Melihat wajah-wajah yang memusuhinya di sekelilingnya, Luther tanpa sadar tersenyum sinis. Dia jelas-jelas sudah membantu mereka, tetapi malah terjadi salah paham. Jika tahu akan begini sejak awal, dia seharusnya tidak ikut campur menyelamatkan mereka. Sekarang bukan hanya tidak mendapat pujian, malah mendapat masalah besar. Benar-benar sial!"Luther, kenapa kamu diam saja? Apa kamu merasa bersalah jadi nggak berani berbicara?"Ken tetap mendesak Luther, seolah-olah ingin mengungkapkan segalanya hingga tuntas.Luther tersenyum sinis. "Kamu sudah mengatakan semuanya, apa lagi yang bisa kukatakan? Aku menyelamatkan nyawa kalian, tapi kalian malah bersikeras menuduhku meracuni kalian. Aku nggak pernah bertemu dengan orang yang begitu nggak tahu berterima kasih seperti kalian."Tatapan Ken memancarkan aura yang dingin. "Huh! Masih berani membantah? Kalau bukan kamu yang meracuni kami, coba jelaskan kenapa kamu bisa memiliki penawar racun itu?""Benar sekali! Kenapa kamu bisa memiliki penaw
"Kalau ada yang harus berkorban, kamu yang berkorban. Hari ini, tidak ada yang boleh menyakiti Luther!" kata Bianca sama sekali tidak memberi kesempatan.Bagi Bianca, prianya lebih penting daripada apa pun. Jangankan hanya difitnah, meskipun Luther benar-benar bersalah, dia juga akan melindunginya.Billy langsung menjadi marah dan berteriak, "Lancang! Ini adalah urusan keluarga besar, sejak kapan seorang junior boleh membuat keributan di sini? Panggil orang untuk membawa Nona Besar kembali ke kamarnya!""Baik!"Wati dan yang lainnya tidak berani ragu dan mencoba menarik Bianca keluar dari ruang pesta. Melihat kejadian ini, Luther mengernyitkan alisnya dan beberapa kali ingin bertindak, tetapi pada akhirnya menahan dirinya. Tindakan Keluarga Caonata telah membuatnya merasa marah.Ken melangkah maju dan tertawan dengan nada pelan. "Luther, sekarang tidak ada yang bisa membantumu lagi. Aku sebelumnya sudah menyuruhmu untuk segera pergi, tapi kamu tidak mau dengar. Bagaimana sekarang? Meny
Melihat Ken yang mati dengan tragis, semua orang menjadi terkejut. Mata mereka membelalak dan ekspresinya terlihat tidak percaya. Mereka tidak menyangka Luther berani membunuh Ken dengan sangat kasar dan kejam.Saat menyandera seseorang, bukankah seharusnya bernegosiasi terlebih dahulu? Mengapa Luther langsung membunuhnya tanpa berkata apa pun? Tindakan Luther benar-benar melenceng dari biasanya."Gawat. Kali ini, benar-benar sudah berakhir."Belinda memukul keningnya dengan tangan dan langsung menutup matanya. Jika sebelumnya mereka hanya merasa curiga, kini apa pun alasannya, mereka sudah menetapkan Luther sebagai pelaku. Mulai saat ini, Luther adalah musuh besar Keluarga Caonata!Setelah hening sejenak, seluruh ruangan menjadi hiruk pikuk."Pengkhianat gila! Berani melakukan kekerasan di depan umum? Hari ini kamu pasti akan mati!""Sialan! Apa orang ini sudah gila? Berani membunuh keturunan Caonata di wilayah Keluarga Caonata? Benar-benar gila!""Menantang seluruh Keluarga Caonata d
