Kelopak mata Daniel seketika berkedut. Dia ketakutan hingga mundur beberapa langkah. Saat ini, keringat dingin telah bercucuran, bahkan bulu kuduknya meremang. Dia telah menyadari betapa berbahayanya Luther.Pemuda ini berhasil membunuh Mayat Perunggu dan Penyihir Keji hanya dalam satu serangan. Ini bukan lagi kemampuan yang dimiliki ahli bela diri tingkat sejati, melainkan kemampuan ahli bela diri tingkat master.'Sialan! Gimana bisa seseorang yang bukan siapa-siapa memiliki kemampuan sehebat itu? Ini benar-benar gawat!' batin Daniel."Sobat, aku sangat takjub dengan kemampuanmu. Aku berniat memberimu kesempatan untuk meningkatkan statusmu. Asalkan kamu bersedia bergabung dengan pasukanku, aku nggak akan bersikap perhitungan padamu. Kamu juga bisa masuk ke kemiliteran dan memegang jabatan penting. Kamu bisa mendapatkan apa pun yang kamu mau," ujar Roman yang sedari tadi diam."Eh?" Begitu mendengarnya, ekspresi Daniel berubah drastis. Dia buru-buru menyahut, "Kak, bocah ini nggak ada
Sekujur tubuh Daniel sontak gemetaran. Senyumannya membeku. Cahaya putih itu terlalu cepat, sampai-sampai dia tidak sempat bereaksi."Apa yang terjadi?" tanya Daniel dengan panik. Jantungnya berdetak kencang. Dia merasakan hawa dingin di lehernya. Ketika merabanya, seluruh tangannya dipenuhi darah."Kok bisa ada darah?" Begitu memikirkan ini, Daniel tiba-tiba merasa pemandangan di hadapannya berputar. Saat berikutnya, sepertinya ada sesuatu yang terjatuh. Dia mengangkat pandangannya, lalu melihat tubuhnya yang memakai jas. Namun, tidak terlihat kepalanya lagi.'Di mana kepalaku?' Daniel ingin berteriak, tetapi tidak bisa mengeluarkan suara lagi. Pada akhirnya, dia hanya bisa membelalakkan matanya dan pandangannya berangsur menggelap. Daniel pun tewas karena kepalanya dipenggal Luther.Kecepatan Luther terlalu tinggi, sampai-sampai Daniel tidak menyangka kehidupannya akan berakhir seperti ini. Siapa suruh dia begitu sombong? Jika terus bersembunyi di belakang Roman, mungkin dia tidak ak
Luther ingin menjadikan kepala ini sebagai persembahan untuk Berry. Sikap Luther yang tak kenal takut ini pun membuat Roman naik pitam. Pria itu membentak, "Kamu benar-benar cari mati!"Tanpa berbasa-basi lagi, Roman sontak maju dan melancarkan tinju kepada Luther. Cahaya emas yang panas terpancar dari permukaan tinju Roman. Serangan itu bak meriam yang memelesat ke dada Luther.Luther sama sekali tidak menghindar. Dia mengangkat tangannya untuk melancarkan serangan, lalu segumpal cahaya putih pun meledak.Duar! Cahaya emas dan cahaya putih bertabrakan hingga mengeluarkan suara ledakan yang dahsyat. Pada saat yang sama, gelombang udara yang kuat menyapu ke sekitar. Semua orang yang menyaksikan pertarungan ini pun ditiup angin kencang hingga kesulitan untuk membuka mata dan berdiri stabil.Bagaimanapun, manusia biasa tidak akan bisa menahan gelombang energi sekuat ini. Mereka yang menyadari situasi bahaya ini pun menjauh demi keselamatan masing-masing."Ternyata kamu memang sudah mencap
Setelah suasana kembali tenang, terlihat sebuah lubang besar pada pusat ledakan. Kedalamannya sekitar 10 meter, persis dengan sebuah kolam.Sementara itu, Luther dan Roman bertatapan di pinggir lubang tersebut. Luther masih memasang ekspresi datar sambil memegang kepala Daniel, sedangkan Roman memasang ekspresi serius seperti sedang berhadapan dengan musuh kuat. Tidak ada seorang pun yang bergerak."Ini serius? Bocah ini berhasil menahan serangan dahsyat yang dilancarkan Dewa Perang?""Dia bukan hanya menahannya, tapi sama sekali nggak terluka.""Astaga! Sejak kapan ada genius sehebat ini di Midyar? Kemampuannya sampai setara dengan Dewa Perang! Luar baisa sekali!"Para senior Keluarga Luandi bertatapan dengan terkejut. Mereka tahu betapa hebatnya Roman. Di seluruh Negara Drago, hanya beberapa orang yang bisa bersanding dengannya dan mereka semua adalah genius tak tertandingi.Siapa sangka, seseorang yang tidak dikenal justru memperlihatkan kemampuan yang setara dengan Roman hari ini.
Ketika melihat Roman memelotot, pria botak itu pun bergidik. Dia buru-buru meminta maaf dan berpamitan. Dia hanya ingin menarik perhatian Roman, tetapi malah menggusarkannya. Benar-benar sial!Saat ini, Roman melambaikan tangannya. Kedua pengawal pribadinya bergegas berlari menghampiri dan bertanya, "Apa yang bisa kami bantu, Tuan?""Kerahkan seluruh koneksi untuk menyelidiki pria bernama Luther. Aku ingin tahu latar belakangnya," perintah Roman dengan suara rendah."Baik!" Kedua pengawal pribadi mengiakan, lalu langsung pergi."Berani sekali kamu bertindak semena-mena di wilayahku. Mari kita lihat, siapa sebenarnya kamu," gumam Roman dengan ekspresi dingin.Memahami musuh adalah suatu bagian penting dalam pertempuran. Begitu mengetahui identitas musuhnya, Roman tentu punya cara untuk melawan.....Dengan demikian, Luther meninggalkan Vila Dewarom dengan mengangkat kepala Daniel. Dia tahu bahwa tindakan ini akan mendatangkan banyak kerepotan untuknya, tetapi dia tidak peduli lagi. Dia
"Apa katamu?" Ejekan Gretel dan Julia sontak membuat Sabian naik pitam.Ketika melihat situasi memburuk, kedua pria di samping Sabian segera menahannya dan membujuk, "Kak, mereka dari keluarga kaya. Kita nggak boleh sembarangan. Bersabarlah.""Benar. Kalau terjadi sesuatu pada mereka di sini, keluarga kita yang akan terkena masalah."Setelah mendengarnya, Sabian menarik napas dalam-dalam dan memilih untuk menenangkan diri. Sementara itu, Julia menyunggingkan bibirnya dan memprovokasi, "Tuan Sabian, jangan emosional begitu. Nanti kamu jatuh sakit lho."Julia datang dengan persiapan hari ini sehingga tidak akan takut pada Keluarga Chuwardi. Sabian pun bertanya dengan kesal, "Apa tujuan kalian kemari? Putriku sudah meninggal. Kalian hanya datang untuk mentertawakannya?""Hei, hei, jangan bicara sembarangan. Kami menganggap Berry sebagai saudara. Kami tentu sedih kalau dia meninggal," sahut Julia yang berpura-pura bersimpati."Benar. Kami mendengar tentang kabar duka ini, makanya segera ke
Semua anggota Keluarga Chuwardi sibuk berbisik. Mereka merasa khawatir. Keluarga Chuwardi hanya keluarga kelas dua, bagaimana mungkin melawan Keluarga Luandi yang begitu berkuasa? Bahkan, tidak berlebihan untuk mengatakan Keluarga Luandi bisa melenyapkan Keluarga Chuwardi dalam semalam!"Apa sebenarnya tujuan kalian?" tanya Sabian dengan ekspresi masam. Meskipun tidak ingin mengakuinya, Keluarga Chuwardi memang masih belum terlepas dari bahaya. Mereka belum memenuhi janji mereka kepada Daniel. Kematian Berry tidak akan memengaruhi apa pun."Jangan panik begini. Kami datang untuk membantu kalian melewati krisis ini," balas Julia sembari tersenyum."Benar. Kami punya hubungan dekat dengan Keluarga Luandi. Asalkan kami memohon, Keluarga Chuwardi pasti akan terbebas dari bahaya ini," tambah Gretel. Dengan hubungannya dengan Ariana, mudah saja baginya untuk membantu Keluarga Chuwardi."Kita nggak punya hubungan apa-apa. Kenapa kalian tiba-tiba ingin membantu kami?" tanya Sabian dengan suara
"Luther? Kenapa kamu bisa di sini?" Julia tak kuasa mengernyit saat melihat Luther. Ekspresinya seketika menjadi dingin. Hubungan keduanya benar-benar sudah hancur sekarang."Luther, kenapa kamu selalu muncul di mana pun? Dasar pembawa sial!" maki Gretel dengan wajah yang dipenuhi kekesalan. Sebelumnya di Perusahaan Farmasi Chuwardi, dia bukan hanya tidak mendapatkan keuntungan, tetapi juga diberi pelajaran oleh Luther. Hal ini membuat kebenciannya terhadap Luther telah merasuki jiwanya."Kalau kalian datang untuk formula Salep Halimun, kusarankan kalian untuk menyerah," ujar Luther dengan dingin."Huh! Apa urusannya denganmu? Sebaiknya kamu pikirkan keselamatanmu sendiri." Ekspresi Julia tampak masam."Benar. Keselamatanmu saja sudah nggak terjamin, tapi masih ikut campur urusan orang. Kamu mau cepat mati, ya?" tanya Gretel yang memelotot.Mereka tahu bahwa kematian Berry berkaitan dengan Daniel sehingga sengaja datang kemari untuk mengambil keuntungan. Adapun Luther, pria ini pasti a
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru
Paviliun Soluna memiliki satu aturan, yaitu mereka tidak melayani pelanggan asing. Tamu harus dikenal dengan baik atau diperkenalkan oleh orang yang terpercaya. Setiap transaksi juga harus dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu.Tentu saja, selalu ada pengecualian tanpa perjanjian, biasanya untuk urusan yang sangat mendesak. Namun, dalam kasus seperti itu, biayanya juga akan jauh lebih mahal.Saat Luther sampai di depan gerbang Paviliun Soluna, dia langsung dihentikan oleh para penjaga di kedua sisi.Setelah menyatakan identitasnya dan melakukan verifikasi, para penjaga baru mengizinkan Luther masuk.Begitu melangkah masuk, seorang pelayan wanita berwajah manis langsung menyambutnya dan mengantarnya melewati aula besar, lalu menuju ke bagian belakang bangunan.Setelah melewati taman dengan kolam kecil, mereka berhenti di depan sebuah ruang privat yang tenang."Ini adalah ruang pertemuan pribadi bos kami. Silakan masuk, Tuan Luther," kata pelayan itu dengan senyuman hangat."Bosmu