"Tinju Macan, 'kan? Aku juga bisa!" kata Luther sambil mendengus. Dia tidak mengeluarkan pedangnya, melainkan mengangkat tinjunya. Dia mengumpulkan energi sejatinya dan menghantam ke harimau emas raksasa di udara."Roar!" Seiring dengan terdengarnya suara mengaum yang memekakkan telinga, seekor harimau putih raksasa memelesat keluar dari tubuh Luther dan menerjang harimau emas dengan ganas.Kedua harimau itu memiliki ukuran tubuh yang sama dan sama-sama terlihat mengerikan. Dalam sekejap, keduanya pun akhirnya bertabrakan dengan keras.Boom!Terdengar ledakan keras, lalu bumi pun bergetar karena energi menyebar ke segala arah. Cahaya putih dan emas berkobar bersamaan dan masing-masing menguasai separuh langit.Gelombang angin yang sangat kuat berpusat pada titik benturan menyebar ke segala arah. Semua tempat yang dilewati pun hancur berkeping-keping. Sisa-sisa dari pertarungan sebelumnya langsung tersapu bersih dan tanah dalam radius ratusan meter menjadi licin.Saat debu dan kabut men
Dalam sekejap, sebuah pedang besar berwarna emas terbentuk di tangan Taiq. Keanehan itu membuat semua orang di sekitar tercengang.Luther tidak mengatakan apa-apa. Dia mengayunkan tangannya di udara dan pedang yang tertancap di tanah pun meluncur ke tangannya."Anak muda, aku akan membuatmu menyesali pilihanmu!" Taiq perlahan-lahan mengangkat pedang ke depan dadanya, lalu tiba-tiba mengentakkan kakinya dan mengayunkan pedangnya ke dada Luther.Wush!Terdengar suara yang bergema, lalu pedang emas di tangan Taiq tiba-tiba membesar sampai sepuluh meter dan menebas Luther.Luther tidak menghindar, malahan mengangkat pedang untuk menangkis serangannya.Klang!Kedua pedang bertabrakan sampai memercikkan api dan energi yang mengerikan langsung menyebar ke segala arah.Tanah di bawah kaki Luther langsung hancur membentuk sebuah lubang, tetapi dia tetap berdiri dengan tegak dan tidak terluka sedikit pun."Aku mau lihat kamu bisa bertahan berapa lama," kata Taiq sambil memegang pedang dengan ked
Serangan mendadak dari Singa Jantan membuat Taiq tidak sempat bereaksi. Sebelum dia sempat merespons, dia sudah terjatuh ke tanah.Selain itu, Singa Jantan yang sudah menjadi binatang buas memiliki kekuatan yang luar biasa. Cakar Singa Jantan yang kuat membuat Taiq yang tertekan dan tidak bisa melepaskan dirinya. Dalam keadaan kritis, dia hanya bisa menggunakan pedang emasnya untuk menahan cakar Singa Jantan yang terus menyerangnya."Roar!" Singa Jantan terus mengaum dengan ganas. Cairan berwarna hijau terus mengalir dari mulutnya yang penuh dengan taring. Saat cairan yang sangat lengket dan bau itu menetes di wajah Taiq, terdengar suara mendesis dan kulit Taiq yang awalnya mulus pun segera membusuk."Argh!" Taiq menjerit kesakitan sambil menggertakkan giginya. Dia tidak menyangka Singa Jantang yang dadanya tadi bolong malah bisa pulih dengan begitu cepat. Hanya dalam beberapa menit saja, luka Singa Jantan sudah pulih total. Sungguh tak terbayangkan! Yang paling menjengkelkan adalah mo
Di dalam ruang kantor presdir Grup Pesona."Luther, ini adalah perjanjian cerai yang disiapkan Bu Ariana. Silakan ditandatangani," ujar Julie selaku sekretaris Ariana. Kemudian, Julie yang mengenakan seragam kantor sedang meletakkan secarik kertas A4 di atas meja.Di seberangnya, duduk seorang pria tampan yang mengenakan pakaian sederhana."Cerai? Apa maksudnya?" tanya Luther Bennett dengan bingung."Luther, kamu masih tidak mengerti? Pernikahanmu dengan Bu Ariana sudah di ujung tanduk. Kalian tidak lagi sejalur. Keberadaanmu hanya suatu penghalang bagi Bu Ariana," jawab Julie tanpa rasa kasihan."Penghalang?" Luther mengernyit sembari bertanya, "Jadi, aku hanya penghalang di matanya?"Ketika keduanya menikah, Keluarga Warsono sedang berada di posisi yang tidak menguntungkan, bahkan memiliki banyak utang.Luther yang telah membantu Keluarga Warsono melewati kesulitan tersebut. Siapa sangka, setelah kaya raya, Ariana malah ingin mencampakkannya."Kamu boleh berpikir begitu," ujar Julie
Di dalam lift, Luther menatap liontin giok di dadanya. Tatapannya tampak sangat sedih sekarang.Meskipun sudah menduga bahwa hal seperti ini akan terjadi, dia tetap tidak bisa berlapang dada saat perceraian ini benar-benar terjadi.Awalnya, Luther mengira bahwa kebahagiaan itu sangat sederhana. Hanya perlu makan kenyang, melewati kehidupan yang santai, dan merasa gembira.Dia pun baru mengerti bahwa kehidupan biasa ternyata juga merupakan suatu dosa.Luther sudah hidup dengan nyaman selama 3 tahun ini. Sekarang, sudah saatnya dia bangkit.Kring kring kring ....Tepat ketika Luther sedang bengong, ponselnya tiba-tiba berdering.Terdengar suara yang familier saat dia menjawab panggilan tersebut. "Tuan Luther, aku Eril Wirawan dari Kamar Dagang Jiloam. Dengar-dengar, hari ini adalah ulang tahun pernikahanmu dengan Nona Ariana. Aku sudah menyediakan hadiah spesial untuk kalian. Kapan Tuan Luther punya waktu?""Terima kasih atas niat baikmu. Tapi, Pak Eril tidak perlu repot-repot lagi lain
Hanya satu kata dari Luther sudah membuat Helen terperangah di tempatnya. Dia sungguh tidak menyangka bahwa Luther yang biasanya terlihat lembut akan begitu menyeramkan saat murka. Sorot matanya itu seolah-olah menyiratkan akan melahap Helen hidup-hidup."Tolong, ada pembunuh! Ada yang mau membunuh putraku!" teriak Helen dengan lantang setelah tersadar kembali.Dalam sekejap, sekelompok satpam dari Grup Pesona berbondong-bondong menghampiri tempat kejadian."Nyonya Helen, apa yang terjadi?" tanya salah satu satpam yang jelas mengenal Helen. Dia langsung menyatakan sikapnya begitu datang."Doni, cepat tangkap dia. Berani sekali dia memukul putraku! Aku mau dia menerima ganjarannya!" teriak Helen yang pura-pura memberanikan diri."Berengsek! Berani sekali kamu membuat keributan di pintu masuk Grup Pesona! Kamu sudah bosan hidup, ya!" seru satpam yang memimpin. Begitu dia melambaikan tangannya, sekelompok bawahan bergegas menghentikan Luther.Bagaimanapun, ini adalah kesempatan untuk meme
"Ibu, kamu bawa Keenan ke rumah sakit dulu. Biar aku yang urus masalah ini." Ariana membuat keputusan setelah berpikir beberapa saat."Ariana, kamu harus membela adikmu. Jangan biarkan bajingan itu begitu saja!" kata Helen dengan galak."Tenang saja, aku tahu apa yang harus dilakukan," ujar Ariana sembari mengangguk. Kemudian, dia memerintahkan 2 orang satpam untuk mengantar Helen dan Keenan ke rumah sakit."Julie, apa pendapatmu tentang ini?" tanya Ariana sambil menggosok pelipisnya. Dia merasa agak pusing."Bu Ariana, masalah ini sudah sangat jelas. Luther yang memukul adikmu. Selain itu, para satpam juga melihatnya tadi. Mereka tidak mungkin berbohong," jawab Julie."Tapi, ibuku itu ...." Ariana hendak mengatakan sesuatu. Dia tahu betul bagaimana karakter ibu dan adiknya yang tidak masuk akal itu."Bagaimanapun, Luther sudah salah karena memukul orang! Kalaupun ada kesalahpahaman, mereka bisa membahasnya dengan kepala dingin. Apalagi, Keenan adalah adik Bu Ariana. Dia sama sekali ti
"Ba ... bagaimana kamu tahu?" tanya Belinda seraya membelalakkan matanya. Wajahnya sampai memerah. Selain merasa canggung, dia lebih merasa terkejut.Belinda tidak menyangka bahwa Luther bisa menyebutkannya dengan begitu akurat. Pria ini sampai tahu dia sering sakit kepala, mens tidak lancar, bahkan diare yang sedang dideritanya.Apakah dia benar-benar begitu hebat atau ini hanya siasat untuk mengelabui mereka semua?"Pengobatan tradisional mementingkan 4 hal, yaitu mengamati rona wajah pasien, mendengar suara dan napas pasien, menanyakan gejala pasien, dan memeriksa denyut nadi pasien. Dengan ini, kami sudah bisa mendiagnosis," jelas Luther dengan tidak acuh."Belinda, gimana? Kamu sudah percaya, 'kan?" tanya Bianca sembari tersenyum.Pada saat yang sama, dia juga merasa lega karena sudah melihat kemampuan yang dimiliki Luther."Huh! Dia hanya beruntung, apa yang hebat!" seru Belinda yang masih merasa enggan."Tuan Luther, gadis ini memang keras kepala. Tolong jangan tersinggung," kat