"Mengalahkanku?" Mendengar ini, Peter tertegun sejenak sebelum tertawa terbahak-bahak. Murid Sekte Ilmu Kegelapan lainnya pun ikut tergelak, tatapan mereka bahkan seperti orang yang menatap orang idiot.Dahulu, Jordan yang merupakan kakak seperguruan mereka memang sangat hebat. Namun, dia masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Peter."Bocah, apa kamu sadar dengan ucapanmu sendiri? Aku yang mendidik murid durhaka ini. Meskipun kondisinya prima, dia tetap bukan lawanku. Sekarang, pusat energinya bahkan sudah rusak dan basis kultivasinya juga sudah dilumpuhkan. Kamu menyuruhnya bertarung melawanku? Dia berani?" tanya Peter sembari menyeringai."Benar! Dia hanya pecundang! Atas dasar apa dia bertarung melawan ayahku!" Eduardo, Michael, dan lainnya pun menunjukkan ekspresi menghina."Kalian baru akan tahu hasilnya setelah pertarungan selesai. Kamu sendiri, berani nggak?" tanya Luther dengan nada menantang."Siapa takut? Karena murid durhaka ini sudah bosan hidup, aku akan membunuhnya sen
"Hari ini, aku ingin para hadirin menjadi saksi bahwa murid durhaka ini yang datang menantangku karena merasa tidak puas setelah diusir dari sekte. Berhubung pertandingan belum dimulai, aku akan meramaikan suasana untuk kalian dulu," ujar Peter dengan lantang.Dalam sekejap, perkataan ini langsung menyita perhatian semua orang. Peter ingin membunuh Jordan untuk membangun prestisenya kembali, sekaligus menjadikan kematian Jordan sebagai peringatan."Hei! Kenapa temanmu tiba-tiba naik ke panggung?" Ruby, Cedric, dan lainnya tiba-tiba menghampiri. Mereka memasang ekspresi heran sekaligus penasaran."Untuk mengatasi dendam pribadinya," sahut Luther dengan nada datar."Dendam pribadi? Apa kamu tahu siapa orang di atas panggung itu? Dia adalah Ketua Peter, penguasa Sekte Ilmu Kegelapan. Meskipun nggak sehebat Kak Thunder, dia tetap ahli bela diri yang terkenal. Dia berada di level yang sama dengan kakekku!" jelas Ruby dengan ekspresi heran."Oh? Kenapa memangnya?" Luther sama sekali tidak pe
"Peter, sepertinya pedangmu menjadi lebih lambat," ejek Jordan dengan tidak acuh."Nggak! Nggak mungkin! Bagaimana mungkin kamu bisa menikamku? Ini pasti hanya kebetulan!" seru Peter dengan perasaan enggan. Saat berikutnya, dia buru-buru mundur dan melancarkan serangan lagi tanpa sempat memedulikan lukanya.Kali ini, Peter hampir mengerahkan segenap kekuatannya. Jurus pedang ini benar-benar cepat dan kuat sehingga hampir tak terelakkan. Ketika melancarkan jurus pedang kesembilan, dia lagi-lagi mengubah haluannya dan hendak menikam leher Jordan.Serangan ini dipenuhi niat membunuh yang sangat dahsyat. Namun, Jordan tidak mengelak. Dia turut mengerahkan jurusnya dengan sudut yang sangat rumit. Kemudian, dia sontak menikam perut Peter.Tap tap tap .... Peter yang ketakutan bergegas mundur 3 langkah. Ekspresinya dipenuhi kengerian. Jika dia terus maju barusan, perutnya mungkin sudah robek sekarang!"Kenapa bisa begini? Dari mana kamu mempelajari jurus pedang aneh seperti ini?" tanya Peter
"Kelak, jangan pernah muncul di hadapanku lagi!" bentak Jordan sambil menendang Peter. Sesudah itu, dia berbalik dan hendak pergi."Baik ...," sahut Peter seraya tersenyum minta maaf. Namun, begitu Jordan berbalik, tatapannya sontak berubah menjadi dingin. Dia memungut pedang di lantai dan hendak menikam Jordan."Awas!" teriak Luther untuk memperingatkan. Pada situasi genting ini, Jordan pun bergeser ke samping untuk menghindar.Meskipun tidak mengenai organ vital Jordan, pedang tersebut berhasil menggores pinggang Jordan. Dalam sekejap, darah pun mengalir keluar.Peter tak kuasa terperangah saat melihat serangannya gagal. Dia segera melemparkan pedangnya dan berkata dengan panik, "Muridku, aku sudah salah! Maafkan aku! Aku khilaf barusan, tolong jangan bersikap perhitungan denganku!""Kamu ini benar-benar keras kepala!" Jordan naik pitam. Dia langsung menghunuskan pedangnya dan menebas dengan kuat. Kali ini, dia tidak lagi berbelaskasihan."Berhenti!" Tiba-tiba, terdengar bentakan yan
"Gila! Siapa bocah ini? Berani sekali dia menantang Thunder di hadapan umum? Dia sudah bosan hidup, ya?""Keberaniannya patut dipuji, tapi otaknya agak bermasalah."Kemunculan mendadak Luther membuat semua orang sibuk berdiskusi. Siapa pun tidak menyangka bahwa seseorang akan berani muncul di saat genting seperti ini."Hei! Untuk apa kamu naik? Kamu sudah gila, ya? Cepat turun!" Setelah termangu sesaat, Ruby pun berteriak dengan lantang. Menurutnya, Luther ini bodoh dan tidak tahu diri."Apa yang dilakukan bocah ini? Lawannya adalah Thunder, ahli bela diri Peringkat Langit. Bukankah tindakannya ini sama dengan cari mati?" ucap Cedric seraya menggeleng. Dia menatap Luther seperti menatap orang yang sudah akan mati. Dia sendiri bukan lawan Thunder, apalagi pemuda tak dikenal seperti Luther."Huh! Dasar nggak tahu diri, berani sekali dia menghina Kak Thunder. Benar-benar cari mati!" teriak Eduardo dan lainnya yang merasa senang atas penderitaan Luther. Dengan kemampuan hebat Thunder, mere
Serangan tersebut bagaikan gunung besar yang hendak menimpa Luther. Ahli bela diri tingkat sejati mampu mengerahkan kekuatan internal mereka hingga 30 meter lebih sehingga bisa menang dengan mudah."Ahli bela diri Peringkat Langit memang hebat! Serangan tapak ini bahkan bisa menghancurkan mobil sedan!""Anak muda memang selalu bertindak gegabah. Dia nggak seharusnya mengusik Thunder. Dia hanya akan mati dengan cara ini!"Para petarung di bawah panggung tak kuasa merasa takjub saat melihat bayangan tapak mengerikan itu. Menurut mereka, kekuatan serangan itu sudah pasti tak terbendung."Hehe ...." Luther terkekeh-kekeh dengan tidak acuh. Sesudah berjinjit sesaat, dia sontak menghilang dan menghindari serangan tersebut dengan enteng."Cepat juga kamu. Tapi, aku ingin melihat berapa lama kamu bisa menghindar begini?" ejek Thunder sembari mendengkus dingin. Kemudian, dia melayangkan 3 kali pukulan lagi. Setiap pukulan menjadi makin cepat dan makin kuat.Ekspresi Luther tampak tenang. Dia te
Hening ... seluruh arena benar-benar hening sekarang. Ketika melihat Thunder yang tergeletak tak berdaya, semua orang terperangah dan tidak bisa bereaksi. Tidak ada yang menyangka bahwa hasilnya akan seperti ini.Ketika Thunder mengerahkan jurus andalannya, semua orang bahkan mengira Luther sudah pasti akan mati. Tanpa diduga, Luther malah berhasil mengempaskan Thunder hanya dengan 1 pukulan. Apabila tidak melihat dengan mata kepala sendiri, tidak akan ada yang memercayai kenyataan ini.Golok Gila yang begitu kuat malah dipukul hingga begitu menyedihkan. Apakah Thunder hanya ceroboh atau Luther yang terlalu hebat?"Astaga, aku nggak salah lihat, 'kan? Thunder ... benar-benar dijatuhkan?""Benar-benar langka! Ini kejadian yang sangat langka!"Setelah hening untuk sesaat, semua orang yang ada di sana menjadi heboh. Mereka tidak menyangka bahwa Golok Gila yang begitu hebat dan merupakan ahli bela diri Peringkat Langit akan kalah di tangan Luther!"Nggak, nggak mungkin! Mana mungkin bocah
"Ada berapa orang baik di Sekte Ilmu Kegelapan? Bukankah mereka semua adalah perundung?""Aku khawatir apa Luther bisa bertahan atau nggak?"Saat ini, banyak petarung mulai mencemaskan hal ini. Sebagai pihak yang lemah, mereka tentu saja berharap agar Luther yang menang. Bagaimanapun juga, petarung dari Sekte Ilmu Kegelapan biasanya sangat arogan. Alangkah baiknya jika mereka bisa dikalahkan. Sayangnya, tidak semudah itu untuk mengalahkan Thunder karena dia memiliki jurus golok yang mematikan!"Wah! Harus kuakui kalau kamu benar-benar kuat. Bisa-bisanya kamu memaksaku sampai harus menggunakan golok. Sayangnya, ini sudah berakhir! Hari ini, sebuah kehormatan bagimu karena bisa mati di bawah tebasan golokku!" ujar Thunder dengan tatapan tajam seraya mengayunkan Golok Cincin Tembaga miliknya.Ketika berada di genggaman Thunder, golok seberat ratusan kilogram ini terlihat sangat ringan. Bisa dilihat bahwa dia sangat kuat."Jangan banyak bicara. Ayo, bertarung!" teriak Luther sambil mengepa
Bam, bam, bam! Ribuan cambuk emas menyerang seperti hujan badai, benar-benar sulit untuk dihindari.Dengan dipimpin oleh Pele, para ahli bela diri mengerahkan jurus masing-masing untuk membalas serangan. Mereka terus menghantam cambuk emas itu. Setiap benturan serangan akan melepaskan energi yang dahsyat, menghasilkan suara ledakan yang menggelegar.Riley berdiri kokoh seperti gunung besar yang tak tergoyahkan. Tubuhnya dikelilingi cahaya emas. Cambuk berayun dengan lincah. Meskipun menghadapi banyak lawan, dia tetap unggul.Pele dan lainnya sama sekali tidak bisa menembus pertahanan Riley. Bahkan, beberapa pemimpin Kuil Dewa yang lebih lemah langsung terdorong mundur oleh cambuk emas itu. Mereka sungguh kewalahan.Saat ini, semua orang baru menyadari betapa hebatnya ahi bela diri nomor satu Negara Drago. Bahkan, serangan Mantra Cahaya Emas saja sudah cukup untuk membuat mereka kewalahan."Aku nggak percaya cambuk ini bisa menghentikanku!" pekik Pele dengan murka. Sekujur tubuhnya mula
Perubahan mendadak itu membuat semua orang terkejut. Siapa pun tak menyangka Riley akan tiba-tiba menyerang, bahkan dengan secepat kilat.Gerakannya begitu cepat hingga mereka tidak sempat melihatnya dengan jelas. Bahkan, Amir yang terkenal akan kecepatannya juga tidak sempat bereaksi.Sebuah pukulan keras mendarat. Cepat, brutal, dan tak terbendung. Saat ini, orang-orang baru menyadari betapa kuatnya pria tua gemuk yang terlihat penuh belas kasih ini. Kekuatannya jauh melebihi perkiraan orang-orang.Krek, krek, krek .... Amir bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu berusaha memperbaiki lehernya yang bengkok. Pipinya yang cekung segera kembali normal. Untungnya, ras vampir memiliki kemampuan pemulihan yang luar biasa. Jika tidak, pukulan itu pasti membuatnya cacat."Pak Tua, hebat juga kamu! Tapi, nggak semudah itu untuk membunuhku!" Amir menggertakkan giginya sambil menatap tajam ke arah Riley. Matanya terlihat haus darah. Jika dia bisa menguras darah Riley, kekuatannya pasti akan menin
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di
Luther yang memegang pedang tampak menyerbu ke kerumunan. Dia seperti harimau yang menyerbu kawanan domba. Saat berikutnya, pembantaian dimulai.Meskipun tidak bisa menggunakan energi sejatinya, fisiknya justru jauh lebih kuat daripada pesilat biasa. Baik itu kecepatan, kekuatan, reaksinya, ataupun teknik tempurnya, semuanya sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya.Setiap serangan pedang yang dilancarkan Luther mengenai titik vital secara akurat. Serangannya ini sungguh tak terbendung.Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi Luther. Semuanya kewalahan. Teriakan histeris terdengar tanpa henti. Mayat-mayat berjatuhan. Berbeda dengan duel di arena, Luther sama sekali tidak menahan kekuatannya saat ini."Merepotkan sekali." Tico tak kuasa mengernyit melihat orang-orangnya yang tidak bisa berkutik menghadapi Luther. Dia tidak menyangka Luther yang basis kultivasinya sudah disegel masih bisa sekuat ini. Genius seperti ini harus dibunuh jika memilih untuk menjadi musuhnya."Kalian semua
