Meskipun orang cacat itu berhasil melatih ilmu pedang, jalannya juga pasti akan penuh dengan rintangan dan kesulitan. Namun hari ini, Luther dan yang lainnya melihat pengecualian. Jelas-jelas pelakunya adalah orang cacat, tetapi pelaku itu malah telah mencapai tingkatan yang bahkan banyak genius pun tidak bisa mencapai. Ini sungguh tidak bisa dipercaya.Orang seperti pelaku ini tidak bisa dinilai dengan logika biasa. Ada banyak genius di dunia ini, tetapi orang cacat genius seperti ini sangat langka. Luther dan yang lainnya tidak bisa membayangkan pengorbanan apa yang harus dilakukan oleh orang itu untuk mencapai keberhasilannya hari ini."Sepertinya pembunuh ini nggak akan mudah dihadapi."Ozias menyesap tehnya, lalu menoleh pada Brian dan kembali bertanya, "Selain gambar pembunuhnya, apa masih ada berita lain?""Kak Ozias, sesuai hasil penyelidikan, semalam pembunuh ini membunuh tujuh orang," kata Brian yang tiba-tiba mengejutkan semua orang.Ozias mengernyitkan alis. "Tujuh orang? S
"Apa?" Setelah mendengar analisis Luther, semua orang di tempat itu tercengang dan merasa sulit untuk memercayainya.Terlepas dari apakah orang itu akan berhasil membunuh semua ahli genius dari Negara Drago atau tidak, hanya mendengar rencana jahat ini saja sudah cukup membuat orang ketakutan. Hanya orang gila saja yang akan memiliki pemikiran seperti ini dan orang gila seperti ini juga yang biasanya paling ditakuti orang."Brian, apa orang-orang yang terbunuh ini sudah mendaftar untuk ikut turnamen bela diri?" tanya Ozias.Brian menganggukkan kepala dengan tegas. "Benar. Meskipun para korban berasal dari berbagai sekte, tujuan mereka sama yaitu menjadi terkenal di turnamen bela diri."Joker, Sofian, Lincon, ataupun lima iblis dari Aula Yama sudah mendaftar untuk ikut turnamen itu dan bersiap untuk menunjukkan kemampuan mereka di Gunung Narima. Sayangnya, turnamen belum dimulai, tetapi nyawa para genius muda ini sudah berakhir sepenuhnya."Kalau begitu, dugaan Luther kemungkinan besar
"Nggak bisa dibilang rencana yang cerdik, tapi ini adalah rencana yang sederhana dan efektif. Selama dimanfaatkan dengan baik, menangkap pembunuhnya harusnya nggak sulit," kata Ozias sambil tersenyum."Tuan Ozias, rencanamu memang bagus, tapi masalahnya adalah siapa yang akan menjadi umpan ini?" tanya Elsa yang segera menyadari inti dari masalahnya.Saat ini, poin tersulit dari rencana Ozias adalah memilih orang yang akan menjadi umpannya. Orang ini bukan hanya harus peserta turnamen, kemampuannya juga harus luar biasa dan berani mengambil risiko ini. Dengan begitu, orang ini baru bisa melarikan diri dengan selamat saat menghadapi serangan pembunuh. Jika tidak, mereka akan kehilangan ahli dan rencananya juga gagal."Ini ...." Ozias mengayun kipasnya sambil sengaja melirik ke arah Luther. Meskipun dia tidak mengatakan apa-apa, pilihannya sudah sangat jelas.Yuki tiba-tiba menepuk bahu Luther dan berkata dengan tersenyum ceria, "Nggak perlu memilih lagi. Aku rasa Luther adalah pilihan ya
Tak lama kemudian, di tempat pendaftaran turnamen bela diri di Gunung Narima. Para ahli dengan pakaian yang berbeda-beda sedang mengantre untuk mendaftar, begitu juga dengan Luther. Setelah rencana Ozias disepakati, dia langsung dibawa Ozias dan yang lainnya untuk pergi ke lokasi pendaftaran.Matahari hampir terbenam, tetapi orang-orang yang ingin mendaftar terus berdatangan. Namun, turnamen kali ini menetapkan batasan khusus yaitu peserta harus lulus ujian untuk bisa mendaftar. Ujiannya cukup sederhana yaitu mengangkat tungku perunggu.Gunung Narima sudah menyiapkan tiga tungku perunggu dengan masing-masing beratnya adalah 5.000 kg, 25.000 kg, dan 50.000 kg. Siapa pun yang bisa mengangkat tungku 5.000 kg akan lulus ujian dan masuk ke grup C di mana mereka akan bersaingan dengan para ahli di tingkat yang sama. Setelah menang, mereka baru bisa naik ke grup B.Bagi mereka yang bisa mengangkat tungku 25.000 kg akan dianggap unggul dan langsung masuk ke grup B. Setelah menang, mereka baru
"Huh! Mana mungkin kaldron 25 ton bisa diangkat semudah itu? Setiap hari ada ratusan hingga ribuan orang yang mendaftar, tapi hanya sedikit yang sanggup mengangkat kaldron 25 ton!"Banyak orang meragukan pria kekar itu. Bagaimanapun, kaldron 5 ton dan kaldron 25 ton berbeda jauh.Banyak orang bisa mengangkat kaldron 5 ton dengan mudah. Namun, saat dihadapkan dengan kaldron 25 ton, mereka sama sekali tidak berdaya.Terlebih lagi, kaldron harus diangkat di atas kepala untuk dinyatakan berhasil. Hal itu sama sekali tidak mudah."Harap sadari batas kemampuanmu. Mengangkat kaldron seberat 25 ton bukan perkara mudah," pesan wasit."Aku sudah berlatih selama belasan tahun untuk hari ini. Aku pasti bisa mengangkat kaldron 25 ton ini. Kalian lihat saja aksiku!" ucap pria kekar itu dengan percaya diri. Setelah itu, dia langsung berjalan menuju kaldron kedua.Ukuran kaldron kedua ini dua kali lebih besar dari kaldron pertama, tingginya hampir mencapai tiga meter. Hanya melihat ukurannya saja suda
