Ketakutan selalu berasal dari hal yang tak diketahui. Meskipun para samurai dari Negara Dikara terlatih dengan baik dan tidak takut mati, itu hanya berlaku saat mereka menghadapi orang biasa.Sementara itu, Amir si iblis darah ini sudah tidak termaksud manusia. Dia bukan hanya memiliki tubuh yang abadi, dia juga bisa berubah menjadi kelelawar dan memiliki metode yang sangat misterius. Banyak orang yang sudah gemetar ketakutan saat mendengar namanya saja."Iblis darah?"Mendengar kata-kata Itu, Amir menggelengkan kepala. "Aku nggak suka julukan itu. Aku adalah keturunan Kerajaan Mentari dan memiliki gelar bangsawan, seorang bangsawan sejati. Kalian boleh memanggilku Amir atau Tuan Amir."Saat mengatakan itu, Amir tersenyum lebar dan memperlihatkan dua taring tajamnya."Sudahlah, Amir. Nggak ada yang peduli dengan gelar bangsawanmu, iblis darah baru wujud aslimu."Pele menyela perkataan Amir dengan tanpa sungkan, lalu mengarahkan tangannya pada Taro. "Aku perkenalkan padamu. Ini Taro, sa
"Taro, ini adalah Brahma, Vishnu, dan Shiva. Mereka adalah tokoh legendaris dari Negara Wadarna dan masing-masing punya keterampilan yang luar biasa," kata Pele yang menoleh dan memperkenalkan."Brahma? Vishnu? Shiva?” tanya Taro sambil mengernyitkan alis dan ekspresinya terlihat makin terkejut.Ada sebuah organisasi pembunuh yang sangat misterius dan kuat di Negara Wadarna yang diberi nama Mata Iblis. Selama sanggup membayar, mereka akan membunuh siapa pun. Salah satu korban mereka adalah mantan raja dari Negara Gorie.Ketiga pembunuh utama di organisasi ini yaitu Brahma, Vishnu, dan Shiva yang diambil dari nama dewa di Negara Wadarna. Mereka selalu berhasil dalam setiap misi mereka, pembunuhan raja Negara Gorie adalah ulah mereka. Mereka menembus perlindungan ketat dari banyak ahli negara itu, lalu membunuh raja dan kabur dengan selamat. Hal ini membuktikan betapa hebatnya mereka.Yang pertama adalah Amir si iblis darah, sekarang malah muncul tiga pembunuh utama dari Negara Wadarna.
Kemunculan Welig membuat Taro sangat bersemangat. Dia akhirnya menyadari alasan Kuil Dewa mengutus Pele datang ke sini kali ini, jelas sudah ada rencana sebelumnya. Jika tidak, mereka tidak mungkin bisa mengumpulkan para ahli dari berbagai negara dalam waktu yang begitu singkat."Aku dengar tubuh Tuan Welig sudah ditempah sampai tahap tak terkalahkan. Bolehkah kamu mendemonstrasikannya pada kami?" kata Amir yang mengenakan jubah merah dengan tiba-tiba dan tersenyum.Sebelum Welig sempat menjawab, seorang murid botak di belakangnya berkata dengan nada dingin, "Guruku adalah Dewa Tinju Negara Basako, bukan badut sirkus. Mohon tunjukkan sedikit hormat.""Justru karena Tuan Welig adalah Dewa Tinju, jadi aku sangat penasaran. Apa tubuh tak terkalahkan dalam legenda itu benaran?" kata Amir sambil tersenyum dan menunjukkan dua taringnya yang tajam."Kalau ingin tahu benaran atau palsu, bagaimana kalau Tuan Amir mencobanya?" kata Welig dengan tenang."Kalau begitu, aku nggak akan sungkan lagi.
Pertemuan para ahli dari berbagai negara kali ini diatur oleh Kuil Dewa dan juga merupakan percobaan yang diizinkan Negara Denta secara resmi. Jika segala sesuatunya berjalan dengan lancar, kelak akan ada lebih banyak kerja sama seperti ini."Selama orang-orang dari Negara Gorie ini nggak menggangguku, aku akan menganggap mereka nggak ada di sini," kata Amir yang tidak banyak berbicara lagi, lalu mengambil gelas anggurnya dan mulai menikmatinya.Setelah saling berkenalan secara singkat, para tamu lainnya juga mulai mengobrol satu sama lain. Waktu terus perlahan-lahan berlalu dan tiba-tiba sudah pukul 8.30, sudah lewat setengah jam dari waktu yang dijanjikan. Namun, orang-orang dari Negara Gorie tetap masih belum datang.Para ahli dari negara lain tidak mengeluh, tetap ekspresi mereka terlihat tidak puas. Pertemuan ini begitu penting, mereka semua datang lebih awal karena khawatir akan terlewatkan sesuatu. Namun, orang-orang dari Negara Gorie ini malah terlambat begitu lama, seolah-olah
Mendengar kata-kata Nidji, ekspresi semua orang menjadi muram karena tidak pernah bertemu dengan orang yang begitu tidak tahu malu. Bukan hanya datang terlambat, sikapnya juga angkuh seolah-olah paling penting di sana. Benar-benar membuat orang muak."Pasukan besar? Hehe .... Kenapa aku belum pernah dengar ada orang hebat dari Negara Gorie?" kata Amir dengan tatapan menyindir.Mendengar perkataan itu, ekspresi Nidji menjadi muram. "Siapa kamu? Berani-beraninya kamu meremehkan kekuatan Negara Gorie. Negara Gorie pernah menjadi negara terkuat di seluruh dunia dengan warisan budaya selama lima ribu tahun. Banyak pahlawan yang muncul dalam sejarah, bahkan Negara Drago yang sekarang juga adalah negara di bawah kekuasaan kami dulu."Amir langsung mengungkapkan tanpa belas kasihan, "Omong kosong ini mungkin bisa menipu rakyatmu sendiri, tapi jangan pamer di depan kami. Siapa yang nggak tahu reputasi Negara Gorie? Semua sejarah dan budaya yang kalian maksud itu hasil mencuri dari negara lain.
"Tanganku adalah senjataku," kata Amir sambil maju dan membuka kelima jarinya, lalu kuku hitamnya yang tajam langsung keluar."Huh! Sepertinya kamu sudah lama nggak memotong kukumu, hari ini aku akan membantumu memotongnya," kata Nidji sambil menggerakkan tombak emasnya, lalu langsung menyerang tanpa banyak berbicara. Serangannya sangat cepat, sehingga hanya terlihat cahaya emas yang memelesat.Menghadapi serangan Nidji, Amir tidak mundur dan justru maju. Tubuhnya berubah menjadi bayangan merah dan mengarah pada tombak emas itu."Cari mati," kata Nidji sambil tersenyum dingin, lalu tombak emas di tangannya tiba-tiba meledak menjadi bayangan yang memenuhi langit. Cahaya emas itu segera menerangi seluruh halaman, sehingga para penonton menyipitkan mata.Swish swish swish swish swish.Suara udara terdengar saat bayangan tombak emas itu langsung menghujani bayangan Amir. Seluruh prosesnya sederhana dan brutal, tanpa hambatan sedikit pun."Huh! Lemah sekali!" kata Nidji sambil menarik kemba
"Cari mati!" Nidji yang ketakutan sampai merinding menatap mata Amir yang memerah, menggenggam tombaknya dengan erat dan tiba-tiba berbalik.Gung!Ujung tombak Nidji yang bergetar hebat melewati cakar Amir dengan lincah dan meluncur dari lengannya. Setelah itu, tombak itu memelesat cepat dan menusuk tepat ke dada Amir.Krak!Terdengar suara robekan tubuh.Tombak Nidji langsung menembus tubuh Amir dengan sekuat tenaga dan tanpa hambatan. Ujung tombak menembus dada dan keluar dari punggung Amir, lalu meninggalkan genangan darah di tanah."Berhasil!" kata Nidji dengan ekspresi gembira. Serangan kali ini terasa nyata dan tidak hampa lagi seperti sebelumnya. Dia bukan hanya melihat darah, dia juga melihat area vital tubuh Amir terkena tusukan yang mematikan."Jenderal hebat!" Para prajurit berzirah perak berseru dengan serempak saat melihat pemandangan itu, jelas sangat bersemangat. Siapa pun yang berani menghina Negara Gorie harus mati."Hahaha .... Aku kira dia seberapa hebat, ternyata le
Nidji terkejut dan segera mengangkat lengannya, lalu menahan dagu Amir untuk mencoba menghentikan serangannya. Namun, perbedaan kekuatan mereka terlalu besar. Meskipun dia sudah mengerahkan seluruh kekuatannya, dia tidak bisa menghentikan tekanan Amir. Dia hanya bisa menyaksikan taring Amir yang perlahan-lahan mendekat ke arteri lehernya."Kalian ini sekelompok sampah! Kenapa masih bengong di sana? Cepat bantu aku!" teriak Nidji yang panik."Cepat bantu Jenderal membunuh musuh!" Ratusan prajurit berzirah perak dari Negara Gorie langsung tersadar kembali dan menarik senjata mereka untuk menyerang. Setengah dari mereka menggunakan busur untuk menembak, sedangkan setengahnya lagi menusuk dengan tombak.Swish swish swish.Seiring dengan suara angin, banyak anak panah terlepas dari busurnya dan menembak ke tubuh Amir dengan kuat. Dalam sekejap, punggungnya sudah dipenuhi dengan anak panah. Darah yang mengalir membasahi pakaian merahnya dan terlihat sangat mencolok di bawah sinar bulan."Kam