Di bawah panduan wanita paruh baya itu, Misandari dan Luther segera memasuki vila.Saat ini, seorang wanita muda yang sangat cantik dengan aura yang anggun sedang berbaring tidak sadarkan diri di atas ranjang di dalam kamar tidur vila. Dia berusia dua puluhan tahun, kulitnya putih, tangannya halus, dan matanya terlihat sangat memikat. Meskipun wajahnya agak pucat, kecantikannya tetap tidak bisa disembunyikan dan malah membuat orang makin kasihan.Wanita ini adalah Greta, peringkat kelima di Peringkat Bidadari. Setiap wanita peringkat sepuluh besar di Peringkat Bidadari memiliki pesona yang unik dan kecantikannya ini adalah kecantikan yang murni. Bahkan tanpa riasan pun, pesonanya tetap berhasil memikat hati.Selain Greta yang tak sadarkan diri, ada seorang pria dan wanita juga di dalam kamar itu. Yang pria berusia tiga puluhan tahun, mengenakan setelan jas, tubuhnya tegap, tampan, dan tatapannya sangat tajam.Sementara itu, yang wanita berusia tujuh belas sampai delapan belas tahun dan
"Kamu suruh kami pergi?" Misandari memicingkan matanya sejenak. "Kami datang untuk menolong Greta, tapi kamu malah mengusir kami? Kenapa? Apa kamu nggak berharap Greta bisa sadar?""Omong kosong!" Alvan mengerutkan alisnya. "Aku ini kakak senior Greta, tentu saja aku berharap dia baik-baik saja.""Lalu kenapa kamu menghalangi kami mengobatinya?" tanya Misandari kembali."Karena aku nggak percaya sama kalian!" Alvan berkata dengan lantang, "Siapa tahu apa yang sedang kalian rencanakan? Bagaimana kalau penyakit Greta semakin parah lagi?""Aku nggak akan turun tangan kalau nggak yakin," celetuk Luther."Kamu dengar itu? Bagaimanapun, seharusnya biarkan kami periksa dulu, bukan?" tanya Misandari."Nggak usah! Dokter ajaib yang kuundang sudah hampir datang, nggak perlu campur tangan dari kalian!" tolak Alvan sekali lagi."Roselia, bagaimana menurutmu?" Misandari tidak berdebat lagi dengan Alvan, melainkan mengalihkan pandangannya pada Roselia. Sebagai adik kandung Greta, Roselia punya kuasa
"Hah?" Ucapan Luther membuat Roselia kaget. Setelah jarumnya dicabut, akan mati dalam waktu tiga jam. Bukankah itu sama saja dengan pencabut nyawa?"Huh! Aku nggak peduli jarum apa yang kamu gunakan. Kalau nggak bisa sembuhkan Greta, jangan salahkan aku nggak segan-segan terhadapmu!" ancam Alvan dengan ekspresi dingin."Kalau kamu nggak bisa membantu, sebaiknya tutup mulutmu. Jangan berisik di sini, buat orang kesal saja." Luther melirik Alvan sekilas, lalu menyindirnya dengan terus terang."Kamu ...!" Alvan menggertakkan giginya, tetapi pada akhirnya tetap menahan diri. Jika Luther bisa menyembuhkan Greta, dia juga tidak akan berkomentar lebih jauh. Namun, jika Luther gagal menyembuhkannya, dia pasti akan menghabisi Luther."Dokter Luther, apa yang harus kami lakukan sekarang?" tanya Roselia mengalihkan pembicaraan."Rawat kakakmu dengan baik. Selain itu, jangan biarkan siapa pun menyentuhnya. Aku akan pulang untuk meracik obat dulu." Setelah berkata demikian, Luther melemparkan tatap
"Apa rencanamu?" tanya Misandari sambil mengangkat alisnya."Kita harus singkirkan sihir di tubuh Greta dulu, lalu jadikan dia umpan untuk memancing dalang di balik semua ini keluar," jelas Luther secara singkat.Begitu dalangnya ditangkap, mereka tidak perlu repot-repot karena Organisasi Mondial yang akan turun tangan. Bagaimanapun, Yusril tidak mungkin berpangku tangan melihat putrinya dicelakai seperti ini."Apa perlu bantuanku?" tanya Misandari."Bantu aku cari bahan obat. Makin cepat makin bagus. Aku mau melawan sihir dengan sihir. Aku mau mendesak energi jahat itu keluar." Luther menuliskan formula dan menyerahkannya kepada Misandari.Misandari meliriknya sekilas, lalu mengangguk dan berkata, "Bukan masalah. Tiga jam lagi, aku pasti kembali dengan membawa obat-obatan ini."Dengan kekuasaan keluarga kekaisaran Negara Drago, mudah saja bagi Misandari untuk mendapat beberapa bahan obat mahal itu.Setelah meninggalkan vila bersama, Luther dan Misandari masing-masing menyibukkan diri.
"Apa? Bakal mati?" Ucapan Shaka membuat ekspresi Roselia dan Alvan berubah drastis. Mereka tidak menyangka situasi akan separah ini."Berengsek! Beraninya dia mencelakai Greta! Aku akan suruh orang menangkapnya!" Alvan benar-benar murka. Dia segera mengeluarkan ponsel untuk menginstruksi bawahannya. Siapa pun yang berani mencelakai putri Ketua Organisasi Mondial sama saja dengan mencari mati."Dokter Shaka, sekarang harus gimana? Kakakku masih bisa diselamatkan nggak?" Setelah bereaksi kembali, Roselia tak kuasa merasa panik.Sebelumnya Roselia mengizinkan Luther mendiagnosis untuk mencoba-coba. Bagaimanapun, tidak ada cara lain lagi untuk mengobati Greta.Sesudah mendengar perkataan Shaka, Roselia pun menyesali pilihannya. Yang satu adalah orang tak dikenal, yang satu lagi adalah dokter terkemuka. Kalau dibandingkan, Roselia tentu memilih percaya pada Shaka."Kalau dokter lain, mereka pasti nggak punya cara untuk menolong kakakmu. Untungnya, ada aku di sini. Asalkan kakakmu masih hidu
Roselia termangu. Dia meraba wajahnya yang terasa panas, lalu menatap Greta yang berbaring di ranjang memuntahkan darah. Tatapannya dipenuhi keterkejutan.Bukan hanya Roselia, tetapi Alvan juga terperangah melihat situasi mendadak ini. Tidak ada yang menyangka Greta yang telah minum Air Dewa akan menjadi makin kritis."Dokter Shaka! A ... apa yang terjadi?" tanya Alvan memelotot dengan panik."Bukannya kamu bilang kakakku bakal sembuh setelah minum Air Dewa? Kenapa nggak ada efek apa pun, bahkan dia muntah darah?" Roselia makin cemas."Tenang dulu. Ini cuma kecelakaan kecil. Biarkan aku memeriksanya lagi." Setelah menghibur, Shaka maju dan memeriksa denyut nadi Greta.Seketika, Shaka mengernyit dan bergumam, "Aneh sekali. Denyut nadi pasien jelas-jelas lemah dan pasien juga kekurangan darah. Ini adalah gejala keracunan. Racun seharusnya ternetralisasi setelah minum Air Dewa. Kenapa malah nggak ada hasil apa pun?"Air Dewa milik Shaka bukan hanya bisa memperpanjang umur, tetapi juga men
"Percaya dong! Kami percaya semua omongan Dokter Shaka!" Alvan tersenyum dan membalas, "Kalau nggak ada Dokter Shaka hari ini, Greta nggak mungkin melewati masa kritisnya.""Cuma bantuan kecil." Shaka mengelus janggutnya dan berkata dengan angkuh, "Talib, berikan dua suap Air Dewa kepada pasien. Biar nona ini melihat kehebatan gurumu.""Baik." Talib mengiakan, lalu menghampiri dengan memegang mangkuk berisikan setengah Air Dewa. Kemudian, dia menyuapi Greta dengan hati-hati.Begitu Air Dewa memasuki mulut Greta, Greta tiba-tiba menendang, lalu tidak bergerak lagi. Talib termangu. Dia menjulurkan tangan untuk memeriksa napas Greta. Sesaat kemudian, dia langsung menarik tangannya dan melapor dengan panik, "Guru, pa ... pasien mati.""Apa?" Begitu mendengarnya, ekspresi semua orang berubah drastis. Shaka yang penuh keyakinan sekalipun tak kuasa termangu."Mati? Mana mungkin!" Shaka tidak bisa percaya. Dia mendorong muridnya, lalu memeriksa denyut nadi Greta. Alhasil, dia mendapati tidak a
Pil Kebangkitan segera meleleh setelah masuk ke mulut. Cairan berwarna emas mengalir masuk ke tenggorokan dan tubuh. Vitalitas yang kuat menyebar dan menembus setiap sel tubuh. Di bawah rangsangan Pil Kebangkitan, detak jantung yang tadinya berhenti, mulai berdetak dengan pelan lagi.Tidak berselang lama, dada Greta mulai bergerak. Napasnya berangsur normal. Ketika melihat ini, Alvan berseru dengan girang, "Berhasil! Greta bernapas lagi!""Syukurlah! Untung kakakku selamat!" Roselia sampai meneteskan air mata saking senangnya.Shaka pun mengembuskan napas panjang. Untungnya, Pil Kebangkitan yang legendaris benar-benar punya efek ajaib dan berhasil membuat Greta hidup kembali. Kalau tidak, nama baiknya yang akan tercoreng. Hanya saja, Shaka masih menyayangkan Pil Kebangkitannya."Pil Kebangkitan memang luar biasa," puji Alvan dengan takjub. Hanya sebutir pil, tetapi berhasil membuat orang hidup kembali. Bisa dilihat betapa menakjubkannya Pil Kebangkitan."Prosesnya agak mengerikan, tapi