Kiehl tidak menyangka dia akan kalah, terutama dengan keadaan memiliki Kotak Seribu Mekanisme. Namun, dia pada akhirnya tetap kalah, bahkan kalah dengan puas. Dia sudah mengerahkan seluruh kemampuannya, tetapi Harit tetap berhasil menghancurkan semuanya.Selain itu, jika tadi Harit tidak berbelas kasihan pada serangan terakhir, saat ini Kiehl mungkin sudah terluka parah. Kiehl sudah menghormati harga dirinya, dia tentu saja tidak ingin mempermalukan dirinya lagi. Dengan begitu, orang lain akan lebih meremehkannya."Huh ...." Melihat Kiehl yang mengaku kalah, Harit menghela napas panjang. Keningnya sudah penuh dengan keringat, terlihat jelas kemenangan ini tidak mudah.Mantra Cahaya Emas, Teknik Halilintar, dan Jimat Magis, Harit bahkan sudah mengeluarkan ketiga teknik andalannya. Jika tidak memanfaatkan ledakan Jimat Magis Delapan Diagram, dia tidak akan bisa memecah kendali dan segera mendekati Kiehl. Jika pertarungan ini terus berlanjut, kemungkinan besar dia akan kalah."Senjata rah
Waktu perlahan-lahan berlalu, pertandingan terus berlanjut. Tak disadari, setengah hari pun berlalu dan arena yang terus diperbaiki berulang-ulang menjadi saksi pertarungan yang sengit. Pada akhirnya, daftar 16 besar pun resmi diumumkan.Bagi ahli yang menempati posisi atas di Peringkat Langit seperti Hasta, Charlotte, dan Adam, pertandingan berlangsung dengan tanpa hambatan dan langsung menang selama mereka tidak saling bertemu. Terutama lawannya Hasta yang memilih langsung menyerah tanpa bertanding.Semua orang tahu ahli pedang memiliki daya hancur yang sangat besar, apalagi Hasta yang merupakan peringkat pertama di Peringkat Genius dan saat ini kultivasinya sudah mencapai tingkat grandmaster. Hanya dengan satu tebasan pedang saja, dia sudah bisa membunuh seorang ahli tingkat master biasa. Jika tidak mengaku kalah, kemungkinan besar nyawa lawannya akan terancam.Kandidat yang mendapatkan Hasta sebagai lawannya hanya bisa merasa diri mereka kurang beruntung. Dalam pertandingan di aren
Kemunculan Astor menarik perhatian banyak orang. Sekte Mistis terkenal sangat misterius di dunia persilatan. Meskipun muridnya hanya beberapa orang saja, semuanya memiliki bakat yang luar biasa. Terutama Teknik Mengendalikan Pedang dari sekte ini yang sangat kuat sampai membuat Sekte Pedang merasa sangat iri. Oleh karena itu, setiap kali dia naik ke arena, dia akan menjadi pusat perhatian.Selain karena identitas Astor sebagai murid dari Sekte Mistis, orang-orang juga dengan Teknik Mengendalikan Pedang. Sayangnya, meskipun dia berhasil melewati rintangan dan masuk ke enam belas besar, dia masih belum pernah menggunakan Teknik Mengendalikan Pedang. Lebih tepatnya, belum ada lawan yang mampu memaksanya untuk menggunakan teknik andalan sekte ini.Namun, sekarang situasinya berbeda karena Astor akan menghadapi Adam dari Organisasi Mondial yang merupakan ahli peringkat kelima di Perangkat Genius. Menghadapi lawan yang kuat seperti ini, jelas dia nggak bisa menyembunyikan kemampuannya. Kedua
"Tanpa menggunakan ilmu pedang dan kekuatan ilahi, hanya beradu tinju seperti ini saja. Benar-benar pertarungan yang langka!""Begini baru seru. Seorang pria sejati harusnya terus maju dan beradu tinju.""Baru pemanasan saja sudah sehebat ini. Bukankah ini akan menjadi pertarungan mempertaruhkan nyawa saat menentukan pemenangnya nanti?"Melihat kedua ahli yang bertarung dengan sengit di atas arena, para penonton di bawah arena berkomentar. Awalnya, mereka mengira akan ada adu ilmu pedang dan kekuatan ilahi, tetapi situasinya malah seperti ini begitu pertarungannya dimulai.Astor memilih tidak menggunakan pedangnya dan lebih memilih untuk beradu tinju, begitu juga dengan Adam yang memilih tidak menggunakan kekuatan ilahinya. Dilihat dari sikap mereka, sepertinya mereka ingin menentukan siapa yang lebih unggul dari kemampuan bertinju mereka.Di atas arena, Adam dan Astor masih terus beradu tinju dengan sangat intens. Satu-satunya perbedaannya adalah Astor makin bersemangat dan energi ast
