"Huh! Sok tahu!" Ruby memutar bola matanya dan berkata, "Nanti, kamu akan tahu sendiri, siapa yang lebih kuat!""Kalaupun Luther nggak bisa mengalahkan Thunder, dia tetap seorang genius langka, kita harus menghormatinya," ujar orang tadi."Benar. Siapa pun yang bisa membuat Thunder memberikan surat tantangan sudah pasti kuat. Kalau nggak, dia nggak bakal repot-repot.""Kudengar Luther baru berusia awal 20-an. Bisa menjadi pesilat berbakat di usia ini sangat langka. Dia pantas disebut genius.""Biarpun Luther nggak bisa mengalahkan Thunder, dia tetap kalah dengan terhormat!"Saat ini, banyak orang mulai menimpali dengan pendapat yang sama. Meskipun mereka semua yakin bahwa Thunder akan menang, mereka tidak bisa memungkiri kekuatan dan bakat Luther."Kudengar, Luther ini pesilat independen, dia belajar secara autodidak. Kalau bisa menariknya ke Sekte Matahari, masa depan sekteku pasti cerah!""Haha! Sekte Matahari cuma sekte kecil dengan ratusan murid. Lupakan saja niatmu. Jangan sia-sia
"Kak!""Kak Eduardo!"Melihat Eduardo yang dipukul hingga terbang, semua orang di sekitarnya terkejut. Perasaan mereka antara kaget dan marah. Mereka tidak menyangka Jordan yang sudah dilumpuhkan pusat energinya ternyata masih begitu kuat."Kamu ... berani memukulku?"Eduardo merasa sangat marah sambil memegangi dadanya yang terasa sangat sakit. Bagaimana mungkin seorang sampah yang dikeluarkan dari sekte masih berani sombong?"Kenapa kalau aku memukulmu? Aku tidak membunuhmu sudah termasuk berbelas kasihan!"Jordan mendekati dan meraih tangan Natalie, lalu berkata dengan penuh kasih, "Natalie, kamu tidak perlu takut, ada Kakak Pertama di sini. Aku tidak akan membiarkan siapa pun mengganggumu lagi. Meskipun aku harus mengorbankan hidupku, aku juga akan melindungimu!""Kakak Pertama ... apa yang sedang kamu lakukan?"Ekspresi Natalie berubah dan tanpa sadar mulai melangkah mundur."Natalie, aku tahu kamu sudah banyak menderita, aku pasti akan menjagamu dengan baik kelak. Bagaimana kalau
Klang!Saat pedang panjangnya akan mengenai leher Jordan, tiba-tiba sebuah tangan muncul dan menangkap mata pedang itu.Eduardo mengangkat kepalanya dan langsung terkejut saat melihat Luther. "Eh? Kenapa kamu ada di sini?"Perhatian Eduardo tadi selalu tertuju ke arah Jordan dan tidak menyadari di belakang Eduardo ternyata masih ada orang yang lebih hebat lagi.Luther tidak memedulikan Eduardo dan langsung menatap ke arah Jordan. "Apa semua ini sepadan untuk seorang wanita yang tidak pantas dicintai ini? Kalau kamu benar-benar ingin mati, aku bisa membiarkanmu mati dan menganggap aku tidak pernah menyelamatkan sampah sepertimu ini!""Tapi, kalau kamu masih punya sedikit harga diri dan tanggung jawab sebagai seorang pria, berdirilah! Kamu bilang kamu ingin menjadi ahli pedang nomor satu di dunia, dengan penampilanmu saat ini, apa masih pantas menjadi ahli pedang? Sadarlah!"Setelah mengatakan itu, Luther menampar wajah Jordan dengan keras."Plak!"Tubuh Jordan bergetar karena ditampar L
"Mengalahkanku?" Mendengar ini, Peter tertegun sejenak sebelum tertawa terbahak-bahak. Murid Sekte Ilmu Kegelapan lainnya pun ikut tergelak, tatapan mereka bahkan seperti orang yang menatap orang idiot.Dahulu, Jordan yang merupakan kakak seperguruan mereka memang sangat hebat. Namun, dia masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Peter."Bocah, apa kamu sadar dengan ucapanmu sendiri? Aku yang mendidik murid durhaka ini. Meskipun kondisinya prima, dia tetap bukan lawanku. Sekarang, pusat energinya bahkan sudah rusak dan basis kultivasinya juga sudah dilumpuhkan. Kamu menyuruhnya bertarung melawanku? Dia berani?" tanya Peter sembari menyeringai."Benar! Dia hanya pecundang! Atas dasar apa dia bertarung melawan ayahku!" Eduardo, Michael, dan lainnya pun menunjukkan ekspresi menghina."Kalian baru akan tahu hasilnya setelah pertarungan selesai. Kamu sendiri, berani nggak?" tanya Luther dengan nada menantang."Siapa takut? Karena murid durhaka ini sudah bosan hidup, aku akan membunuhnya sen
