Dalam sekejap, sebuah pedang besar berwarna emas terbentuk di tangan Taiq. Keanehan itu membuat semua orang di sekitar tercengang.Luther tidak mengatakan apa-apa. Dia mengayunkan tangannya di udara dan pedang yang tertancap di tanah pun meluncur ke tangannya."Anak muda, aku akan membuatmu menyesali pilihanmu!" Taiq perlahan-lahan mengangkat pedang ke depan dadanya, lalu tiba-tiba mengentakkan kakinya dan mengayunkan pedangnya ke dada Luther.Wush!Terdengar suara yang bergema, lalu pedang emas di tangan Taiq tiba-tiba membesar sampai sepuluh meter dan menebas Luther.Luther tidak menghindar, malahan mengangkat pedang untuk menangkis serangannya.Klang!Kedua pedang bertabrakan sampai memercikkan api dan energi yang mengerikan langsung menyebar ke segala arah.Tanah di bawah kaki Luther langsung hancur membentuk sebuah lubang, tetapi dia tetap berdiri dengan tegak dan tidak terluka sedikit pun."Aku mau lihat kamu bisa bertahan berapa lama," kata Taiq sambil memegang pedang dengan ked
Serangan mendadak dari Singa Jantan membuat Taiq tidak sempat bereaksi. Sebelum dia sempat merespons, dia sudah terjatuh ke tanah.Selain itu, Singa Jantan yang sudah menjadi binatang buas memiliki kekuatan yang luar biasa. Cakar Singa Jantan yang kuat membuat Taiq yang tertekan dan tidak bisa melepaskan dirinya. Dalam keadaan kritis, dia hanya bisa menggunakan pedang emasnya untuk menahan cakar Singa Jantan yang terus menyerangnya."Roar!" Singa Jantan terus mengaum dengan ganas. Cairan berwarna hijau terus mengalir dari mulutnya yang penuh dengan taring. Saat cairan yang sangat lengket dan bau itu menetes di wajah Taiq, terdengar suara mendesis dan kulit Taiq yang awalnya mulus pun segera membusuk."Argh!" Taiq menjerit kesakitan sambil menggertakkan giginya. Dia tidak menyangka Singa Jantang yang dadanya tadi bolong malah bisa pulih dengan begitu cepat. Hanya dalam beberapa menit saja, luka Singa Jantan sudah pulih total. Sungguh tak terbayangkan! Yang paling menjengkelkan adalah mo
"Sudah ... mati? Bagaimana mungkin?""Nggak disangka, tokoh besar yang berkuasa di dunia persilatan dan tetua dari Organisasi Mondial akan mati di tangan seekor monster. Sungguh nggak terbayangkan!""Salahkan saja Taiq yang terlalu angkuh, jadi berakhir seperti ini. Bisa dibilang, ini karmanya."Kematian Taiq membuat suasana di tempat itu menjadi gempar. Tidak ada yang menyangka tokoh besar yang tadinya gagah dan berwibawa akan mati dengan begitu mendadak. Setelah didorong terjatuh ke tanah, kepala Taiq langsung digigit Singa Jantan. Taiq bahkan tidak sempat melawan, ini benar-benar di luar nalar."Tetua ... Taiq?" Melihat mayat tak berkepala, Karif yang baru saja tiba langsung bengong di tempat. Baik kekuatan ataupun posisi, Taiq lebih unggul darinya.Bagi Organisasi Mondial, Taiq adalah sosok pilar utama yang tak tergantikan. Para murid yang datang berkompetisi di Gunung Narima kali ini semuanya berada di bawah pengawasannya. Kekuatannya yang luar biasa menjadikannya sebagai tokoh pe
Murid wanita itu sangat cerdas dan keputusannya juga tepat. Jika dia langsung membelah perut Singa Jantan untuk mengambil kepala Taiq, kemungkinan besar Singa Jantan yang pingsan akan terbangun dan membahayakan dirinya sendiri. Namun, jika dia berhasil membunuh Singa Jantan dalam satu serangan, tidak akan ada risiko yang mengancam.Pemikiran murid wanita itu cukup baik, tetapi murid wanita itu melupakan satu hal yaitu perbedaan kekuatannya dengan Singa Jantan. Seorang ahli tingkat master sangat kuat, terutama yang memiliki kekuatan fisik yang sangat kuat. Meskipun dalam keadaan pingsan, mereka juga tidak akan bisa dibunuh dengan mudah.Tish!Terdengar suara tusukan yang pelan saat pedang murid wanita itu menusuk tepat ke dada Singa Jantan. Namun, saat pedang itu baru masuk setengah inci, pertahanan tubuh Singa Jantan aktif secara otomatis dan otot Singa Jantan menjepit pedang itu dengan sangat kuat."Eh?"Murid wanita itu mengernyitkan alis, lalu menambah tenaganya untuk terus menusuk
Gerakan kedua murid dari Gunung Narima itu sangat cepat. Dalam sekejap, mereka langsung melumpuhkan kedua lengan Singa Jantan agar dia tidak mampu menyerang.Meskipun kedua lengannya sudah terlepas dan tidak bisa bergerak, Singa Jantan itu masih tetap membuka mulutnya dan berusaha menggigit salah satu murid Gunung Narima itu.Murid yang diserang Singa Jantan tidak bergerak dan kembali memancarkan cahaya emas di tubuhnya.Dang!Terdengar suara benturan yang tajam saat Singa Jantan menabrak cahaya emas itu dan langsung terpental mundur beberapa meter. Wajahnya penuh darah, beberapa giginya copot, dan tubuhnya terhuyung-huyung."Cahaya emas apa itu tadi? Terlihat sangat hebat," kata Yuki dengan mata membelalak karena terkejut. Dia tahu jelas kekuatan Singa Jantan. Meskipun tidak berubah menjadi bintang buas, tubuhnya masih lemah, dan energi astral sudah terkuras habis, Singa Jantan itu tetap bisa memaksa Karif mundur.Namun, kedua serangan Singa Jantan tadi malah dihentikan oleh cahaya em
Teknik yang digunakan Harit membuat para pesilat berdecak kagum. Mereka tidak menyangka 2 lembar kertas jimat memiliki kekuatan sehebat itu. Dalam sekejap, Harit berhasil mengalahkan Singa Jantan."Yang benar saja. Dia berhasil mengalahkan pemimpin pembunuh itu?" Yuki memelotot dengan tidak percaya.Sebelumnya, Yuki meremehkan kemampuan Harit. Dia merasa Harit masih muda, jadi tidak mungkin sehebat yang dikatakan. Nyatanya, hasil pertarungan ini membuatnya tercengang. Sebelum Yuki sempat melihat jelas situasi, Singa Jantan sudah tergeletak tak berdaya. Sementara itu, Harit hanya menggerakkan tangannya sedikit."Ini kekuatan generasi baru genius Gunung Narima? Luar biasa!" Elio sungguh takjub dengan kekuatan Harit.Gunung Narima memiliki banyak teknik magis. Di antaranya yang paling terkenal adalah Mantra Cahaya Emas, Teknik Halilintar, dan Jimat Magis. Ketiganya sangat sulit untuk dipelajari.Sebagian besar murid biasa Gunung Narima mempelajari Mantra Cahaya Emas. Setelah menguasai Man
"Ini adalah tawaran yang sangat menggiurkan."Luther mengangguk karena sependapat dengan orang-orang. Namun, dia tiba-tiba menolak, "Sayangnya, aku nggak tertarik dengan tawaran ini. Maaf sekali."Begitu mendengarnya, orang-orang terperangah. Mereka tidak percaya Luther akan menolak tawaran ini.Lelucon macam apa ini? Ini jelas-jelas adalah kesempatan emas yang tidak akan datang untuk kedua kalinya. Orang-orang begitu menginginkan peluang langka ini, tetapi Luther malah menolaknya. Apa dia idiot?"Ada apa dengan Pak Luther? Masa dia menolak kesempatan sebagus ini?" tanya Elio setelah termangu sesaat. Jika itu Elio, dia pasti sudah menerimanya sejak tadi. Luther memang sulit dimengerti."Sepertinya Kak Luther merasa pemimpin pembunuh itu lebih berharga daripada utang budi Gunung Narima," gumam Ozias yang tampak merenung."Hah? Apa yang berharga dari pembunuh itu? Dia cuma penjahat." Yuki tidak sependapat dengan Ozias."Yuki, kamu nggak boleh menyimpulkan secepat itu. Kalau pembunuh itu
Elio menjelaskan dengan penuh semangat, "Kamu jangan kira itu cuma kertas biasa. Jimat itu sangat hebat. Begitu diaktifkan, tubuh seseorang akan menjadi seberat gunung. Asalkan jimat itu nggak hancur, efeknya akan terus bertahan.""Hah? Sehebat itu?" Yuki membelalakkan matanya."Tentu saja. Tapi, aku cuma pernah mendengarnya. Lagian, nggak banyak orang yang bisa menggunakan Jimat Pemindah Gunung," sahut Elio."Kalau begitu, apa kita perlu membantu Kak Luther?" tanya Yuki."Kalau Tuan Luther nggak bisa mengangkatnya, nggak ada gunanya kita membantu. Lebih baik kita amati situasi dulu." Elsa menggeleng.Bagaimanapun, mereka belum mencapai tahap master. Mereka belum pantas terlibat dalam duel seperti ini."Tuan Luther, gimana kalau kami berdua mencobanya dulu?" tanya Raine dan Baize sambil maju selangkah. Mereka khawatir ada tipu muslihat yang bisa membahayakan Luther."Boleh saja." Luther mengangguk. Lagi pula, Harit memberinya 3 kali kesempatan. Dia tidak perlu terburu-buru.Raine dan B
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat