Murid wanita itu sangat cerdas dan keputusannya juga tepat. Jika dia langsung membelah perut Singa Jantan untuk mengambil kepala Taiq, kemungkinan besar Singa Jantan yang pingsan akan terbangun dan membahayakan dirinya sendiri. Namun, jika dia berhasil membunuh Singa Jantan dalam satu serangan, tidak akan ada risiko yang mengancam.Pemikiran murid wanita itu cukup baik, tetapi murid wanita itu melupakan satu hal yaitu perbedaan kekuatannya dengan Singa Jantan. Seorang ahli tingkat master sangat kuat, terutama yang memiliki kekuatan fisik yang sangat kuat. Meskipun dalam keadaan pingsan, mereka juga tidak akan bisa dibunuh dengan mudah.Tish!Terdengar suara tusukan yang pelan saat pedang murid wanita itu menusuk tepat ke dada Singa Jantan. Namun, saat pedang itu baru masuk setengah inci, pertahanan tubuh Singa Jantan aktif secara otomatis dan otot Singa Jantan menjepit pedang itu dengan sangat kuat."Eh?"Murid wanita itu mengernyitkan alis, lalu menambah tenaganya untuk terus menusuk
Gerakan kedua murid dari Gunung Narima itu sangat cepat. Dalam sekejap, mereka langsung melumpuhkan kedua lengan Singa Jantan agar dia tidak mampu menyerang.Meskipun kedua lengannya sudah terlepas dan tidak bisa bergerak, Singa Jantan itu masih tetap membuka mulutnya dan berusaha menggigit salah satu murid Gunung Narima itu.Murid yang diserang Singa Jantan tidak bergerak dan kembali memancarkan cahaya emas di tubuhnya.Dang!Terdengar suara benturan yang tajam saat Singa Jantan menabrak cahaya emas itu dan langsung terpental mundur beberapa meter. Wajahnya penuh darah, beberapa giginya copot, dan tubuhnya terhuyung-huyung."Cahaya emas apa itu tadi? Terlihat sangat hebat," kata Yuki dengan mata membelalak karena terkejut. Dia tahu jelas kekuatan Singa Jantan. Meskipun tidak berubah menjadi bintang buas, tubuhnya masih lemah, dan energi astral sudah terkuras habis, Singa Jantan itu tetap bisa memaksa Karif mundur.Namun, kedua serangan Singa Jantan tadi malah dihentikan oleh cahaya em
Teknik yang digunakan Harit membuat para pesilat berdecak kagum. Mereka tidak menyangka 2 lembar kertas jimat memiliki kekuatan sehebat itu. Dalam sekejap, Harit berhasil mengalahkan Singa Jantan."Yang benar saja. Dia berhasil mengalahkan pemimpin pembunuh itu?" Yuki memelotot dengan tidak percaya.Sebelumnya, Yuki meremehkan kemampuan Harit. Dia merasa Harit masih muda, jadi tidak mungkin sehebat yang dikatakan. Nyatanya, hasil pertarungan ini membuatnya tercengang. Sebelum Yuki sempat melihat jelas situasi, Singa Jantan sudah tergeletak tak berdaya. Sementara itu, Harit hanya menggerakkan tangannya sedikit."Ini kekuatan generasi baru genius Gunung Narima? Luar biasa!" Elio sungguh takjub dengan kekuatan Harit.Gunung Narima memiliki banyak teknik magis. Di antaranya yang paling terkenal adalah Mantra Cahaya Emas, Teknik Halilintar, dan Jimat Magis. Ketiganya sangat sulit untuk dipelajari.Sebagian besar murid biasa Gunung Narima mempelajari Mantra Cahaya Emas. Setelah menguasai Man
Di dalam ruang kantor presdir Grup Pesona."Luther, ini adalah perjanjian cerai yang disiapkan Bu Ariana. Silakan ditandatangani," ujar Julie selaku sekretaris Ariana. Kemudian, Julie yang mengenakan seragam kantor sedang meletakkan secarik kertas A4 di atas meja.Di seberangnya, duduk seorang pria tampan yang mengenakan pakaian sederhana."Cerai? Apa maksudnya?" tanya Luther Bennett dengan bingung."Luther, kamu masih tidak mengerti? Pernikahanmu dengan Bu Ariana sudah di ujung tanduk. Kalian tidak lagi sejalur. Keberadaanmu hanya suatu penghalang bagi Bu Ariana," jawab Julie tanpa rasa kasihan."Penghalang?" Luther mengernyit sembari bertanya, "Jadi, aku hanya penghalang di matanya?"Ketika keduanya menikah, Keluarga Warsono sedang berada di posisi yang tidak menguntungkan, bahkan memiliki banyak utang.Luther yang telah membantu Keluarga Warsono melewati kesulitan tersebut. Siapa sangka, setelah kaya raya, Ariana malah ingin mencampakkannya."Kamu boleh berpikir begitu," ujar Julie
Di dalam lift, Luther menatap liontin giok di dadanya. Tatapannya tampak sangat sedih sekarang.Meskipun sudah menduga bahwa hal seperti ini akan terjadi, dia tetap tidak bisa berlapang dada saat perceraian ini benar-benar terjadi.Awalnya, Luther mengira bahwa kebahagiaan itu sangat sederhana. Hanya perlu makan kenyang, melewati kehidupan yang santai, dan merasa gembira.Dia pun baru mengerti bahwa kehidupan biasa ternyata juga merupakan suatu dosa.Luther sudah hidup dengan nyaman selama 3 tahun ini. Sekarang, sudah saatnya dia bangkit.Kring kring kring ....Tepat ketika Luther sedang bengong, ponselnya tiba-tiba berdering.Terdengar suara yang familier saat dia menjawab panggilan tersebut. "Tuan Luther, aku Eril Wirawan dari Kamar Dagang Jiloam. Dengar-dengar, hari ini adalah ulang tahun pernikahanmu dengan Nona Ariana. Aku sudah menyediakan hadiah spesial untuk kalian. Kapan Tuan Luther punya waktu?""Terima kasih atas niat baikmu. Tapi, Pak Eril tidak perlu repot-repot lagi lain
Hanya satu kata dari Luther sudah membuat Helen terperangah di tempatnya. Dia sungguh tidak menyangka bahwa Luther yang biasanya terlihat lembut akan begitu menyeramkan saat murka. Sorot matanya itu seolah-olah menyiratkan akan melahap Helen hidup-hidup."Tolong, ada pembunuh! Ada yang mau membunuh putraku!" teriak Helen dengan lantang setelah tersadar kembali.Dalam sekejap, sekelompok satpam dari Grup Pesona berbondong-bondong menghampiri tempat kejadian."Nyonya Helen, apa yang terjadi?" tanya salah satu satpam yang jelas mengenal Helen. Dia langsung menyatakan sikapnya begitu datang."Doni, cepat tangkap dia. Berani sekali dia memukul putraku! Aku mau dia menerima ganjarannya!" teriak Helen yang pura-pura memberanikan diri."Berengsek! Berani sekali kamu membuat keributan di pintu masuk Grup Pesona! Kamu sudah bosan hidup, ya!" seru satpam yang memimpin. Begitu dia melambaikan tangannya, sekelompok bawahan bergegas menghentikan Luther.Bagaimanapun, ini adalah kesempatan untuk meme
"Ibu, kamu bawa Keenan ke rumah sakit dulu. Biar aku yang urus masalah ini." Ariana membuat keputusan setelah berpikir beberapa saat."Ariana, kamu harus membela adikmu. Jangan biarkan bajingan itu begitu saja!" kata Helen dengan galak."Tenang saja, aku tahu apa yang harus dilakukan," ujar Ariana sembari mengangguk. Kemudian, dia memerintahkan 2 orang satpam untuk mengantar Helen dan Keenan ke rumah sakit."Julie, apa pendapatmu tentang ini?" tanya Ariana sambil menggosok pelipisnya. Dia merasa agak pusing."Bu Ariana, masalah ini sudah sangat jelas. Luther yang memukul adikmu. Selain itu, para satpam juga melihatnya tadi. Mereka tidak mungkin berbohong," jawab Julie."Tapi, ibuku itu ...." Ariana hendak mengatakan sesuatu. Dia tahu betul bagaimana karakter ibu dan adiknya yang tidak masuk akal itu."Bagaimanapun, Luther sudah salah karena memukul orang! Kalaupun ada kesalahpahaman, mereka bisa membahasnya dengan kepala dingin. Apalagi, Keenan adalah adik Bu Ariana. Dia sama sekali ti
"Ba ... bagaimana kamu tahu?" tanya Belinda seraya membelalakkan matanya. Wajahnya sampai memerah. Selain merasa canggung, dia lebih merasa terkejut.Belinda tidak menyangka bahwa Luther bisa menyebutkannya dengan begitu akurat. Pria ini sampai tahu dia sering sakit kepala, mens tidak lancar, bahkan diare yang sedang dideritanya.Apakah dia benar-benar begitu hebat atau ini hanya siasat untuk mengelabui mereka semua?"Pengobatan tradisional mementingkan 4 hal, yaitu mengamati rona wajah pasien, mendengar suara dan napas pasien, menanyakan gejala pasien, dan memeriksa denyut nadi pasien. Dengan ini, kami sudah bisa mendiagnosis," jelas Luther dengan tidak acuh."Belinda, gimana? Kamu sudah percaya, 'kan?" tanya Bianca sembari tersenyum.Pada saat yang sama, dia juga merasa lega karena sudah melihat kemampuan yang dimiliki Luther."Huh! Dia hanya beruntung, apa yang hebat!" seru Belinda yang masih merasa enggan."Tuan Luther, gadis ini memang keras kepala. Tolong jangan tersinggung," kat