"Hari ini, aku ingin para hadirin menjadi saksi bahwa murid durhaka ini yang datang menantangku karena merasa tidak puas setelah diusir dari sekte. Berhubung pertandingan belum dimulai, aku akan meramaikan suasana untuk kalian dulu," ujar Peter dengan lantang.Dalam sekejap, perkataan ini langsung menyita perhatian semua orang. Peter ingin membunuh Jordan untuk membangun prestisenya kembali, sekaligus menjadikan kematian Jordan sebagai peringatan."Hei! Kenapa temanmu tiba-tiba naik ke panggung?" Ruby, Cedric, dan lainnya tiba-tiba menghampiri. Mereka memasang ekspresi heran sekaligus penasaran."Untuk mengatasi dendam pribadinya," sahut Luther dengan nada datar."Dendam pribadi? Apa kamu tahu siapa orang di atas panggung itu? Dia adalah Ketua Peter, penguasa Sekte Ilmu Kegelapan. Meskipun nggak sehebat Kak Thunder, dia tetap ahli bela diri yang terkenal. Dia berada di level yang sama dengan kakekku!" jelas Ruby dengan ekspresi heran."Oh? Kenapa memangnya?" Luther sama sekali tidak pe
"Peter, sepertinya pedangmu menjadi lebih lambat," ejek Jordan dengan tidak acuh."Nggak! Nggak mungkin! Bagaimana mungkin kamu bisa menikamku? Ini pasti hanya kebetulan!" seru Peter dengan perasaan enggan. Saat berikutnya, dia buru-buru mundur dan melancarkan serangan lagi tanpa sempat memedulikan lukanya.Kali ini, Peter hampir mengerahkan segenap kekuatannya. Jurus pedang ini benar-benar cepat dan kuat sehingga hampir tak terelakkan. Ketika melancarkan jurus pedang kesembilan, dia lagi-lagi mengubah haluannya dan hendak menikam leher Jordan.Serangan ini dipenuhi niat membunuh yang sangat dahsyat. Namun, Jordan tidak mengelak. Dia turut mengerahkan jurusnya dengan sudut yang sangat rumit. Kemudian, dia sontak menikam perut Peter.Tap tap tap .... Peter yang ketakutan bergegas mundur 3 langkah. Ekspresinya dipenuhi kengerian. Jika dia terus maju barusan, perutnya mungkin sudah robek sekarang!"Kenapa bisa begini? Dari mana kamu mempelajari jurus pedang aneh seperti ini?" tanya Peter
"Kelak, jangan pernah muncul di hadapanku lagi!" bentak Jordan sambil menendang Peter. Sesudah itu, dia berbalik dan hendak pergi."Baik ...," sahut Peter seraya tersenyum minta maaf. Namun, begitu Jordan berbalik, tatapannya sontak berubah menjadi dingin. Dia memungut pedang di lantai dan hendak menikam Jordan."Awas!" teriak Luther untuk memperingatkan. Pada situasi genting ini, Jordan pun bergeser ke samping untuk menghindar.Meskipun tidak mengenai organ vital Jordan, pedang tersebut berhasil menggores pinggang Jordan. Dalam sekejap, darah pun mengalir keluar.Peter tak kuasa terperangah saat melihat serangannya gagal. Dia segera melemparkan pedangnya dan berkata dengan panik, "Muridku, aku sudah salah! Maafkan aku! Aku khilaf barusan, tolong jangan bersikap perhitungan denganku!""Kamu ini benar-benar keras kepala!" Jordan naik pitam. Dia langsung menghunuskan pedangnya dan menebas dengan kuat. Kali ini, dia tidak lagi berbelaskasihan."Berhenti!" Tiba-tiba, terdengar bentakan yan
