati."Aku ngerti. Bagaimanapun, ini bukan perkara kecil. Tapi, aku harap kamu bisa segera memutuskan," ucap Roman dengan senyuman tipis."Adipati Ezra, Keluarga Paliama bukan satu-satunya yang ingin beraliansi melalui pernikahan dengan Keluarga Luandi. Waktu nggak menung