"Lagi!" ucapan murid Gunung Narima itu tidak mematahkan semangat Raine dan Baize.Kedua kakak beradik itu bertatapan, lalu tiba-tiba menghunuskan pedang untuk memotong jimat di punggung Singa Jantan. Jika tidak bisa disobek, mereka akan menghancurkannya! Tidak mungkin kertas jimat lebih kokoh daripada besi, 'kan?Klang! Klang! Ketika pedang mengenai jimat, tiba-tiba muncul cahaya berwarna kuning lagi. Saat berikutnya, kekuatan yang dahsyat meledak.Kedua bilah pedang itu sontak patah. Raine dan Baize terdorong beberapa langkah, lalu memuntahkan darah. Untuk sesaat, ekspresi mereka dipenuhi kengerian dan ketidakpercayaan. Mereka tidak menyangka selembar jimat yang terlihat biasa akan sehebat itu. Ini di luar nalar."Sudah kubilang, kalian malah nggak mau dengar. Benar-benar cari masalah." Murid berwajah bulat itu menghela napas dengan tidak berdaya. Jika pedang biasa bisa menghancurkan jimat Gunung Narima, apa gunanya mereka susah payah berkultivasi selama bertahun-tahun?"Pedang sekali
"Hah? Dia berhasil melakukannya?""Bukannya kalian bilang Jimat Pemindah Gunung sangat sulit untuk dihancurkan? Kenapa dia merobeknya dengan begitu mudah?""Aneh sekali! Apa yang sebenarnya dia lakukan tadi?"Ketika melihat jimat di tangan Luther, kerumunan tercengang sekaligus takjub.Jimat Pemindah Gunung punya reputasi besar. Manusia biasa tidak bisa menyingkirkannya. Jika merobek secara paksa, seseorang akan terkena serangan balik. Raine dan Baize adalah contoh hidup.Siapa sangka, Luther malah melawan hukum alam. Dia merobek jimat itu tanpa bersusah payah. Ini di luar nalar."Apa yang terjadi? Kak Luther berhasil merobeknya? Sepertinya Jimat Pemindah Gunung nggak sehebat yang kalian katakan." Yuki termangu. Hanya begini kehebatan Jimat Magis Gunung Narima?Sudut bibir Ozias berkedut saking kagetnya. Untuk sesaat, dia tidak tahu harus mengatakan apa. Kehebatan Jimat Magis jelas tidak perlu diragukan lagi. Selain murid Gunung Narima, hanya ada dua macam orang yang bisa merobek Jimat
Kekacauan malam ini akhirnya berlalu.Keesokan pagi, Gunung Narima menjadi makin ramai. Hari ini adalah hari kompetisi seni bela diri resmi dimulai.Baik itu kandidat ataupun penonton, semuanya berbondong-bondong datang. Keramaian seperti ini tidak pernah ada di Gunung Narima.Namun, sekarang hampir semua sekte dan kelompok datang kemari. Ini karena mereka tahu ada banyak genius yang hadir untuk berpartisipasi dalam kompetisi. Bisa dibilang ini adalah fenomena langka. Jika melewatkannya, belum tentu masih ada kesempatan seperti ini di kemudian hari.Kompetisi akan berlangsung selama 5 hari. Tiga hari pertama adalah kompetisi antara Grup C dengan Grup B. Dari begitu banyak elite, mereka akan memilih yang paling berbakat. Kemudian, mereka akan masuk ke Grup A dan melawan para genius langka dari Grup A.Pada hari keempat, hanya akan ada 8 orang yang melaju ke babak selanjutnya. Pada hari kelima, akan dilangsungkan babak semifinal dan final.Perlu diketahui bahwa kuota Grup C dan Grup B un
"Omong-omong, kita harus waspada dari para murid Sekte Mistis." Elio mengelus dagunya, lalu menatap ketiga orang yang berjubah hitam itu dan melanjutkan, "Teknik Mengontrol Pedang mereka sangat misterius dan hebat.""Mereka bisa memenggal kepala musuh dari jarak ribuan meter. Mereka sudah terbiasa melawan musuh yang kemampuannya di atas mereka. Kalau kita bisa menguasai Teknik Mengontrol Pedang mereka, kita pasti bakal menjadi terkenal di dunia persilatan.""Teknik Mengontrol Pedang adalah teknik andalan Sekte Mistis. Orang luar nggak pernah tahu cara mempelajarinya. Dulu Tetua Sekte Pedang pernah menawarkan tiga teknik rahasia sekte untuk menukarkannya dengan teknik andalan itu, tapi ditolak." Elsa menggeleng.Sekte Pedang sangat peduli pada segalanya yang berkaitan dengan pedang. Pedang terkenal, teknik pedang, dan sebagainya. Asalkan punya kesempatan, Sekte Pedang akan mengumpulkannya sampai dapat."Sebenarnya aku tahu sedikit soal Teknik Mengontrol Pedang," ucap Luther tiba-tiba."
Ketika Luther dan lainnya asyik mengobrol, tiba-tiba terdengar keributan di sekitar. Kerumunan awalnya sangat padat, tetapi sekarang semua membuka jalan, seolah-olah melihat sesuatu yang menakutkan.Saat berikutnya, terlihat seorang wanita cantik membawa beberapa orang misterius berbaju putih. Mereka memasuki lokasi kompetisi dengan santai.Wanita itu berambut putih dan berkarisma. Siapa pun yang berdiri di dekatnya akan merasa lucu sekaligus takut.Tidak ada yang berani mendekat. Semuanya memasang ekspresi hormat dan takut, seolah-olah ada ular berbisa di depan sana.Ketika melihat wanita itu, Luther tak kuasa tertegun. Dia tidak menduga akan bertemu kenalannya di sini."Aneh. Wanita itu cantik sekali, tapi orang-orang malah menjauh dan takut," gumam Yuki dengan bingung."Ya, dia memang cantik. Tapi, coba kamu lihat logo di bajunya dulu. Dia dari Sekte Sihir," balas Ozias langsung."Apa? Sekte Sihir?" Kelopak mata Yuki pun berkedut. Dia tanpa sadar merasa takut. Meskipun tidak pernah
"A ... aku nggak salah lihat, 'kan? Wanita Suci Sekte Sihir berinisiatif memeluk pria?""Menurut rumor, Wanita Suci Sekte Sihir sangat kejam. Kenapa malah berbeda dari rumor?""Siapa pria itu? Kok bisa Wanita Suci Sekte Sihir memeluknya? Apa dia orang hebat?"Situasi yang mendadak ini membuat orang-orang tidak bisa menahan diri untuk bergosip. Mereka sungguh tidak menyangka Wanita Suci Sekte Sihir yang terkenal akan kekejamannya, memiliki sisi menggemaskan seperti ini dan tidak terlihat berbeda dari gadis biasa.Jika para pelindung Sekte Sihir melihat ini, mereka pasti akan mengira gadis di depan mereka bukan Wanita Suci mereka.Bukan hanya kerumunan, tetapi Luther juga terkejut dengan tindakan Charlotte. Bagaimanapun, dia menyamar. Penampilannya berbeda dari biasanya. Lantas, bagaimana Charlotte bisa mengenalinya?"Paman, kenapa? Kamu nggak senang melihatku?" tanya Charlotte yang memiringkan kepalanya dan menatap Luther sambil tersenyum manis."Bukan. Aku cuma terkejut." Luther menyen
"Aku sudah lama mendengar tentang kehebatanmu. Ternyata semua rumor itu benar." Elsa segera bangkit dan memberi hormat dengan sopan."Kak Elsa, salam kenal. Jangan sungkan begini padaku." Charlotte mengangguk ringan."Sa ... salam, Wanita Suci." Setelah termangu sesaat, Elio akhirnya bangkit dan memberi hormat dengan gugup."Kalian semua teman Paman Luther, yang berarti temanku juga. Nggak perlu sungkan padaku," ujar Charlotte sambil tersenyum ramah."Namaku Yuki. Senang bertemu denganmu." Yuki menjulurkan tangan dengan ekspresi girang. Charlotte bukan hanya Wanita Suci Sekte Sihir, tetapi juga ahli bela diri urutan kedua Peringkat Genius. Bisa berteman dengannya adalah suatu kehormatan bagi mereka."Salam kenal." Charlotte berjabat tangan dengan Yuki sambil tersenyum.Saat berikutnya, ekspresi Elsa dan Elio sontak berubah. Menurut rumor, sekujur tubuh Wanita Suci Sekte Sihir beracun. Jika berjabat tangan dengan Charlotte, Yuki mungkin akan mati."Tenang saja. Anggota Sekte Sihir nggak
"Charlotte, kamu ... serius?" Kelopak mata Luther berkedut. Ekspresinya terlihat aneh. Sejak garis keturunannya dibangkitkan, gadis ini menjadi sangat berani dan gila. Luther pun sudah membuat persiapan mental sejak awal.Siapa sangka, dugaan Luther meleset. Ternyata Charlotte jauh lebih nekat dari yang dibayangkannya. Charlotte ingin meracuni seluruh genius sekte di hari kompetisi. Luther sampai merinding. Cara berpikir Charlotte jelas tidak sehat lagi."Serius dong. Kalau kita meracuni mereka, bukankah kalian bakal menang dengan mudah? Ini ide brilian. Aku memang cerdas!" timpal Charlotte dengan bangga.Luther tidak bisa berkata-kata. Adapun Ozias, jantungnya berdetak sangat kencang. Charlotte tidak berbicara dengan suara lirih. Pesilat di sekitar pasti bisa mendengarnya dengan jelas.Seketika, banyak yang menatap mereka dengan tatapan waspada, bahkan ada yang mengeluarkan senjata mereka. Jika obrolan ini dilanjutkan, mereka akan menjadi musuh para pesilat. Pantas saja, murid Sekte S
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru
Paviliun Soluna memiliki satu aturan, yaitu mereka tidak melayani pelanggan asing. Tamu harus dikenal dengan baik atau diperkenalkan oleh orang yang terpercaya. Setiap transaksi juga harus dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu.Tentu saja, selalu ada pengecualian tanpa perjanjian, biasanya untuk urusan yang sangat mendesak. Namun, dalam kasus seperti itu, biayanya juga akan jauh lebih mahal.Saat Luther sampai di depan gerbang Paviliun Soluna, dia langsung dihentikan oleh para penjaga di kedua sisi.Setelah menyatakan identitasnya dan melakukan verifikasi, para penjaga baru mengizinkan Luther masuk.Begitu melangkah masuk, seorang pelayan wanita berwajah manis langsung menyambutnya dan mengantarnya melewati aula besar, lalu menuju ke bagian belakang bangunan.Setelah melewati taman dengan kolam kecil, mereka berhenti di depan sebuah ruang privat yang tenang."Ini adalah ruang pertemuan pribadi bos kami. Silakan masuk, Tuan Luther," kata pelayan itu dengan senyuman hangat."Bosmu