"Tanpa menggunakan ilmu pedang dan kekuatan ilahi, hanya beradu tinju seperti ini saja. Benar-benar pertarungan yang langka!""Begini baru seru. Seorang pria sejati harusnya terus maju dan beradu tinju.""Baru pemanasan saja sudah sehebat ini. Bukankah ini akan menjadi pertarungan mempertaruhkan nyawa saat menentukan pemenangnya nanti?"Melihat kedua ahli yang bertarung dengan sengit di atas arena, para penonton di bawah arena berkomentar. Awalnya, mereka mengira akan ada adu ilmu pedang dan kekuatan ilahi, tetapi situasinya malah seperti ini begitu pertarungannya dimulai.Astor memilih tidak menggunakan pedangnya dan lebih memilih untuk beradu tinju, begitu juga dengan Adam yang memilih tidak menggunakan kekuatan ilahinya. Dilihat dari sikap mereka, sepertinya mereka ingin menentukan siapa yang lebih unggul dari kemampuan bertinju mereka.Di atas arena, Adam dan Astor masih terus beradu tinju dengan sangat intens. Satu-satunya perbedaannya adalah Astor makin bersemangat dan energi ast
"Apa ini ilmu pedang? Memang hebat sesuai rumornya!""Adam langsung mundur hanya dengan satu serangan dan situasinya berbalik. Memang hebat!""Serangan tadi sangat cepat, aku hanya bisa melihat cahaya putih yang memelesat saja. Benar-benar menakutkan!"Saat Astor menggunakan ilmu pedangnya, para penonton di seluruh arena langsung terkejut. Meskipun mereka sudah mendengar tentang hal ini, hari ini adalah pertama kalinya mereka melihat ilmu pedang ini secara langsung. Ilmu yang memiliki daya hancur, tangguh, dan tak terhalangi ini langsung menyentuh mereka.Menghadapi teknik dan kemampuan seperti ini, orang biasa akan sulit untuk menahannya dan langsung kehilangan nyawanya. Untungnya, Adam memiliki kekuatan yang luar biasa. Jika tidak, pedang terbang tadi sudah cukup untuk mengakhiri hidupnya dan menentukan hasil pertandingan."Huh ...."Setelah menghela napas, tatapan Adam menjadi serius. "Aku akui Teknik Mengendalikan Pedang memang teknik yang kuat, tapi ini masih nggak cukup untuk men
Bam bam bam!Bilah-bilah angin itu saling terkait untuk membentuk jaring dengan kekuatan yang dahsyat dan terus menghantam tiga pedang itu sampai terus terdengar suara ledakan. Meskipun pedang terbang yang memiliki aura pedang tajam itu berhasil menghancurkan banyak bilah angin, serangan dan kecepatannya melambat.Sementara itu, bilah angin terus menyerang seolah-olah tidak ada habisnya dan terus memenuhi langit. Sebagian dari bilah angin menghantam tiga pedang terbang, sedangkan sebagiannya lagi langsung menyerang Astor yang berada di kejauhan."Eh?"Ekspresi Astor berubah dan tidak berani menahan serangan secara langsung. Dia segera mengayunkan jarinya tiga kali dan berteriak, "Kembali!"Swosh swosh swosh.Ketiga pedang terbang yang berada di udara berbalik arah dan segera kembali ke sisi Astor, lalu berputar dengan cepat untuk melepaskan banyak energi pedang untuk menghalau bilah angin yang mendekat.Tabrakan antara bilah angin dan energi pedang menimbulkan gelombang besar dan terus
"Selamat Kak Adam berhasil masuk ke delapan besar. Tinggal selangkah lagi, kamu akan juara," kata Roselia yang segera memberikan selamat pada Adam yang baru saja kembali ke tempat duduknya dengan gembira."Teknik Mengendalikan Pedang memang sangat hebat, tapi tetap Teknik Empat Dewa milik Kak Adam lebih unggul. Bisa dibilang, Astor kalah dengan terhormat," kata Greta sambil tersenyum lebar dan ekspresinya terlihat bangga.Awalnya, Greta sempat merasa khawatir saat melihat Teknik Mengendalikan Pedang milik Astor. Namun, setelah Adam mengeluarkan Teknik Empat Dewa, hatinya langsung merasa tenang. Dia tahu pertandingan ini sudah tidak memiliki ketegangan lagi."Mengalahkan Astor itu mudah, tapi jalan untuk merebut gelar juara masih panjang," kata Adam sambil tersenyum dan menggelengkan kepala. Dia sangat percaya diri, tetapi tidak sampai tahap membabi buta. Bagaimanapun juga, Astor bukan ahli di Peringkat Genius. Meskipun memiliki beberapa kemampuan, Astor masih kalah jika dibandingkan de
Melihat mayat yang tergeletak di lantai, suasana di seluruh arena langsung menjadi hening. Para penonton tercengang dan ekspresi mereka terlihat tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Tidak ada yang menyangka pertarungan ini akan berakhir begitu cepat. Dalam sekejap, pemenangnya sudah diputuskan."Aku ... nggak salah lihat, 'kan? Pemimpin Sekte Ilmu Kegelapan, Liam, malah dibunuh?""Hanya menunjuk dari kejauhan saja dan bahkan nggak menggunakan pedangnya, Liam langsung terbunuh. Kekuatan ini ... terlalu mengerikan!""Apa ini kekuatan dari ahli peringkat pertama di Peringkat Genius? Benar-benar menakutkan!"Setelah hening sejenak, suasana di seluruh arena langsung menjadi gempar dan semua orang terlihat sangat terkejut. Saat Liam menyerang dengan tombaknya, mereka mengira keduanya akan bertarung dengan sengit. Bagaimanapun juga, Liam adalah sosok yang terkenal di dunia persilatan juga dan dianggap sebagai seorang ahli di mana pun dia berada.Menurut para penonton, meskipun Liam aka
Sebelumnya orang-orang sangat kesal dengan tindakan Giorgio yang menyiksa jasad Yoda. Kini, banyak yang bergosip dan memaki melihatnya kembali ke arena."Buset! Aku kesal sekali melihat gorila jelek ini! Aku ingin sekali membunuhnya!""Dia nggak punya perikemanusiaan! Cih!""Dia cuma beruntung sebelumnya. Kali ini, dia pasti mati bertemu Wanita Suci Sekte Sihir!"Orang-orang sungguh kesal melihat Giorgio. Namun, Giorgio tidak peduli, hanya menatap Charlotte lekat-lekat. Muncul senyuman jahat pada wajahnya. Hasrat pada tatapannya pun tidak bisa disembunyikan."Tsk, tsk .... Cantik, bertarung itu tugas pria. Sebagai wanita, tanggung jawabmu adalah melahirkan keturunan." Giorgio terus mengamati Charlotte dari atas hingga bawah. Senyumannya makin lebar. "Sayang sekali, pesilat Negara Drago lemah. Kamu nggak bakal puas. Tapi, aku bisa membuatmu terbang sampai ke awang-awang. Hahaha ...."Giorgio tertawa terbahak-bahak. Ucapannya ini membuat orang-orang makin murka."Gorila sialan! Aku bisa
Karena kesakitan, Giorgio langsung melempar ular aneh itu. Namun, ular itu malah menyerangnya lagi."Cari mati!" Giorgio mendengus, lalu meninju ular itu hingga hancur dan menyisakan kabut darah. Kemudian, dia mendongak menatap Charlotte sambil tersenyum sinis. "Cantik, kamu kira ular kecil seperti ini bisa melukaiku?""Kamu rasa ularku nggak bisa melukaimu? Coba lihat tanganmu yang digigit." Charlotte tersenyum mengejek."Hm?" Giorgio menunduk, mendapati ada dua lubang kecil seperti ditusuk jarum. Namun, tidak ada darah yang mengalir.Hanya saja, ada warna hitam yang terlihat aneh di sekitar luka itu. Warna hitam itu jauh lebih gelap daripada kulit Giorgio. Yang paling aneh adalah bekas itu terus menjalar ke pembuluh darah Giorgio. Dalam sekejap, bekas itu sudah sebesar setengah telapak tangan Giorgio."Apa ini?" Giorgio mengernyit. Senyumannya pun hilang. Dia tahu dirinya tahan terhadap berbagai serangan sehingga tidak peduli dengan serangan Charlotte tadi.Siapa sangka, racun ular a
"Argh!" Giorgio berseru sambil menerjang ke arah Charlotte. Kedua bilah di tangan yang memancarkan kilatan dingin, berhasil menembus leher Charlotte. Karena kecepatan Giorgio terlalu tinggi, dia pun meluncur beberapa meter sebelum perlahan-lahan berhenti."Hahaha! Jalang, ini akibat dari membuatku marah!" Giorgio menoleh sambil tertawa dengan wajah ganas. Racun tidak berguna. Kekuatan barulah aspek terpenting untuk menentukan pemenang."Hei, apa yang kamu tertawakan?" Tiba-tiba, terdengar suara jernih dari depan sana. Giorgio pun termangu. Dia mendongak, melihat Charlotte menatapnya seperti menatap idiot.Seketika, senyuman Giorgio hilang dan digantikan keterkejutan. Apa yang terjadi? Bukankah pisaunya berhasil menembus leher Charlotte? Kenapa tidak ada luka sedikit pun? Apa mungkin serangannya meleset?Ini tidak mungkin! Gerakannya sangat cepat tadi. Selain itu, Charlotte jelas-jelas hanya berdiri di tempatnya tadi. Tidak mungkin ada yang meleset. Sebenarnya apa yang terjadi?"Aku pas
Bam, bam, bam! Ribuan cambuk emas menyerang seperti hujan badai, benar-benar sulit untuk dihindari.Dengan dipimpin oleh Pele, para ahli bela diri mengerahkan jurus masing-masing untuk membalas serangan. Mereka terus menghantam cambuk emas itu. Setiap benturan serangan akan melepaskan energi yang dahsyat, menghasilkan suara ledakan yang menggelegar.Riley berdiri kokoh seperti gunung besar yang tak tergoyahkan. Tubuhnya dikelilingi cahaya emas. Cambuk berayun dengan lincah. Meskipun menghadapi banyak lawan, dia tetap unggul.Pele dan lainnya sama sekali tidak bisa menembus pertahanan Riley. Bahkan, beberapa pemimpin Kuil Dewa yang lebih lemah langsung terdorong mundur oleh cambuk emas itu. Mereka sungguh kewalahan.Saat ini, semua orang baru menyadari betapa hebatnya ahi bela diri nomor satu Negara Drago. Bahkan, serangan Mantra Cahaya Emas saja sudah cukup untuk membuat mereka kewalahan."Aku nggak percaya cambuk ini bisa menghentikanku!" pekik Pele dengan murka. Sekujur tubuhnya mula
Perubahan mendadak itu membuat semua orang terkejut. Siapa pun tak menyangka Riley akan tiba-tiba menyerang, bahkan dengan secepat kilat.Gerakannya begitu cepat hingga mereka tidak sempat melihatnya dengan jelas. Bahkan, Amir yang terkenal akan kecepatannya juga tidak sempat bereaksi.Sebuah pukulan keras mendarat. Cepat, brutal, dan tak terbendung. Saat ini, orang-orang baru menyadari betapa kuatnya pria tua gemuk yang terlihat penuh belas kasih ini. Kekuatannya jauh melebihi perkiraan orang-orang.Krek, krek, krek .... Amir bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu berusaha memperbaiki lehernya yang bengkok. Pipinya yang cekung segera kembali normal. Untungnya, ras vampir memiliki kemampuan pemulihan yang luar biasa. Jika tidak, pukulan itu pasti membuatnya cacat."Pak Tua, hebat juga kamu! Tapi, nggak semudah itu untuk membunuhku!" Amir menggertakkan giginya sambil menatap tajam ke arah Riley. Matanya terlihat haus darah. Jika dia bisa menguras darah Riley, kekuatannya pasti akan menin
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di
Luther yang memegang pedang tampak menyerbu ke kerumunan. Dia seperti harimau yang menyerbu kawanan domba. Saat berikutnya, pembantaian dimulai.Meskipun tidak bisa menggunakan energi sejatinya, fisiknya justru jauh lebih kuat daripada pesilat biasa. Baik itu kecepatan, kekuatan, reaksinya, ataupun teknik tempurnya, semuanya sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya.Setiap serangan pedang yang dilancarkan Luther mengenai titik vital secara akurat. Serangannya ini sungguh tak terbendung.Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi Luther. Semuanya kewalahan. Teriakan histeris terdengar tanpa henti. Mayat-mayat berjatuhan. Berbeda dengan duel di arena, Luther sama sekali tidak menahan kekuatannya saat ini."Merepotkan sekali." Tico tak kuasa mengernyit melihat orang-orangnya yang tidak bisa berkutik menghadapi Luther. Dia tidak menyangka Luther yang basis kultivasinya sudah disegel masih bisa sekuat ini. Genius seperti ini harus dibunuh jika memilih untuk menjadi musuhnya."Kalian semua
"Siapa pun yang berani maju, akan mati!" Menghadapi para pembunuh bayaran yang menyerang dengan nekat, Luther sama sekali tidak berbelas kasihan. Dia mengayunkan pedang panjangnya dan cahaya pedang yang tajam pun langsung menerangi langit malam.Semua orang hanya merasa pandangan mereka tiba-tiba menjadi putih dan secara refleks menghentikan langkah mereka. Tubuh beberapa orang yang berada di barisan terdepan tiba-tiba menjadi kaku saat cahaya pedang itu menghilang, seolah-olah sama sekali tidak bisa bergerak.Pada detik berikutnya, beberapa kepala pun terlepas dari tubuhnya dan berguling-guling di tanah. Tubuh tanpa kepala itu berdiri di tempatnya selama dua detik, lalu akhirnya tumbang dan darah menyembur ke segala arah.Pemandangan ini membuat semua orang terkejut dan saling memandang dengan ragu karena tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak menyangka pedang Luther bisa begitu cepat sampai mereka tidak sempat untuk bereaksi.Perlu diketahui, orang-orang yang baru saja tewas ini
Orang-orang yang keluar dari kabut semuanya memakai topeng, sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas. Namun, terdapat logo yang melambangkan Kuil Dewa di tubuh mereka.Beberapa di antara orang-orang itu adalah anggota dari tim yang dipimpin Luther. Namun, saat tadi merasakan adanya pertempuran, dia sengaja meninggalkan timnya di dalam kabut dan keluar sendirian untuk memeriksa situasinya. Dia tidak menyangka ada tim lain yang akan membawa mereka keluar dari kabut itu."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang mati?""Sepertinya mereka menghadapi musuh yang kuat. Semuanya hati-hati."Melihat mayat yang berserakan di sekitar, orang-orang yang baru keluar dari kabut menjadi waspada. Mereka terus mengamati Luther dan pria berpakaian abu-abu itu."Luther, kenapa kamu sendirian di sini?" tanya pria yang memimpin tim itu yang langsung mengenali identitas Luther.Kuil Dewa merekrut banyak tim dan setiap tim memakai topeng dengan warna yang berbeda. Untuk membedakan setiap
"Dia pelindung area terlarang. Setelah membunuhnya, kita baru bisa mengambil harta karun." Meskipun agak kebingungan, Bambang tetap menjelaskan. Dia terluka parah, jadi hanya bisa mengandalkan Luther untuk membunuh pria tua itu. Makanya, dia mau tak mau membujuk Luther."Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, kita selesaikan masalah kita dulu." Usai berbicara, Luther sontak menjulurkan tangannya. Pedang di tanah pun memantul dan mendarat di tangannya."Masalah apa? Apa maksudmu?" Bambang termangu sebelum bertanya dengan bingung. Ketika melihat Luther mengambil pedang, firasat buruk sontak menyelimuti hatinya."Kamu dan pria bertubuh kekar itu bersekongkol supaya aku jadi tameng kalian. Kamu kira aku nggak tahu soal ini? Karena kalian ingin mencelakaiku, kenapa aku harus sungkan-sungkan pada kalian?" timpal Luther dengan ekspresi datar."A ... apa maumu?" Bambang pun panik. "Kita sama-sama dari Kuil Dewa. Kenapa malah saling membunuh? Kalau misi gagal, kita bakal sama-sama mati. Sebaiknya