"Siapa pun yang berani maju, akan mati!" Menghadapi para pembunuh bayaran yang menyerang dengan nekat, Luther sama sekali tidak berbelas kasihan. Dia mengayunkan pedang panjangnya dan cahaya pedang yang tajam pun langsung menerangi langit malam.Semua orang hanya merasa pandangan mereka tiba-tiba menjadi putih dan secara refleks menghentikan langkah mereka. Tubuh beberapa orang yang berada di barisan terdepan tiba-tiba menjadi kaku saat cahaya pedang itu menghilang, seolah-olah sama sekali tidak bisa bergerak.Pada detik berikutnya, beberapa kepala pun terlepas dari tubuhnya dan berguling-guling di tanah. Tubuh tanpa kepala itu berdiri di tempatnya selama dua detik, lalu akhirnya tumbang dan darah menyembur ke segala arah.Pemandangan ini membuat semua orang terkejut dan saling memandang dengan ragu karena tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak menyangka pedang Luther bisa begitu cepat sampai mereka tidak sempat untuk bereaksi.Perlu diketahui, orang-orang yang baru saja tewas ini
Orang-orang yang keluar dari kabut semuanya memakai topeng, sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas. Namun, terdapat logo yang melambangkan Kuil Dewa di tubuh mereka.Beberapa di antara orang-orang itu adalah anggota dari tim yang dipimpin Luther. Namun, saat tadi merasakan adanya pertempuran, dia sengaja meninggalkan timnya di dalam kabut dan keluar sendirian untuk memeriksa situasinya. Dia tidak menyangka ada tim lain yang akan membawa mereka keluar dari kabut itu."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang mati?""Sepertinya mereka menghadapi musuh yang kuat. Semuanya hati-hati."Melihat mayat yang berserakan di sekitar, orang-orang yang baru keluar dari kabut menjadi waspada. Mereka terus mengamati Luther dan pria berpakaian abu-abu itu."Luther, kenapa kamu sendirian di sini?" tanya pria yang memimpin tim itu yang langsung mengenali identitas Luther.Kuil Dewa merekrut banyak tim dan setiap tim memakai topeng dengan warna yang berbeda. Untuk membedakan setiap
"Dia pelindung area terlarang. Setelah membunuhnya, kita baru bisa mengambil harta karun." Meskipun agak kebingungan, Bambang tetap menjelaskan. Dia terluka parah, jadi hanya bisa mengandalkan Luther untuk membunuh pria tua itu. Makanya, dia mau tak mau membujuk Luther."Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, kita selesaikan masalah kita dulu." Usai berbicara, Luther sontak menjulurkan tangannya. Pedang di tanah pun memantul dan mendarat di tangannya."Masalah apa? Apa maksudmu?" Bambang termangu sebelum bertanya dengan bingung. Ketika melihat Luther mengambil pedang, firasat buruk sontak menyelimuti hatinya."Kamu dan pria bertubuh kekar itu bersekongkol supaya aku jadi tameng kalian. Kamu kira aku nggak tahu soal ini? Karena kalian ingin mencelakaiku, kenapa aku harus sungkan-sungkan pada kalian?" timpal Luther dengan ekspresi datar."A ... apa maumu?" Bambang pun panik. "Kita sama-sama dari Kuil Dewa. Kenapa malah saling membunuh? Kalau misi gagal, kita bakal sama-sama mati. Sebaiknya