Serangan mendadak dari Singa Jantan membuat Taiq tidak sempat bereaksi. Sebelum dia sempat merespons, dia sudah terjatuh ke tanah.Selain itu, Singa Jantan yang sudah menjadi binatang buas memiliki kekuatan yang luar biasa. Cakar Singa Jantan yang kuat membuat Taiq yang tertekan dan tidak bisa melepaskan dirinya. Dalam keadaan kritis, dia hanya bisa menggunakan pedang emasnya untuk menahan cakar Singa Jantan yang terus menyerangnya."Roar!" Singa Jantan terus mengaum dengan ganas. Cairan berwarna hijau terus mengalir dari mulutnya yang penuh dengan taring. Saat cairan yang sangat lengket dan bau itu menetes di wajah Taiq, terdengar suara mendesis dan kulit Taiq yang awalnya mulus pun segera membusuk."Argh!" Taiq menjerit kesakitan sambil menggertakkan giginya. Dia tidak menyangka Singa Jantang yang dadanya tadi bolong malah bisa pulih dengan begitu cepat. Hanya dalam beberapa menit saja, luka Singa Jantan sudah pulih total. Sungguh tak terbayangkan! Yang paling menjengkelkan adalah mo
"Sudah ... mati? Bagaimana mungkin?""Nggak disangka, tokoh besar yang berkuasa di dunia persilatan dan tetua dari Organisasi Mondial akan mati di tangan seekor monster. Sungguh nggak terbayangkan!""Salahkan saja Taiq yang terlalu angkuh, jadi berakhir seperti ini. Bisa dibilang, ini karmanya."Kematian Taiq membuat suasana di tempat itu menjadi gempar. Tidak ada yang menyangka tokoh besar yang tadinya gagah dan berwibawa akan mati dengan begitu mendadak. Setelah didorong terjatuh ke tanah, kepala Taiq langsung digigit Singa Jantan. Taiq bahkan tidak sempat melawan, ini benar-benar di luar nalar."Tetua ... Taiq?" Melihat mayat tak berkepala, Karif yang baru saja tiba langsung bengong di tempat. Baik kekuatan ataupun posisi, Taiq lebih unggul darinya.Bagi Organisasi Mondial, Taiq adalah sosok pilar utama yang tak tergantikan. Para murid yang datang berkompetisi di Gunung Narima kali ini semuanya berada di bawah pengawasannya. Kekuatannya yang luar biasa menjadikannya sebagai tokoh pe
Murid wanita itu sangat cerdas dan keputusannya juga tepat. Jika dia langsung membelah perut Singa Jantan untuk mengambil kepala Taiq, kemungkinan besar Singa Jantan yang pingsan akan terbangun dan membahayakan dirinya sendiri. Namun, jika dia berhasil membunuh Singa Jantan dalam satu serangan, tidak akan ada risiko yang mengancam.Pemikiran murid wanita itu cukup baik, tetapi murid wanita itu melupakan satu hal yaitu perbedaan kekuatannya dengan Singa Jantan. Seorang ahli tingkat master sangat kuat, terutama yang memiliki kekuatan fisik yang sangat kuat. Meskipun dalam keadaan pingsan, mereka juga tidak akan bisa dibunuh dengan mudah.Tish!Terdengar suara tusukan yang pelan saat pedang murid wanita itu menusuk tepat ke dada Singa Jantan. Namun, saat pedang itu baru masuk setengah inci, pertahanan tubuh Singa Jantan aktif secara otomatis dan otot Singa Jantan menjepit pedang itu dengan sangat kuat."Eh?"Murid wanita itu mengernyitkan alis, lalu menambah tenaganya untuk terus menusuk
Gerakan kedua murid dari Gunung Narima itu sangat cepat. Dalam sekejap, mereka langsung melumpuhkan kedua lengan Singa Jantan agar dia tidak mampu menyerang.Meskipun kedua lengannya sudah terlepas dan tidak bisa bergerak, Singa Jantan itu masih tetap membuka mulutnya dan berusaha menggigit salah satu murid Gunung Narima itu.Murid yang diserang Singa Jantan tidak bergerak dan kembali memancarkan cahaya emas di tubuhnya.Dang!Terdengar suara benturan yang tajam saat Singa Jantan menabrak cahaya emas itu dan langsung terpental mundur beberapa meter. Wajahnya penuh darah, beberapa giginya copot, dan tubuhnya terhuyung-huyung."Cahaya emas apa itu tadi? Terlihat sangat hebat," kata Yuki dengan mata membelalak karena terkejut. Dia tahu jelas kekuatan Singa Jantan. Meskipun tidak berubah menjadi bintang buas, tubuhnya masih lemah, dan energi astral sudah terkuras habis, Singa Jantan itu tetap bisa memaksa Karif mundur.Namun, kedua serangan Singa Jantan tadi malah dihentikan oleh cahaya em
Teknik yang digunakan Harit membuat para pesilat berdecak kagum. Mereka tidak menyangka 2 lembar kertas jimat memiliki kekuatan sehebat itu. Dalam sekejap, Harit berhasil mengalahkan Singa Jantan."Yang benar saja. Dia berhasil mengalahkan pemimpin pembunuh itu?" Yuki memelotot dengan tidak percaya.Sebelumnya, Yuki meremehkan kemampuan Harit. Dia merasa Harit masih muda, jadi tidak mungkin sehebat yang dikatakan. Nyatanya, hasil pertarungan ini membuatnya tercengang. Sebelum Yuki sempat melihat jelas situasi, Singa Jantan sudah tergeletak tak berdaya. Sementara itu, Harit hanya menggerakkan tangannya sedikit."Ini kekuatan generasi baru genius Gunung Narima? Luar biasa!" Elio sungguh takjub dengan kekuatan Harit.Gunung Narima memiliki banyak teknik magis. Di antaranya yang paling terkenal adalah Mantra Cahaya Emas, Teknik Halilintar, dan Jimat Magis. Ketiganya sangat sulit untuk dipelajari.Sebagian besar murid biasa Gunung Narima mempelajari Mantra Cahaya Emas. Setelah menguasai Man
