"Cari mati!" Nidji yang ketakutan sampai merinding menatap mata Amir yang memerah, menggenggam tombaknya dengan erat dan tiba-tiba berbalik.Gung!Ujung tombak Nidji yang bergetar hebat melewati cakar Amir dengan lincah dan meluncur dari lengannya. Setelah itu, tombak itu memelesat cepat dan menusuk tepat ke dada Amir.Krak!Terdengar suara robekan tubuh.Tombak Nidji langsung menembus tubuh Amir dengan sekuat tenaga dan tanpa hambatan. Ujung tombak menembus dada dan keluar dari punggung Amir, lalu meninggalkan genangan darah di tanah."Berhasil!" kata Nidji dengan ekspresi gembira. Serangan kali ini terasa nyata dan tidak hampa lagi seperti sebelumnya. Dia bukan hanya melihat darah, dia juga melihat area vital tubuh Amir terkena tusukan yang mematikan."Jenderal hebat!" Para prajurit berzirah perak berseru dengan serempak saat melihat pemandangan itu, jelas sangat bersemangat. Siapa pun yang berani menghina Negara Gorie harus mati."Hahaha .... Aku kira dia seberapa hebat, ternyata le
Nidji terkejut dan segera mengangkat lengannya, lalu menahan dagu Amir untuk mencoba menghentikan serangannya. Namun, perbedaan kekuatan mereka terlalu besar. Meskipun dia sudah mengerahkan seluruh kekuatannya, dia tidak bisa menghentikan tekanan Amir. Dia hanya bisa menyaksikan taring Amir yang perlahan-lahan mendekat ke arteri lehernya."Kalian ini sekelompok sampah! Kenapa masih bengong di sana? Cepat bantu aku!" teriak Nidji yang panik."Cepat bantu Jenderal membunuh musuh!" Ratusan prajurit berzirah perak dari Negara Gorie langsung tersadar kembali dan menarik senjata mereka untuk menyerang. Setengah dari mereka menggunakan busur untuk menembak, sedangkan setengahnya lagi menusuk dengan tombak.Swish swish swish.Seiring dengan suara angin, banyak anak panah terlepas dari busurnya dan menembak ke tubuh Amir dengan kuat. Dalam sekejap, punggungnya sudah dipenuhi dengan anak panah. Darah yang mengalir membasahi pakaian merahnya dan terlihat sangat mencolok di bawah sinar bulan."Kam
"Terima kasih Tuan Pele sudah mengabulkan keinginanku," kata Nidji sambil tersenyum, sama sekali tidak menyadari bahaya sudah mendekat dan ekspresinya masih angkuh.Para ahli dari berbagai negara hanya menyaksikan dengan tenang dan tidak berusaha menghentikan pertarungan itu. Bagi mereka, siapa pun yang menang tidak ada hubungannya dengan mereka, hanya hiburan belaka."Hehehe .... Sepertinya malam ini aku bisa makan sampai kenyang," kata Amir sambil tersenyum jahat. Setelah itu, tubuhnya bergetar dan semua anak panah di punggungnya langsung terjatuh ke tanah. Luka-luka yang sebelumnya penuh dengan darah yang mengalir langsung sembuh dengan cepat."Huh! Tembakan-tembakan ini pun nggak bisa membunuhmu. Sepertinya kamu ini adalah monster yang sulit untuk dibunuh," kata Nidji sambil menyipitkan mata dan ekspresinya menjadi ganas. Setelah dadanya ditusuk dan puluhan anak panas menancap punggungnya, Amir ini malah baik-baik dan hanya mengalirkan sedikit darah saja. Kekuatan Amir untuk bertah
Para prajurit berzirah perak itu sama sekali tidak mampu menahan serangan Amir, hanya bisa memperlambat pembantaian Amir untuk sementara waktu. Kematian tetap berlanjut, mayat makin banyak, darah membasahi seluruh halaman, dan ketakutan juga mulai menyebar dengan cepat.Pada saat itu, para prajurit itu baru menyadari betapa seriusnya masalah ini. Amir jauh lebih kuat daripada perkiraan mereka. Amir ini bukan vampir biasa, melainkan raja dari para vampir."Berengsek! Hentikan! Kalau berani, lawan aku saja!" teriak Nidji dengan marah yang mencoba untuk mengalihkan perhatian Amir padanya. Dia pikir hanya dirinya yang mampu menahan serangan Amir dan menghentikan pembantaian ini. Jika dia bisa menahan Amir dan para bawahannya menyerang, mereka mungkin memiliki kesempatan untuk membunuh monster ini."Eh?" Mendengar teriakan itu, Amir akhirnya menghentikan gerakannya. Saat ini, dia sedang memegang kepala seorang prajurit berzirah perak. Wajahnya yang pucat sudah berlumuran darah dan mulutnya
Swish!Serangan Amir sangat cepat sampai Nidji yang bingung tidak sempat bereaksi. Dia hanya merasa ada sebuah cahaya yang melintas di depan matanya dan kedua lengannya menjadi dingin. Dia secara refleks menundukkan kepala untuk melihat dan menyadari zirah di kedua lengannya sudah retak. Di dalam celah retak itu, terlihat sebuah luka berdarah menyebar dengan cepat.Klang!Tombak Nidji terjatuh ke tanah bersama dengan kedua lengannya sampai menghasilkan bunyi yang nyaring."Hah?" Melihat kedua lengannya putus, Nidji tertegun sejenak dan tidak berani percaya dengan apa yang dilihatnya. Dia perlahan-lahan mengangkat kedua lengannya yang sudah putus dan darah langsung menyembur dari lukanya. Rasa sakit yang luar biasa pun mulai menyerang dan langsung menembus ke kedalaman jiwanya."Argh!" Setelah tertegun sejenak, Nidji segera menjerit dengan suara yang penuh dengan penderitaan. Dia bukan makhluk abadi seperti Amir dan tidak memiliki kemampuan untuk regenerasi. Sekarang kedua lengannya sud
Nidji berpikir Amir ini adalah orang gila yang suka mengisap darah.Amir tersenyum dingin dan menyindir, "Kenapa? Kamu takut ya? Di mana keberanianmu yang tadi? Bukankah orang-orang dari Negara Gorie itu sangat hebat? Bukankah kalian ingin menindas orang dengan kekuatan kalian? Bukankah kalian bilang akan membunuhku? Ayo berdiri dan terus bertarung!"Nidji terus menggelengkan kepala. "Nggak ... aku nggak mau bertarung lagi. Tadi semua itu adalah salahku. Aku sudah menyinggung Tuan, aku minta maaf pada Tuan. Aku harap Tuan bisa memaafkanku sekali ini saja!"Setelah mengatakan itu, Amir langsung berlutut di tanah dengan ekspresi yang patuh."Sekarang sudah terlambat untuk minta maaf. Orang sepertimu nggak mati pun nggak ada gunanya," kata Amir sambil tersenyum kejam sambil perlahan-lahan mendekat, lalu kembali memanjangkan kukunya yang tajam."Tuan Pele, selamatkan aku! Tolong selamatkan aku!" kata Nidji yang ketakutan sampai keringat dingin bercucuran. Melihat permohonan ampunnya tidak
Nidji yang merupakan Jenderal Besar Negara Gorie tewas di tangan Amir dan tewas karena kesombongan sendiri. Perkumpulan rahasia Kuil Dewa pun menjadi gempar karena pembunuhan ini."Maaf atas keributan yang ada. Izinkan aku bersih-bersih sebentar." Setelah menyerap energi pada jasad Nidji hingga kering, Amir tersenyum puas. Dia meletakkan satu tangannya di depan dada dan memberi hormat kepada semua orang, lalu berbalik ke kamar mandi."Tuan Taro, tolong suruh orang membersihkan kekacauan ini," ujar Pele yang menoleh menatap Taro."Oke." Taro mengangguk. Dia segera menyuruh pesilat Negara Dikara untuk membereskan kekacauan yang ada.Seluruh jenazah disingkirkan, noda darah disiram dengan air. Semua terlihat sangat teratur. Yang berkesempatan datang ke sini adalah ahli bela diri. Mereka telah melewati banyak rintangan, jadi masalah kecil seperti ini tidak akan bisa menakuti mereka.Selagi para pesilat Negara Dikara membereskan kekacauan, Taro membawa orang-orang kembali ke ruang tamu. Saa
Saat ini, di Restoran Spring. Luther, Karif, dan lainnya sedang bersenang-senang. Setelah Luther mengalahkan Haruto, Karif mengadakan pesta perayaan atas nama Organisasi Mondial.Karif mengundang banyak genius muda berbakat. Banyak yang datang. Bagaimanapun, kabar bahwa Haruto kalah tersebar cepat di sekitar Gunung Narima.Jika tidak ada Luther yang mengalahkan Haruto, seluruh pesilat Negara Drago akan dihina habis-habisan. Itu sebabnya, mereka datang untuk melihat Luther yang telah berjasa besar."Ayo, Luther. Aku akan bersulang untukmu lagi. Semoga masa depanmu makin cerah dan kamu berkembang makin pesat!" ucap Karif sambil mengangkat gelas dan berbalik menatap Luther dengan tersenyum. Karena sudah minum banyak. Karif mulai merasa pusing."Terima kasih," ujar Luther sambil mengangkat gelasnya."Luther, kamu yakin nggak mau bergabung dengan Organisasi Mondial?" Karif tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan. "Dengan bakatmu, aku jamin kamu bakal mendapat sumber daya dan bimbingan terba