Gretel tidak mengerti mengapa Hani memukulnya karena dia jelas tidak pernah menyinggung Hani. Dia merasa sedih dan marah, tetapi saat ini dia tidak berani banyak berbicara lagi.Sementara itu, wakil jenderal dari Keluarga Luandi itu merasa bingung, tetapi dia juga merasa bersyukur karena tadi dia tidak banyak berbicara. Jika tidak, dia mungkin akan mendapat beberapa tamparan juga.Hani menatap beberapa orang itu dengan tatapan yang dingin. "Kalian semua dengar baik-baik, aku hanya akan mengatakan ini sekali saja. Luther adalah temanku dan Keluarga Chuwardi adalah mitra kerja sama Keluarga Devano. Kalau kalian berani berbicara sembarangan, jangan salahkan aku nggak sungkan.""Apa? Teman?" Mendengar perkataan itu, mata semua orang membelalak dan ekspresi mereka terlihat terkejut. Tidak ada yang menyangka Hani datang ke sini demi Luther. Siapa sebenarnya pria di hadapan mereka ini sampai bisa mengundang dewi perang Negara Drago untuk datang membantunya?"Bu Hani ... Anda nggak sedang berc
Julia dan sekelompok orang itu pergi dan krisis Keluarga Chuwardi akhirnya teratasi. Ekspresi semua orang yang dipimpin Sabian itu terlihat dingin dan agak gelisah. Mereka bersyukur Hani membantu mengatasi situasi mereka, tetapi mereka tidak mengerti mengapa Hani melakukan itu. Jika dibandingkan dengan Keluarga Devano, Keluarga Chuwardi tidak berarti apa-apa. Mengapa keluarga kerajaan yang dihormati peduli dengan keluarga kecil seperti mereka?"Kalian nggak perlu berpikir sembarangan, aku membantu kalian karena menghargai Kak Luther." Hani bisa melihat dengan jelas apa yang dipikirkan orang-orang itu dan langsung menjawab pertanyaan yang dipikirkan mereka."Kak Luther?" Begitu mendengar perkataan itu, pandangan semua anggota Keluarga Chuwardi beralih ke Luther dengan ekspresi terkejut dan curiga. Mereka selalu mengira Luther adalah orang yang tidak memiliki kekuasaan, pengaruh, dan latar belakang, hanya seorang pejuang yang ceroboh. Namun sekarang, tampaknya Luther tidak seperti yang m
Hani menganggukkan kepala dan berkata, "Ernest punya begitu banyak putra dan putri angkat, nggak masalah kalau hanya mati beberapa. Aku akan pergi ke sana. Kalau mereka nggak senang, paling-paling kita bertarung."Hani selalu tidak puas dengan Roman yang menerima gelar dewa perang terkuat. Jika ada kesempatan, dia sangat ingin bertarung dengan Roman untuk melihat siapa yang lebih hebat."Selain itu, Keluarga Fabiano dan Keluarga Ghanim itu selalu bertindak sewenang-wenang. Mereka harus diberi pelajaran," kata Luther dengan tenang."Ini lebih mudah. Hanya perlu menyuruh orang untuk menyelidiki sejarah gelap mereka, lalu kirim mereka ke penjara," kata Hani. Bagi Keluarga Devano, menangani Keluarga Fabiano dan Keluarga Ghanim adalah hal yang mudah, tidak butuh rencana yang rumit. Hanya dengan satu perintah saja, kedua keluarga itu akan langsung kesulitan. Inilah perbedaan antara keluarga bangsawan dan keluarga kerajaan. Meskipun keluarga bangsawan kaya raya dan kuat, mereka tetap tidak be
Teriakan yang mendadak itu langsung membuat Gretel terkejut. Dia menggenggam telepon dengan bingung. "Ayah, apa yang terjadi? Terjadi masalah di rumah ya?"Pria di telepon itu terus berteriak, "Kamu masih berani bertanya? Semua ini karena ulahmu! Tadi pemerintah mengutus banyak pasukan. Bukan hanya menyita semua properti Keluarga Fabiano, mereka juga menangkap sebagian besar karyawan inti kita. Sekarang Keluarga Fabiano berada di ambang kehancuran. Kalau terus seperti ini, bahkan aku pun akan dipenjara!""Hah? Kenapa bisa begini? Keluarga Fabiano punya bisnis yang besar dan koneksi yang luas, siapa yang sanggup menyita properti kita?" kata Gretel dengan mata yang membelalak dan ekspresi tidak percaya. Perkembangan keluarga mereka selalu baik dan memiliki koneksi yang luas. Meskipun mengalami masalah, mereka juga tidak akan berada pada titik sampai properti keluarga disita dan para karyawan ditangkap. Hal ini sungguh menekan Keluarga Fabiano."Apa kamu nggak sadar apa yang sudah kamu la
Julia tidak menyangka Keluarga Ghanim akan begitu melarat. Orang tuanya melarikan diri dan keluarganya hampir bangkrut. Sebuah keluarga bangsawan yang begitu besar menjadi hancur hanya dalam semalam. Dia tidak berani percaya dan tidak bisa menerima hasil ini. Jika keluarganya bangkrut, kehidupan mewahnya akan lenyap selamanya. Kebutuhan sehari-hari dan hari-hari bahagianya juga akan menjadi kenangan."Julia, apa keluargamu juga dalam masalah?" tanya Gretel."Sama seperti kalian, properti keluargaku juga disita pemerintah," kata Julia dengan ekspresi muram dan keringat dinginnya terus mengalir."Properti Keluarga Fabiano disita pemerintah, Keluarga Ghanim juga. Nggak mungkin ada hal yang begitu kebetulan," kata Gretel sambil mengernyitkan alis. Hanya dalam semalam, properti dua keluarga bangsawan disita, jelas ada seseorang yang merencanakan hal ini. Siapa sebenarnya orang ini? Siapa yang memiliki kekuatan besar seperti ini?"Hanya senior dari Empat Keluarga Kerajaan yang bisa menggunak
"Kesempatan? Kesempatan apa?" Begitu mendengar perkataan itu, Gretel langsung bersemangat. Saat ini, Keluarga Fabiano dan Keluarga Ghanim sudah berada dalam bahaya besar, siapa lagi yang akan menyelamatkan mereka?Julia berkata dengan ekspresi serius. "Keluarga Devano punya pengaruh besar, tapi mereka bukan satu-satunya. Bukankah masih ada Keluarga Luandi di Empat Keluarga Kerajaan yang bisa melawan mereka? Kamu harus tahu, Luther sudah membunuh Daniel, Keluarga Luandi nggak akan membiarkannya begitu saja meskipun Keluarga Devano membantunya. Jadi, kita bisa bergabung dengan Keluarga Luandi untuk melawan Luther. Dengan begitu, bukan hanya bisa melindungi diri sendiri, kita juga bisa membalaskan dendam kita!""Bagus sekali! Ide ini bagus sekali!" Mendengar perkataan itu, ekspresi Gretel terlihat gembira. Mengapa tadi dia tidak terpikir cara ini? Meskipun mereka ditindas oleh Keluarga Devano, mereka masih memiliki harapan untuk selamat dengan adanya dukungan dari Keluarga Luandi."Julia,
"Tenang saja, masih belum mati. Kalau terjadi masalah besar, aku juga nggak bisa mengobati lukaku di sini. Nanti aku akan naik kursi roda ke sana agar terlihat lebih tulus," kata Gretel."Baiklah, ayo kita pergi ke Vila Dewarom." Julia tidak membujuk Gretel lagi. Dia segera memanggil orang untuk membawa kursi roda dan membantu Gretel duduk di atasnya. Kemudian, keduanya naik mobil dan langsung menuju Vila Dewarom.....Malam sudah larut. Saat ini, Roman sedang duduk di dalam ruang studi di Vila Dewarom dan membaca data di tangannya dengan ekspresi serius. Sejak insiden siang tadi dengan Luther di Vila Dewarom, dia segera menggerakkan semua sumber dayanya untuk mulai menyelidiki identitas Luther. Hanya dalam beberapa jam saja, dia sudah mendapatkan hasilnya.Data itu menunjukkan bahwa Luther berasal dari Jiloam dan pernah menikah dengan Ariana. Awalnya, dia hanya seseorang yang biasa saja dan hanya memiliki sedikit pengetahuan medis. Namun, setelah bercerai, dia seolah-olah berubah dan
"Gerald?"Mendengar perkataan itu, pengikut Roman memelotot. "Bagaimana mungkin? Bukankah orang itu sudah mati?""Gerald hanya menghilang, nggak berarti dia sudah mati. Setidaknya sampai hari ini pun mayatnya belum ditemukan," kata Roman dengan ekspresi serius.Badai sepuluh tahun yang lalu itu terjadi terlalu mendadak dan berakhir dengan begitu cepat juga. Sebagai sosok yang dikagumi semua orang, Gerald menghilang secara misterius sejak malam itu dan pemerintah hanya menemukan sebuah mayat yang diduga adalah Luther. Mayat itu sudah hangus terbakar, tidak bisa diketahui dengan jelas identitasnya. Namun, banyak orang yang percaya mayat itu adalah Gerald karena pengumuman resmi dari pemerintah, hanya orang-orang yang benar-benar cerdas yang menyadari ada banyak kejanggalan dengan hal itu. Namun, seiring berjalannya waktu, semuanya perlahan-lahan menerima hasil itu karena tidak ada kabar keberadaan Gerald.Roman bisa teringat dengan hal itu karena dia merasa Luther begitu mirip dengan Ger
Setelah mendengar ucapan Nivan, ekspresi Naim menjadi sangat serius. Alisnya berkerut, dia tampak tenggelam dalam pikirannya.Sepertinya dia terlalu meremehkan situasinya. Naim mengira ini hanya persaingan di antara saudara-saudaranya, tetapi siapa sangka situasi ini justru memberi peluang bagi harimau buas seperti Ernest.Kekuatan Ernest sangat besar. Dengan alasan mendukung putra mahkota untuk naik takhta, dia mulai merekrut banyak orang dan memperluas jaringannya, hingga memiliki pengaruh yang setara dengan keluarga kekaisaran.Jika Ernest benar-benar mendukung Nolan naik takhta, kekuatannya akan melampaui kaisar dan tidak ada yang bisa menekannya. Dalam skenario terburuk, dia bisa memanipulasi kaisar sebagai boneka dan sepenuhnya menggulingkan kekuasaan keluarga mereka."Nivan, apa yang kamu katakan ini benar?" tanya Naim dengan alis berkerut."Benar, sama sekali nggak bohong!" jawab Nivan dengan serius. "Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa mengutus orang untuk menyelidikinya.""Ak
Satu jam kemudian, Nivan yang sudah menyamar diam-diam memasuki sebuah vila pribadi yang mewah. Naim sudah menyiapkan teh dan camilan di ruang tamu vila itu, terlihat sudah menunggu lama."Kak Naim, maaf sudah membuatmu menunggu lama," kata Nivan sambil melepaskan mantelnya, lalu tersenyum dan berjalan mendekat."Nggak apa-apa. Kita berdua jarang sekali bisa berkumpul. Kamu bisa inisiatif mengajakku bertemu saja, aku sudah merasa sangat senang. Menunggu beberapa menit bukan masalah besar," kata Naim dengan tersenyum sambil mempersilakan Nivan duduk, lalu menuangkan dua cangkir teh dan memberikan salah satunya untuk Nivan.Setelah menerima cangkir itu, Nivan langsung meletakkannya di samping dengan hati-hati. Dia sangat berhati-hati soal makanan dan minumannya saat berada di luar, ini sudah menjadi kebiasaannya."Nivan, kamu tiba-tiba mengajakku bertemu, apa kamu ingin membahas soal urusan resmi atau pribadi?" tanya Naim yang langsung ke topik pembicaraannya setelah menyesap tehnya."In