"Ini adalah tawaran yang sangat menggiurkan."Luther mengangguk karena sependapat dengan orang-orang. Namun, dia tiba-tiba menolak, "Sayangnya, aku nggak tertarik dengan tawaran ini. Maaf sekali."Begitu mendengarnya, orang-orang terperangah. Mereka tidak percaya Luther akan menolak tawaran ini.Lelucon macam apa ini? Ini jelas-jelas adalah kesempatan emas yang tidak akan datang untuk kedua kalinya. Orang-orang begitu menginginkan peluang langka ini, tetapi Luther malah menolaknya. Apa dia idiot?"Ada apa dengan Pak Luther? Masa dia menolak kesempatan sebagus ini?" tanya Elio setelah termangu sesaat. Jika itu Elio, dia pasti sudah menerimanya sejak tadi. Luther memang sulit dimengerti."Sepertinya Kak Luther merasa pemimpin pembunuh itu lebih berharga daripada utang budi Gunung Narima," gumam Ozias yang tampak merenung."Hah? Apa yang berharga dari pembunuh itu? Dia cuma penjahat." Yuki tidak sependapat dengan Ozias."Yuki, kamu nggak boleh menyimpulkan secepat itu. Kalau pembunuh itu
Elio menjelaskan dengan penuh semangat, "Kamu jangan kira itu cuma kertas biasa. Jimat itu sangat hebat. Begitu diaktifkan, tubuh seseorang akan menjadi seberat gunung. Asalkan jimat itu nggak hancur, efeknya akan terus bertahan.""Hah? Sehebat itu?" Yuki membelalakkan matanya."Tentu saja. Tapi, aku cuma pernah mendengarnya. Lagian, nggak banyak orang yang bisa menggunakan Jimat Pemindah Gunung," sahut Elio."Kalau begitu, apa kita perlu membantu Kak Luther?" tanya Yuki."Kalau Tuan Luther nggak bisa mengangkatnya, nggak ada gunanya kita membantu. Lebih baik kita amati situasi dulu." Elsa menggeleng.Bagaimanapun, mereka belum mencapai tahap master. Mereka belum pantas terlibat dalam duel seperti ini."Tuan Luther, gimana kalau kami berdua mencobanya dulu?" tanya Raine dan Baize sambil maju selangkah. Mereka khawatir ada tipu muslihat yang bisa membahayakan Luther."Boleh saja." Luther mengangguk. Lagi pula, Harit memberinya 3 kali kesempatan. Dia tidak perlu terburu-buru.Raine dan B
"Lagi!" ucapan murid Gunung Narima itu tidak mematahkan semangat Raine dan Baize.Kedua kakak beradik itu bertatapan, lalu tiba-tiba menghunuskan pedang untuk memotong jimat di punggung Singa Jantan. Jika tidak bisa disobek, mereka akan menghancurkannya! Tidak mungkin kertas jimat lebih kokoh daripada besi, 'kan?Klang! Klang! Ketika pedang mengenai jimat, tiba-tiba muncul cahaya berwarna kuning lagi. Saat berikutnya, kekuatan yang dahsyat meledak.Kedua bilah pedang itu sontak patah. Raine dan Baize terdorong beberapa langkah, lalu memuntahkan darah. Untuk sesaat, ekspresi mereka dipenuhi kengerian dan ketidakpercayaan. Mereka tidak menyangka selembar jimat yang terlihat biasa akan sehebat itu. Ini di luar nalar."Sudah kubilang, kalian malah nggak mau dengar. Benar-benar cari masalah." Murid berwajah bulat itu menghela napas dengan tidak berdaya. Jika pedang biasa bisa menghancurkan jimat Gunung Narima, apa gunanya mereka susah payah berkultivasi selama bertahun-tahun?"Pedang sekali
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru
Paviliun Soluna memiliki satu aturan, yaitu mereka tidak melayani pelanggan asing. Tamu harus dikenal dengan baik atau diperkenalkan oleh orang yang terpercaya. Setiap transaksi juga harus dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu.Tentu saja, selalu ada pengecualian tanpa perjanjian, biasanya untuk urusan yang sangat mendesak. Namun, dalam kasus seperti itu, biayanya juga akan jauh lebih mahal.Saat Luther sampai di depan gerbang Paviliun Soluna, dia langsung dihentikan oleh para penjaga di kedua sisi.Setelah menyatakan identitasnya dan melakukan verifikasi, para penjaga baru mengizinkan Luther masuk.Begitu melangkah masuk, seorang pelayan wanita berwajah manis langsung menyambutnya dan mengantarnya melewati aula besar, lalu menuju ke bagian belakang bangunan.Setelah melewati taman dengan kolam kecil, mereka berhenti di depan sebuah ruang privat yang tenang."Ini adalah ruang pertemuan pribadi bos kami. Silakan masuk, Tuan Luther," kata pelayan itu dengan senyuman hangat."Bosmu