Pria kekar itu jatuh pingsan. Lantaran terlalu memaksakan diri hingga melampaui batasnya, pembuluh darahnya pecah. Setelah muntah darah, dia langsung tidak sadarkan diri.Otot pria itu robek, kedua matanya merah, dan meridian di tubuhnya cedera serius. Jangankan bertarung, dia bahkan belum tentu bisa bangun dari tempat tidur dalam beberapa hari ke depan."Tuh, 'kan! Sudah kubilang dia nggak akan bisa. Sok sekali! Lihat apa akibatnya!""Iya, kaldron 25 ton itu nggak mungkin bisa diangkat sembarangan orang.""Padahal dia sudah lulus ujian, tapi dia malah memaksakan diri sampai muntah darah. Nggak sadar diri, sih!"Melihat pria kekar tadi jatuh pingsan, orang-orang mulai berkomentar. Ada yang mengejek, ada pula yang merasa simpati.Mampu mengangkat kaldron 5 ton saja sudah hebat. Namun, hanya orang dengan bakat luar biasa yang bisa mengangkat kaldron 25 ton.Bagaimanapun, mengangkat kaldron dari tanah dan benar-benar mengangkatnya di atas kepala adalah dua hal yang berbeda. Mengangkat kal
Luther sudah menyamar agar penampilannya tidak menonjol. Seharusnya wanita secantik itu tidak mungkin tertarik padanya."Bree, dunia persilatan sangat berbahaya. Jangan sembarangan bicara sama orang asing. Banyak orang yang pura-pura baik!"Dua pemuda di depan Bree menoleh ke belakang. Pemuda yang pertama mengenakan pakaian hijau dan yang satunya lagi mengenakan baju kuning.Pemuda berbaju hijau terlihat kuat dengan tubuhnya yang tinggi dan berotot. Sementara itu, pemuda berbaju kuning bertubuh pendek. Wajahnya yang tirus memberikan kesan seakan-akan dia kurang gizi."Kak Revan, Kak Taurus, ini Luther. Dia juga datang untuk ikut dalam kompetisi seni bela diri," ucap Bree."Ada banyak orang yang mendaftar di kompetisi ini, tapi nggak semua orang bisa lulus ujian. Beberapa orang hanya akan berakhir sebagai penonton," kata Revan yang mengenakan baju hijau dengan tenang. Dia menatap Luther dengan dingin."Ucapan Kak Revan nggak salah. Di antara banyak orang di sini, belum tentu ada satu da
"Huh! Dasar bocah naif. Sebentar lagi kamu akan lihat kalau masih banyak orang yang lebih hebat darimu di dunia ini!" cibir Taurus. Dia jelas memandang remeh Luther yang tidak berasal dari sekte mana pun."Kontestan nomor 846 gagal, berikutnya!" ucap wasit dengan lantang.Seorang pesilat gagal dalam ujian pendaftaran dan pergi dengan kecewa."Taurus, sekarang giliranmu. Jangan mempermalukan Sekte Ilmu Kegelapan," pesan Revan sambil mengangkat dagunya.Taurus adalah kontestan nomor 847, Revan kontestan nomor 848, dan Bree nomor 849."Tenang saja, Kak Revan. Murid elite Sekte Ilmu Kegelapan nggak ada yang lemah. Kalau aku bahkan nggak bisa lulus ujian pertama, lebih baik aku mati!" ucap Taurus sambil menepuk dadanya dengan percaya diri.Ujian mengangkat kaldron hanyalah ujian paling dasar. Jika Taurus tidak mampu melewati ujian ini, bagaimana dia bisa bersaing dengan orang-orang hebat lainnya di arena? Bagaimana dia bisa mengharumkan nama Sekte Ilmu Kegelapan?"Bagus. Pergilah, tunjukkan
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un
"Orang ini benar-benar sulit dihadapi!" Kitto menoleh ke belakang dan melihat Wirya masih terus mengejar mereka tanpa henti.Pasukan yang dikirim untuk mengadang Wirya sama sekali tidak berguna, bahkan gagal melukainya sedikit pun.Yang paling membuat frustrasi adalah Wirya bukan hanya mengejar, tetapi juga terus menembakkan sinyal merah, membuat posisi mereka terlihat dengan jelas.Jika terus begini, tidak peduli ke arah mana mereka melarikan diri, pada akhirnya mereka tetap akan terjebak."Kitto, Damian! Kalian berdua turun tangan sendiri, bunuh lalat menjengkelkan itu untukku!" Loland segera memberikan perintah."Jenderal, kalau kami pergi, siapa yang akan melindungimu?" Kitto ragu sejenak.Saat ini, kondisi tubuh Loland sangat buruk. Jika mereka berdua pergi dan tiba-tiba ada ahli yang menyerang, nyawa Loland akan dalam bahaya besar."Kalau nggak membunuh lalat itu, situasiku malah akan semakin bahaya! Cepat pergi!" desak Loland dengan marah."Baik!" Kitto dan Damian saling bertuka