Pria berpakaian hitam yang tidak berani menahan serangan secara langsung segera menghindar. Saat pedang besar wanita berpakaian merah itu hampir menyentuh bahunya, cahaya tajam dari pedang besar itu berhasil merobek pakaiannya. Jika tadi terlambat menghindar, lengannya pasti sudah terputus.Wanita berpakaian merah terus melanjutkan serangannya dengan makin cepat dan kuat. Setiap tebasan pedangnya diiringi dengan suara gemuruh dan tak tertahankan.Sementara itu, pria berpakaian hitam terus mundur untuk menghindari serangan. Setiap kali dia mencoba menangkis, tangannya akan langsung kebas dan mundur beberapa langkah. Dia hanya bisa bertahan, tidak ada kesempatan untuk membalas."Kak Elio, bukankah kamu bilang wanita berpakaian merah itu akan kalah? Kenapa dia malah terlihat makin kuat dan sepertinya akan menang?" kata Yuki yang berada di luar arena dengan ekspresi terkejut dan menatap kedua petarung di depan dengan tajam.Sebelumnya, pria berpakaian hitam yang unggul, tetapi wanita berpa
Pria berpakaian hitam itu kalah dengan lapang dada karena kekuatan lawannya jauh lebih unggul. Meskipun wanita berpakaian merah bisa menjatuhkannya dari arena dengan mudah, lawannya malah menjaga harga dirinya. Jika dia tidak mengakui kekalahannya, hanya akan menunjukkan dia tidak tahu diri."Saudara, terima kasih atas pertarungannya," kata wanita berpakaian merah dengan hormat.Pada akhirnya, pertarungan di arena pertama berakhir dengan kemenangan dari wanita berpakaian merah."Kak Luther, pandanganmu memang tajam. Tebakanmu langsung tepat di pertarungan pertama. Aku kagum," kata Elio yang tidak tahan untuk mengungkapkan kekagumannya dari tempat duduk penonton."Hanya beruntung saja," kata Luther sambil tersenyum. Bertaruh itu hanya untuk hiburan saja, dia tidak peduli dengan kalah atau menang."Keberuntungan juga bagian dari kekuatan. Aku hanya kurang beruntung saja. Kalau saja kandidat nomor 28 tadi lebih hati-hati dan nggak meremehkan lawannya, dia pasti sudah menang," kata Elio sa
Namun, terobosan ini tentu saja hanya terbatas pada ahli di bawah tingkat master saja. Dikarenakan untuk menembus ke tingkat master bukan hanya membutuhkan akumulasi kuantitas, tetapi lonjakan kualitas juga.Bagaimanapun juga, benda berharga seperti Batu Spiritual sangat menarik bagi para ahli di bawah tingkat master. Bahkan ahli tingkat master juga tergiur dengan batu itu karena mereka bisa menukarkannya dengan harta lain jika tidak digunakan.Bisa dibilang, Batu Spiritual adalah harta paling berharga di dunia persilatan yang bisa digunakan untuk menukar berbagai jenis harta karun. Oleh karena itu, Elio dan yang lainnya langsung bersemangat saat melihat kotak yang penuh dengan Batu Spiritual."Saat ini aku nggak punya senjata atau pil, tapi batu spiritual ada beberapa kotak. Barang-barang yang kalian gunakan sebagai taruhan, aku akan menghitung harganya dan menggantikannya dengan Batu Spiritual. Bagaimana menurut kalian?" tanya Charlotte."Baik! Ini benar-benar luar biasa!" jawab Elio
Mendengar bisa memenangkan Batu Spiritual, para ahli di sekitar langsung bersemangat. Jika sebelumnya hanya penasaran, sekarang mereka sudah sangat bersemangat. Bagaimanapun juga, kesempatan untuk mendapatkan batu spiritual sangat langka. Kesempatan untuk menukar barang dan memenangkan dua kali lipat seperti ini benar-benar sangat jarang dan tidak boleh dilewatkan.Yang paling pentingnya, Luther dan yang lainnya tadi sudah mendapatkan Batu Spiritual. Dengan adanya contoh seperti itu, keraguan terakhir mereka pun hilang.Oleh karena itu, para ahli yang berani segera mendekat begitu Charlotte mengumumkan taruhan dibuka. Meskipun reputasi Sekte Sihir tidak terlalu baik, daya tarik Batu Spiritual terlalu besar untuk diabaikan. Lagi pula, ini adalah Gunung Narima, sepertinya orang-orang dari Sekte Sihir tidak akan berani menipu atau membuat keributan."Kami juga boleh ikut bertaruh, 'kan?" tanya dua pemuda yang mendekat terlebih dahulu. Mereka berusia dua puluhan tahun dan memiliki penampil
"Paman, daripada bersenang-senang sendiri, lebih baik bersenang-senang bersama. Aku melakukan ini untuk memberikan hiburan pada semua orang. Menonton pertandingan sambil bertaruh beberapa ronde, bukankah itu menyenangkan?" jelas Charlotte sambil terus memeriksa barang-barang yang diberikan oleh para ahli di sekeliling.Meskipun kata-katanya terdengar bagus, ekspresi serakah Charlotte tetap tidak bisa disembunyikan. Dia adalah bandar taruhan dan bukan dermawan, tidak mungkin dia bisa begitu antusias jika tidak ada keuntungan."Aku hanya khawatir kamu akan sial dan kehilangan semua Batu Spiritual yang kamu bawa," kata Luther mengingatkan.Biasanya, kasino akan memanfaatkan peraturan untuk mendapatkan keuntungan. Meskipun keuntungannya sangat kecil, bandar pasti akan menang jika jumlah taruhannya cukup banyak dalam jangka panjang. Oleh karena itu, kasino tidak takut pemain menang, hanya takut tidak ada pemain.Namun, dalam taruhan yang dibuka kali ini, Charlotte tidak mendapatkan keuntung
Pertarungan ronde kedua segera dimulai. Delapan arena dan delapan pertarungan berlangsung secara bersamaan. Dibandingkan dengan tempat penonton lainnya, suasana di sekitar meja Charlotte jauh lebih ramai. Hampir ratusan orang berkumpul di depan meja besar itu dan sebagian besar sudah memasang taruhan.Begitu pertandingan dimulai, orang-orang di bawah arena bahkan lebih bersemangat daripada para kandidat di atas arena. Suara sorak-sorai dan teriakan dukungan terus bergema.Semua orang yang memasang taruhan berteriak untuk menyemangati kandidat yang mereka pilih. Bagi mereka, saat ini pertarungan ini bukan hanya sekedar hiburan lagi, melainkan berkaitan dengan keuntungan pribadi. Menang berarti berkesempatan untuk meraih banyak Batu Spiritual, sedangkan kalah berarti rugi besar. Dalam situasi seperti ini, mereka tidak mungkin tidak bersemangat.Waktu perlahan-lahan berlalu dan suasana di lokasi itu makin memanas. Dari delapan arena, dua arena sudah menyelesaikan pertarungannya lebih awal
Perjudian memang sangat mudah membuat orang kecanduan. Terutama setelah merasakan manisnya kemenangan, sering kali membuat seseorang kesulitan untuk berhenti. Orang yang tidak mampu mengendalikan diri, akan mudah terjebak makin dalam."Selamat untuk kalian berdua atas kemenangannya, ini Batu Spiritual yang kalian menangkan," kata Charlotte sambil tersenyum, lalu menyerahkan Batu Spiritual dengan sangat ramah."Pedang besi hitam yang tadi dijadikan taruhan bernilai lima Batu Spiritual, 'kan? Bolehkah aku menebusnya kembali?" tanya Yuki."Tentu saja boleh," jawab Charlotte sambil tersenyum dan menganggukkan kepala, lalu memerintahkan bawahannya untuk mengambil pedang besi hitam yang dipertaruhkan Yuki."Tunggu sebentar!"Saat Yuki hendak menebus pedangnya, Elio menghentikannya dan berkata, "Yuki, kenapa kamu begitu terburu-buru? Taruhan baru saja dimulai, babak selanjutnya yang paling penting. Kalau kamu menebus pedangmu sekarang, nanti modal taruhanmu akan berkurang dan kemenanganmu jug
Setelah pertarungan ronde kedua berakhir, orang-orang dengan ekspresi gembira dan kecewa berkumpul di depan meja Charlotte. Orang yang menang taruhan tentu saja akan sangat gembira seolah-olah mendapatkan harta karun, sedangkan yang kalah akan merasa sangat menyesal dan kesal."Sialan! Nggak disangka orang ini begitu lemah, andai saja tadi aku bertaruh pada nomor 36.""Benar! Dasar berengsek! Buat aku kehilangan sebotol pil saja.""Aku juga. Harta yang baru saja kudapatkan semuanya hilang!""Huh! Aku sudah bilang tadi untuk bertaruh pada nomor 36, tapi kalian nggak percaya. Sekarang sudah rugi, 'kan?"Di tengah suara keluhan itu, tiba-tiba terdengar suara yang berbeda. Beberapa orang itu langsung melihat ke arah suara itu dan mendapatkan seorang pria berpakaian abu-abu yang sedang berbicara. Pria itu membawa pedang panjang di punggungnya, ekspresinya terlihat angkuh, dan memegang beberapa Batu Spiritual yang baru saja dimenangkannya."Teman, dilihat dari penampilanmu, tadi kamu menang