"Apa ini ilmu pedang? Memang hebat sesuai rumornya!""Adam langsung mundur hanya dengan satu serangan dan situasinya berbalik. Memang hebat!""Serangan tadi sangat cepat, aku hanya bisa melihat cahaya putih yang memelesat saja. Benar-benar menakutkan!"Saat Astor menggunakan ilmu pedangnya, para penonton di seluruh arena langsung terkejut. Meskipun mereka sudah mendengar tentang hal ini, hari ini adalah pertama kalinya mereka melihat ilmu pedang ini secara langsung. Ilmu yang memiliki daya hancur, tangguh, dan tak terhalangi ini langsung menyentuh mereka.Menghadapi teknik dan kemampuan seperti ini, orang biasa akan sulit untuk menahannya dan langsung kehilangan nyawanya. Untungnya, Adam memiliki kekuatan yang luar biasa. Jika tidak, pedang terbang tadi sudah cukup untuk mengakhiri hidupnya dan menentukan hasil pertandingan."Huh ...."Setelah menghela napas, tatapan Adam menjadi serius. "Aku akui Teknik Mengendalikan Pedang memang teknik yang kuat, tapi ini masih nggak cukup untuk men
Bam bam bam!Bilah-bilah angin itu saling terkait untuk membentuk jaring dengan kekuatan yang dahsyat dan terus menghantam tiga pedang itu sampai terus terdengar suara ledakan. Meskipun pedang terbang yang memiliki aura pedang tajam itu berhasil menghancurkan banyak bilah angin, serangan dan kecepatannya melambat.Sementara itu, bilah angin terus menyerang seolah-olah tidak ada habisnya dan terus memenuhi langit. Sebagian dari bilah angin menghantam tiga pedang terbang, sedangkan sebagiannya lagi langsung menyerang Astor yang berada di kejauhan."Eh?"Ekspresi Astor berubah dan tidak berani menahan serangan secara langsung. Dia segera mengayunkan jarinya tiga kali dan berteriak, "Kembali!"Swosh swosh swosh.Ketiga pedang terbang yang berada di udara berbalik arah dan segera kembali ke sisi Astor, lalu berputar dengan cepat untuk melepaskan banyak energi pedang untuk menghalau bilah angin yang mendekat.Tabrakan antara bilah angin dan energi pedang menimbulkan gelombang besar dan terus
"Selamat Kak Adam berhasil masuk ke delapan besar. Tinggal selangkah lagi, kamu akan juara," kata Roselia yang segera memberikan selamat pada Adam yang baru saja kembali ke tempat duduknya dengan gembira."Teknik Mengendalikan Pedang memang sangat hebat, tapi tetap Teknik Empat Dewa milik Kak Adam lebih unggul. Bisa dibilang, Astor kalah dengan terhormat," kata Greta sambil tersenyum lebar dan ekspresinya terlihat bangga.Awalnya, Greta sempat merasa khawatir saat melihat Teknik Mengendalikan Pedang milik Astor. Namun, setelah Adam mengeluarkan Teknik Empat Dewa, hatinya langsung merasa tenang. Dia tahu pertandingan ini sudah tidak memiliki ketegangan lagi."Mengalahkan Astor itu mudah, tapi jalan untuk merebut gelar juara masih panjang," kata Adam sambil tersenyum dan menggelengkan kepala. Dia sangat percaya diri, tetapi tidak sampai tahap membabi buta. Bagaimanapun juga, Astor bukan ahli di Peringkat Genius. Meskipun memiliki beberapa kemampuan, Astor masih kalah jika dibandingkan de
Melihat mayat yang tergeletak di lantai, suasana di seluruh arena langsung menjadi hening. Para penonton tercengang dan ekspresi mereka terlihat tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Tidak ada yang menyangka pertarungan ini akan berakhir begitu cepat. Dalam sekejap, pemenangnya sudah diputuskan."Aku ... nggak salah lihat, 'kan? Pemimpin Sekte Ilmu Kegelapan, Liam, malah dibunuh?""Hanya menunjuk dari kejauhan saja dan bahkan nggak menggunakan pedangnya, Liam langsung terbunuh. Kekuatan ini ... terlalu mengerikan!""Apa ini kekuatan dari ahli peringkat pertama di Peringkat Genius? Benar-benar menakutkan!"Setelah hening sejenak, suasana di seluruh arena langsung menjadi gempar dan semua orang terlihat sangat terkejut. Saat Liam menyerang dengan tombaknya, mereka mengira keduanya akan bertarung dengan sengit. Bagaimanapun juga, Liam adalah sosok yang terkenal di dunia persilatan juga dan dianggap sebagai seorang ahli di mana pun dia berada.Menurut para penonton, meskipun Liam aka
Sebelumnya orang-orang sangat kesal dengan tindakan Giorgio yang menyiksa jasad Yoda. Kini, banyak yang bergosip dan memaki melihatnya kembali ke arena."Buset! Aku kesal sekali melihat gorila jelek ini! Aku ingin sekali membunuhnya!""Dia nggak punya perikemanusiaan! Cih!""Dia cuma beruntung sebelumnya. Kali ini, dia pasti mati bertemu Wanita Suci Sekte Sihir!"Orang-orang sungguh kesal melihat Giorgio. Namun, Giorgio tidak peduli, hanya menatap Charlotte lekat-lekat. Muncul senyuman jahat pada wajahnya. Hasrat pada tatapannya pun tidak bisa disembunyikan."Tsk, tsk .... Cantik, bertarung itu tugas pria. Sebagai wanita, tanggung jawabmu adalah melahirkan keturunan." Giorgio terus mengamati Charlotte dari atas hingga bawah. Senyumannya makin lebar. "Sayang sekali, pesilat Negara Drago lemah. Kamu nggak bakal puas. Tapi, aku bisa membuatmu terbang sampai ke awang-awang. Hahaha ...."Giorgio tertawa terbahak-bahak. Ucapannya ini membuat orang-orang makin murka."Gorila sialan! Aku bisa
Karena kesakitan, Giorgio langsung melempar ular aneh itu. Namun, ular itu malah menyerangnya lagi."Cari mati!" Giorgio mendengus, lalu meninju ular itu hingga hancur dan menyisakan kabut darah. Kemudian, dia mendongak menatap Charlotte sambil tersenyum sinis. "Cantik, kamu kira ular kecil seperti ini bisa melukaiku?""Kamu rasa ularku nggak bisa melukaimu? Coba lihat tanganmu yang digigit." Charlotte tersenyum mengejek."Hm?" Giorgio menunduk, mendapati ada dua lubang kecil seperti ditusuk jarum. Namun, tidak ada darah yang mengalir.Hanya saja, ada warna hitam yang terlihat aneh di sekitar luka itu. Warna hitam itu jauh lebih gelap daripada kulit Giorgio. Yang paling aneh adalah bekas itu terus menjalar ke pembuluh darah Giorgio. Dalam sekejap, bekas itu sudah sebesar setengah telapak tangan Giorgio."Apa ini?" Giorgio mengernyit. Senyumannya pun hilang. Dia tahu dirinya tahan terhadap berbagai serangan sehingga tidak peduli dengan serangan Charlotte tadi.Siapa sangka, racun ular a
"Argh!" Giorgio berseru sambil menerjang ke arah Charlotte. Kedua bilah di tangan yang memancarkan kilatan dingin, berhasil menembus leher Charlotte. Karena kecepatan Giorgio terlalu tinggi, dia pun meluncur beberapa meter sebelum perlahan-lahan berhenti."Hahaha! Jalang, ini akibat dari membuatku marah!" Giorgio menoleh sambil tertawa dengan wajah ganas. Racun tidak berguna. Kekuatan barulah aspek terpenting untuk menentukan pemenang."Hei, apa yang kamu tertawakan?" Tiba-tiba, terdengar suara jernih dari depan sana. Giorgio pun termangu. Dia mendongak, melihat Charlotte menatapnya seperti menatap idiot.Seketika, senyuman Giorgio hilang dan digantikan keterkejutan. Apa yang terjadi? Bukankah pisaunya berhasil menembus leher Charlotte? Kenapa tidak ada luka sedikit pun? Apa mungkin serangannya meleset?Ini tidak mungkin! Gerakannya sangat cepat tadi. Selain itu, Charlotte jelas-jelas hanya berdiri di tempatnya tadi. Tidak mungkin ada yang meleset. Sebenarnya apa yang terjadi?"Aku pas
Charlotte berjinjit dan melompat ke udara untuk menyusul Giorgio. Kemudian, dia mengangkat kakinya tinggi-tinggi dan menghantam perut Giorgio.Bam! Terdengar suara benturan dahsyat. Giorgio yang masih melayang tiba-tiba berbalik arah seperti bola sepak, hingga akhirnya tubuhnya menghantam arena. Sebelum mendarat, dia lagi-lagi memuntahkan banyak darah.Bam! Benturan dahsyat itu memunculkan lubang besar di permukaan arena. Seketika, batu dan debu beterbangan. Sekalipun Giorgio punya pertahanan kuat, tulangnya tetap retak dan organ dalamnya bergeser. Cederanya termasuk parah.Jika lawannya adalah master biasa, pertahanan Giorgio tentu tak tertandingi. Namun, masalahnya Charlotte bukan master biasa. Dia adalah grandmaster yang telah membangkitkan garis keturunan foniks!Setiap pukulan dan tendangannya mengandung kekuatan destruktif yang fatal. Giorgio sudah sangat hebat karena tidak mati setelah serangan berturut-turut dari Charlotte."Masih belum berakhir." Ketika Giorgio hendak bangkit
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un