Semua orang merasa kagum dengan bentrokan dahsyat yang terjadi tadi, tetapi mereka juga penasaran apakah Wolfie benar-benar bisa menghabisi Luther dengan satu tebasan. Bagaimanapun juga, dia sudah mencapai tingkatan di mana setiap tebasannya memiliki kekuatan yang luar biasa. Menghadapi ahli seperti ini, menahan satu serangan langsungnya adalah hal yang sangat sulit."Kak, bagaimana? Apa Luther itu sudah mati?" tanya Yuki sambil menahan badai pasir dengan tangannya dan terus berusaha melihat ke depan dengan perasaan tegang. Meskipun dia selalu berseteru dengan Luther, dia sebenarnya tidak membenci dan tidak ingin Luther mati karena ini."Nggak terlalu jelas, tunggu sebentar lagi," kata Elsa sambil melihat jauh ke depan dengan serius, berusaha melihat situasi di depan menembus debu yang memenuhi langit. Namun, bentrokan tadi terlalu hebat, sehingga area dalam radius seratus meter menjadi gelap gulita dan pandangan semua orang menjadi sangat terganggu.Beberapa saat kemudian, badai pasir
Wolfie pun pergi bersama dengan para murid dari Sekte Plasma dan sebuah konflik akhirnya mereda untuk sementara waktu.Namun, Luther kembali menjadi pusat perhatian semua orang sebagai kuda hitam. Dia sudah mulai terkenal setelah sebelumnya mengalahkan Haruto, sekarang dia makin terkenal setelah menahan serangan Wolfie secara langsung dan keluar tanpa terluka. Di Gunung Narima yang dipenuhi dengan para master dan ahli bela diri, Luther sudah mendapatkan posisinya dengan dua pertarungan ini."Aku kembalikan pedangmu," kata Luther setelah berbalik dan mengayunkan pedangnya dengan satu tangan, lalu pedang itu masuk ke dalam sarung pedang Yuki dengan tepat. Hanya dengan gerakan ini saja, semua orang sudah langsung terpesona.Elio yang mendekat terlebih dahulu, lalu memberi hormat dan berkata sambil tersenyum, "Luther, selamat! Serangan tadi benar-benar luar biasa. Kamu malah bisa seimbang dengan Wolfie, sungguh luar biasa!"Meskipun kata-kata ini terdengar agak berlebihan, itu memang tulus
Pada saat itu, seorang pria gemuk tiba-tiba berlari mendekat dengan tergesa-gesa. Pria ini adalah pemimpin dari lima iblis Aula Yama, Brian. Namun, dibandingkan dengan penampilannya semalam yang gagah, kali ini tubuhnya penuh dengan luka dan rambutnya acak-acakan. Dia terlihat sangat berantakan."Brian? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" Setelah mengamati Brian dari atas ke bawah, Ozias mengernyitkan alis dan tiba-tiba merasa ada sesuatu yang tidak beres."Huhuhu .... Kak Ozias, kamu harus membalaskan dendam kami, keempat saudaraku itu semuanya sudah dibunuh!" Begitu melihat Brian, Ozias langsung berlutut di lantai dan mulai menangis meraung-raung. Penampilannya itu terlihat benar-benar sangat menyedihkan.Ozias mengernyitkan alis dan ekspresinya menjadi serius. "Dibunuh? Apa yang sebenarnya telah terjadi? Kenapa mereka bisa tiba-tiba dibunuh? Apa mereka sudah menyinggung seorang master?"Lima iblis Aula Yama cukup terkenal di dunia persilatan dan semuanya memiliki kemampuan yang luar b
Saat menjelang senja, di sebuah ruangan pribadi di Restoran Raksi. Luther, Ozias, dan beberapa orang duduk bersama dan mendengarkan laporan dari Brian.Meskipun tidak berhasil menangkap pelakunya setelah menyelidiki seharian, Brian berhasil menemukan beberapa petunjuk. "Kak Ozias, setelah mengerahkan seluruh jaringan intelijen Aula Yama, aku sudah mendapat beberapa informasi tentang pembunuhnya. Semalam kebetulan ada orang yang melihat wajah asli pembunuhnya.""Menurut saksi, wajah orang itu tirus, penampilannya buruk, dan ada sebuah tanda hitam di keningnya. Aku sudah minta seorang pelukis untuk menggambar pembunuh itu berdasarkan deskripsi saksi. Silakan Kakak lihat."Setelah mengatakan itu, Brian mengeluarkan selembar kertas dari sakunya dan menyerahkannya pada Ozias dengan hati-hati.Ozias membuka kertas itu dan melihatnya, lalu mengernyitkan alis. Harus diakui, orang di gambar itu memang sangat jelek. Mulutnya lancip, tulang pipinya menonjol, pipinya cekung, dan ada sebuah tanda h
Meskipun orang cacat itu berhasil melatih ilmu pedang, jalannya juga pasti akan penuh dengan rintangan dan kesulitan. Namun hari ini, Luther dan yang lainnya melihat pengecualian. Jelas-jelas pelakunya adalah orang cacat, tetapi pelaku itu malah telah mencapai tingkatan yang bahkan banyak genius pun tidak bisa mencapai. Ini sungguh tidak bisa dipercaya.Orang seperti pelaku ini tidak bisa dinilai dengan logika biasa. Ada banyak genius di dunia ini, tetapi orang cacat genius seperti ini sangat langka. Luther dan yang lainnya tidak bisa membayangkan pengorbanan apa yang harus dilakukan oleh orang itu untuk mencapai keberhasilannya hari ini."Sepertinya pembunuh ini nggak akan mudah dihadapi."Ozias menyesap tehnya, lalu menoleh pada Brian dan kembali bertanya, "Selain gambar pembunuhnya, apa masih ada berita lain?""Kak Ozias, sesuai hasil penyelidikan, semalam pembunuh ini membunuh tujuh orang," kata Brian yang tiba-tiba mengejutkan semua orang.Ozias mengernyitkan alis. "Tujuh orang? S
"Apa?" Setelah mendengar analisis Luther, semua orang di tempat itu tercengang dan merasa sulit untuk memercayainya.Terlepas dari apakah orang itu akan berhasil membunuh semua ahli genius dari Negara Drago atau tidak, hanya mendengar rencana jahat ini saja sudah cukup membuat orang ketakutan. Hanya orang gila saja yang akan memiliki pemikiran seperti ini dan orang gila seperti ini juga yang biasanya paling ditakuti orang."Brian, apa orang-orang yang terbunuh ini sudah mendaftar untuk ikut turnamen bela diri?" tanya Ozias.Brian menganggukkan kepala dengan tegas. "Benar. Meskipun para korban berasal dari berbagai sekte, tujuan mereka sama yaitu menjadi terkenal di turnamen bela diri."Joker, Sofian, Lincon, ataupun lima iblis dari Aula Yama sudah mendaftar untuk ikut turnamen itu dan bersiap untuk menunjukkan kemampuan mereka di Gunung Narima. Sayangnya, turnamen belum dimulai, tetapi nyawa para genius muda ini sudah berakhir sepenuhnya."Kalau begitu, dugaan Luther kemungkinan besar
"Nggak bisa dibilang rencana yang cerdik, tapi ini adalah rencana yang sederhana dan efektif. Selama dimanfaatkan dengan baik, menangkap pembunuhnya harusnya nggak sulit," kata Ozias sambil tersenyum."Tuan Ozias, rencanamu memang bagus, tapi masalahnya adalah siapa yang akan menjadi umpan ini?" tanya Elsa yang segera menyadari inti dari masalahnya.Saat ini, poin tersulit dari rencana Ozias adalah memilih orang yang akan menjadi umpannya. Orang ini bukan hanya harus peserta turnamen, kemampuannya juga harus luar biasa dan berani mengambil risiko ini. Dengan begitu, orang ini baru bisa melarikan diri dengan selamat saat menghadapi serangan pembunuh. Jika tidak, mereka akan kehilangan ahli dan rencananya juga gagal."Ini ...." Ozias mengayun kipasnya sambil sengaja melirik ke arah Luther. Meskipun dia tidak mengatakan apa-apa, pilihannya sudah sangat jelas.Yuki tiba-tiba menepuk bahu Luther dan berkata dengan tersenyum ceria, "Nggak perlu memilih lagi. Aku rasa Luther adalah pilihan ya
Tak lama kemudian, di tempat pendaftaran turnamen bela diri di Gunung Narima. Para ahli dengan pakaian yang berbeda-beda sedang mengantre untuk mendaftar, begitu juga dengan Luther. Setelah rencana Ozias disepakati, dia langsung dibawa Ozias dan yang lainnya untuk pergi ke lokasi pendaftaran.Matahari hampir terbenam, tetapi orang-orang yang ingin mendaftar terus berdatangan. Namun, turnamen kali ini menetapkan batasan khusus yaitu peserta harus lulus ujian untuk bisa mendaftar. Ujiannya cukup sederhana yaitu mengangkat tungku perunggu.Gunung Narima sudah menyiapkan tiga tungku perunggu dengan masing-masing beratnya adalah 5.000 kg, 25.000 kg, dan 50.000 kg. Siapa pun yang bisa mengangkat tungku 5.000 kg akan lulus ujian dan masuk ke grup C di mana mereka akan bersaingan dengan para ahli di tingkat yang sama. Setelah menang, mereka baru bisa naik ke grup B.Bagi mereka yang bisa mengangkat tungku 25.000 kg akan dianggap unggul dan langsung masuk ke grup B. Setelah menang, mereka baru
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat