Swish!Serangan Amir sangat cepat sampai Nidji yang bingung tidak sempat bereaksi. Dia hanya merasa ada sebuah cahaya yang melintas di depan matanya dan kedua lengannya menjadi dingin. Dia secara refleks menundukkan kepala untuk melihat dan menyadari zirah di kedua lengannya sudah retak. Di dalam celah retak itu, terlihat sebuah luka berdarah menyebar dengan cepat.Klang!Tombak Nidji terjatuh ke tanah bersama dengan kedua lengannya sampai menghasilkan bunyi yang nyaring."Hah?" Melihat kedua lengannya putus, Nidji tertegun sejenak dan tidak berani percaya dengan apa yang dilihatnya. Dia perlahan-lahan mengangkat kedua lengannya yang sudah putus dan darah langsung menyembur dari lukanya. Rasa sakit yang luar biasa pun mulai menyerang dan langsung menembus ke kedalaman jiwanya."Argh!" Setelah tertegun sejenak, Nidji segera menjerit dengan suara yang penuh dengan penderitaan. Dia bukan makhluk abadi seperti Amir dan tidak memiliki kemampuan untuk regenerasi. Sekarang kedua lengannya sud
Nidji berpikir Amir ini adalah orang gila yang suka mengisap darah.Amir tersenyum dingin dan menyindir, "Kenapa? Kamu takut ya? Di mana keberanianmu yang tadi? Bukankah orang-orang dari Negara Gorie itu sangat hebat? Bukankah kalian ingin menindas orang dengan kekuatan kalian? Bukankah kalian bilang akan membunuhku? Ayo berdiri dan terus bertarung!"Nidji terus menggelengkan kepala. "Nggak ... aku nggak mau bertarung lagi. Tadi semua itu adalah salahku. Aku sudah menyinggung Tuan, aku minta maaf pada Tuan. Aku harap Tuan bisa memaafkanku sekali ini saja!"Setelah mengatakan itu, Amir langsung berlutut di tanah dengan ekspresi yang patuh."Sekarang sudah terlambat untuk minta maaf. Orang sepertimu nggak mati pun nggak ada gunanya," kata Amir sambil tersenyum kejam sambil perlahan-lahan mendekat, lalu kembali memanjangkan kukunya yang tajam."Tuan Pele, selamatkan aku! Tolong selamatkan aku!" kata Nidji yang ketakutan sampai keringat dingin bercucuran. Melihat permohonan ampunnya tidak
Nidji yang merupakan Jenderal Besar Negara Gorie tewas di tangan Amir dan tewas karena kesombongan sendiri. Perkumpulan rahasia Kuil Dewa pun menjadi gempar karena pembunuhan ini."Maaf atas keributan yang ada. Izinkan aku bersih-bersih sebentar." Setelah menyerap energi pada jasad Nidji hingga kering, Amir tersenyum puas. Dia meletakkan satu tangannya di depan dada dan memberi hormat kepada semua orang, lalu berbalik ke kamar mandi."Tuan Taro, tolong suruh orang membersihkan kekacauan ini," ujar Pele yang menoleh menatap Taro."Oke." Taro mengangguk. Dia segera menyuruh pesilat Negara Dikara untuk membereskan kekacauan yang ada.Seluruh jenazah disingkirkan, noda darah disiram dengan air. Semua terlihat sangat teratur. Yang berkesempatan datang ke sini adalah ahli bela diri. Mereka telah melewati banyak rintangan, jadi masalah kecil seperti ini tidak akan bisa menakuti mereka.Selagi para pesilat Negara Dikara membereskan kekacauan, Taro membawa orang-orang kembali ke ruang tamu. Saa
Saat ini, di Restoran Spring. Luther, Karif, dan lainnya sedang bersenang-senang. Setelah Luther mengalahkan Haruto, Karif mengadakan pesta perayaan atas nama Organisasi Mondial.Karif mengundang banyak genius muda berbakat. Banyak yang datang. Bagaimanapun, kabar bahwa Haruto kalah tersebar cepat di sekitar Gunung Narima.Jika tidak ada Luther yang mengalahkan Haruto, seluruh pesilat Negara Drago akan dihina habis-habisan. Itu sebabnya, mereka datang untuk melihat Luther yang telah berjasa besar."Ayo, Luther. Aku akan bersulang untukmu lagi. Semoga masa depanmu makin cerah dan kamu berkembang makin pesat!" ucap Karif sambil mengangkat gelas dan berbalik menatap Luther dengan tersenyum. Karena sudah minum banyak. Karif mulai merasa pusing."Terima kasih," ujar Luther sambil mengangkat gelasnya."Luther, kamu yakin nggak mau bergabung dengan Organisasi Mondial?" Karif tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan. "Dengan bakatmu, aku jamin kamu bakal mendapat sumber daya dan bimbingan terba
Serangan pedang Joker sangat cepat hingga sulit ditangkap secara kasatmata. Mereka hanya bisa melihat seberkas cahaya pedang. Ke mana pun cahaya pedang itu lewat, air hujan akan menguap."Hm?" Elio memicingkan matanya, lalu menghunuskan pedang untuk menangkis serangan.Klang! Cahaya pedang Joker langsung mengenai pedang Elio. Benturan dahsyat ini membuat Elio terdorong beberapa langkah dan hampir terjatuh. Untuk sesaat, tangan Elio yang memegang pedang pun bergetar."Mengerikan sekali!" Elio tentu terkejut dengan kekuatan lawan. Ekspresinya menjadi sangat serius. Meskipun serangan lawan terlalu mendadak, harus diakui bahwa kekuatannya memang luar biasa. Kalau terlambat selangkah, nyawa Elio mungkin berada dalam bahaya."Kamu bukan lawanku. Minggir!" Joker tidak menghiraukan Elio lagi dan menyimpan pedangnya ke sarung. Sikapnya masih dingin. Dia sama sekali tidak menghargai Elio."Hei! Jangan terlalu sombong!" Elio menunjuk dengan pedangnya dan menghardik, "Aku murid Sekte Pedang! Aku m
Ada terlalu banyak orang yang berjuang demi ketenaran. Sementara itu, Luther tidak suka repot. Daripada bertarung tanpa henti, dia lebih baik mengaku kalah dan menyerahkan kehormatan yang didapatkannya dari mengalahkan Haruto."Huh! Kamu kira aku pengemis? Aku mau menang secara terhormat. Aku nggak ingin kemenangan seperti ini!" hardik Joker dengan ekspresi suram.Meskipun menantang Luther hanya demi ketenaran, Joker ingin mengandalkan kekuatannya sendiri untuk menang. Ini adalah kebanggaannya sebagai pendekar pedang!"Gimana kalau aku nggak mau bertarung denganmu?" tanya Luther."Kalau kamu menolak, aku akan bunuh semua orang di sekitarmu. Kamu pasti nggak bakal berdiam diri lagi nanti!" timpal Joker dengan ekspresi kejam.Setelah mendengarnya, Luther mengerutkan alisnya. Pria ini memang harus diberi pelajaran supaya kapok. Sepertinya, pertarungan hari ini tak terhindarkan."Oke. Karena kamu begitu bersemangat, aku akan menemanimu bermain," ucap Luther. Kemudian, dia mengambil payung
Joker mundur dengan sempoyongan sampai kesulitan memegang pedangnya. Dia menunduk, mendapati ada lubang berdarah di bahunya. Darah perlahan-lahan mengalir keluar dari jas hujan jeraminya, lalu menetes dan bercampur dengan air hujan.Tetesan hujan berubah menjadi pedang. Pedang itu bahkan berhasil menembus pertahanannya. Bisa dilihat bahwa kekuatan Luther jauh lebih hebat daripada yang dibayangkannya."Luar biasa!" seru Elio dengan kegirangan saat melihat Joker terluka. Dia merasa harga dirinya telah pulih."Huh! Kukira sehebat apa! Baru satu serangan dari Luther saja sudah terluka. Sepertinya murid Sekte Plasma biasa-biasa saja," ejek Yuki."Yuki, jangan meremehkan murid Sekte Plasma. Mereka punya keunikan, yaitu makin hebat seiring berlangsungnya pertarungan. Apalagi setelah mereka terluka, mereka dapat mengerahkan teknik secara ekstrem dan meraih kemenangan," jelas Ozias sambil memandang ke depan lekat-lekat. Dia tidak bersikap lalai sedikit pun."Tuan Ozias benar. Aku bisa merasakan
"Jurus ketiga Teknik Pedang Psikopat, Pemusnahan Malaikat!""Jurus keempat Teknik Pedang Psikopat, Pembunuhan Dewa!""Jurus kelima Teknik Pedang Psikopat, Pembakaran Dunia!"Joker berteriak dengan gusar sambil melancarkan satu per satu serangan. Dia mengerahkan seluruh teknik yang dikuasainya tanpa ragu sedikit pun, karena tahu Luther adalah musuh paling kuat yang pernah ditemuinya.Whoosh, whoosh, whoosh! Di bawah serangan Joker yang bertubi-tubi, seberkas demi seberkas cahaya pedang memelesat ke arah Luther. Setiap serangan mengandung kekuatan tak terbendung.Orang-orang di sekitar ketakutan hingga tidak berani bersuara. Meskipun berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan betapa mengerikannya serangan Joker. Harus diakui bahwa Joker yang angkuh ini memang berkemampuan.Setiap serangannya membawa kekuatan yang dahsyat. Pesilat biasa tidak mungkin bisa melawan serangan semacam itu. Hanya genius seperti Luther yang mampu melawannya."Teknik pedangmu termasuk hebat, tapi masih kuran
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru