Pria berpakaian hitam itu kalah dengan lapang dada karena kekuatan lawannya jauh lebih unggul. Meskipun wanita berpakaian merah bisa menjatuhkannya dari arena dengan mudah, lawannya malah menjaga harga dirinya. Jika dia tidak mengakui kekalahannya, hanya akan menunjukkan dia tidak tahu diri."Saudara, terima kasih atas pertarungannya," kata wanita berpakaian merah dengan hormat.Pada akhirnya, pertarungan di arena pertama berakhir dengan kemenangan dari wanita berpakaian merah."Kak Luther, pandanganmu memang tajam. Tebakanmu langsung tepat di pertarungan pertama. Aku kagum," kata Elio yang tidak tahan untuk mengungkapkan kekagumannya dari tempat duduk penonton."Hanya beruntung saja," kata Luther sambil tersenyum. Bertaruh itu hanya untuk hiburan saja, dia tidak peduli dengan kalah atau menang."Keberuntungan juga bagian dari kekuatan. Aku hanya kurang beruntung saja. Kalau saja kandidat nomor 28 tadi lebih hati-hati dan nggak meremehkan lawannya, dia pasti sudah menang," kata Elio sa
Namun, terobosan ini tentu saja hanya terbatas pada ahli di bawah tingkat master saja. Dikarenakan untuk menembus ke tingkat master bukan hanya membutuhkan akumulasi kuantitas, tetapi lonjakan kualitas juga.Bagaimanapun juga, benda berharga seperti Batu Spiritual sangat menarik bagi para ahli di bawah tingkat master. Bahkan ahli tingkat master juga tergiur dengan batu itu karena mereka bisa menukarkannya dengan harta lain jika tidak digunakan.Bisa dibilang, Batu Spiritual adalah harta paling berharga di dunia persilatan yang bisa digunakan untuk menukar berbagai jenis harta karun. Oleh karena itu, Elio dan yang lainnya langsung bersemangat saat melihat kotak yang penuh dengan Batu Spiritual."Saat ini aku nggak punya senjata atau pil, tapi batu spiritual ada beberapa kotak. Barang-barang yang kalian gunakan sebagai taruhan, aku akan menghitung harganya dan menggantikannya dengan Batu Spiritual. Bagaimana menurut kalian?" tanya Charlotte."Baik! Ini benar-benar luar biasa!" jawab Elio
Mendengar bisa memenangkan Batu Spiritual, para ahli di sekitar langsung bersemangat. Jika sebelumnya hanya penasaran, sekarang mereka sudah sangat bersemangat. Bagaimanapun juga, kesempatan untuk mendapatkan batu spiritual sangat langka. Kesempatan untuk menukar barang dan memenangkan dua kali lipat seperti ini benar-benar sangat jarang dan tidak boleh dilewatkan.Yang paling pentingnya, Luther dan yang lainnya tadi sudah mendapatkan Batu Spiritual. Dengan adanya contoh seperti itu, keraguan terakhir mereka pun hilang.Oleh karena itu, para ahli yang berani segera mendekat begitu Charlotte mengumumkan taruhan dibuka. Meskipun reputasi Sekte Sihir tidak terlalu baik, daya tarik Batu Spiritual terlalu besar untuk diabaikan. Lagi pula, ini adalah Gunung Narima, sepertinya orang-orang dari Sekte Sihir tidak akan berani menipu atau membuat keributan."Kami juga boleh ikut bertaruh, 'kan?" tanya dua pemuda yang mendekat terlebih dahulu. Mereka berusia dua puluhan tahun dan memiliki penampil
"Paman, daripada bersenang-senang sendiri, lebih baik bersenang-senang bersama. Aku melakukan ini untuk memberikan hiburan pada semua orang. Menonton pertandingan sambil bertaruh beberapa ronde, bukankah itu menyenangkan?" jelas Charlotte sambil terus memeriksa barang-barang yang diberikan oleh para ahli di sekeliling.Meskipun kata-katanya terdengar bagus, ekspresi serakah Charlotte tetap tidak bisa disembunyikan. Dia adalah bandar taruhan dan bukan dermawan, tidak mungkin dia bisa begitu antusias jika tidak ada keuntungan."Aku hanya khawatir kamu akan sial dan kehilangan semua Batu Spiritual yang kamu bawa," kata Luther mengingatkan.Biasanya, kasino akan memanfaatkan peraturan untuk mendapatkan keuntungan. Meskipun keuntungannya sangat kecil, bandar pasti akan menang jika jumlah taruhannya cukup banyak dalam jangka panjang. Oleh karena itu, kasino tidak takut pemain menang, hanya takut tidak ada pemain.Namun, dalam taruhan yang dibuka kali ini, Charlotte tidak mendapatkan keuntung
Pertarungan ronde kedua segera dimulai. Delapan arena dan delapan pertarungan berlangsung secara bersamaan. Dibandingkan dengan tempat penonton lainnya, suasana di sekitar meja Charlotte jauh lebih ramai. Hampir ratusan orang berkumpul di depan meja besar itu dan sebagian besar sudah memasang taruhan.Begitu pertandingan dimulai, orang-orang di bawah arena bahkan lebih bersemangat daripada para kandidat di atas arena. Suara sorak-sorai dan teriakan dukungan terus bergema.Semua orang yang memasang taruhan berteriak untuk menyemangati kandidat yang mereka pilih. Bagi mereka, saat ini pertarungan ini bukan hanya sekedar hiburan lagi, melainkan berkaitan dengan keuntungan pribadi. Menang berarti berkesempatan untuk meraih banyak Batu Spiritual, sedangkan kalah berarti rugi besar. Dalam situasi seperti ini, mereka tidak mungkin tidak bersemangat.Waktu perlahan-lahan berlalu dan suasana di lokasi itu makin memanas. Dari delapan arena, dua arena sudah menyelesaikan pertarungannya lebih awal
Perjudian memang sangat mudah membuat orang kecanduan. Terutama setelah merasakan manisnya kemenangan, sering kali membuat seseorang kesulitan untuk berhenti. Orang yang tidak mampu mengendalikan diri, akan mudah terjebak makin dalam."Selamat untuk kalian berdua atas kemenangannya, ini Batu Spiritual yang kalian menangkan," kata Charlotte sambil tersenyum, lalu menyerahkan Batu Spiritual dengan sangat ramah."Pedang besi hitam yang tadi dijadikan taruhan bernilai lima Batu Spiritual, 'kan? Bolehkah aku menebusnya kembali?" tanya Yuki."Tentu saja boleh," jawab Charlotte sambil tersenyum dan menganggukkan kepala, lalu memerintahkan bawahannya untuk mengambil pedang besi hitam yang dipertaruhkan Yuki."Tunggu sebentar!"Saat Yuki hendak menebus pedangnya, Elio menghentikannya dan berkata, "Yuki, kenapa kamu begitu terburu-buru? Taruhan baru saja dimulai, babak selanjutnya yang paling penting. Kalau kamu menebus pedangmu sekarang, nanti modal taruhanmu akan berkurang dan kemenanganmu jug
Setelah pertarungan ronde kedua berakhir, orang-orang dengan ekspresi gembira dan kecewa berkumpul di depan meja Charlotte. Orang yang menang taruhan tentu saja akan sangat gembira seolah-olah mendapatkan harta karun, sedangkan yang kalah akan merasa sangat menyesal dan kesal."Sialan! Nggak disangka orang ini begitu lemah, andai saja tadi aku bertaruh pada nomor 36.""Benar! Dasar berengsek! Buat aku kehilangan sebotol pil saja.""Aku juga. Harta yang baru saja kudapatkan semuanya hilang!""Huh! Aku sudah bilang tadi untuk bertaruh pada nomor 36, tapi kalian nggak percaya. Sekarang sudah rugi, 'kan?"Di tengah suara keluhan itu, tiba-tiba terdengar suara yang berbeda. Beberapa orang itu langsung melihat ke arah suara itu dan mendapatkan seorang pria berpakaian abu-abu yang sedang berbicara. Pria itu membawa pedang panjang di punggungnya, ekspresinya terlihat angkuh, dan memegang beberapa Batu Spiritual yang baru saja dimenangkannya."Teman, dilihat dari penampilanmu, tadi kamu menang
Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara Charlotte.Setelah ronde kedua taruhan, makin banyak ahli yang tertarik untuk bertaruh. Mereka awalnya hanya berniat menonton saja, tetapi sekarang tidak tahan lagi setelah melihat keseruannya. Dikarenakan tadi banyak pejudi yang berhasil memenangkan Batu Spiritual, orang-orang yang tidak berpartisipasi sebelumnya merasa iri.Cara untuk mendapatkan Batu Spiritual sangat terbatas. Namun, sekarang kesempatan itu ada di depan mata, sehingga banyak orang yang tidak bisa menahan diri. Oleh karena itu, makin banyak pejudi yang ikut bertaruh.Harta langka dan berharga yang didapatkan Charlotte makin banyak, sedangkan Batu Spiritual di kotaknya makin berkurang. Namun, dia tidak terlalu peduli dengan hal itu. Selama ada yang bersedia bertaruh, itu saja sudah cukup baginya."Para kandidat sudah naik ke arena, pertandingan ronde ketiga akan segera dimulai. Silakan segera pasang taruhan kalian, waktu nggak akan menunggu," teriak Charlotte.Untuk menghindari
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga
Setelah bertarung sengit begitu lama, Taro dan yang lainnya juga mulai menyadari betapa seriusnya situasinya. Riley bukan hanya memiliki teknik pedang yang luar biasa, teknik tubuh Riley juga begitu misterius. Tidak peduli apa pun serangan mereka, mereka tetap tidak bisa menyentuh Riley sedikit pun. Sebaliknya, pedang Riley malah terus menyiksa mereka, hasilnya akan makin buruk jika terus berlanjut.Oleh karena itu, saat mendengar perkataan Pele, Taro dan yang lainnya tahu ini sudah saatnya mempertaruhkan segalanya. Sekarang mereka sudah tidak bisa mundur lagi, Riley atau mereka yang akan mati.Pada saat ini, Taro yang terus menahan dirinya pun akhirnya mengeluarkan teknik pemungkasnya. Dia tiba-tiba menggigit jarinya dan mengoleskan darahnya ke pedang, lalu segera merapalkan mantra."Yuki, keluarlah!" Setelah selesai merapalkan mantranya, Taro mengayunkan pedangnya dengan keras. Sesosok bayangan putih pun tiba-tiba memelesat dari pedangnya.Sosok itu adalah seorang wanita berkulit put
"Sebenarnya masih ada berapa banyak trik lagi yang disimpan pria tua ini?"Kekuatan dari Jimat Peledak membuat semua orang terkejut dan marah. Tidak ada yang menyangka Riley masih mampu menunjukkan kekuatan magis yang begitu luar biasa setelah Mantra Cahaya Emas dihancurkan dan halilintar bukan ancaman lagi.Kekuatan dari ratusan sampai ribuan jimat magis yang meledak secara bersamaan benar-benar menakutkan. Selain Amir, Pele, dan Welig yang memiliki fisik yang sangat kuat, para ahli lainnya pun terluka parah. Pada saat ini, mereka baru menyadari betapa mengerikannya kekuatan dari ahli nomor satu di Negara Drago."Hebat juga," kata Amir yang terpental ke belakang dan mendarat dengan stabil. Muncul retakan-retakan kecil di permukaan kulitnya dan darah pun perlahan-lahan mengalir. Sebagian besar kekuatan dari Jimat Peledak tadi menghantam tubuhnya. Meskipun dia memiliki pertahanan yang luar biasa, dia pun tetap terluka.Namun, saat ini luka ini jelas tidak cukup untuk mengancam Amir. Luk