Saat ini, di sebuah vila mewah lainnya di dalam kota. Seorang mata-mata wanita yang mengenakan pakaian hitam dan jubah sedang melapor pada Nivan tentang hasil penyelidikannya."Tuan, belakangan ini orang-orang dari Keluarga Luandi sangat aktif. Mereka sedang sibuk membentuk aliansi dari delapan keluarga besar dan berbagai pihak lainnya. Banyak yang sudah berpihak pada Keluarga Luandi. Kalau terus membiarkan mereka seperti ini, ini akan menjadi ancaman besar bagi kita," kata mata-mata wanita itu sambil berlutut dengan satu kaki dan menundukkan kepala."Keluarga Luandi mendukung Kak Nolan, 'kan?" tanya Nivan yang duduk dengan tenang dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun."Keluarga Luandi punya ambisi besar. Katanya mendukung, tapi sebenarnya mereka sedang menjadi Pangeran Nolan sebagai boneka untuk memperbesar kekuasaan mereka sendiri," kata mata-mata wanita itu yang mengungkapkan rahasia di balik semua itu. Dia sudah menyusup di Keluarga Luandi selama bertahun-tahun, sehingga sangat me
Malam harinya, dua pemuda sedang bermain catur dengan santai di sebuah vila mewah yang tersembunyi di dalam kota. Yang sebelah kirinya adalah pria yang baru saja bertamu ke Keluarga Paliama, Roman, sedangkan yang sebelah kanan adalah pangeran kedua yang bertubuh kekar dengan pakaian mewah, Nolan.Keduanya bermain catur dengan konsentrasi penuh, kadang-kadang melangkah dengan cepat dan kadang-kadang berpikir dengan lama. Setelah bermain sekitar sepuluh menit, Roman akhirnya mengaku kalah."Roman, beberapa hari nggak bertemu, kemampuan caturmu makin hebat. Aku hampir saja kalah," kata Nolan sambil mengusap janggutnya, terlihat agak terkejut."Pangeran Nolan terlalu memujiku. Kemampuan caturku nggak ada apa-apanya kalau dibandingkan denganmu. Kalau Pangeran Nolan nggak sengaja mengalah, aku pasti sudah kalah sejak awal. Mana mungkin aku bisa bermain selam ini," kata Roman sambil tersenyum."Hahahaha ... kamu memang pandai berbicara," kata Nolan sambil tertawa terbahak-bahak dan ekspresiny
"Sebenarnya, kita nggak perlu bingung siapa yang lebih cocok menjadi kaisar. Yang lebih penting adalah siapa yang paling mungkin menjadi kaisar?" ucap Gandara tiba-tiba.Sebagai seorang pebisnis, Gandara selalu mengejar keuntungan secara maksimal. Jadi, dia tidak peduli siapa yang menjadi kaisar.Yang Gandara pedulikan adalah siapa yang lebih mungkin menjadi kaisar. Memilih orang itu dan mendukungnya adalah pilihan yang paling bijak."Siapa yang paling mungkin? Itu tergantung pada siapa yang punya paling banyak pendukung," ujar Gusdur sambil merenung."Oh ya, tadi aku lupa tanya, pangeran mana yang didukung oleh Keluarga Luandi?" Gema menepuk kepalanya.Setelah berdiskusi panjang lebar, mereka masih belum tahu siapa yang sebenarnya didukung oleh Keluarga Luandi."Aku rasa itu Pangeran Ketiga." Gandara menyipitkan mata dan menganalisis, "Pangeran Ketiga punya hubungan pribadi yang baik dengan Roman dan punya potensi yang luar biasa. Dia sangat disukai oleh Kaisar, jadi Keluarga Luandi m
Tanpa perlu kaisar turun tangan, orang-orang yang penuh ambisi itu akan menelan Keluarga Paliama tanpa menyisakan apa-apa. Sebaliknya, jika mereka memilih untuk berpihak dan pilihan mereka benar, Keluarga Paliama dapat berjaya selama ratusan tahun. Namun jika mereka salah, Keluarga Paliama bisa hancur hanya dalam semalam!Jadi, sekarang Ezra tidak tahu harus memilih yang mana. Masalah ini bukan masalah sepele. Jika salah langkah, semuanya akan berakhir dengan kekalahan."Biar aku pertimbangkan dulu. Aku belum bisa memberi jawaban kepada kalian saat ini," kata Ezra sekali lagi.Masalah ini berkaitan dengan banyak aspek. Jika Ezra membuat keputusan yang salah, semuanya akan hancur. Oleh karena itu, dia harus sangat hati-hati."Aku ngerti. Bagaimanapun, ini bukan perkara kecil. Tapi, aku harap kamu bisa segera memutuskan," ucap Roman dengan senyuman tipis."Adipati Ezra, Keluarga Paliama bukan satu-satunya yang ingin beraliansi melalui pernikahan dengan Keluarga Luandi. Waktu nggak menung
"Adipati Ezra, perjodohan di antara dua keluarga ini bukan hanya kehendakku, tapi juga kehendak ayah angkatku dan seluruh Keluarga Luandi," ujar Roman dengan tersenyum."Menurut aturan yang sudah diterima, pernikahan antara keluarga kerajaan yang masih berkerabat langsung nggak diperbolehkan. Apa kalian sudah lupa akan hal ini?" tanya Ezra dengan tenang."Berpegang pada aturan yang kaku nggak akan berguna untuk perkembangan," jawab Roman sambil menggeleng dan tersenyum. "Sekarang, Negara Drago sedang dalam masa kacau. Selain itu, aku dengar kesehatan Kaisar kurang baik dan ada kemungkinan dia akan menunjuk pewaris lebih awal dan mundur dari takhta.""Aku yakin Midyar akan mengalami kerusuhan dalam waktu dekat ini. Pada saat itu, baik Empat Keluarga Kerajaan, Delapan Keluarga Kaya, maupun kekuatan lainnya, semua akan terseret dalam pusaran ini. Makanya sebelum itu terjadi, aku harap Keluarga Luandi dan Keluarga Paliama bisa beraliansi melalui pernikahan untuk mengatasi kesulitan bersama
"Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya Gusdur sambil mengalihkan pandangannya ke arah Ezra."Ada tamu yang datang, kita tentu saja nggak boleh nggak sopan. Suruh mereka masuk ke ruang tamu untuk berbicara," kata Ezra dengan tenang. Roman mewakili Keluarga Luandi, dia tentu saja tidak bisa mengusir tidak peduli apa pun niat kedatangan Roman ini. Mengenai hubungan pernikahan ini, tentu harus dipertimbangkan dengan matang."Baik," jawab pengurus rumah, lalu segera pergi."Kalian lanjutkan saja makannya, aku akan menemui orang-orang dari Keluarga Luandi ini," kata Ezra, lalu bangkit dan pergi.Setelah saling memandang sebentar, ketiga putra dari Ezra juga akhirnya mengikuti Ezra. Mereka ingin melihat apa yang sedang direncanakan Keluarga Luandi kali ini."Sudahlah, biarkan mereka yang mengurusnya. Kita makan saja," kata nenek Bianca sambil tersenyum agar semuanya melanjutkan makan malamnya.Tiga menit kemudian, di ruang tamu Keluarga Paliama. Ezra duduk di kursi utama dan langsung menghadap ke
Setelah meninggalkan Grup Luca, Luther dan Bianca pergi ke mal terlebih dahulu untuk memberi berbagai hadiah. Mulai dari hadiah untuk para lansia dan anak-anak yang baru belajar berjalan, semua kerabat inti Keluarga Paliama mendapat hadiah. Setelah itu, mereka pergi ke toko barang antik untuk memilih sebuah lukisan kaligrafi yang bagus untuk Ezra.Menjelang senja, Luther yang sudah mempersiapkan semuanya mengunjungi kediaman Adipati Ezra untuk pertama kalinya. Kediaman ini terletak di pusat kota Midyar yang berbentuk kompleks rumah tradisional dengan area yang sangat luas.Ezra memiliki tiga putra dan seorang putri Putra sulung, Gusdur, bekerja di pemerintahan sebagai pejabat pangkat tiga dan statusnya sangat dihormati. Putra kedua, Gandara, bekerja di industri farmasi dengan kekayaan yang mencapai puluhan triliun dan menjadi pengusaha terkenal di Midyar. Putra bungsu, Gema, sukses di dunia militer dan kini menjabat sebagai perwira militer pangkat tiga.Sementara itu, putri kecil Ezra,