"Gila! Siapa bocah ini? Berani sekali dia menantang Thunder di hadapan umum? Dia sudah bosan hidup, ya?""Keberaniannya patut dipuji, tapi otaknya agak bermasalah."Kemunculan mendadak Luther membuat semua orang sibuk berdiskusi. Siapa pun tidak menyangka bahwa seseorang akan berani muncul di saat genting seperti ini."Hei! Untuk apa kamu naik? Kamu sudah gila, ya? Cepat turun!" Setelah termangu sesaat, Ruby pun berteriak dengan lantang. Menurutnya, Luther ini bodoh dan tidak tahu diri."Apa yang dilakukan bocah ini? Lawannya adalah Thunder, ahli bela diri Peringkat Langit. Bukankah tindakannya ini sama dengan cari mati?" ucap Cedric seraya menggeleng. Dia menatap Luther seperti menatap orang yang sudah akan mati. Dia sendiri bukan lawan Thunder, apalagi pemuda tak dikenal seperti Luther."Huh! Dasar nggak tahu diri, berani sekali dia menghina Kak Thunder. Benar-benar cari mati!" teriak Eduardo dan lainnya yang merasa senang atas penderitaan Luther. Dengan kemampuan hebat Thunder, mere
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un
"Orang ini benar-benar sulit dihadapi!" Kitto menoleh ke belakang dan melihat Wirya masih terus mengejar mereka tanpa henti.Pasukan yang dikirim untuk mengadang Wirya sama sekali tidak berguna, bahkan gagal melukainya sedikit pun.Yang paling membuat frustrasi adalah Wirya bukan hanya mengejar, tetapi juga terus menembakkan sinyal merah, membuat posisi mereka terlihat dengan jelas.Jika terus begini, tidak peduli ke arah mana mereka melarikan diri, pada akhirnya mereka tetap akan terjebak."Kitto, Damian! Kalian berdua turun tangan sendiri, bunuh lalat menjengkelkan itu untukku!" Loland segera memberikan perintah."Jenderal, kalau kami pergi, siapa yang akan melindungimu?" Kitto ragu sejenak.Saat ini, kondisi tubuh Loland sangat buruk. Jika mereka berdua pergi dan tiba-tiba ada ahli yang menyerang, nyawa Loland akan dalam bahaya besar."Kalau nggak membunuh lalat itu, situasiku malah akan semakin bahaya! Cepat pergi!" desak Loland dengan marah."Baik!" Kitto dan Damian saling bertuka
"Saudara-saudara! Bunuh mereka!"Begitu mendengar perintah itu, Pasukan Api Merah dari kediaman jenderal langsung menghunuskan pedang mereka dan menyerang Tim Penegak Hukum.Pasukan Api Merah yang datang kali ini berjumlah hampir 1.000 orang. Mereka bukan hanya unggul dalam jumlah, tetapi juga menyerang dari kedua sisi, membuat pertahanan lawan sulit ditembus."Susun formasi perisai!" Melihat situasi yang berbahaya, Wirya segera memerintahkan para anggota Tim Penegak Hukum untuk menyarungkan pedang mereka dan membentuk formasi pertahanan.Mereka telah terpisah dari pasukan utama dan kini berhadapan dengan musuh yang jumlahnya 10 kali lipat lebih banyak. Dalam kondisi seperti ini, bertahan dalam formasi adalah pilihan terbaik.Mereka hanya perlu menahan serangan sebentar. Dalam waktu singkat, bala bantuan dari istana akan segera tiba. Ketika saat itu tiba, Pasukan Api Merah tidak akan punya kesempatan untuk melawan.Sesaat kemudian, kedua belah pihak memulai pertarungan sengit. Pasukan
Tak ada waktu untuk ragu, Wirya segera menerjang ke depan, meraih kembali Jaring Naga yang terlempar, dan menekan Loland sekali lagi dengan sekuat tenaga."Semua maju! Kita harus menahannya!" Merasa tekanan luar biasa dari lawannya, Wirya berteriak keras dan mengerahkan kekuatannya hingga batasnya. Otot-ototnya sampai menegang dan urat-uratnya menonjol.Wirya mungkin berhasil menekan Loland, tetapi para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum tak sanggup menahannya. Dengan perlawanan yang semakin ganas, lebih dari 10 orang yang bergelantungan di Jaring Naga terombang-ambing seperti boneka.Ada yang terlempar ke pohon, ada yang menabrak dinding. Dalam beberapa kali guncangan, jaring itu pun kembali terlempar.Beberapa anggota Tim Penegak Hukum mencoba maju untuk membantu, tetapi mereka justru dibentur tubuh rekan-rekan mereka yang terpental, lalu ikut terlempar.Di hadapan kekuatan fisik luar biasa Loland, kekuatan mereka semua tak ada artinya, apalagi para pengawal biasa.Dari semua oran
