Puluhan tahun yang lalu, Negara Drago memang sangat lemah, sedangkan Negara Dikara jauh lebih unggul dalam berbagai hal. Namun sekarang, harus diakui bahwa posisi kedua negara ini sudah benar-benar terbalik.Jika membiarkan Negara Drago untuk terus berkembang, cepat atau lambat Negara Dikara harus membayar harga yang sangat besar. Oleh karena itu, mereka terus berusaha menghalangi perkembangan Negara Drago dalam puluhan tahun ini. Mereka tidak akan melewatkan setiap kesempatan untuk melemahkan Negara Drago, ini juga alasan mereka datang ke Gunung Narima."Pele, kamu ingin bagaimana bekerja sama?" tanya Taro akhirnya setelah terdiam beberapa saat. Dengan kekuatan Keluarga Kusama, tetap terlalu berisiko jika ingin turun tangan di Gunung Narima. Jika ada yang ingin membantu, situasinya akan berbeda."Aku punya dua rencana. Kalau berjalan dengan lancar, ini pasti akan menjadi pukulan besar bagi Negara Drago," kata Pele dengan ambigu."Pele, bisa jelaskan maksudmu?" tanya Taro dengan penasa
"Tuan, apa orang yang bernama Pele ini bisa dipercaya?" bisik seorang samurai bermata satu setelah orang-orang dari Kuil Dewa pergi."Selain orang-orang dari Keluarga Kusama, nggak ada orang yang layak dipercaya," kata Taro sambil menggelengkan kepala. Pele si Raja Beruang yang dikenalnya sebelumnya adalah orang yang berani, bodoh, dan suka mencari perhatian. Namun, sekarang sepertinya Pele sudah banyak berubah."Tuan, kalau Pele itu nggak layak dipercaya, apa kita tetap akan bekerja sama dengannya?" tanya samurai bermata satu itu lagi.Taro menyipitkan mata dan berkata, "Tentu saja. Negara Dikara dan Kuil Dewa dari barat itu punya musuh yang sama yaitu Negara Drago. Tugas kita adalah mengacaukan dan menghalang perkembangan Negara Drago. Meskipun saat ini kedua belah pihak ada niat masing-masing, kita bisa bekerja sama selama tujuan kita sama.""Aku mengerti," kata samurai bermata satu itu sambil menganggukkan kepala dengan tegas. Bisa dibilang, kerja sama ini hanya saling memanfaatkan
"Bodoh!" Merasa diremehkan, samurai bermata satu itu langsung marah. Dia kembali maju dengan kedua tangan memegang pedang dan menebas sosok hitam itu dengan keras.Sosok hitam itu tidak berbalik ataupun menghindar, melainkan hanya mengangkat tangan untuk menangkap pedang yang menebasnya.Klang!Saat keduanya bersentuhan, terjadi percikan api. Tangan sosok hitam yang terlihat lemah itu saat ini menjadi seperti baja dan menangkap pedang samurai itu dengan mudah."Hah?" kata samurai bermata satu itu dengan mata berkedut dan ekspresinya terkejut.Samurai itu tidak menyangka tebasan dengan seluruh tenaganya malah ditahan orang dengan tangan kosong. Selain itu, tidak peduli seberapa kuatnya dia berusaha, dia tetap tidak bisa menarik kembali pedangnya. Siapa sebenarnya orang ini?Krak! Bang!Sosok hitam itu tiba-tiba menguatkan genggamannya, lalu pedang samurai bermata itu pun langsung hancur. Pada detik berikutnya, sosok itu berbalik dan menunjukkan wajahnya yang pucat dan kurus. Matanya yan
Ketakutan selalu berasal dari hal yang tak diketahui. Meskipun para samurai dari Negara Dikara terlatih dengan baik dan tidak takut mati, itu hanya berlaku saat mereka menghadapi orang biasa.Sementara itu, Amir si iblis darah ini sudah tidak termaksud manusia. Dia bukan hanya memiliki tubuh yang abadi, dia juga bisa berubah menjadi kelelawar dan memiliki metode yang sangat misterius. Banyak orang yang sudah gemetar ketakutan saat mendengar namanya saja."Iblis darah?"Mendengar kata-kata Itu, Amir menggelengkan kepala. "Aku nggak suka julukan itu. Aku adalah keturunan Kerajaan Mentari dan memiliki gelar bangsawan, seorang bangsawan sejati. Kalian boleh memanggilku Amir atau Tuan Amir."Saat mengatakan itu, Amir tersenyum lebar dan memperlihatkan dua taring tajamnya."Sudahlah, Amir. Nggak ada yang peduli dengan gelar bangsawanmu, iblis darah baru wujud aslimu."Pele menyela perkataan Amir dengan tanpa sungkan, lalu mengarahkan tangannya pada Taro. "Aku perkenalkan padamu. Ini Taro, sa
"Taro, ini adalah Brahma, Vishnu, dan Shiva. Mereka adalah tokoh legendaris dari Negara Wadarna dan masing-masing punya keterampilan yang luar biasa," kata Pele yang menoleh dan memperkenalkan."Brahma? Vishnu? Shiva?” tanya Taro sambil mengernyitkan alis dan ekspresinya terlihat makin terkejut.Ada sebuah organisasi pembunuh yang sangat misterius dan kuat di Negara Wadarna yang diberi nama Mata Iblis. Selama sanggup membayar, mereka akan membunuh siapa pun. Salah satu korban mereka adalah mantan raja dari Negara Gorie.Ketiga pembunuh utama di organisasi ini yaitu Brahma, Vishnu, dan Shiva yang diambil dari nama dewa di Negara Wadarna. Mereka selalu berhasil dalam setiap misi mereka, pembunuhan raja Negara Gorie adalah ulah mereka. Mereka menembus perlindungan ketat dari banyak ahli negara itu, lalu membunuh raja dan kabur dengan selamat. Hal ini membuktikan betapa hebatnya mereka.Yang pertama adalah Amir si iblis darah, sekarang malah muncul tiga pembunuh utama dari Negara Wadarna.
Kemunculan Welig membuat Taro sangat bersemangat. Dia akhirnya menyadari alasan Kuil Dewa mengutus Pele datang ke sini kali ini, jelas sudah ada rencana sebelumnya. Jika tidak, mereka tidak mungkin bisa mengumpulkan para ahli dari berbagai negara dalam waktu yang begitu singkat."Aku dengar tubuh Tuan Welig sudah ditempah sampai tahap tak terkalahkan. Bolehkah kamu mendemonstrasikannya pada kami?" kata Amir yang mengenakan jubah merah dengan tiba-tiba dan tersenyum.Sebelum Welig sempat menjawab, seorang murid botak di belakangnya berkata dengan nada dingin, "Guruku adalah Dewa Tinju Negara Basako, bukan badut sirkus. Mohon tunjukkan sedikit hormat.""Justru karena Tuan Welig adalah Dewa Tinju, jadi aku sangat penasaran. Apa tubuh tak terkalahkan dalam legenda itu benaran?" kata Amir sambil tersenyum dan menunjukkan dua taringnya yang tajam."Kalau ingin tahu benaran atau palsu, bagaimana kalau Tuan Amir mencobanya?" kata Welig dengan tenang."Kalau begitu, aku nggak akan sungkan lagi.
Pertemuan para ahli dari berbagai negara kali ini diatur oleh Kuil Dewa dan juga merupakan percobaan yang diizinkan Negara Denta secara resmi. Jika segala sesuatunya berjalan dengan lancar, kelak akan ada lebih banyak kerja sama seperti ini."Selama orang-orang dari Negara Gorie ini nggak menggangguku, aku akan menganggap mereka nggak ada di sini," kata Amir yang tidak banyak berbicara lagi, lalu mengambil gelas anggurnya dan mulai menikmatinya.Setelah saling berkenalan secara singkat, para tamu lainnya juga mulai mengobrol satu sama lain. Waktu terus perlahan-lahan berlalu dan tiba-tiba sudah pukul 8.30, sudah lewat setengah jam dari waktu yang dijanjikan. Namun, orang-orang dari Negara Gorie tetap masih belum datang.Para ahli dari negara lain tidak mengeluh, tetap ekspresi mereka terlihat tidak puas. Pertemuan ini begitu penting, mereka semua datang lebih awal karena khawatir akan terlewatkan sesuatu. Namun, orang-orang dari Negara Gorie ini malah terlambat begitu lama, seolah-olah
Mendengar kata-kata Nidji, ekspresi semua orang menjadi muram karena tidak pernah bertemu dengan orang yang begitu tidak tahu malu. Bukan hanya datang terlambat, sikapnya juga angkuh seolah-olah paling penting di sana. Benar-benar membuat orang muak."Pasukan besar? Hehe .... Kenapa aku belum pernah dengar ada orang hebat dari Negara Gorie?" kata Amir dengan tatapan menyindir.Mendengar perkataan itu, ekspresi Nidji menjadi muram. "Siapa kamu? Berani-beraninya kamu meremehkan kekuatan Negara Gorie. Negara Gorie pernah menjadi negara terkuat di seluruh dunia dengan warisan budaya selama lima ribu tahun. Banyak pahlawan yang muncul dalam sejarah, bahkan Negara Drago yang sekarang juga adalah negara di bawah kekuasaan kami dulu."Amir langsung mengungkapkan tanpa belas kasihan, "Omong kosong ini mungkin bisa menipu rakyatmu sendiri, tapi jangan pamer di depan kami. Siapa yang nggak tahu reputasi Negara Gorie? Semua sejarah dan budaya yang kalian maksud itu hasil mencuri dari negara lain.