Begitu mendengar permintaan anggota Keluarga Chuwardi, ekspresi Julia membaik. Dia berkata dengan tidak acuh, "Aku bisa menuruti permintaan kalian, bahkan membantu kalian melewati krisis ini. Tapi, syaratnya masih sama, yaitu menyerahkan formula Salep Halimun.""Nggak masalah, kami akan menyerahkannya," sahut Alfon sambil mengangguk. Kehidupan mereka cukup baik sekarang. Mereka tidak perlu mempertaruhkan nyawa demi sebuah formula."Tuan Sabian, apa pendapatmu?" tanya Julia yang mengalihkan pandangannya kepada Sabian. Sabian pun menggertakkan giginya. Setelah ragu-ragu sejenak, dia akhirnya mengangguk. Keluarga Ghanim dan Keluarga Fabiano datang dengan persiapan sehingga Keluarga Chuwardi tidak punya pilihan lain. Sabian pun tidak menyangka dirinya akan mengalami kejadian seperti ini."Bagus, orang bijaksana memang pintar menilai situasi. Kalian membuat keputusan tepat," ujar Julia sambil tersenyum puas."Kenapa diam saja? Cepat serahkan formula itu kepada kami," desak Gretel."Ya, ya .
"Kamu menyebut mereka sebagai petarung hebat? Entah dari mana datangnya kepercayaan diri seperti itu," ejek Luther sambil melirik orang-orang itu dengan dingin."Kurang ajar!" Para petarung itu sontak murka. Berani sekali pemuda seperti Luther meremehkan mereka. Benar-benar cari mati."Huh! Dasar nggak tahu diri!" Gretel mendengus, lalu memerintahkan, "Seret dia keluar dari tempat ini!""Baik!" Saat berikutnya, para petarung itu mengeluarkan pisau dan menerjang ke arah Luther."Enyahlah kalian semua!" Luther berjinjit, lalu menyerbu ke arah mereka. Seketika, energi sejati yang dahsyat memancar keluar.Belasan petarung itu sontak terhempas bak ditabrak mobil. Tubuh mereka terhantam kuat di aula leluhur. Semuanya memuntahkan darah dan berteriak kesakitan.Melihat situasi ini, orang-orang tercengang. Tidak ada yang menduga bahwa Luther ternyata sehebat ini. Hanya dengan satu serangan, dia berhasil menjatuhkan belasan petarung hebat. Benar-benar berlebihan."Gi ... gimana mungkin?" Julia d
"Luther! Kamu benar-benar cari mati!" Julia mengancam dengan ekspresi galak, "Kuperintahkan kamu untuk segera berlutut dan meminta maaf. Kalau nggak, aku akan menelepon Daniel dan menyuruhnya datang untuk memberimu pelajaran!"Begitu ancaman ini dilontarkan, seluruh Keluarga Chuwardi sungguh panik. Mereka sibuk berbicara."Luther, kamu dalam masalah besar! Mereka berasal dari keluarga kaya. Tindakanmu ini sama saja dengan membangunkan harimau yang tidur lelap!""Kenapa diam saja? Cepat berlutut dan minta maaf! Kalau sampai Daniel datang, kamu bakal mati tragis dibuatnya!""Nggak masalah kalau kamu saja yang mati, tapi jangan melibatkan kami. Keluarga Chuwardi celaka gara-gara kamu!"Julia dan Gretel merasa bangga melihat para anggota Keluarga Chuwardi yang panik. Memangnya kenapa kalau Luther pintar bertarung? Dia tidak mungkin menang dari pasukan Keluarga Luandi. Begitu Daniel datang, Luther hanya akan binasa meskipun memiliki kemampuan."Gimana? Sudah takut, 'kan? Cepat berlutut!" be
"Kamu benar-benar nggak tertolong lagi kali ini. Membunuh anak angkat Raja Ernest berarti menantang Keluarga Luandi. Kamu nggak bakal mendapatkan tempat lagi di Negara Drago ini!" seru Gretel.Selama ini, Gretel selalu menganggap Keluarga Luandi sebagai penyokongnya. Makanya, dia selalu menyanjung Ariana, Daniel, dan lainnya.Gretel mengira dirinya bisa merajalela dengan sokongan ini. Tanpa diduga, Luther malah membunuh penyokongnya. Pria ini bukan lagi sekadar berani, melainkan sakit jiwa."Da ... Daniel benar-benar mati? Luther, apa kamu sadar dengan yang kamu lakukan? Kami benar-benar celaka karenamu kali ini!" Setelah termangu sesaat, seluruh anggota Keluarga Chuwardi pun meratap. Masalah ini pasti akan menimbulkan keributan besar. Apabila Keluarga Luandi mengusut masalah ini, Keluarga Chuwardi hanya akan binasa."Aku yang membunuh Daniel, bukan kalian. Aku bisa menanggung semuanya sendirian," ujar Luther dengan tidak acuh."Memangnya kamu sanggup?" Alfon berteriak dengan gusar, "K
Luther melanjutkan dengan ekspresi datar, "Aku akan mengerahkan seluruh koneksiku untuk membuat Keluarga Ghanim dan Keluarga Fabiano bangkrut.""Bangkrut? Haha! Konyol sekali!" Julia sontak tertawa dan berkata, " Luther, kamu kira siapa kamu? Kamu cuma dokter kampungan. Dari mana kemampuanmu untuk melawan kami?""Ya. Kamu saja sudah kesulitan menjamin keselamatan sendiri, tapi masih mengancam kami? Asal kamu tahu, aku sudah mengabari Keluarga Luandi barusan. Begitu mereka sampai, kamu nggak akan bisa lolos!" seru Gretel. Di mata mereka, Luther sudah pasti akan mati hari ini."Aku sudah memberi kalian kesempatan, tapi kalian nggak menghargainya. Kalau begitu, rasakan akibatnya sendiri." Selesai berbicara, Luther mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan. Dia bertekad untuk mengerahkan seluruh koneksinya di Midyar untuk menjatuhkan Keluarga Ghanim dan Keluarga Fabiano."Sok hebat!" Julia mendengus dan mengejek, "Kamu kira kami bakal takut dengan cara ini? Konyol sekali. Aku sudah mengala
"Tinn!" Konvoi mobil melaju masuk melalui halaman belakang rumah Keluarga Chuwardi dan langsung berhenti di depan pintu aula duka.Kemudian, seorang wakil jenderal keluar dari mobil dan memimpin sekelompok tentara dengan perlengkapan perang yang lengkap masuk ke dalam aula dengan gagah."Siapa yang tadi menelepon?" kata wakil jenderal itu dengan ekspresi muram dan menatap dengan tajam ke sekeliling aula duka.Gretel segera mengangkat tangan dan berkata, "Aku yang tadi menelepon untuk melapor! Jenderal, namaku Gretel dari Keluarga Fabiano, aku sangat dekat dengan Tuan Daniel. Tadi aku lihat ada orang yang membunuh Tuan Daniel, cepat tangkap mereka!""Siapa pembunuhnya?" tanya wakil jenderal itu dengan nada muram. Kabar tentang kematian Daniel sudah menyebar di seluruh Keluarga Luandi. Luther menerobos masuk Vila Dewarom dan membunuh Daniel di depan umum, bahkan membawa pergi kepalanya. Setelah mendengar kabar itu, Ernest marah dan memerintahkan untuk menghukum pembunuhnya dengan kejam.
Sebelumnya, Sabian setuju untuk memberikan resep Salep Halimun itu hanya untuk melindungi keluarganya, tetapi sekarang Julia malah berusaha membuat Keluarga Chuwardi menerima hukuman mati. Sungguh kejam dan licik!Menghadapi caci maki dari Sabian, ekspresi Julia tetap tenang, malah memberi hormat pada wakil jenderal dari Keluarga Luandi dan berkata dengan lantang, "Jenderal, nggak boleh biarkan Tuan Daniel mati sia-sia. Orang-orang ini mencurigakan, jadi semuanya harus ditangkap dan dihukum mati. Dengan begitu, kita baru bisa menunjukkan kekuatan kita pada yang lainnya!""Tunggu sebentar!"Luther tiba-tiba melangkah maju dan berkata dengan nada dingin, "Aku yang membunuh Daniel, nggak ada hubungannya dengan Keluarga Chuwardi. Aku bersedia menerima semua konsekuensinya.""Huh! Kamu ini pembunuhnya, tentu saja harus dihukum mati. Tap, para kaki tangan ini juga jangan harap bisa lepas begitu saja," teriak wakil jenderal."Kalau kalian berani bertindak sembarangan, aku jamin nasib kalian a
"Dewi Perang Hani?" Melihat wanita berambut putih dan berpakaian merah, seluruh tubuh wakil jenderal itu langsung bergetar dan ekspresinya ketakutan. Sebagai anggota militer, dia tentu tahu reputasi Hani.Sebagai satu-satunya dewi perang Negara Drago, Hani adalah sosok yang dikagumi oleh hampir seluruh pria. Prestasinya di militer sangat terkenal, tegas dalam tindakannya, dan reputasinya di medan perang membuat semua orang ketakutan. Dia bisa mencapai posisinya hari ini semuanya benar-benar berkat kerja kerasnya di medan perang."Cepat! Cepat turunkan senjata kalian!" Setelah tertegun sejenak, wakil jenderal itu segera menyadari situasinya dan langsung memerintahkan bawahannya untuk meletakkan senjata mereka. Dengan emosi Hani yang mudah meledak, Hani pasti akan langsung bertarung dengan orang yang menodongkan senjata padanya. Pada saat itu, Hani akan menambahkan tuduhan kejahatan serius pada reputasi mereka dan mereka akan langsung dihukum mati."Hani? Kenapa dia bisa datang ke sini?"
"Buku catatan?"Melihat buku catatan berwarna merah di bawah kakinya, Rigen menyipitkan matanya dan ekspresinya mulai terlihat panik. Dia benar-benar tidak menyangka buku catatan yang sudah disembunyikannya malah bisa ditemukan oleh Tim Penegak Hukum. Buku catatan ini berisi detail tentang semua transaksi ilegal dan korupsi dengan berbagai pejabat yang dilakukannya selama bertahun-tahun ini.Awalnya, Rigen menyimpan buku catatan ini agar para pejabat yang bekerja sama dengannya tidak berkhianat, tetapi sekarang ini malah menjadi buku kematiannya. Harta bisa disita dan anak-anak bisa diabaikan, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya mengelak dari buku penuh dengan tulisan tangannya sendiri.Rigen mengernyitkan alisnya dan keringat dingin mengalir sampai punggungnya basah kuyup."Tuan Rigen, kenapa kamu berkeringat begitu banyak? Apa cuacanya terlalu panas? Apa perlu aku menyuruh orang untuk mengipasimu?" sindir Wirya sambil tersenyum. Bukti yang sudah terkumpul kali ini cukup untuk mem
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras