"Huh! Cari mati!" kata Kiehl sambil tersenyum dingin. Dengan kekuatan Kotak Seribu Mekanisme, Harit mustahil untuk menahan serangannya meskipun sudah memaksimalkan kemampuan Mantra Cahaya Emas.Perlu diketahui, bukan hanya memiliki daya hancur yang sangat besar, senjata rahasia di Kotak Seribu Mekanisme juga memiliki banyak efek khusus seperti angin, api, halilintar, listrik, es, dan berbagai racun.Beberapa di antara senjata rahasia itu bahkan dirancang khusus untuk menembus pelindung tubuh energi astral, sehingga memberikan efek yang sangat kuat saat melawan Mantra Cahaya Emas. Oleh karena itu, Harit tidak mungkin bisa menembus pertahanan ini hanya dengan mengandalkan Mantra Cahaya Emas. Jika hanya bertahan saja, tenaga Harit juga akan habis terkuras.Bang bang bang bang bang.Saat berhasil meluncur sampai setengah, senjata-senjata rahasia yang memenuhi langit sudah menghujani Harit dan menutupi seluruh tubuhnya. Dalam sekejap, cahaya yang menyilaukan dan suara ledakan yang terus-men
Kiehl tidak menyangka dia akan kalah, terutama dengan keadaan memiliki Kotak Seribu Mekanisme. Namun, dia pada akhirnya tetap kalah, bahkan kalah dengan puas. Dia sudah mengerahkan seluruh kemampuannya, tetapi Harit tetap berhasil menghancurkan semuanya.Selain itu, jika tadi Harit tidak berbelas kasihan pada serangan terakhir, saat ini Kiehl mungkin sudah terluka parah. Kiehl sudah menghormati harga dirinya, dia tentu saja tidak ingin mempermalukan dirinya lagi. Dengan begitu, orang lain akan lebih meremehkannya."Huh ...." Melihat Kiehl yang mengaku kalah, Harit menghela napas panjang. Keningnya sudah penuh dengan keringat, terlihat jelas kemenangan ini tidak mudah.Mantra Cahaya Emas, Teknik Halilintar, dan Jimat Magis, Harit bahkan sudah mengeluarkan ketiga teknik andalannya. Jika tidak memanfaatkan ledakan Jimat Magis Delapan Diagram, dia tidak akan bisa memecah kendali dan segera mendekati Kiehl. Jika pertarungan ini terus berlanjut, kemungkinan besar dia akan kalah."Senjata rah
Waktu perlahan-lahan berlalu, pertandingan terus berlanjut. Tak disadari, setengah hari pun berlalu dan arena yang terus diperbaiki berulang-ulang menjadi saksi pertarungan yang sengit. Pada akhirnya, daftar 16 besar pun resmi diumumkan.Bagi ahli yang menempati posisi atas di Peringkat Langit seperti Hasta, Charlotte, dan Adam, pertandingan berlangsung dengan tanpa hambatan dan langsung menang selama mereka tidak saling bertemu. Terutama lawannya Hasta yang memilih langsung menyerah tanpa bertanding.Semua orang tahu ahli pedang memiliki daya hancur yang sangat besar, apalagi Hasta yang merupakan peringkat pertama di Peringkat Genius dan saat ini kultivasinya sudah mencapai tingkat grandmaster. Hanya dengan satu tebasan pedang saja, dia sudah bisa membunuh seorang ahli tingkat master biasa. Jika tidak mengaku kalah, kemungkinan besar nyawa lawannya akan terancam.Kandidat yang mendapatkan Hasta sebagai lawannya hanya bisa merasa diri mereka kurang beruntung. Dalam pertandingan di aren
Kemunculan Astor menarik perhatian banyak orang. Sekte Mistis terkenal sangat misterius di dunia persilatan. Meskipun muridnya hanya beberapa orang saja, semuanya memiliki bakat yang luar biasa. Terutama Teknik Mengendalikan Pedang dari sekte ini yang sangat kuat sampai membuat Sekte Pedang merasa sangat iri. Oleh karena itu, setiap kali dia naik ke arena, dia akan menjadi pusat perhatian.Selain karena identitas Astor sebagai murid dari Sekte Mistis, orang-orang juga dengan Teknik Mengendalikan Pedang. Sayangnya, meskipun dia berhasil melewati rintangan dan masuk ke enam belas besar, dia masih belum pernah menggunakan Teknik Mengendalikan Pedang. Lebih tepatnya, belum ada lawan yang mampu memaksanya untuk menggunakan teknik andalan sekte ini.Namun, sekarang situasinya berbeda karena Astor akan menghadapi Adam dari Organisasi Mondial yang merupakan ahli peringkat kelima di Perangkat Genius. Menghadapi lawan yang kuat seperti ini, jelas dia nggak bisa menyembunyikan kemampuannya. Kedua
"Tanpa menggunakan ilmu pedang dan kekuatan ilahi, hanya beradu tinju seperti ini saja. Benar-benar pertarungan yang langka!""Begini baru seru. Seorang pria sejati harusnya terus maju dan beradu tinju.""Baru pemanasan saja sudah sehebat ini. Bukankah ini akan menjadi pertarungan mempertaruhkan nyawa saat menentukan pemenangnya nanti?"Melihat kedua ahli yang bertarung dengan sengit di atas arena, para penonton di bawah arena berkomentar. Awalnya, mereka mengira akan ada adu ilmu pedang dan kekuatan ilahi, tetapi situasinya malah seperti ini begitu pertarungannya dimulai.Astor memilih tidak menggunakan pedangnya dan lebih memilih untuk beradu tinju, begitu juga dengan Adam yang memilih tidak menggunakan kekuatan ilahinya. Dilihat dari sikap mereka, sepertinya mereka ingin menentukan siapa yang lebih unggul dari kemampuan bertinju mereka.Di atas arena, Adam dan Astor masih terus beradu tinju dengan sangat intens. Satu-satunya perbedaannya adalah Astor makin bersemangat dan energi ast
"Apa ini ilmu pedang? Memang hebat sesuai rumornya!""Adam langsung mundur hanya dengan satu serangan dan situasinya berbalik. Memang hebat!""Serangan tadi sangat cepat, aku hanya bisa melihat cahaya putih yang memelesat saja. Benar-benar menakutkan!"Saat Astor menggunakan ilmu pedangnya, para penonton di seluruh arena langsung terkejut. Meskipun mereka sudah mendengar tentang hal ini, hari ini adalah pertama kalinya mereka melihat ilmu pedang ini secara langsung. Ilmu yang memiliki daya hancur, tangguh, dan tak terhalangi ini langsung menyentuh mereka.Menghadapi teknik dan kemampuan seperti ini, orang biasa akan sulit untuk menahannya dan langsung kehilangan nyawanya. Untungnya, Adam memiliki kekuatan yang luar biasa. Jika tidak, pedang terbang tadi sudah cukup untuk mengakhiri hidupnya dan menentukan hasil pertandingan."Huh ...."Setelah menghela napas, tatapan Adam menjadi serius. "Aku akui Teknik Mengendalikan Pedang memang teknik yang kuat, tapi ini masih nggak cukup untuk men
Bam bam bam!Bilah-bilah angin itu saling terkait untuk membentuk jaring dengan kekuatan yang dahsyat dan terus menghantam tiga pedang itu sampai terus terdengar suara ledakan. Meskipun pedang terbang yang memiliki aura pedang tajam itu berhasil menghancurkan banyak bilah angin, serangan dan kecepatannya melambat.Sementara itu, bilah angin terus menyerang seolah-olah tidak ada habisnya dan terus memenuhi langit. Sebagian dari bilah angin menghantam tiga pedang terbang, sedangkan sebagiannya lagi langsung menyerang Astor yang berada di kejauhan."Eh?"Ekspresi Astor berubah dan tidak berani menahan serangan secara langsung. Dia segera mengayunkan jarinya tiga kali dan berteriak, "Kembali!"Swosh swosh swosh.Ketiga pedang terbang yang berada di udara berbalik arah dan segera kembali ke sisi Astor, lalu berputar dengan cepat untuk melepaskan banyak energi pedang untuk menghalau bilah angin yang mendekat.Tabrakan antara bilah angin dan energi pedang menimbulkan gelombang besar dan terus
"Selamat Kak Adam berhasil masuk ke delapan besar. Tinggal selangkah lagi, kamu akan juara," kata Roselia yang segera memberikan selamat pada Adam yang baru saja kembali ke tempat duduknya dengan gembira."Teknik Mengendalikan Pedang memang sangat hebat, tapi tetap Teknik Empat Dewa milik Kak Adam lebih unggul. Bisa dibilang, Astor kalah dengan terhormat," kata Greta sambil tersenyum lebar dan ekspresinya terlihat bangga.Awalnya, Greta sempat merasa khawatir saat melihat Teknik Mengendalikan Pedang milik Astor. Namun, setelah Adam mengeluarkan Teknik Empat Dewa, hatinya langsung merasa tenang. Dia tahu pertandingan ini sudah tidak memiliki ketegangan lagi."Mengalahkan Astor itu mudah, tapi jalan untuk merebut gelar juara masih panjang," kata Adam sambil tersenyum dan menggelengkan kepala. Dia sangat percaya diri, tetapi tidak sampai tahap membabi buta. Bagaimanapun juga, Astor bukan ahli di Peringkat Genius. Meskipun memiliki beberapa kemampuan, Astor masih kalah jika dibandingkan de
Amir sangat cepat. Gerakannya terlihat seperti teleportasi yang bahkan membuat pesilat ulung tingkat master tidak sempat bereaksi.Terlebih lagi, Pele sudah menyita semua perhatian Riley. Riley pun menjadi lengah terhadap serangan dadakan Amir.Pada saat semua pesilat ulung mengira serangan Amir akan mengenai sasaran, sebuah jimat merah tiba-tiba muncul. Jimat itu menempel tepat di dahi Amir saat taringnya hanya berjarak tiga sentimeter dari leher Riley.Bam!Suara dentuman terdengar. Jimat merah itu meledak. Energi yang membeludak membuat Amir terpental beberapa meter. Sebelum sempat mendarat, bara api yang menggelora sudah menelannya dalam sekejap."Ah!!!"Amir yang diselimuti api ganas berteriak histeris. Hanya dalam sekejap, kulit dan tubuh Amir sudah rusak dan menjadi gosong.Adegan mengerikan itu sekali lagi membuat orang-orang yang menyaksikannya tercengang.Barusan, Amir sudah hampir berhasil mencapai Riley. Siapa sangka, Riley ternyata sudah mewaspadainya. Serangan itu langsun
Bam, bam, bam! Ribuan cambuk emas menyerang seperti hujan badai, benar-benar sulit untuk dihindari.Dengan dipimpin oleh Pele, para ahli bela diri mengerahkan jurus masing-masing untuk membalas serangan. Mereka terus menghantam cambuk emas itu. Setiap benturan serangan akan melepaskan energi yang dahsyat, menghasilkan suara ledakan yang menggelegar.Riley berdiri kokoh seperti gunung besar yang tak tergoyahkan. Tubuhnya dikelilingi cahaya emas. Cambuk berayun dengan lincah. Meskipun menghadapi banyak lawan, dia tetap unggul.Pele dan lainnya sama sekali tidak bisa menembus pertahanan Riley. Bahkan, beberapa pemimpin Kuil Dewa yang lebih lemah langsung terdorong mundur oleh cambuk emas itu. Mereka sungguh kewalahan.Saat ini, semua orang baru menyadari betapa hebatnya ahi bela diri nomor satu Negara Drago. Bahkan, serangan Mantra Cahaya Emas saja sudah cukup untuk membuat mereka kewalahan."Aku nggak percaya cambuk ini bisa menghentikanku!" pekik Pele dengan murka. Sekujur tubuhnya mula
Perubahan mendadak itu membuat semua orang terkejut. Siapa pun tak menyangka Riley akan tiba-tiba menyerang, bahkan dengan secepat kilat.Gerakannya begitu cepat hingga mereka tidak sempat melihatnya dengan jelas. Bahkan, Amir yang terkenal akan kecepatannya juga tidak sempat bereaksi.Sebuah pukulan keras mendarat. Cepat, brutal, dan tak terbendung. Saat ini, orang-orang baru menyadari betapa kuatnya pria tua gemuk yang terlihat penuh belas kasih ini. Kekuatannya jauh melebihi perkiraan orang-orang.Krek, krek, krek .... Amir bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu berusaha memperbaiki lehernya yang bengkok. Pipinya yang cekung segera kembali normal. Untungnya, ras vampir memiliki kemampuan pemulihan yang luar biasa. Jika tidak, pukulan itu pasti membuatnya cacat."Pak Tua, hebat juga kamu! Tapi, nggak semudah itu untuk membunuhku!" Amir menggertakkan giginya sambil menatap tajam ke arah Riley. Matanya terlihat haus darah. Jika dia bisa menguras darah Riley, kekuatannya pasti akan menin