Luther melihat ke sekeliling dan berkata dengan lantang, "Semuanya, aku tahu kalian benci padaku, tapi sekarang dengar perkataanku. Selama kalian membiarkanku menyelesaikan semua ucapanku, aku nggak akan melawan kalau kalian mau membunuhku!""Huh! Kematian sudah di depan mata saja kamu masih mau berdebat?" kata Billy dengan mata membelalak."Percaya atau nggak, aku akan tetap mengatakannya. Ken memang pantas mati karena dia pelaku yang meracuni kalian!" kata Luther yang mengejutkan orang.Billy mendengus. "Omong kosong! Ken adalah keturunan Keluarga Caonata, bagaimana mungkin dia meracuni keluarganya? Aku lihat kamu hanya ingin memfitnahnya!""Benar! Kalau kamu ingin mengarang cerita, cari alasan yang masuk akal juga. Siapa yang akan percaya Ken adalah pelakunya?"Semua orang mencibir dan tetap memandang Luther dengan tatapan yang merendahkan. Jika Bianca tidak mengadang di depan Luther, mereka sudah menyerangnya sejak awal."Kamu bilang Ken adalah pelakunya, apa kamu ada buktinya?"Pa
"Konyol! Sungguh konyol! Kami semua melihat dengan jelas, sebelum kamu menyerang, Ken masih hidup. Kamu malah bilang dia adalah mayat? Benar-benar sangat konyol!"Billy menjadi makin marah dan sangat ingin membunuh Luther."Huh! Apa kamu kira kami bodoh? Kenapa kamu berpikir kita akan percaya dengan perkataan konyolmu?""Benar! Jelas-jelas, kamu yang membunuh Ken, kami semua bisa membuktikannya!"Semua orang menjadi marah dan makin banyak yang bertanya-tanya. Sudah membunuh orang dan tidak mengakuinya, malah masih menggunakan alasan yang sangat tidak masuk akal untuk menghindarinya, apakah Luther berpikir mereka adalah anak kecil?"Anak Muda, apa kamu tahu apa yang kamu katakan?"Pada saat ini, Kevin juga mengernyitkan alisnya. Dia mencoba memberikan Luther kesempatan untuk menjelaskannya, tetapi perkataan Luther makin tidak masuk akal."Aku tahu kalian tidak percaya, tapi aku ada buktinya."Setelah mengatakan itu, Luther berjalan ke depan mayat Ken dan merobek pakaiannya dengan ganas.
Billy tercengang, sedikit meragukan penglihatannya. Ini pertama kalinya dia melihat hal seaneh ini."Penyihir Hitam! Ini pasti ulah Penyihir Hitam!" seru salah seorang anggota Keluarga Caonata.Sebelum ini, memang selalu ada anggota Keluarga Caonata yang mati mendadak setiap beberapa waktu, tetapi kondisinya tidak semengerikan ini."Kejam sekali," ujar Kevin sambil mengernyit. Ekspresinya tampak sangat muram.Setelah membunuh Ken, pelaku masih menggunakan sihir untuk mengendalikan mayatnya untuk meracuni semua orang di Keluarga Caonata. Perbuatan ini tidak hanya keji, tetapi juga biadab. Tidak ada yang sanggup melakukan ini selain Penyihir Hitam."Sekarang, kalian percaya sama omonganku, 'kan?" ujar Luther."Ini ...." Billy hendak mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya menelan kata-katanya kembali. Meski sulit diterima, fakta sudah terpampang jelas di depan mata. Tidak ada yang perlu diragukan lagi.Bianca mengingatkan, "Ayah! Kebenaran sudah terungkap sekarang, tolong segera suruh orang-
"Dia pelakunya?"Mendengar ini, mata semua orang kembali tertuju pada Janeda. Sebelumnya, mereka tentu tidak akan percaya dengan ucapan Luther. Mereka mungkin malah akan mencemoohnya. Namun, setelah melihat serangkaian kejadian tadi, mereka terdorong untuk berpikir dengan lebih hati-hati. Jika mayat saja bisa dikendalikan seolah-olah masih hidup, hal apa lagi yang mustahil?"Dokter Ilahi, apa aku pernah menyinggung perasaanmu? Kenapa kamu harus memfitnahku?" tanya Janeda dengan alis berkerut dan ekspresi masam.Kevin memperingatkan dengan tegas, "Luther, kalau kamu nggak ada bukti, sebaiknya kamu nggak bicara sembarangan!"Juno saja masih bersedih atas kematian putranya, lalu kini istrinya malah dituduh sebagai pelaku. Ucapan Luther ini seperti sedang menabur garam ke lukanya."Iya! Apa kamu punya bukti kalau kakak iparku terlibat dalam masalah ini?" seru Billy dengan suara rendah."Karena aku berani bilang begitu, tentu saja aku punya bukti." Luther memandang Janeda dengan tatapan taj