"Apa ini ilmu pedang? Memang hebat sesuai rumornya!""Adam langsung mundur hanya dengan satu serangan dan situasinya berbalik. Memang hebat!""Serangan tadi sangat cepat, aku hanya bisa melihat cahaya putih yang memelesat saja. Benar-benar menakutkan!"Saat Astor menggunakan ilmu pedangnya, para penonton di seluruh arena langsung terkejut. Meskipun mereka sudah mendengar tentang hal ini, hari ini adalah pertama kalinya mereka melihat ilmu pedang ini secara langsung. Ilmu yang memiliki daya hancur, tangguh, dan tak terhalangi ini langsung menyentuh mereka.Menghadapi teknik dan kemampuan seperti ini, orang biasa akan sulit untuk menahannya dan langsung kehilangan nyawanya. Untungnya, Adam memiliki kekuatan yang luar biasa. Jika tidak, pedang terbang tadi sudah cukup untuk mengakhiri hidupnya dan menentukan hasil pertandingan."Huh ...."Setelah menghela napas, tatapan Adam menjadi serius. "Aku akui Teknik Mengendalikan Pedang memang teknik yang kuat, tapi ini masih nggak cukup untuk men
Bam bam bam!Bilah-bilah angin itu saling terkait untuk membentuk jaring dengan kekuatan yang dahsyat dan terus menghantam tiga pedang itu sampai terus terdengar suara ledakan. Meskipun pedang terbang yang memiliki aura pedang tajam itu berhasil menghancurkan banyak bilah angin, serangan dan kecepatannya melambat.Sementara itu, bilah angin terus menyerang seolah-olah tidak ada habisnya dan terus memenuhi langit. Sebagian dari bilah angin menghantam tiga pedang terbang, sedangkan sebagiannya lagi langsung menyerang Astor yang berada di kejauhan."Eh?"Ekspresi Astor berubah dan tidak berani menahan serangan secara langsung. Dia segera mengayunkan jarinya tiga kali dan berteriak, "Kembali!"Swosh swosh swosh.Ketiga pedang terbang yang berada di udara berbalik arah dan segera kembali ke sisi Astor, lalu berputar dengan cepat untuk melepaskan banyak energi pedang untuk menghalau bilah angin yang mendekat.Tabrakan antara bilah angin dan energi pedang menimbulkan gelombang besar dan terus
"Selamat Kak Adam berhasil masuk ke delapan besar. Tinggal selangkah lagi, kamu akan juara," kata Roselia yang segera memberikan selamat pada Adam yang baru saja kembali ke tempat duduknya dengan gembira."Teknik Mengendalikan Pedang memang sangat hebat, tapi tetap Teknik Empat Dewa milik Kak Adam lebih unggul. Bisa dibilang, Astor kalah dengan terhormat," kata Greta sambil tersenyum lebar dan ekspresinya terlihat bangga.Awalnya, Greta sempat merasa khawatir saat melihat Teknik Mengendalikan Pedang milik Astor. Namun, setelah Adam mengeluarkan Teknik Empat Dewa, hatinya langsung merasa tenang. Dia tahu pertandingan ini sudah tidak memiliki ketegangan lagi."Mengalahkan Astor itu mudah, tapi jalan untuk merebut gelar juara masih panjang," kata Adam sambil tersenyum dan menggelengkan kepala. Dia sangat percaya diri, tetapi tidak sampai tahap membabi buta. Bagaimanapun juga, Astor bukan ahli di Peringkat Genius. Meskipun memiliki beberapa kemampuan, Astor masih kalah jika dibandingkan de
Melihat mayat yang tergeletak di lantai, suasana di seluruh arena langsung menjadi hening. Para penonton tercengang dan ekspresi mereka terlihat tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Tidak ada yang menyangka pertarungan ini akan berakhir begitu cepat. Dalam sekejap, pemenangnya sudah diputuskan."Aku ... nggak salah lihat, 'kan? Pemimpin Sekte Ilmu Kegelapan, Liam, malah dibunuh?""Hanya menunjuk dari kejauhan saja dan bahkan nggak menggunakan pedangnya, Liam langsung terbunuh. Kekuatan ini ... terlalu mengerikan!""Apa ini kekuatan dari ahli peringkat pertama di Peringkat Genius? Benar-benar menakutkan!"Setelah hening sejenak, suasana di seluruh arena langsung menjadi gempar dan semua orang terlihat sangat terkejut. Saat Liam menyerang dengan tombaknya, mereka mengira keduanya akan bertarung dengan sengit. Bagaimanapun juga, Liam adalah sosok yang terkenal di dunia persilatan juga dan dianggap sebagai seorang ahli di mana pun dia berada.Menurut para penonton, meskipun Liam aka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru
Paviliun Soluna memiliki satu aturan, yaitu mereka tidak melayani pelanggan asing. Tamu harus dikenal dengan baik atau diperkenalkan oleh orang yang terpercaya. Setiap transaksi juga harus dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu.Tentu saja, selalu ada pengecualian tanpa perjanjian, biasanya untuk urusan yang sangat mendesak. Namun, dalam kasus seperti itu, biayanya juga akan jauh lebih mahal.Saat Luther sampai di depan gerbang Paviliun Soluna, dia langsung dihentikan oleh para penjaga di kedua sisi.Setelah menyatakan identitasnya dan melakukan verifikasi, para penjaga baru mengizinkan Luther masuk.Begitu melangkah masuk, seorang pelayan wanita berwajah manis langsung menyambutnya dan mengantarnya melewati aula besar, lalu menuju ke bagian belakang bangunan.Setelah melewati taman dengan kolam kecil, mereka berhenti di depan sebuah ruang privat yang tenang."Ini adalah ruang pertemuan pribadi bos kami. Silakan masuk, Tuan Luther," kata pelayan itu dengan senyuman hangat."Bosmu
Nolan berkata dengan ambigu, "Kak Naim, kata-katamu ini salah. Keluarga Luandi memang mendukungku, tapi aku masih kurang banyak hal untuk bisa naik takhta. Selain itu, Nivan juga punya banyak pendukung yang kuat, jadi aku nggak mudah untuk mengalahkannya. Kalau Kak Naim membantuku, aku setidaknya punya 80% peluang untuk menang."Menurut Nolan, Naim jauh lebih berharga daripada Keluarga Paliama yang merupakan keluarga kerajaan. Jika dia bisa meyakinkan Naim untuk membantunya, peluangnya yang tadinya hanya 60% pun bisa langsung meningkat sampai 80% peluangnya. Masalahnya sekarang adalah apakah Naim bisa menahan ambisinya sendiri dan mempertaruhkan segalanya untuk mendukungnya."Nolan, kamu juga tahu aku ini orangnya nggak ambisius dan nggak tertarik dengan kekayaan. Aku nggak akan terlibat dengan perebutan takhta ini, jadi aku harap kamu bisa mengerti," kata Naim.Setelah mempertimbangkannya sejenak, Naim akhirnya memilih untuk menolak. Dia tahu peluangnya untuk menang sangat kecil, teta
Ketiga pangeran itu bukan orang bodoh, mereka tentu saja mengerti maksud tersembunyi dari perkataan Ezra. Kali ini, mereka memang beralasan datang untuk memberikan penghormatan terakhir, tetapi mereka juga berniat untuk merekrut Keluarga Paliama. Jika berhasil, hal ini tentu akan sangat baik. Namun, jika tidak, mereka setidaknya bisa menambah kesan baik.Namun, bagi ketiga pangeran itu, yang paling penting adalah Keluarga Paliama belum memihak siapa pun dan tidak menjadi musuh mereka. Sebelum semua itu terjadi, mereka masih memiliki ruang untuk berunding. Oleh karena itu, mereka merasa tidak perlu terburu-buru."Adipati Ezra terlalu merendah. Kami hanya datang karena menghargai kesetiaan dan keberanian Jenderal Gema, jadi datang untuk memberi penghormatan terakhir. Kami nggak punya maksud lain," kata Naim yang pertama kali membuka mulut."Benar, Adipati Ezra. Keluarga Paliama masih sangat sibuk dan kamu juga sudah berumur, sebaiknya jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak bekerja. Kam
Nivan baru saja hendak memberi penghormatan pada Gema yang wafat, tetapi pandangannya langsung tertuju pada Naim dan Nolan yang berada di altar duka. Dia segera memberi hormat dengan sopan dan berkata, "Oh? Aku nggak menyangka Kak Naim dan Kak Nolan juga ada di sini. Hormat pada Kak Naim dan Kak Nolan."Dia sebenarnya sudah memperkirakan situasi ini sebelum datang ke sini, sehingga dia tidak terkejut saat melihat Naim dan Nolan ada di sana. Dia berniat untuk merekrut semua delapan keluarga bangsawan dan empat keluarga kerajaan. Namun, saat ini Keluarga Paliama masih netral dan belum memutuskan untuk mendukung siapa pun, dia tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan ini."Nivan, aku dengar kamu sedang keluar kota untuk urusan dinas. Kenapa kamu bisa kembali begitu cepat?" tanya Naim dengan ambigu."Itu hanya urusan kecil, jadi aku segera kembali begitu mendengar berita tentang kematian Jenderal Gema. Aku berniat untuk mengantarnya di perjalanan terakhir kalinya," jawab Nivan dengan te
"Hormat pada Pangeran Naim!"Melihat tamu terhormat datang, Gusdur pun tidak berlarut-larut dalam kesedihan lagi. Dia segera memimpin seluruh anggota Keluarga Paliama untuk maju dan membungkuk untuk memberi hormat pada Naim.Namun, Gusdur dan yang lainnya baru saja membungkuk sampai setengah, Naim sudah mengangkat tangan untuk menghentikannya. "Orang yang wafat paling penting, nggak perlu terlalu formal."Setelah mengatakan itu, Naim mengalihkan pandangannya ke foto mendiang yang terpasang di altar dan menghela napas. "Jenderal Gema bisa meninggal di usia muda sungguh merupakan kerugian besar bagi Negara Drago. Relakanlah yang sudah tiada, yang hidup harus tetap kuat. Aku turut berdukacita."Gusdur memberi hormat dengan mata yang berkaca-kaca dan berkata, "Terima kasih atas perhatian Pangeran Naim. Adikku bisa mengalami musibah ini, seluruh anggota Keluarga Paliama sangat sedih."Naim menganggukkan kepala dan melihat sekeliling sekilas, lalu bertanya dengan perhatian, "Aku dengar Adipa
Kekacauan di Atlandia akhirnya mereda setelah Loland ditangkap. Para pejabat yang selama ini punya hubungan dekat dengannya pun langsung diperiksa satu per satu.Dalam pembersihan besar-besaran ini, lebih dari 300 pejabat Atlandia dicopot dari jabatannya. Sebagian besar ditahan dan sebagian kecil yang dosanya terlalu berat langsung dieksekusi.Setelah Huston menunjukkan kemampuannya, situasi di kalangan birokrasi Atlandia berubah drastis. Segala praktik kolusi, korupsi, dan permainan di balik layar seolah-olah tersapu bersih oleh badai besar.Rakyat mulai merasakan perbedaan nyata. Mengurus urusan di kantor pemerintahan kini jauh lebih mudah, tidak lagi dihambat atau diminta sogokan. Urusan-urusan rakyat yang sempat terbengkalai kini mulai dibereskan secara tertib oleh para pejabat baru. Berbagai bidang mengalami perbaikan signifikan.Anehnya, alih-alih ketakutan, rakyat justru menyambut gebrakan ini dengan tepuk tangan dan rasa syukur. Para "hama" yang sudah terlalu lama menggerogoti