Keesokan harinya, di Jiloam. Iring-iringan mobil mewah melaju menuju Vila Palem Kencana. Ke mana pun mobil-mobil ini lewat, suasana langsung menjadi meriah.Susan dan sekelompok anggota Keluarga Caonata sudah lama menunggu di depan pintu. Salah satu mobil perlahan berhenti, lalu Gianna yang berpakaian mewah dan memasang ekspresi angkuh keluar terlebih dahulu."Selamat datang, Gianna. Ayo, silakan masuk!" sambut Susan dengan antusias sambil menebar senyum.Gianna adalah adik perempuan Harry. Dia juga memiliki posisi yang sangat penting di dalam Keluarga Sunaryo."Bibi Susan, sudah lama nggak ketemu." Gianna mengangguk sebagai tanggapan atas sapaan Susan, lalu berkata dengan tenang, "Mana Kak Bianca? Kenapa aku nggak melihatnya?""Bianca sedang dandan di kamar, sebentar lagi juga selesai," jelas Susan sambil tersenyum.Saat ini, Ken yang berdiri di sebelah Susan tiba-tiba berkata, "Gianna, karena tahu kamu bakal datang, aku sengaja menyiapkan hadiah untukmu. Lihatlah." Dia mengeluarkan s
Semua orang seketika tercengang begitu mendengar ucapan Bianca. Tidak ada yang menyangka Bianca akan berkata begitu."Bianca, kamu ngomong apa? Apa kamu masih belum bangun?" ujar Susan sambil memelototi putrinya dengan galak."Bu, aku tahu apa yang kubicarakan. Memang sangat disayangkan, tapi aku tetap harus mengatakan kalau aku dan Harry nggak cocok," kata Bianca dengan tenang."Kak Bianca, apa maksudmu?" tanya Gianna sambil mengernyit. Perasaannya mulai terasa tidak nyaman."Aku mau membatalkan pernikahan" jawab Bianca. Kata-katanya kembali mengejutkan semua orang."Membatalkan pernikahan?" Ekspresi Gianna berubah muram saat dia berkata dengan tegas, "Bianca, apa kamu sudah gila? Kamu mau membatalkan pernikahan dengan keluargaku? Berani-beraninya kamu!"Susan buru-buru memperingatkan, "Bianca, jangan berbuat konyol! Kamu nggak boleh sembarangan bicara!"Keluarga Sunaryo adalah salah satu dari Tiga Keluarga Puncak. Baik dengan koneksi ataupun latar belakang keluarga, mereka bisa mengh
"Bianca! Kamu salah minum obat, ya? Siapa yang mengizinkanmu membatalkan pernikahan!" bentak Susan. Setelah Gianna pergi, sang ibu tidak bisa menahan amarahnya lagi.Masalah ini berkaitan dengan kehormatan keluarga mereka. Susan tidak akan membiarkan putrinya berbuat sesukanya."Kak Bianca, bisa menikah dengan Harry itu anugerah dari langit. Kenapa kamu malah ingin membatalkan pernikahan?" ujar Ken sambil menatap Bianca bak sedang melihat seorang idiot.Harry ini adalah pilar Negara Drago, genius terbaik di Jiman! Usianya belum mencapai 30 tahun, tetapi dia sudah mendapat gelar Jenderal Harimau yang perkasa dan membawahi puluhan ribu prajurit. Banyak putri keluarga kaya yang tergila-gila pada pemuda bertalenta ini dan memujanya seperti dewa. Namun, Bianca malah tidak memedulikan semua itu. Otaknya benar-benar bermasalah."Masalah pernikahanku itu keputusanku sendiri. Aku nggak menyukai Harry, jadi aku nggak akan menikah dengannya," kata Bianca dengan tenang.Sebelumnya, Bianca memang a
Sebuah Mercedes-Benz perlahan berhenti di luar vila dengan pemandangan sungai."Ariana, aku nggak akan menemanimu masuk. Aku sudah menyiram Nenek Amandamu dengan dua cangkir teh kemarin. Kalau dia melihatku hari ini, dia pasti akan jengkel setengah mati," kata Luther sambil tersenyum."Oke, tunggu aku di sini. Aku akan segera kembali," jawab Ariana sambil mengangguk. Dia pun masuk ke vila sendirian.Saat ini, Amanda sedang minum teh dengan santai di dalam vila. Catherine duduk di samping sambil memijat tubuh Amanda dan melayaninya dengan baik.Kemudian, seorang pelayan tua mendadak muncul dan melapor dengan hormat, "Nyonya Amanda, Ariana datang menemuimu.""Apa yang Ariana lakukan di sini? Dia nggak datang untuk memohon belas kasihan, 'kan? Karena sadar dirinya nggak kompeten, jadi dia ingin nenek berbelaskasihan padanya, ya?" ujar Catherine dengan curiga."Suruh dia masuk," kata Amanda dengan tenang sambil menaruh cangkir tehnya."Baik," sahut si pelayan tua dan segera pergi. Beberapa
"Nenek Amanda, kamu harus adil. Sikapmu ini jelas sengaja sedang mempersulit!" seru Ariana dengan raut wajah yang suram. Setelah mendapatkan investasi sebesar 2 triliun dengan susah payah, kini semuanya dihancurkan oleh tuduhan palsu, siapa pun pasti akan merasa kesal."Diam! Bagaimana bisa kamu berbicara dengan nada seperti itu kepada Nenek? Kamu benar-benar kurang ajar!" maki Catherine.Amanda menjelaskan, "Utang harus dibayar, itu adalah hal yang wajar. Karena Luther memukul seseorang, dia tentu harus membayar harganya. Sudahlah, aku nggak ingin membuang waktu denganmu. Kalau kamu bisa mendapatkan 2 triliun lagi, aku akan memberimu posisi sebagai ketua. Kalau nggak bisa, pergilah jauh-jauh. Sana pergi."Amanda melambaikan tangannya dengan kesal, tetapi raut wajahnya masih tenang. Dia jelas memiliki rencana yang matang, seolah-olah tahu cara menekan orang lain. "Eh! Kenapa kamu masih di sini? Cepat pergi!" desak Catherine.Ariana bersiap untuk pergi, lalu berkata, "Nenek Amanda! Kare
"Beraninya kamu menampar Nyonya Amanda? Kurang ajar!" Melihat Amanda yang ditampar, beberapa wanita tua di sana tertegun sejenak. Kemudian, mereka langsung emosi dan mulai menyerang Luther dengan berbagai cacian dan serangan."Sekelompok wanita kasar!" maki Luther yang ekspresinya berubah menjadi tegas. Tanpa banyak bicara, dia langsung membabat beberapa wanita tua itu hingga terpental. Dalam sekejap, beberapa dari mereka pingsan, bahkan ada yang mengalami pendarahan hidung dan mulut, serta kehilangan gigi.Hanya dalam sekejap, semua orang yang baru saja melakukan kekerasan tergeletak tak berdaya di tanah. "Luther, nyalimu besar sekali! Beraninya kamu memukul kami? Kamu sepertinya sudah bosan hidup!" maki Catherine yang berusaha berdiri dengan ekspresi ganas. Catherine adalah putri dari keluarga bangsawan dan neneknya adalah salah satu pemimpin Keluarga Warsono. Bagaimana seorang sampah seperti Luther berani memukul mereka? Dia benar-benar tidak tahu diri!"Aku bukan hanya ingin memuk
"Pria hidung belang?" Sudut mulut Luther tampak berkedut. Ini sudah makin tidak masuk akal. Dia hanya sedang mengoleskan obat, tetapi mengapa malah dijuluki sebagai pria hidung belang?Melihat Bianca yang cemburu, Ariana pun menyunggingkan senyuman sambil berkata, "Nona Bianca, kamu sudah salah paham. Luther memang sedang mengoleskan obat untukku. Tentunya kalau kamu nggak percaya, aku juga nggak bisa berbuat apa-apa."Usai mengatakan itu, Ariana mengenakan pakaiannya kembali dengan santai dan sorot matanya terlihat agak menantang. "Hmph! Mengoleskan obat, ya? Aku juga ingin diobati!" ucap Bianca yang langsung duduk di samping Luther dan mulai membuka pakaiannya."Eh! Apa yang kamu lakukan?" seru Luther yang terkejut dan buru-buru mencoba menghentikannya. "Kenapa? Kamu bisa mengoleskan obat untuknya, tapi nggak untukku?" tanya Bianca seraya memasang ekspresi serius dan agak kesal."Kamu sama sekali nggak cedera, jadi untuk apa mengoleskan obat?" tanya Luther yang tak kuasa tersenyum ge
"Nggak bisa pilih, masing-masing punya rasanya tersendiri tergantung waktu, tempat, dan keadaan," balas Luther dengan wajah tegang."Huh! Pandai sekali kamu bicara!" ucap Ariana seraya memutar bola matanya. Dia tidak lagi mempersulit Luther."Nggak peduli apa pun pilihanmu, yang penting kamu harus suka dengan daging panggang!" kata Bianca dengan tegas, seolah-olah memaksa Luther harus setuju dengannya. Luther hanya tersenyum tipis, dia tidak berani berkata apa pun. Tak disangka, punggungnya sudah dibasahi keringat."Sayang, kamu keluar dulu, ada yang ingin kubicarakan padamu." Baru saja menyelesaikan sebuah makan malam yang menakutkan ini, Luther kembali dipanggil keluar oleh Bianca. Ariana berpura-pura keluar untuk berjalan santai, tapi sebenarnya dia sedang berusaha untuk menguping pembicaraan kedua orang itu.Namun, trik kecil seperti ini tentu saja langsung ketahuan oleh Bianca. Dia langsung menarik Luther masuk ke mobil. Begitu pintu mobil tertutup, suara mereka tidak bisa lagi ke
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru