Gerakan kedua murid dari Gunung Narima itu sangat cepat. Dalam sekejap, mereka langsung melumpuhkan kedua lengan Singa Jantan agar dia tidak mampu menyerang.Meskipun kedua lengannya sudah terlepas dan tidak bisa bergerak, Singa Jantan itu masih tetap membuka mulutnya dan berusaha menggigit salah satu murid Gunung Narima itu.Murid yang diserang Singa Jantan tidak bergerak dan kembali memancarkan cahaya emas di tubuhnya.Dang!Terdengar suara benturan yang tajam saat Singa Jantan menabrak cahaya emas itu dan langsung terpental mundur beberapa meter. Wajahnya penuh darah, beberapa giginya copot, dan tubuhnya terhuyung-huyung."Cahaya emas apa itu tadi? Terlihat sangat hebat," kata Yuki dengan mata membelalak karena terkejut. Dia tahu jelas kekuatan Singa Jantan. Meskipun tidak berubah menjadi bintang buas, tubuhnya masih lemah, dan energi astral sudah terkuras habis, Singa Jantan itu tetap bisa memaksa Karif mundur.Namun, kedua serangan Singa Jantan tadi malah dihentikan oleh cahaya em
Teknik yang digunakan Harit membuat para pesilat berdecak kagum. Mereka tidak menyangka 2 lembar kertas jimat memiliki kekuatan sehebat itu. Dalam sekejap, Harit berhasil mengalahkan Singa Jantan."Yang benar saja. Dia berhasil mengalahkan pemimpin pembunuh itu?" Yuki memelotot dengan tidak percaya.Sebelumnya, Yuki meremehkan kemampuan Harit. Dia merasa Harit masih muda, jadi tidak mungkin sehebat yang dikatakan. Nyatanya, hasil pertarungan ini membuatnya tercengang. Sebelum Yuki sempat melihat jelas situasi, Singa Jantan sudah tergeletak tak berdaya. Sementara itu, Harit hanya menggerakkan tangannya sedikit."Ini kekuatan generasi baru genius Gunung Narima? Luar biasa!" Elio sungguh takjub dengan kekuatan Harit.Gunung Narima memiliki banyak teknik magis. Di antaranya yang paling terkenal adalah Mantra Cahaya Emas, Teknik Halilintar, dan Jimat Magis. Ketiganya sangat sulit untuk dipelajari.Sebagian besar murid biasa Gunung Narima mempelajari Mantra Cahaya Emas. Setelah menguasai Man
"Ini adalah tawaran yang sangat menggiurkan."Luther mengangguk karena sependapat dengan orang-orang. Namun, dia tiba-tiba menolak, "Sayangnya, aku nggak tertarik dengan tawaran ini. Maaf sekali."Begitu mendengarnya, orang-orang terperangah. Mereka tidak percaya Luther akan menolak tawaran ini.Lelucon macam apa ini? Ini jelas-jelas adalah kesempatan emas yang tidak akan datang untuk kedua kalinya. Orang-orang begitu menginginkan peluang langka ini, tetapi Luther malah menolaknya. Apa dia idiot?"Ada apa dengan Pak Luther? Masa dia menolak kesempatan sebagus ini?" tanya Elio setelah termangu sesaat. Jika itu Elio, dia pasti sudah menerimanya sejak tadi. Luther memang sulit dimengerti."Sepertinya Kak Luther merasa pemimpin pembunuh itu lebih berharga daripada utang budi Gunung Narima," gumam Ozias yang tampak merenung."Hah? Apa yang berharga dari pembunuh itu? Dia cuma penjahat." Yuki tidak sependapat dengan Ozias."Yuki, kamu nggak boleh menyimpulkan secepat itu. Kalau pembunuh itu
Elio menjelaskan dengan penuh semangat, "Kamu jangan kira itu cuma kertas biasa. Jimat itu sangat hebat. Begitu diaktifkan, tubuh seseorang akan menjadi seberat gunung. Asalkan jimat itu nggak hancur, efeknya akan terus bertahan.""Hah? Sehebat itu?" Yuki membelalakkan matanya."Tentu saja. Tapi, aku cuma pernah mendengarnya. Lagian, nggak banyak orang yang bisa menggunakan Jimat Pemindah Gunung," sahut Elio."Kalau begitu, apa kita perlu membantu Kak Luther?" tanya Yuki."Kalau Tuan Luther nggak bisa mengangkatnya, nggak ada gunanya kita membantu. Lebih baik kita amati situasi dulu." Elsa menggeleng.Bagaimanapun, mereka belum mencapai tahap master. Mereka belum pantas terlibat dalam duel seperti ini."Tuan Luther, gimana kalau kami berdua mencobanya dulu?" tanya Raine dan Baize sambil maju selangkah. Mereka khawatir ada tipu muslihat yang bisa membahayakan Luther."Boleh saja." Luther mengangguk. Lagi pula, Harit memberinya 3 kali kesempatan. Dia tidak perlu terburu-buru.Raine dan B
"Lagi!" ucapan murid Gunung Narima itu tidak mematahkan semangat Raine dan Baize.Kedua kakak beradik itu bertatapan, lalu tiba-tiba menghunuskan pedang untuk memotong jimat di punggung Singa Jantan. Jika tidak bisa disobek, mereka akan menghancurkannya! Tidak mungkin kertas jimat lebih kokoh daripada besi, 'kan?Klang! Klang! Ketika pedang mengenai jimat, tiba-tiba muncul cahaya berwarna kuning lagi. Saat berikutnya, kekuatan yang dahsyat meledak.Kedua bilah pedang itu sontak patah. Raine dan Baize terdorong beberapa langkah, lalu memuntahkan darah. Untuk sesaat, ekspresi mereka dipenuhi kengerian dan ketidakpercayaan. Mereka tidak menyangka selembar jimat yang terlihat biasa akan sehebat itu. Ini di luar nalar."Sudah kubilang, kalian malah nggak mau dengar. Benar-benar cari masalah." Murid berwajah bulat itu menghela napas dengan tidak berdaya. Jika pedang biasa bisa menghancurkan jimat Gunung Narima, apa gunanya mereka susah payah berkultivasi selama bertahun-tahun?"Pedang sekali
"Hah? Dia berhasil melakukannya?""Bukannya kalian bilang Jimat Pemindah Gunung sangat sulit untuk dihancurkan? Kenapa dia merobeknya dengan begitu mudah?""Aneh sekali! Apa yang sebenarnya dia lakukan tadi?"Ketika melihat jimat di tangan Luther, kerumunan tercengang sekaligus takjub.Jimat Pemindah Gunung punya reputasi besar. Manusia biasa tidak bisa menyingkirkannya. Jika merobek secara paksa, seseorang akan terkena serangan balik. Raine dan Baize adalah contoh hidup.Siapa sangka, Luther malah melawan hukum alam. Dia merobek jimat itu tanpa bersusah payah. Ini di luar nalar."Apa yang terjadi? Kak Luther berhasil merobeknya? Sepertinya Jimat Pemindah Gunung nggak sehebat yang kalian katakan." Yuki termangu. Hanya begini kehebatan Jimat Magis Gunung Narima?Sudut bibir Ozias berkedut saking kagetnya. Untuk sesaat, dia tidak tahu harus mengatakan apa. Kehebatan Jimat Magis jelas tidak perlu diragukan lagi. Selain murid Gunung Narima, hanya ada dua macam orang yang bisa merobek Jimat
Kekacauan malam ini akhirnya berlalu.Keesokan pagi, Gunung Narima menjadi makin ramai. Hari ini adalah hari kompetisi seni bela diri resmi dimulai.Baik itu kandidat ataupun penonton, semuanya berbondong-bondong datang. Keramaian seperti ini tidak pernah ada di Gunung Narima.Namun, sekarang hampir semua sekte dan kelompok datang kemari. Ini karena mereka tahu ada banyak genius yang hadir untuk berpartisipasi dalam kompetisi. Bisa dibilang ini adalah fenomena langka. Jika melewatkannya, belum tentu masih ada kesempatan seperti ini di kemudian hari.Kompetisi akan berlangsung selama 5 hari. Tiga hari pertama adalah kompetisi antara Grup C dengan Grup B. Dari begitu banyak elite, mereka akan memilih yang paling berbakat. Kemudian, mereka akan masuk ke Grup A dan melawan para genius langka dari Grup A.Pada hari keempat, hanya akan ada 8 orang yang melaju ke babak selanjutnya. Pada hari kelima, akan dilangsungkan babak semifinal dan final.Perlu diketahui bahwa kuota Grup C dan Grup B un
"Omong-omong, kita harus waspada dari para murid Sekte Mistis." Elio mengelus dagunya, lalu menatap ketiga orang yang berjubah hitam itu dan melanjutkan, "Teknik Mengontrol Pedang mereka sangat misterius dan hebat.""Mereka bisa memenggal kepala musuh dari jarak ribuan meter. Mereka sudah terbiasa melawan musuh yang kemampuannya di atas mereka. Kalau kita bisa menguasai Teknik Mengontrol Pedang mereka, kita pasti bakal menjadi terkenal di dunia persilatan.""Teknik Mengontrol Pedang adalah teknik andalan Sekte Mistis. Orang luar nggak pernah tahu cara mempelajarinya. Dulu Tetua Sekte Pedang pernah menawarkan tiga teknik rahasia sekte untuk menukarkannya dengan teknik andalan itu, tapi ditolak." Elsa menggeleng.Sekte Pedang sangat peduli pada segalanya yang berkaitan dengan pedang. Pedang terkenal, teknik pedang, dan sebagainya. Asalkan punya kesempatan, Sekte Pedang akan mengumpulkannya sampai dapat."Sebenarnya aku tahu sedikit soal Teknik Mengontrol Pedang," ucap Luther tiba-tiba."
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga
Setelah bertarung sengit begitu lama, Taro dan yang lainnya juga mulai menyadari betapa seriusnya situasinya. Riley bukan hanya memiliki teknik pedang yang luar biasa, teknik tubuh Riley juga begitu misterius. Tidak peduli apa pun serangan mereka, mereka tetap tidak bisa menyentuh Riley sedikit pun. Sebaliknya, pedang Riley malah terus menyiksa mereka, hasilnya akan makin buruk jika terus berlanjut.Oleh karena itu, saat mendengar perkataan Pele, Taro dan yang lainnya tahu ini sudah saatnya mempertaruhkan segalanya. Sekarang mereka sudah tidak bisa mundur lagi, Riley atau mereka yang akan mati.Pada saat ini, Taro yang terus menahan dirinya pun akhirnya mengeluarkan teknik pemungkasnya. Dia tiba-tiba menggigit jarinya dan mengoleskan darahnya ke pedang, lalu segera merapalkan mantra."Yuki, keluarlah!" Setelah selesai merapalkan mantranya, Taro mengayunkan pedangnya dengan keras. Sesosok bayangan putih pun tiba-tiba memelesat dari pedangnya.Sosok itu adalah seorang wanita berkulit put
"Sebenarnya masih ada berapa banyak trik lagi yang disimpan pria tua ini?"Kekuatan dari Jimat Peledak membuat semua orang terkejut dan marah. Tidak ada yang menyangka Riley masih mampu menunjukkan kekuatan magis yang begitu luar biasa setelah Mantra Cahaya Emas dihancurkan dan halilintar bukan ancaman lagi.Kekuatan dari ratusan sampai ribuan jimat magis yang meledak secara bersamaan benar-benar menakutkan. Selain Amir, Pele, dan Welig yang memiliki fisik yang sangat kuat, para ahli lainnya pun terluka parah. Pada saat ini, mereka baru menyadari betapa mengerikannya kekuatan dari ahli nomor satu di Negara Drago."Hebat juga," kata Amir yang terpental ke belakang dan mendarat dengan stabil. Muncul retakan-retakan kecil di permukaan kulitnya dan darah pun perlahan-lahan mengalir. Sebagian besar kekuatan dari Jimat Peledak tadi menghantam tubuhnya. Meskipun dia memiliki pertahanan yang luar biasa, dia pun tetap terluka.Namun, saat ini luka ini jelas tidak cukup untuk mengancam Amir. Luk