Harry sedang bersandar di kursi dan mengistirahatkan matanya. Sekujur tubuhnya memancarkan aura yang menakutkan."Kak! Bianca jalang ini benar-benar keterlaluan. Kamu harus memberinya pelajaran!" hasut Gianna yang duduk di sebelahnya dengan kesal.Harry adalah pemuda kebanggaan negara. Bisa menikah dengan Harry dan bergabung dengan Keluarga Caonata adalah berkah bagi Bianca. Alhasil, Bianca berani membatalkan pernikahan di depan semua orang. Itu adalah penghinaan secara terang-terangan!Melihat Harry hanya diam, Gianna makin kesal dan berkata, "Kak, katakan sesuatu dong! Wanita jalang itu mengkhianatimu, apa kamu nggak marah?"Tunangan Harry sudah direbut dan dihamili pria lain. Pria mana yang sanggup bersabar atas hal seperti ini?Harry berkata dengan ekspresi datar, "Bagiku, marah juga nggak ada gunanya. Aku ingin menikahi Bianca bukan karena aku menyukainya, tapi karena aku menghargai potensinya. Jadi, nggak penting apa dia benaran hamil atau nggak.""Kak! Kamu sudah diselingkuhi, m
Siang hari, di dalam Restoran Royale."Gianna, lihatlah, ibu kota provinsi memang beda. Restoran mana saja terlihat begitu mewah dan berkelas. Ibu sudah putuskan, mulai sekarang Ibu akan menetap di ibu kota. Kota ini lebih besar dan makmur, mau ngapain saja lebih leluasa. Jauh beda dengan Jiloam yang kecil!" ujar Helen. Dia duduk di sebuah kursi indah sambil melihat ke sekeliling dan sesekali menghela napas.Mendengar ucapan ibunya, Ariana juga tampak tidak berdaya. Awalnya, dia berencana datang sendirian ke ibu kota provinsi untuk mulai bekerja di Grup Warsono alias Grup Miliarder. Namun, ibu dan adiknya memaksa untuk ikut. Mereka beralasan bahwa mereka bisa saling menjaga kalau bersama. Jadi, Ariana tidak perlu khawatir tidak ada yang merawatnya jika jatuh sakit.Keenan tiba-tiba bertanya, "Bu, apa Bibi tinggal di dekat sini?""Ya, Ibu sudah bikin janji makan malam dengan bibi kalian. Seharusnya dia akan segera sampai," sahut Helen sambil mengangguk.Di tengah pembicaraan Helen dan K
"Semuanya, aku cukup berpengaruh di kota ini. Jadi, kalau kalian menemui masalah di masa depan, jangan ragu untuk meminta bantuanku," ucap Malcolm yang berinisiatif mengeluarkan kartu namanya. Sembari berkata demikian, dia juga melirik Ariana dengan sorot mata yang penuh nafsu.Wanita itu benar-benar sangat cantik. Bukan hanya memiliki bentuk tubuh yang bagus, wajahnya pun sempurna. Sulit bagi Malcolm untuk menemukan kekurangan sedikit pun. Ariana benar-benar wanita yang berkualitas tinggi. Dia bahkan jauh lebih memesona daripada Roselyn."Tuan Malcolm benar-benar murah hati. Semuanya, mari silakan duduk," puji Helen sambil tersenyum. Kemudian, wanita itu berseru dengan nada tinggi, "Pelayan, tolong keluarkan makanannya!" Pada saat ini, Ariana tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar, masih ada satu orang yang belum datang.""Hah? Siapa yang belum datang?" tanya Helen sembari melihat sekeliling dengan heran. Saat Ariana ingin memberitahunya, pintu restoran tiba-tiba terbuka. Sosok Luther ta
"Sobat, gaji bulanan 20 juta sudah termasuk tinggi. Kalau kinerjamu baik, aku mungkin akan memberimu bonus juga," ucap Malcolm dengan nada bercanda. Roselyn berkata dengan bangga, "Luther, bisa menjadi sopir pacarku adalah keberuntungan bagimu. Kalau melewatkan kesempatan ini, kamu pasti akan menyesalinya nanti!"Herlina ikut menimpali, "Benar! Malcolm adalah manajer di Grup Sutanto. Masa depannya sangat cerah. Kalau bekerja untuknya, kamu juga bisa hidup nyaman. Kenapa kamu malah nggak mau?" Luther yang kebingungan pun bertanya, "Apakah Grup Sutanto sangat hebat?"Herlina menjelaskan dengan ekspresi meremehkan, "Kamu bahkan nggak tahu tentang Grup Sutanto? Itu adalah perusahaan besar dengan pendapatan ratusan triliun! Sedikit kekayaan mereka saja sudah cukup bagimu untuk makan dan minum seumur hidup!" Orang kampungan seperti Luther memang tidak mengerti apa pun."Maaf, aku belum pernah mendengar tentang itu," ujar Luther sambil menggelengkan kepala. Dia tidak familier dengan urusan bi
"Mengingat namaku, lalu kenapa? Apa yang bisa kamu lakukan terhadapku?" tanya Malcolm seraya tersenyum merendahkan. Tampaknya, dia sama sekali tidak menyadari bahaya yang telah menghampirinya."Aku adalah Fernando dan kamu bekerja di perusahaanku. Menurutmu, apa yang bisa aku lakukan terhadapmu?" tanya Fernando dengan nada dingin. Malcolm terus mengejek, "Lanjut saja, teruskan sandiwara ini. Apa kamu benar-benar mengira bahwa aku akan percaya dengan omong kosongmu?""Malcolm, aku secara resmi memberitahumu sekarang bahwa kamu sudah dipecat dari Grup Sutanto. Kamu nggak perlu datang lagi ke perusahaan besok," ucap Fernando yang terlalu malas untuk berbasa-basi.Malcolm sontak tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Hahaha ... memecatku? Hebat sekali kamu! Sejujurnya, aku punya pendukung di Grup Sutanto. Kalaupun Dewa Kekayaan yang asli, dia juga nggak berhak untuk memecatku, apalagi kamu yang palsu ini.""Oh, ya? Kalau begitu, aku ingin tahu, siapa pendukungmu?" ucap Fernando dengan nada
Tiba-tiba, Helen merasa cemas tanpa sebab, lalu berkata, "Aneh, kenapa mereka berjalan ke sini? Dilihat dari ekspresi mereka yang ganas, mungkinkah mereka ingin mencari masalah dengan kita?""Mereka menargetkan aku," ucap Luther secara tiba-tiba. "Menargetkan kamu? Apa kamu menyinggung orang lagi?" tanya Ariana seraya mengernyit. Tiba-tiba, wanita itu menyadari bahwa Luther sepertinya terlibat dalam banyak masalah belakangan ini."Bukan menyinggung, aku hanya menghajarnya dan mengajarinya sedikit tentang etika menjadi manusia," jawab Luther dengan tenang. Ariana menjelaskan dengan suara pelan, "Di kota ini bukan seperti di Jiloam. Ada banyak sosok berpengaruh di mana-mana. Beberapa orang bahkan nggak bisa kita singgung!"Meskipun sekarang Ariana adalah ketua dari sebuah perusahaan bernilai puluhan triliun, dia masih belum menyelesaikan transisi kekuasaan sepenuhnya. Sebab, Ariana masih kekurangan dana, koneksi, dan pengalaman.Pada tahap ini, yang paling penting baginya adalah membangu
Plak! Supri langsung menampar Malcolm tanpa ampun. Tenaganya yang besar membuat Malcolm terhuyung ke belakang dan hampir jatuh. Jejak lima jari sontak terlihat jelas di wajahnya."Hah?" Melihat Malcolm yang ditampar, Roselyn dan yang lainnya tercengang. Mereka tidak menyangka bahwa beberapa preman ini akan begitu berani, bahkan sampai menampar manajer dari Grup Sutanto.Apakah mereka mencoba untuk memberontak? Malcolm menutupi wajahnya. Dia yang sulit memercayai hal ini pun berkata, "Kamu ... beraninya kamu menamparku? Apa kamu tahu siapa aku? Aku adalah petinggi Grup Sutanto!""Grup Sutanto? Memangnya kenapa?" tanya Supri. Kemudian, dia tidak berbasa-basi dan lagi-lagi menampar Malcolm dengan keras. Pria gemuk itu melanjutkan, "Kalau Fernando yang datang, mungkin aku akan menghargainya. Kamu ini hanya seorang manajer, tapi beraninya berlagak di hadapanku?""Bajingan! Riwayatmu sudah tamat! Beraninya kamu menamparku lagi? Aku pasti akan memberimu ganjaran yang setimpal!" ancam Malcolm.
"Argh! "Seiring dengan suara teriakan yang mengerikan, para preman yang tidak sempat menahan serangan itu satu per satu terjatuh ke lantai dan berguling-guling. Dalam sekejap, sudah ada sekelompok orang yang berbaring di lantai. Sebatang sumpit tertancap di kaki setiap orang dan tidak bisa ditarik keluar."Hah?"Melihat pemandangan ini, Supri terkejut. Perlu diketahui, para preman ini adalah orang-orang yang dia pilih dengan hati-hati. Setiap orang telah menjalani pelatihan profesional dan memiliki keterampilan yang baik. Biasanya, jika 10 orang melawan 1 orang, mereka pasti akan menang. Namun, dia tidak menyangka hanya dengan satu serangan saja, semua orang dari pihaknya sudah terjatuh. Hanya beberapa batang sumpit saja bisa memiliki efek serangan yang begitu besar?"Aku tidak salah lihat? Orang ini sehebat itu?"Melihat Luther yang begitu tangguh, Herlina merasa terkejut. Menurut kesannya, Luther hanya tokoh kecil yang biasa dan tidak mencolok. Bagaimana mungkin dia memiliki keteram
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru