"Siapa sebenarnya orang ini? Bagaimana dia bisa mengundang pasangan ayah dan anak dari Grup Goberg?"Melihat Titan dan Thor datang melangkah ke arahnya, Malcolm merasa merinding. Kedua orang ini adalah ahli bela diri terkenal di dunia persilatan, salah satu dari mereka saja sudah bisa melawan ratusan lawan. Biasanya, mereka tidak akan keluar dengan mudah dan mengundang mereka bukanlah hal yang mudah."Kak Malcolm, siapa ini ayah dan anak dari Grup Goberg? Apa mereka sangat hebat?" tanya Roselyn yang berada di samping."Bukan hanya hebat, bagi orang biasa, mereka berdua seperti monster yang ganas! Terutama yang bernama Titan, dia sangat menakutkan dan membunuh baginya adalah hal yang sangat mudah. Banyak sekali korban yang mati di tangan mereka!" kata Malcolm dengan ekspresi serius.Sebagai anggota inti dari Grup Sutanto, Malcolm tentu saja mengetahui urusan dunia persilatan."Hah? Apa begitu menakutkan?"Roselyn ketakutan dan segera bersembunyi di belakang Malcolm. Meskipun Helen dan y
Namun, dibandingkan dengan Thor, tinju Luther terlihat jauh lebih kecil. "Cari mati!" Setelah mendengus, Thor lalu mengerahkan kekuatan dan kembali menyerang Luther.Boom!Seiring dengan suara ledakan, tinju dari kedua orang itu bertabrakan dengan keras. Luther berdiri mematung, tetapi lantai di bawah kakinya pecah berkeping-keping. Thor malah langsung mengerang saat bertabrakan dan langsung terpental membentur dinding dengan keras hingga dindingnya penyok. Lengannya yang meninju itu sudah berlumuran darah, tulangnya patah, dan tidak bisa bergerak lagi."Puft!"Setelah berusaha menahannya selama dua detik, Thor akhirnya memuntahkan darah. Seluruh tubuhnya menempel di dinding dan perlahan-lahan terjatuh lemas ke lantai."Bagaimana mungkin?"Melihat kejadian itu, Supri langsung bengong. Meskipun tidak sebanding dengan Titan, Thor juga setidaknya adalah ahli peringkat ke-13 di Peringkat Bumi. Orang seperti ini malah dipukul hingga terbang oleh Luther. Apa anak ini begitu hebat?"Eh?"Meli
"Hormat kepada Tuan Luther!" Di hadapan semua orang, Titan langsung berlutut di lantai dan kedua tangannya memberi hormat dengan ekspresi serius. Dia adalah ahli tinju dari Keluarga Hutomo yang berarti pengawal tingkat tinggi.Namun, kedudukan tamu kehormatan benar-benar berbeda. Kedudukannya ada di bawah pemimpin aliansi lama! Tidak peduli siapa pun yang melihat token itu, mereka harus memanggilnya Tuan ataupun Guru.Orang yang memiliki token tamu kehormatan dari Keluarga Hutomo sangat terbatas. Sampai saat ini hanya ada tiga hingga lima orang dan semuanya adalah sosok yang sangat berpengaruh. Luther bisa mendapatkan token tamu kehormatan ini sudah cukup membuktikan kemampuan dan nilainya!"Eh ...."Melihat Titan yang tiba-tiba berlutut, semua orang terkejut. Mereka semua terpaku dengan ekspresi tidak percaya. Orang itu adalah Titan yang terkenal dan seorang ahli peringkat kedua di Peringkat Bumi! Biasanya, tidak peduli ke mana pun dia pergi, dia selalu dihormati dan dikagumi semua or
Sumpit Luther memelesat keluar seperti anak panah dan langsung menembus lengan Supri."Argh!" Supri menjerit kesakitan dan keringat dingin langsung bercucuran."Ingat, kalau lain kali datang lagi, bukan hanya satu tangan lagi," kata Luther mengingatkan."Kamu ... berani sekali!" Supri memegang lengannya yang terus berdarah dan segera melarikan diri. Dia yang sebelumnya begitu bergengsi, sekarang terlihat sangat memalukan."Luther, apa yang tadi kamu keluarkan? Mengapa orang itu langsung bersujud saat melihatnya?"Setelah Supri pergi, Ariana akhirnya tidak tahan lagi dan bertanya dengan penasaran. Yang lainnya memang diam, tetapi ekspresi mereka juga terlihat terkejut."Oh, dua hari yang lalu, aku menyelamatkan seseorang, lalu orang itu memberikanku sebuah token. Dia bilang token ini bisa menyelamatkanku saat dalam masalah, nggak disangka benar-benar berguna," kata Luther sambil tersenyum."Oh? Ternyata ada hal baik seperti ini!" kata Ariana dengan terkejut. Ariana tadi berpikir bahwa L
"Ariana, kamu tahu sendiri kalau aku cuma bisa bertarung. Aku belum pernah menjadi kepala departemen keamanan dan sejenisnya sebelum ini. Kurang pantas kalau kamu menyerahkan jabatan itu padaku," ujar Luther sedikit dilematik.Luther tidak keberatan bertarung dan menyembuhkan orang. Namun, menurutnya menjadi eksekutif perusahaan berada di luar ranah kekuasaannya.Ariana tersenyum tipis dan berujar, "Yang penting kamu bisa bertarung. Nggak perlu melakukan apa pun, kamu cukup bertanggung jawab atas masalah keamanan, sekaligus melindungiku.""Anu ...," ujar Luther ragu-ragu."Huh! Kalau kamu nggak mau ya sudah!" Ariana sengaja memasang wajah datar saat berkata, "Pokoknya, kalau ada orang yang ingin menyakitiku di masa depan, aku akan pasrah saja menerima kematian. Itu bukan masalah besar.""Nggak mungkin seserius itu, 'kan?" ujar Luther.Ariana langsung berkata dengan sarkastis, "Ya, memang nggak seserius itu! Grup Warsono punya aset puluhan triliun, banyak orang yang mengincarnya. Sebaga
"Tuan Luther Bennett," jawab Harsa."Luther Bennett? Aku belum pernah dengar nama itu. Cepat pergi, jangan membuat masalah di sini!" tegur pengawal itu.Setiap hari, selalu ada banyak orang yang datang ke Kediaman Hutomo untuk mengantar hadiah. Situasi seperti ini sudah tidak aneh lagi.Harsa berkata tanpa daya, "Tapi, Tuan Luther bilang kalau anggur ini harus diserahkan pada Tuan Joshua.""Hei! Kamu ngerti bahasa manusia nggak? Aku menyuruhmu pergi!" hardik pengawal itu sedikit tidak sabar."Gimana kalau kamu masuk dan melapor dulu?" saran Harsa takut-takut."Kamu pikir kamu siapa? Berani sekali kamu memerintahku! Cepat pergi dari sini. Kalau nggak, jangan salahkan aku karena kasar padamu!" kata pengawal itu dengan ekspresi dingin."Ada apa ribut-ribut?"Saat ini, seorang pria bertubuh gemuk berjalan keluar. Ketika pengawal yang barusan marah-marah itu melihatnya, dia langsung menyapa sambil tersenyum."Bukan masalah serius, Tuan Jaden. Ada seorang pengemis yang bilang kalau dia ingin
Petang itu, Luther kembali ke rumah Harsa, tetapi dia tidak menemukan Harsa. Biasanya, pada waktu seperti ini, Harsa sudah menyiapkan makanan. Meskipun Luther sedang di luar, Harsa pasti akan menelepon dan bertanya karena pria itu memang sangat perhatian. Namun, kali ini bukan hanya tidak ada makanan, bahkan Harsa pun tidak ada di sana. Ini sungguh aneh.Saat Luther sedang kebingungan, ponselnya tiba-tiba berdering. Charlotte yang meneleponnya."Gawat, Paman! Ayahku kena masalah!" seru Charlotte dengan nada panik."Kena masalah? Apa yang terjadi?" tanya Luther dengan raut serius."Aku baru dapat telepon dari rumah sakit, katanya ayahku dipukuli orang hingga terluka parah dan hampir meninggal!" kata Charlotte."Harsa selalu baik pada semua orang, kenapa dia bisa dipukuli?" tanya Luther sambil mengernyit.Harsa selalu menjaga sikap dan ramah pada semua orang. Secara logika, orang seperti Harsa seharusnya tidak punya musuh."Aku juga nggak tahu cerita detailnya. Aku lagi dalam perjalanan
Luther mengernyit dan berkata, "Jadi pelakunya itu orang Keluarga Hutomo?"Luther sudah berbaik hati meminta Harsa mengantarkan anggur untuk mengobati penyakit Larry. Tapi, bukannya berterima kasih, Keluarga Hutomo bahkan berani memukuli Harsa. Apa pun alasan pelakunya, masalah ini tidak bisa dibiarkan begitu saja!Luther berkata dengan penuh sesal, "Paman Harsa, maafkan aku sudah mencelakaimu. Kalau aku nggak meminta Paman mengantarkan anggur, Paman nggak akan jadi begini.""Nggak, itu bukan salahmu. Aku cuma sedang sial," ujar Harsa sambil memaksakan senyum."Tenanglah, Paman Harsa. Aku akan membalaskan dendammu. Nggak peduli siapa yang melukaimu, aku bersumpah akan membuatnya menerima ganjaran setimpal!" kata Luther.Harsa tiba-tiba berkata dengan cemas, "Tuan Luther, Keluarga Hutomo ini keluarga kaya dengan bisnis besar. Mereka bukan lawan kita. Tolong jangan bertindak gegabah!" Harsa tidak masalah dipukuli, tetapi jika Luther sampai terlibat, dia akan merasa bersalah selamanya."J