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di
Luther yang memegang pedang tampak menyerbu ke kerumunan. Dia seperti harimau yang menyerbu kawanan domba. Saat berikutnya, pembantaian dimulai.Meskipun tidak bisa menggunakan energi sejatinya, fisiknya justru jauh lebih kuat daripada pesilat biasa. Baik itu kecepatan, kekuatan, reaksinya, ataupun teknik tempurnya, semuanya sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya.Setiap serangan pedang yang dilancarkan Luther mengenai titik vital secara akurat. Serangannya ini sungguh tak terbendung.Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi Luther. Semuanya kewalahan. Teriakan histeris terdengar tanpa henti. Mayat-mayat berjatuhan. Berbeda dengan duel di arena, Luther sama sekali tidak menahan kekuatannya saat ini."Merepotkan sekali." Tico tak kuasa mengernyit melihat orang-orangnya yang tidak bisa berkutik menghadapi Luther. Dia tidak menyangka Luther yang basis kultivasinya sudah disegel masih bisa sekuat ini. Genius seperti ini harus dibunuh jika memilih untuk menjadi musuhnya."Kalian semua
"Siapa pun yang berani maju, akan mati!" Menghadapi para pembunuh bayaran yang menyerang dengan nekat, Luther sama sekali tidak berbelas kasihan. Dia mengayunkan pedang panjangnya dan cahaya pedang yang tajam pun langsung menerangi langit malam.Semua orang hanya merasa pandangan mereka tiba-tiba menjadi putih dan secara refleks menghentikan langkah mereka. Tubuh beberapa orang yang berada di barisan terdepan tiba-tiba menjadi kaku saat cahaya pedang itu menghilang, seolah-olah sama sekali tidak bisa bergerak.Pada detik berikutnya, beberapa kepala pun terlepas dari tubuhnya dan berguling-guling di tanah. Tubuh tanpa kepala itu berdiri di tempatnya selama dua detik, lalu akhirnya tumbang dan darah menyembur ke segala arah.Pemandangan ini membuat semua orang terkejut dan saling memandang dengan ragu karena tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak menyangka pedang Luther bisa begitu cepat sampai mereka tidak sempat untuk bereaksi.Perlu diketahui, orang-orang yang baru saja tewas ini
Orang-orang yang keluar dari kabut semuanya memakai topeng, sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas. Namun, terdapat logo yang melambangkan Kuil Dewa di tubuh mereka.Beberapa di antara orang-orang itu adalah anggota dari tim yang dipimpin Luther. Namun, saat tadi merasakan adanya pertempuran, dia sengaja meninggalkan timnya di dalam kabut dan keluar sendirian untuk memeriksa situasinya. Dia tidak menyangka ada tim lain yang akan membawa mereka keluar dari kabut itu."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang mati?""Sepertinya mereka menghadapi musuh yang kuat. Semuanya hati-hati."Melihat mayat yang berserakan di sekitar, orang-orang yang baru keluar dari kabut menjadi waspada. Mereka terus mengamati Luther dan pria berpakaian abu-abu itu."Luther, kenapa kamu sendirian di sini?" tanya pria yang memimpin tim itu yang langsung mengenali identitas Luther.Kuil Dewa merekrut banyak tim dan setiap tim memakai topeng dengan warna yang berbeda. Untuk membedakan setiap