"Sialan. Kamu tiba-tiba menyerangku!"Duncan memegang hidungnya yang berdarah dan menatap pemimpin pembunuh berpakaian hitam itu dengan tajam. Sialan, padahal Duncan baru saja hendak menunjukkan betapa kerennya dia ini!"Berani sekali kamu tidak fokus saat bertarung, sepertinya kamu memang cari mati!" kata pemimpin pembunuh itu sambil tersenyum sinis."Berengsek! Kamu sudah berhasil membuatku marah! Sekarang, aku akan memberikanmu kesempatan untuk berlutut dan memohon ampun. Kalau tidak, kamu akan merasakan tendanganku!" kata Duncan dengan penuh amarah.Saat mengatakan itu, kaki Duncan menendang ke udara dengan keras dan terlihat mengesankan."Cari mati!"Tatapan pemimpin pembunuh berpakaian hitam itu menjadi dingin dan memimpin puluhan orang untuk menyerang."Tuan Duncan, hati-hati!" teriak beberapa wanita."Tidak tahu diri!"Duncan sama sekali tidak terlihat takut dan melangkah maju, lalu mulai menunjukkan jurus mematikannya. Dia terlihat menendang ke segala arah dan sesekali melakuk
Suasana di ruangan itu seketika menjadi sunyi senyap. Para wanita membelalakkan mata mereka dengan wajah terkejut. Tidak ada yang yang menyangka bahwa Tuan Duncan yang tadinya begitu berwibawa, kini terbaring di lantai dengan tak berdaya sama sekali.Bukankah pria botak ini terlalu hebat?"Kamu ... berani-beraninya kamu melukaiku? Apa kamu tahu siapa aku? Aku ini Dun ....""Diam kamu!" bentak pria botak itu dengan emosi. Dia langsung menginjak kaki Duncan hingga patah tulang."Argh!" Duncan berteriak kesakitan dan keringatnya mengucur deras."Kalau berani, sebutkan namamu!" Duncan menatap pria itu sambil menggertakkan gigi dan tatapan yang kejam."Dengarkan baik-baik, namaku Hanif Surico. Ini kakak keduaku, Harvey Surico!" kata pria botak itu."Surico? Jangan-jangan ... kalian salah satu dari 4 penjahat terbesar itu?" Pupil Duncan seketika menyusut dan menunjukkan wajah kaget."Empat penjahat terbesar?" Mendengar perkataan ini, seisi ruangan itu langsung menjadi heboh. Reputasi empat p
"Bagaimana mungkin?" Duncan menatapnya dengan wajah takjub. Mereka sudah merasakan kekuatan dari keempat penjahat itu tadi. Para penjahat itu bisa saja menghancurkan mereka dengan mudahnya.Namun, orang sehebat itu malah dikalahkan begitu saja oleh seorang dokter yang mereka remehkan ini? Sungguh sulit dipercaya!"Orang itu punya kemampuan sehebat itu?" Valen membelalakkan matanya dengan cemas. Awalnya, dia mengira Luther hanya bisa menggunakan senjata rahasia dan tipe orang yang suka curang. Tak disangka, ternyata kemampuan bela dirinya ternyata sehebat itu, bahkan telah jauh melampaui kemampuan Valen.Dengan usia semuda ini, Luther telah memiliki kemampuan yang begitu mencengangkan. Hal ini membuat Valen yang selama ini disebut sebagai gadis berbakat, merasa seperti mendapatkan pukulan yang besar."Kak Luther benar-benar luar biasa!" Tatapan Lufita berbinar-binar sambil bersorak sorai. Para gadis lainnya juga saling memandang, penilaian mereka terhadap Luther telah berubah.Tanpa mem
Melihat Calvin yang dipukul hingga babak belur, semua orang seketika tertegun. Di luar dugaan, nyali Luther ternyata begitu besar sehingga berani menampar Calvin. Keluarga Anggara adalah salah satu dari 5 keluarga bangsawan di ibu kota provinsi. Kekuasaan mereka sangat besar!Sebagai pewaris sah dan generasi muda yang dibina dengan sepenuh hati oleh Keluarga Anggara, biasanya Calvin selalu dipuja-puja di mana pun dia berada. Belum pernah ada seorang pun yang berani mempermalukannya di depan umum, apalagi menamparnya. Apakah Luther sudah tidak waras?"Kamu ... beraninya kamu menamparku?" Sudut mata Calvin berkedut dan ekspresinya menjadi sangat muram."Aku bukan hanya mau memukulmu, tapi juga mau mematahkan tanganmu!" Luther mendengus, lalu menginjak tangan Calvin hingga patah tulang."Argh!" teriak Calvin dengan histeris. Wajahnya saat ini tampak begitu ganas dan penuh keringat. Namun, dia malah tidak bisa bergerak sama sekali."Hentikan!" Pada saat ini, Valen berteriak dengan marah, "