Sebelum Juno sempat bereaksi, sebilah belati tajam sudah diayunkan ke lehernya. Belati itu berkilat hitam dan jelas beracun."Janeda, apa yang kamu lakukan!" seru Juno sedikit linglung. Dia tidak menyangka istrinya sendiri berniat menusuknya dengan belati."Jangan sembarang panggil. Janeda-mu sudah mati beberapa hari lalu," ujar wanita cantik itu sambil tersenyum tipis."Kamu bukan Janeda? Siapa kamu!" kata Juno dengan ekspresi berubah drastis.Wanita cantik itu berkata sambil tetap tersenyum, "Penyihir Hitam adalah guruku, menurutmu aku ini siapa?""Kamu murid Penyihir Hitam?" ujar Kevin sambil mengernyit dengan ekspresi muram. Penjahat di dalam rumah sendiri adalah yang paling sulit dilawan. Tak disangka, orang Penyihir Hitam telah menyusup ke tengah-tengah Keluarga Caonata."Ternyata memang kamu pelakunya. Hei! Tangkap dia!" perintah Billy tanpa basa-basi.Wanita cantik itu memiringkan sedikit belatinya dan mengancam, "Berhenti! Belatiku sudah kurendam dengan racun. Begitu menggores
Gerakan Charlotte sangat cepat dan langkahnya sangat lincah. Dalam sekejap, dia terus memelesat dan sulit untuk ditebak, sehingga semua orang tidak bisa menangkap keberadaannya.Sementara itu, Luther hanya berdiri dengan tenang dan tidak menunjukkan gerakan yang berlebihan."Telapak Bunga Gugur!" Setelah mendekat, Charlotte melayangkan puluhan telapak secara bertubi-tubi. Bayangan telapak hitam itu langsung meluncur ke berbagai titik vital di tubuh Luther.Kekuatan Charlotte sangat spesial dan tekniknya memiliki efek racun, sehingga orang yang terkena serangannya akan langsung kehilangan nyawa. Namun, Luther memiliki tubuh yang kebal terhadap segala racun, sehingga serangannya tidak berguna.Menghadapi bayangan telapak hitam yang mendekat, Luther tidak menghindar dan tiba-tiba melayangkan serangan telapak tangannya.Boom!Tiba-tiba angin bertiup dengan kencang dan menghantam telapak tangan hitam itu dengan kekuatan yang dahsyat.Bang bang bang bang bang.Bayangan telapak hitam yang dil
Suasana di seluruh arena tiba-tiba menjadi hening. Semua orang tercengang sambil melihat pemandangan itu dan bahkan tidak berani menarik napas.Yusril yang berada di kursi utama pun langsung berdiri dengan emosi dan ekspresinya terlihat cemas. Namun, dia juga tidak berani berbicara karena khawatir akan mengejutkan Hasta dan membunuh Adam dengan tidak sengaja.Sebagai harapan untuk masa depan Organisasi Mondial, Yusril sudah mencurahkan semua perhatian dan berbagai sumber daya untuk membina Adam. Jika Adam tewas di sini, ini akan menjadi pukulan yang sangat besar bagi seluruh Organisasi Mondial.Dibandingkan dengan Yusril yang panik, Logan dan Friscia malah diam-diam bersorak di dalam hati. Mereka berharap Hasta akan menusuk Adam sampai mati. Dengan begitu, keadaan Organisasi Mondial tidak akan pulih dalam waktu sepuluh tahun ini.Tes tes tes.Tubuh Adam tetap paku. Melihat Pedang Merak yang begitu dekat, seluruh tubuhnya merinding dan keringatnya menetes dari keningnya. Dia tahu dia su
"Dulu dia hanya punya tujuh pedang. Tak disangka, dia sudah menjadi tuan bagi dua pedang ilahi lagi hanya dalam waktu satu tahun saja. Anak ini jauh lebih hebat daripada aku saat masih muda," kata Logan sambil mengelus dagunya dengan ekspresi terkejut dan puas. Dia sudah yakin pada kemampuan Hasta sejak awal, tetapi penampilan Hasta ini sudah jauh melampaui perkiraannya.Perlu diketahui, makin banyak pedang yang dimiliki Hasta, makin besar kekuatan tempurnya. Dia sudah berhasil menjadi peringkat pertama di Peringkat Genius hanya dengan tujuh pedang, sekarang kekuatannya tentu saja lebih meningkat lagi karena sudah memiliki sembilan pedang."Dia memang genius terhebat!" puji Atha yang tidak bisa menahan dirinya lagi dengan kagum. Bisa diakui sembilan pedang ilahi sebagai tuan dan mengendalikannya dengan sempurna, bakat dan kultivasi yang begitu luar biasa ini sudah jauh melampaui para kandidat yang seusianya. Jika dibandingkan dengan generasi mereka, para pemuda generasi kini jelas lebi
Dibandingkan pedang kedua berwarna hijau, pedang ketiga milik Hasta dua kali lipat lebih kuat. Disertai dengan naga api, pedang itu meluncur dengan kekuatan yang menghancurkan dunia.Melihat pedang panjang berapi yang meluncur turun, jantung Adam yang energi sudah kacau langsung berdebar dan tiba-tiba merasa berbahaya."Argh!" Adam tiba-tiba berteriak dengan marah. Dengan mempertaruhkan risiko serangan balik, dia kembali memancarkan energi astral yang luar biasa kuat. Bayangan dewa di belakangnya langsung berubah menjadi wujud dengan tiga kepala dan enam lengan. Ini adalah wujud sempurna dari Teknik Empat Dewa yang sudah dikerahkannya dengan seluruh tenaganya, tanpa menahan diri sedikit pun.Adam mengendalikan bayangan dewa untuk menggunakan dua lengannya terlebih dahulu untuk memukul pedang panjang berapi itu dengan keras.Bang!Seiring dengan suara ledakan, pedang panjang berapi itu langsung menembus telapak tangan bayangan dewa dan terus melaju ke arah Adam. Namun, kecepatannya berk
Begitu mendengar pertarungan dimulai, suasana menjadi makin gempar. Sebagian besar mendukung Adam, sebagian besar lagi mendukung Hasta. Keduanya sama-sama genius yang punya reputasi besar. Tentu banyak yang menantikan pertarungan ini.Meskipun urutan Adam di Peringkat Genius lebih rendah, sebagai Ketua Muda Organisasi Mondial, reputasi dan prestisenya justru lebih tinggi daripada Hasta. Adapun siapa yang lebih kuat, semua akan terbukti setelah pertarungan ini berakhir."Hasta, aku sudah lama menunggu hari ini." Mata Adam yang menatap Hasta dipenuhi semangat bertarung. "Banyak orang bilang aku kalah darimu. Aku nggak bisa terima. Hari ini, aku mau bersaing denganmu. Kira-kira lebih hebat pedangmu atau Teknik Pedang Dewaku?""Waktu kamu mengatakan ini, kamu sudah ditakdirkan untuk kalah. Ini karena kamu nggak punya keyakinan untuk mengalahkanku," timpal Hasta dengan tidak acuh."Huh! Nggak usah basa-basi lagi. Hari ini, akan kutunjukkan kehebatan Teknik Empat Dewaku kepadamu!" Tubuh Adam
Setelah pertarungan berakhir, semuanya kembali ke ruang istirahat. Sekarang sudah siang hari. Para kandidat dan penonton tentu harus makan siang terlebih dahulu.Setelah beristirahat sekitar 1 jam, suasana menjadi ramai kembali. Ini karena Nabel naik ke arena kembali. Di belakangnya adalah seorang murid Gunung Narima yang memegang kotak hitam berisikan bola bernomor."Silakan keempat kandidat maju untuk mengambil nomor," ucap Nabel dengan lantang sambil memandang ke sekeliling.Di tengah suara tepuk tangan, empat sosok maju dan menaiki arena. Yang berdiri di paling depan adalah Hasta. Di belakangnya adalah Adam. Yang paling belakang adalah Charlotte dan Luther."Paman, sudah semifinal. Semangat!" Setelah naik ke arena, Charlotte mengedipkan matanya dengan nakal kepada Luther."Kamu juga." Luther tersenyum. Dengan kemampuan Charlotte, dia masih jauh dari Hasta. Jika melawan Adam, Charlotte punya peluang yang cukup besar untuk menang.Bagaimanapun, Adam baru menerobos tingkat grandmaster
"Siapa sebenarnya pemuda ini?" gumam Nabel sambil menatap tangannya yang gemetaran. Dia tak kuasa merasa terkejut.Dari serangan tadi, Nabel bukan hanya tidak mendapat keuntungan dari Luther, tetapi juga menderita kerugian. Patut diketahui bahwa Nabel sudah mencapai tingkat grandmaster.Baik itu basis kultivasi ataupun pencapaian Mantra Cahaya Emas, Nabel jauh lebih hebat daripada Harit. Secara logika, dia seharusnya bisa mengalahkan pemuda seperti Luther. Namun, serangan tadi membuatnya menyadari sesuatu.Luther hanya menyembunyikan kekuatannya dan belum memperlihatkan kekuatan yang sesungguhnya. Jika tidak, Harit mungkin sudah mati sejak tadi. Setelah memikirkan ini, Nabel merasa gelisah.Orang-orang mengatakan di atas langit masih ada langit. Kekuatan dan potensi yang ditunjukkan Luther sungguh mengerikan. Bahkan, tidak berlebihan untuk mengatakan Luther adalah monster yang setara dengan Hasta."Ada apa ini? Kenapa wasit turun tangan?""Masa nggak ngerti? Harit sudah kalah. Kalau wa
Setelah Jimat Magis Delapan Diagram terbentuk, muncul sebuah formasi besar delapan diagram di tengah arena. Formasi itu menutupi sebagian besar arena dan terus berubah.Luther berdiri di tengah formasi. Seketika, dia merasakan tekanan besar. Tekanan ini berbeda dengan yang dihasilkan Jimat Pemindah Gunung. Tekanan ini tidak menargetkan fisik, melainkan menargetkan jiwa.Ini membuat seseorang merasa dirinya seolah-olah berada di dalam penjara dan tidak akan pernah bisa melarikan diri. Jika dibandingkan dengan sebelumnya, Jimat Magis Delapan Diagram baru benar-benar memperlihatkan kekuatan yang sesungguhnya kali ini."Kamu nggak seharusnya memberiku waktu untuk membuat persiapan. Kamu terlalu sombong!" Harit merasa lega melihat formasinya telah terbentuk. Jimat Magis Delapan Diagram memang hebat, tetapi butuh waktu untuk digunakan. Bagi ahli bela diri. Waktu ini sebenarnya sangat fatal.Ketika menghadapi Kiehl kemarin, Karena situasi mendesak, Harit terpaksa mengambil risiko dan tidak se
"Apa?" Ekspresi Harit berubah drastis melihat Jimat Pengekang Jiwa yang meledak. Dia tidak menyangka di saat genting seperti ini, tiba-tiba muncul sebilah pedang yang menghancurkan semuanya.Kapan pedang ini muncul? Kenapa dia tidak merasakan apa pun? Sebelum Harit bereaksi, pedang hitam itu kembali bergerak. Terdengar raungan ringan, seolah-olah pedang itu memiliki spiritualitas. Pedang itu berputar di udara, lalu memelesat ke arah Jimat Pemindah Gunung dengan cepat.Bam! Jimat Pemindah Gunung yang melayang di udara hancur begitu saja, lalu berubah menjadi cahaya kuning. Pada saat yang sama, tubuh Luther menjadi ringan kembali.Luther merentangkan tangannya dengan perlahan. Setelah berputar satu putaran, pedang itu mendarat di tangan Luther. "Jimat Magis memang luar biasa. Hari ini aku akhirnya punya kesempatan untuk merasakannya sendiri."Luther memegang pedang dengan satu tangannya. Bibirnya menyunggingkan senyuman. Tatapannya menjadi lebih serius. Meskipun Jimat Pemindah Gunung tid