Jika Loland berada dalam kondisi puncaknya, mungkin Wirya masih akan merasa sedikit waspada.Namun, saat ini lawannya terkena Racun Uzur dan basis kultivasinya telah merosot, bahkan masih terus melemah. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan untuk menangkapnya dalam satu serangan."Minggir semua!" Melihat para prajurit mengepungnya, Loland membentak, lalu mengangkat tangannya dan menghantam tanah dengan keras.Duar! Suara ledakan bergema, menyebabkan tanah bergetar hebat. Dalam radius puluhan meter dengan Loland sebagai pusatnya, tanah langsung retak, menciptakan pola seperti jaring laba-laba.Bersamaan dengan itu, gelombang kejut yang dahsyat menyapu sekitarnya. Di mana pun gelombang kejut itu lewat, debu beterbangan, dinding runtuh, dan seluruh aula konferensi hancur berantakan.Para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum yang maju langsung terpental seperti layang-layang putus, lalu jatuh bergulingan dengan kondisi yang mengenaskan.Bahkan Wirya, yang merupakan kapten, t
Huston berbicara dengan sangat tegas dan berwibawa sampai Loland pun tertegun sejenak oleh auranya yang begitu kuat dan mengernyitkan alis, tetapi dia segera menenangkan dirinya kembali.Ekspresi Loland tetap tenang saat melirik dokumen-dokumen bukti yang berserakan di lantai, melainkan berkata dengan sangat tenang, "Pangeran Huston, orang-orang yang mati ini hanya orang biasa saja, apa perlu sampai begitu heboh? Aku nggak percaya tanganmu nggak pernah ternoda darah seseorang."Loland merasa dia sudah berjuang mati-matian untuk posisinya saat ini juga demi kehidupan yang lebih baik. Hanya saja, setiap orang memiliki keinginan yang berbeda. Ada yang demi reputasi, mengejar keuntungan, harta kekayaan, tergila-gila pada wanita, dan ada juga yang terobsesi dengan kekayaan serta menikmati penghormatan dari orang lain.Untuk mencapai semua itu, terkadang seseorang harus melakukan hal-hal yang tidak terhormat. Ini sudah menjadi peraturan tak tertulis di kalangan pejabat dan semua pejabat juga
Weker yang wajahnya pucat pun diseret pergi. Sejak kejahatannya terungkap, dia sudah dipastikan akan musnah dan bahkan seluruh keluarganya juga akan dihukum. Semua orang yang bersalah akan diadili dan yang tidak bersalah juga akan diminta pertanggungjawabannya jika pernah menikmati hasil kejahatannya. Bisa dibilang, seluruh keluarganya akan mengalami pembersihan besar-besaran."Wirya, sudah saatnya mengundang tamu utama kita," perintah Huston lagi setelah bekas darah di lantai sudah dibersihkan. Setelah membereskan Weker, target interogasi selanjutnya adalah Loland. Dibandingkan Weker, Loland jauh lebih sulit untuk dihadapi. Bagaimanapun juga, Loland memegang kekuasaan militer yang besar, bisa menjadi masalah besar jika Loland melawan karena merasa terdesak."Aku mengerti."Wirya merespons sambil memberi hormat, lalu segera memerintah bawahannya, "Panggil beberapa orang lagi dan ikuti aku."Loland meraih kedudukannya sebagai seorang jenderal besar dengan prestasinya yang mampu menghada