"Benar-benar ... ada ularnya!"Melihat ada ular merah yang dimuntahkan dari tubuh Calvin, semua orang menjadi tercengang. Ekspresi mereka terlihat tidak percaya dengan hal itu. Mereka tidak menyangka seorang Tuan Muda Keluarga Anggara yang memiliki masa depan cerah dan begitu berkuasa malah menggunakan cara kotor seperti ini untuk mendapatkan cinta."Calvin! Aku benar-benar nggak menyangka kamu orang seperti ini!"Valen merasa terkejut dan marah. Dia selalu memercayai Calvin, tetapi pada akhirnya malah tertipu, bahkan hampir saja menjadi komplotan pelaku kejahatan!"Aku ...."Wajah Calvin menjadi pucat dan tidak bisa berkata apa-apa. Kenyataannya sudah ada di depan mata, tidak ada artinya lagi dia terus berdalih."Huh! Untung saja Luther jeli sehingga dia bisa melihat niat jahatmu. Kalau tidak, Lufita sudah menjadi korban kejahatanmu!" kata Belinda dengan pandangan merendahkan.Belinda sangat benci dengan pria licik dan tidak bermoral seperti Calvin. Sudah tidak mampu mengejar wanita,
Lufita memang berkata demikian. Namun di dalam hatinya, dia tahu bahwa ayahnya pasti akan mengabaikan masalah ini. Sebagai orang yang terlahir di keluarga kaya, yang harus dipikirkan bukan hanya kesenangan sesaat, tetapi harus lebih memikirkan keuntungan keluarga."Baiklah, Paman Richard begitu menyayangimu, dia pasti tidak akan membiarkanmu menderita," kata Belinda sambil mengangguk dan tidak membahasnya lagi."Belinda, ayo kita pulang dan beristirahat."Setelah menguap dan menyimpan kembali jarum emasnya, Luther bersiap untuk pergi."Mau melarikan diri?"Pada saat itu, Calvin tiba-tiba melompat bangkit dengan ekspresi sangat marah dan tatapan yang kejam. Saat Luther tidak waspada, Calvin langsung mendekat dan menusukkan pisaunya!"Mati saja kamu!" teriak Calvin sambil menusukkan pisaunya dengan keras ke punggung Luther."Hati-hati!"Ekspresi Belinda dan Lufita berubah. Yang lainnya juga terkejut dengan teriakan Calvin yang mendadak. Tidak ada yang menyangka, Calvin malah menyerang Lu
"Di kehidupan berikutnya, belajarlah menjadi lebih pintar."Melihat Calvin yang sudah meninggal, Luther mengayunkan dan melemparkan mayatnya keluar dengan sebelah tangan seperti sedang membuang sampah.Bang!Bersamaan dengan bunyi dentuman, tubuh berat Calvin akhirnya jatuh di dekat Valen dan yang lainnya. Ekspresinya terlihat penuh ketakutan dan ketidakpercayaan. Sampai akhir hayatnya pun, dia tidak mengerti mengapa Luther berani memperlakukannya seperti itu."Eh ...."Melihat mayat di dekat kaki mereka, semua orang sontak membeku. Mereka mematung dan tidak bereaksi dalam waktu yang lama. Seorang putra bangsawan dari ibu kota malah dibunuh seperti ini. Kenapa bisa begitu? Setelah hening sejenak, suasana di seluruh ruangan langsung menjadi heboh."Luther! Kamu sudah gila? Kamu ... benar-benar membunuh Calvin!"Valen menunjuk Luther dengan ekspresi terkejut. Tindakan Luther yang membunuh Calvin ini benar-benar telah melanggar hukum dan gila!"Bocah! Mampuslah kamu! Kamu sudah membunuh K
Setelah mengantarkan Belinda ke rumah sakit, Luther kembali ke Klinik Damai. Namun, begitu membuka pintunya, keadaan di dalam membuat Luther mengernyitkan alis. Situasi di dalam klinik terlihat seperti ada orang yang menghancurkannya dan sangat kacau. Kotak obat berserakan di lantai dan Ariana berlarian di dalam ruangan dengan ekspresi panik dan berkeringat."Obat ... di mana obatnya?"Ariana mencari-cari sambil memegang resep obat di tangannya. Pada akhirnya, dia melihat kotak obat di atas lemari. Dia terpaksa menginjak bangku untuk mengambilnya karena kotaknya diletakkan di tempat yang terlalu tinggi."Apa yang sedang kamu lakukan?"Luther tiba-tiba berbicara. Ariana yang tidak waspada, terkejut hingga terjatuh dari bangku. Melihat kepala Ariana hampir menyentuh lantai, Luther langsung memeluknya. Tangan Luther merasakan kelembutan Ariana dan aroma wangi di hidungnya. Luther tidak ragu-ragu, setelah memapah Ariana berdiri, dia segera melepaskan pegangannya."Kamu sudah pulang?"Pemab
Bam, bam, bam! Ribuan cambuk emas menyerang seperti hujan badai, benar-benar sulit untuk dihindari.Dengan dipimpin oleh Pele, para ahli bela diri mengerahkan jurus masing-masing untuk membalas serangan. Mereka terus menghantam cambuk emas itu. Setiap benturan serangan akan melepaskan energi yang dahsyat, menghasilkan suara ledakan yang menggelegar.Riley berdiri kokoh seperti gunung besar yang tak tergoyahkan. Tubuhnya dikelilingi cahaya emas. Cambuk berayun dengan lincah. Meskipun menghadapi banyak lawan, dia tetap unggul.Pele dan lainnya sama sekali tidak bisa menembus pertahanan Riley. Bahkan, beberapa pemimpin Kuil Dewa yang lebih lemah langsung terdorong mundur oleh cambuk emas itu. Mereka sungguh kewalahan.Saat ini, semua orang baru menyadari betapa hebatnya ahi bela diri nomor satu Negara Drago. Bahkan, serangan Mantra Cahaya Emas saja sudah cukup untuk membuat mereka kewalahan."Aku nggak percaya cambuk ini bisa menghentikanku!" pekik Pele dengan murka. Sekujur tubuhnya mula
Perubahan mendadak itu membuat semua orang terkejut. Siapa pun tak menyangka Riley akan tiba-tiba menyerang, bahkan dengan secepat kilat.Gerakannya begitu cepat hingga mereka tidak sempat melihatnya dengan jelas. Bahkan, Amir yang terkenal akan kecepatannya juga tidak sempat bereaksi.Sebuah pukulan keras mendarat. Cepat, brutal, dan tak terbendung. Saat ini, orang-orang baru menyadari betapa kuatnya pria tua gemuk yang terlihat penuh belas kasih ini. Kekuatannya jauh melebihi perkiraan orang-orang.Krek, krek, krek .... Amir bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu berusaha memperbaiki lehernya yang bengkok. Pipinya yang cekung segera kembali normal. Untungnya, ras vampir memiliki kemampuan pemulihan yang luar biasa. Jika tidak, pukulan itu pasti membuatnya cacat."Pak Tua, hebat juga kamu! Tapi, nggak semudah itu untuk membunuhku!" Amir menggertakkan giginya sambil menatap tajam ke arah Riley. Matanya terlihat haus darah. Jika dia bisa menguras darah Riley, kekuatannya pasti akan menin
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di
Luther yang memegang pedang tampak menyerbu ke kerumunan. Dia seperti harimau yang menyerbu kawanan domba. Saat berikutnya, pembantaian dimulai.Meskipun tidak bisa menggunakan energi sejatinya, fisiknya justru jauh lebih kuat daripada pesilat biasa. Baik itu kecepatan, kekuatan, reaksinya, ataupun teknik tempurnya, semuanya sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya.Setiap serangan pedang yang dilancarkan Luther mengenai titik vital secara akurat. Serangannya ini sungguh tak terbendung.Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi Luther. Semuanya kewalahan. Teriakan histeris terdengar tanpa henti. Mayat-mayat berjatuhan. Berbeda dengan duel di arena, Luther sama sekali tidak menahan kekuatannya saat ini."Merepotkan sekali." Tico tak kuasa mengernyit melihat orang-orangnya yang tidak bisa berkutik menghadapi Luther. Dia tidak menyangka Luther yang basis kultivasinya sudah disegel masih bisa sekuat ini. Genius seperti ini harus dibunuh jika memilih untuk menjadi musuhnya."Kalian semua
"Siapa pun yang berani maju, akan mati!" Menghadapi para pembunuh bayaran yang menyerang dengan nekat, Luther sama sekali tidak berbelas kasihan. Dia mengayunkan pedang panjangnya dan cahaya pedang yang tajam pun langsung menerangi langit malam.Semua orang hanya merasa pandangan mereka tiba-tiba menjadi putih dan secara refleks menghentikan langkah mereka. Tubuh beberapa orang yang berada di barisan terdepan tiba-tiba menjadi kaku saat cahaya pedang itu menghilang, seolah-olah sama sekali tidak bisa bergerak.Pada detik berikutnya, beberapa kepala pun terlepas dari tubuhnya dan berguling-guling di tanah. Tubuh tanpa kepala itu berdiri di tempatnya selama dua detik, lalu akhirnya tumbang dan darah menyembur ke segala arah.Pemandangan ini membuat semua orang terkejut dan saling memandang dengan ragu karena tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak menyangka pedang Luther bisa begitu cepat sampai mereka tidak sempat untuk bereaksi.Perlu diketahui, orang-orang yang baru saja tewas ini
Orang-orang yang keluar dari kabut semuanya memakai topeng, sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas. Namun, terdapat logo yang melambangkan Kuil Dewa di tubuh mereka.Beberapa di antara orang-orang itu adalah anggota dari tim yang dipimpin Luther. Namun, saat tadi merasakan adanya pertempuran, dia sengaja meninggalkan timnya di dalam kabut dan keluar sendirian untuk memeriksa situasinya. Dia tidak menyangka ada tim lain yang akan membawa mereka keluar dari kabut itu."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang mati?""Sepertinya mereka menghadapi musuh yang kuat. Semuanya hati-hati."Melihat mayat yang berserakan di sekitar, orang-orang yang baru keluar dari kabut menjadi waspada. Mereka terus mengamati Luther dan pria berpakaian abu-abu itu."Luther, kenapa kamu sendirian di sini?" tanya pria yang memimpin tim itu yang langsung mengenali identitas Luther.Kuil Dewa merekrut banyak tim dan setiap tim memakai topeng dengan warna yang berbeda. Untuk membedakan setiap
"Dia pelindung area terlarang. Setelah membunuhnya, kita baru bisa mengambil harta karun." Meskipun agak kebingungan, Bambang tetap menjelaskan. Dia terluka parah, jadi hanya bisa mengandalkan Luther untuk membunuh pria tua itu. Makanya, dia mau tak mau membujuk Luther."Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, kita selesaikan masalah kita dulu." Usai berbicara, Luther sontak menjulurkan tangannya. Pedang di tanah pun memantul dan mendarat di tangannya."Masalah apa? Apa maksudmu?" Bambang termangu sebelum bertanya dengan bingung. Ketika melihat Luther mengambil pedang, firasat buruk sontak menyelimuti hatinya."Kamu dan pria bertubuh kekar itu bersekongkol supaya aku jadi tameng kalian. Kamu kira aku nggak tahu soal ini? Karena kalian ingin mencelakaiku, kenapa aku harus sungkan-sungkan pada kalian?" timpal Luther dengan ekspresi datar."A ... apa maumu?" Bambang pun panik. "Kita sama-sama dari Kuil Dewa. Kenapa malah saling membunuh? Kalau misi gagal, kita bakal sama-sama mati. Sebaiknya