Dalam sekejap mata, dua hari telah berlalu. Berita bahwa Thunder, master tertinggi di Sekte Ilmu Kegelapan, menantang Luther berduel telah beredar luas di dunia persilatan. Semua pesilat yang mendengarnya pun berdatangan ke lokasi duel untuk menonton.Pihak pertama adalah murid kepala di Sekte Ilmu Kegelapan, Thunder si Golok Gila yang menempati posisi tertinggi di Peringkat Langit. Sementara itu, pihak kedua adalah Luther, kuda hitam yang baru-baru ini menjadi terkenal. Duel keduanya memicu kehebohan dunia persilatan. Sebelum fajar menyingsing, sudah ada banyak orang yang tiba di Gunung Awan.Saat ini, di kaki Gunung Awan."Aku nggak menyangka kalau orang yang datang bakal sebanyak ini," ujar Luther.Luther sedikit terkejut melihat jumlah massa yang berkumpul di sana. Awalnya, dia mengira ini hanya duel biasa. Tak disangka, duel ini akan menimbulkan kehebohan."Sekte Ilmu Kegelapan memang begitu. Setiap kali ada murid terkenal yang ingin berduel dengan orang lain, mereka akan menyeba
Pria tua itu mengibaskan debu dari tubuhnya, sedikit terlihat seperti orang sakti."Bagus! Pertarungan yang bagus!" Melihat kemenangan kakeknya, si gadis langsung bertepuk tangan. Dia memandang Luther dan Jordan seraya berkata, "Gimana? Sekarang kalian tahu kehebatan kakekku, 'kan?""Ruby, apa kamu memperhatikan jurus telapak tangan yang tadi aku gunakan? Ini adalah keterampilan rahasia Sekte Baja Hitam. Selama kamu menguasai jurus ini, namamu akan dikenal di seluruh dunia," ujar Cedric dengan lantang."Aku akan rajin latihan dan nggak akan mengecewakanmu, Kek!" kata Ruby Dakota sambil mengangguk berulang kali."Ngomong-ngomong, siapa dua orang ini?" tanya Cedric sambil memandang Luther dan Jordan."Mereka cuma orang-orang yang kebetulan lewat dan sok mau ikut campur. Tapi, aku menghentikan mereka. Dengan kekuatan mereka, maju dengan gegabah cuma bakal menambah masalah," jelas Ruby."Jadi begitu." Cedric memandang Luther dan Jordan selama beberapa saat, lalu berkata, "Banyak bandit dan
"Sudahlah, aku berbaik hati menawarkan kesempatan karena melihat niat baik kalian yang ingin membantuku. Karena kalian nggak menghargainya, lupakan saja," ujar Cedric berlagak bijak sambil menggelengkan kepalanya. Dia terlihat yakin bahwa Luther dan Jordan akan menyesal cepat ataupun lambat.Sebagai tanggapan, Luther dan Jordan hanya saling memandang, lalu tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun."Ayo jalan, bagaimanapun kita ditakdirkan untuk bertemu satu sama lain. Hari ini, aku akan mengantar kalian naik gunung supaya kalian terhindar dari bahaya," kata Cedric sambil meletakkan tangannya di belakang punggung. Dia mulai melangkah lagi."Huh! Kalian harus bersyukur bisa ditemani kakekku!" ujar Ruby sambil memelototi Luther dan Jordan. Dia pun segera mengikuti sang kakek.Luther tersenyum kecil, lalu mengikuti mereka dari belakang. Bagaimanapun, hanya ada satu jalan untuk mencapai puncak gunung. Beberapa orang ini berjalan dengan cepat dan segera tiba di puncak gunung.Di puncak G
"Huh! Sok tahu!" Ruby memutar bola matanya dan berkata, "Nanti, kamu akan tahu sendiri, siapa yang lebih kuat!""Kalaupun Luther nggak bisa mengalahkan Thunder, dia tetap seorang genius langka, kita harus menghormatinya," ujar orang tadi."Benar. Siapa pun yang bisa membuat Thunder memberikan surat tantangan sudah pasti kuat. Kalau nggak, dia nggak bakal repot-repot.""Kudengar Luther baru berusia awal 20-an. Bisa menjadi pesilat berbakat di usia ini sangat langka. Dia pantas disebut genius.""Biarpun Luther nggak bisa mengalahkan Thunder, dia tetap kalah dengan terhormat!"Saat ini, banyak orang mulai menimpali dengan pendapat yang sama. Meskipun mereka semua yakin bahwa Thunder akan menang, mereka tidak bisa memungkiri kekuatan dan bakat Luther."Kudengar, Luther ini pesilat independen, dia belajar secara autodidak. Kalau bisa menariknya ke Sekte Matahari, masa depan sekteku pasti cerah!""Haha! Sekte Matahari cuma sekte kecil dengan ratusan murid. Lupakan saja niatmu. Jangan sia-sia
"Kak!""Kak Eduardo!"Melihat Eduardo yang dipukul hingga terbang, semua orang di sekitarnya terkejut. Perasaan mereka antara kaget dan marah. Mereka tidak menyangka Jordan yang sudah dilumpuhkan pusat energinya ternyata masih begitu kuat."Kamu ... berani memukulku?"Eduardo merasa sangat marah sambil memegangi dadanya yang terasa sangat sakit. Bagaimana mungkin seorang sampah yang dikeluarkan dari sekte masih berani sombong?"Kenapa kalau aku memukulmu? Aku tidak membunuhmu sudah termasuk berbelas kasihan!"Jordan mendekati dan meraih tangan Natalie, lalu berkata dengan penuh kasih, "Natalie, kamu tidak perlu takut, ada Kakak Pertama di sini. Aku tidak akan membiarkan siapa pun mengganggumu lagi. Meskipun aku harus mengorbankan hidupku, aku juga akan melindungimu!""Kakak Pertama ... apa yang sedang kamu lakukan?"Ekspresi Natalie berubah dan tanpa sadar mulai melangkah mundur."Natalie, aku tahu kamu sudah banyak menderita, aku pasti akan menjagamu dengan baik kelak. Bagaimana kalau
Klang!Saat pedang panjangnya akan mengenai leher Jordan, tiba-tiba sebuah tangan muncul dan menangkap mata pedang itu.Eduardo mengangkat kepalanya dan langsung terkejut saat melihat Luther. "Eh? Kenapa kamu ada di sini?"Perhatian Eduardo tadi selalu tertuju ke arah Jordan dan tidak menyadari di belakang Eduardo ternyata masih ada orang yang lebih hebat lagi.Luther tidak memedulikan Eduardo dan langsung menatap ke arah Jordan. "Apa semua ini sepadan untuk seorang wanita yang tidak pantas dicintai ini? Kalau kamu benar-benar ingin mati, aku bisa membiarkanmu mati dan menganggap aku tidak pernah menyelamatkan sampah sepertimu ini!""Tapi, kalau kamu masih punya sedikit harga diri dan tanggung jawab sebagai seorang pria, berdirilah! Kamu bilang kamu ingin menjadi ahli pedang nomor satu di dunia, dengan penampilanmu saat ini, apa masih pantas menjadi ahli pedang? Sadarlah!"Setelah mengatakan itu, Luther menampar wajah Jordan dengan keras."Plak!"Tubuh Jordan bergetar karena ditampar L
"Mengalahkanku?" Mendengar ini, Peter tertegun sejenak sebelum tertawa terbahak-bahak. Murid Sekte Ilmu Kegelapan lainnya pun ikut tergelak, tatapan mereka bahkan seperti orang yang menatap orang idiot.Dahulu, Jordan yang merupakan kakak seperguruan mereka memang sangat hebat. Namun, dia masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Peter."Bocah, apa kamu sadar dengan ucapanmu sendiri? Aku yang mendidik murid durhaka ini. Meskipun kondisinya prima, dia tetap bukan lawanku. Sekarang, pusat energinya bahkan sudah rusak dan basis kultivasinya juga sudah dilumpuhkan. Kamu menyuruhnya bertarung melawanku? Dia berani?" tanya Peter sembari menyeringai."Benar! Dia hanya pecundang! Atas dasar apa dia bertarung melawan ayahku!" Eduardo, Michael, dan lainnya pun menunjukkan ekspresi menghina."Kalian baru akan tahu hasilnya setelah pertarungan selesai. Kamu sendiri, berani nggak?" tanya Luther dengan nada menantang."Siapa takut? Karena murid durhaka ini sudah bosan hidup, aku akan membunuhnya sen
"Hari ini, aku ingin para hadirin menjadi saksi bahwa murid durhaka ini yang datang menantangku karena merasa tidak puas setelah diusir dari sekte. Berhubung pertandingan belum dimulai, aku akan meramaikan suasana untuk kalian dulu," ujar Peter dengan lantang.Dalam sekejap, perkataan ini langsung menyita perhatian semua orang. Peter ingin membunuh Jordan untuk membangun prestisenya kembali, sekaligus menjadikan kematian Jordan sebagai peringatan."Hei! Kenapa temanmu tiba-tiba naik ke panggung?" Ruby, Cedric, dan lainnya tiba-tiba menghampiri. Mereka memasang ekspresi heran sekaligus penasaran."Untuk mengatasi dendam pribadinya," sahut Luther dengan nada datar."Dendam pribadi? Apa kamu tahu siapa orang di atas panggung itu? Dia adalah Ketua Peter, penguasa Sekte Ilmu Kegelapan. Meskipun nggak sehebat Kak Thunder, dia tetap ahli bela diri yang terkenal. Dia berada di level yang sama dengan kakekku!" jelas Ruby dengan ekspresi heran."Oh? Kenapa memangnya?" Luther sama sekali tidak pe