Julia tidak menyangka Keluarga Ghanim akan begitu melarat. Orang tuanya melarikan diri dan keluarganya hampir bangkrut. Sebuah keluarga bangsawan yang begitu besar menjadi hancur hanya dalam semalam. Dia tidak berani percaya dan tidak bisa menerima hasil ini. Jika keluarganya bangkrut, kehidupan mewahnya akan lenyap selamanya. Kebutuhan sehari-hari dan hari-hari bahagianya juga akan menjadi kenangan."Julia, apa keluargamu juga dalam masalah?" tanya Gretel."Sama seperti kalian, properti keluargaku juga disita pemerintah," kata Julia dengan ekspresi muram dan keringat dinginnya terus mengalir."Properti Keluarga Fabiano disita pemerintah, Keluarga Ghanim juga. Nggak mungkin ada hal yang begitu kebetulan," kata Gretel sambil mengernyitkan alis. Hanya dalam semalam, properti dua keluarga bangsawan disita, jelas ada seseorang yang merencanakan hal ini. Siapa sebenarnya orang ini? Siapa yang memiliki kekuatan besar seperti ini?"Hanya senior dari Empat Keluarga Kerajaan yang bisa menggunak
"Kesempatan? Kesempatan apa?" Begitu mendengar perkataan itu, Gretel langsung bersemangat. Saat ini, Keluarga Fabiano dan Keluarga Ghanim sudah berada dalam bahaya besar, siapa lagi yang akan menyelamatkan mereka?Julia berkata dengan ekspresi serius. "Keluarga Devano punya pengaruh besar, tapi mereka bukan satu-satunya. Bukankah masih ada Keluarga Luandi di Empat Keluarga Kerajaan yang bisa melawan mereka? Kamu harus tahu, Luther sudah membunuh Daniel, Keluarga Luandi nggak akan membiarkannya begitu saja meskipun Keluarga Devano membantunya. Jadi, kita bisa bergabung dengan Keluarga Luandi untuk melawan Luther. Dengan begitu, bukan hanya bisa melindungi diri sendiri, kita juga bisa membalaskan dendam kita!""Bagus sekali! Ide ini bagus sekali!" Mendengar perkataan itu, ekspresi Gretel terlihat gembira. Mengapa tadi dia tidak terpikir cara ini? Meskipun mereka ditindas oleh Keluarga Devano, mereka masih memiliki harapan untuk selamat dengan adanya dukungan dari Keluarga Luandi."Julia,
"Tenang saja, masih belum mati. Kalau terjadi masalah besar, aku juga nggak bisa mengobati lukaku di sini. Nanti aku akan naik kursi roda ke sana agar terlihat lebih tulus," kata Gretel."Baiklah, ayo kita pergi ke Vila Dewarom." Julia tidak membujuk Gretel lagi. Dia segera memanggil orang untuk membawa kursi roda dan membantu Gretel duduk di atasnya. Kemudian, keduanya naik mobil dan langsung menuju Vila Dewarom.....Malam sudah larut. Saat ini, Roman sedang duduk di dalam ruang studi di Vila Dewarom dan membaca data di tangannya dengan ekspresi serius. Sejak insiden siang tadi dengan Luther di Vila Dewarom, dia segera menggerakkan semua sumber dayanya untuk mulai menyelidiki identitas Luther. Hanya dalam beberapa jam saja, dia sudah mendapatkan hasilnya.Data itu menunjukkan bahwa Luther berasal dari Jiloam dan pernah menikah dengan Ariana. Awalnya, dia hanya seseorang yang biasa saja dan hanya memiliki sedikit pengetahuan medis. Namun, setelah bercerai, dia seolah-olah berubah dan
"Gerald?"Mendengar perkataan itu, pengikut Roman memelotot. "Bagaimana mungkin? Bukankah orang itu sudah mati?""Gerald hanya menghilang, nggak berarti dia sudah mati. Setidaknya sampai hari ini pun mayatnya belum ditemukan," kata Roman dengan ekspresi serius.Badai sepuluh tahun yang lalu itu terjadi terlalu mendadak dan berakhir dengan begitu cepat juga. Sebagai sosok yang dikagumi semua orang, Gerald menghilang secara misterius sejak malam itu dan pemerintah hanya menemukan sebuah mayat yang diduga adalah Luther. Mayat itu sudah hangus terbakar, tidak bisa diketahui dengan jelas identitasnya. Namun, banyak orang yang percaya mayat itu adalah Gerald karena pengumuman resmi dari pemerintah, hanya orang-orang yang benar-benar cerdas yang menyadari ada banyak kejanggalan dengan hal itu. Namun, seiring berjalannya waktu, semuanya perlahan-lahan menerima hasil itu karena tidak ada kabar keberadaan Gerald.Roman bisa teringat dengan hal itu karena dia merasa Luther begitu mirip dengan Ger
"Tuan, mereka bilang mereka bisa membantumu untuk membunuh pembunuh Daniel. Mereka harap kamu bisa memberi mereka kesempatan untuk bertemu," kata pengawal."Oh? Benarkah?" kata Roman sambil mengernyitkan alis.Setelah merenung sejenak, dia akhirnya menganggukkan kepala. "Baiklah, biarkan mereka masuk.""Baik!" Setelah merespons, pengawal itu segera pergi. Tak lama kemudian, dia sudah membawa Julia dan Gretel memasuki ruangan.Julia masih lumayan, hanya pipi yang sedikit bengkak. Sementara itu, Gretel terlihat agak menyedihkan dengan wajah pucat, kurang bersemangat, dan duduk di kursi roda kesulitan bergerak. Dia bahkan sesekali batuk beberapa kali, jelas sangat lemah."Hormat pada Tuan Roman." Saat melihat Roman, Julia segera bersujud dan sikapnya sangat hormat.Gretel berusaha untuk bangkit dari kursi roda, tetapi Roman mengangkat tangan dan menghentikannya. "Sudahlah. Nggak perlu begitu formal, cepat berdiri.""Terima kasih banyak Tuan Roman." Julia segera bangkit, lalu menundukkan k
Malam itu berlalu dengan cepat.Keesokan paginya, Luther tiba-tiba menerima telepon dari Julia."Halo. Luther, kami ingin berbicara denganmu, bisa bertemu dengan kami?" kata Julia dengan nada yang lembut."Nggak ada yang bisa dibicarakan di antara kita, semuanya adalah kesalahan kalian sendiri," kata Luther dengan dingin."Luther, aku sudah tahu kesalahanku, aku sangat menyesali pilihanku dulu. Bisa beri aku kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku?" kata Julia dengan sangat sedih."Beri kamu kesempatan? Bagaimana dengan Berry? Dia jelas-jelas nggak melakukan apa-apa, tapi kalian malah membunuhnya. Apa kalian ada memberinya kesempatan?" kata Luther dengan tanpa ekspresi."Kamu salah paham, kematian Berry nggak ada hubungannya dengan kami. Aku bersumpah, aku awalnya nggak tahu apa pun," kata Julia dengan nada serius."Apa kamu pikir aku akan percaya? Kalian sama seperti Daniel, sama-sama kejam," kata Luther dengan ekspresi dingin. Dia sudah tahu Julia ini kejam, egois, dan berpura-pura
Setelah berinteraksi dengan Luther selama beberapa saat, Julia sudah sangat mengenal dengan Luther. Meskipun tidak ahli dengan hal lain, dia sangat pandai dalam mengenal temannya."Cepat lihat! Dia sudah datang!" Pada saat ini, Gretel seolah-olah melihat sesuatu dan tiba-tiba menunjuk ke arah pintu.Saat mengikuti arah yang ditunjuk Gretel, Julia melihat Luther yang berpakaian putih sedang perlahan-lahan memasuki ruangan. Yang membuat mereka senang adalah Luther datang sendirian, tanpa membawa orang untuk membantunya. Semuanya terjadi sesuai dengan rencana mereka."Luther, kamu akhirnya datang. Silakan duduk." Setelah Luther mendekat, Julia segera bangkit untuk menyambut Luther sambil tersenyum. Sikapnya yang sangat ramah itu seolah-olah Luther adalah teman yang sudah lama tak berjumpa.Luther malah langsung duduk tanpa sungkan dan berkata dengan dingin, "Aku sudah datang, langsung katakan saja.""Nggak perlu terburu-buru, minum teh ini dulu dan kita pelan-pelan membahasnya," kata Juli
Harus diakui, wanita berpakaian merah itu sangat cantik. Bukan hanya penampilannya yang cantik, yang paling menonjol adalah auranya yang spesial hingga bisa membuat orang terpesona dengan mudah."Ternyata dia tahu pesona." Setelah tertegun sejenak, Luther segera menyadari situasinya.Saat wanita berpakaian merah itu turun sambil berputar, tubuhnya akan menyebarkan aroma yang lembut, sehingga orang yang mencium aroma itu akan terhanyut. Ini tentu hanya sebuah trik kecil saja. Sebenarnya, yang paling menakutkan adalah tatapannya yang memancarkan cahaya putih yang memiliki kekuatan magis untuk memikat. Ini adalah trik yang disebut pesona di dunia persilatan. Jelas wanita ini bukan orang biasa."Amber sudah keluar!""Memang pantas menjadi wanita cantik peringkat sepuluh besar di Peringkat Bidadari, kecantikannya sangat memikat!""Kalau bisa tidur satu malam dengan Amber, aku rela mati!""Amber adalah bintang terbaik di Restoran Raksi ini. Dia hanya menjual bakat, tapi nggak menjual tubuhny
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru