"Luther! Kamu benar-benar cari mati!" Julia mengancam dengan ekspresi galak, "Kuperintahkan kamu untuk segera berlutut dan meminta maaf. Kalau nggak, aku akan menelepon Daniel dan menyuruhnya datang untuk memberimu pelajaran!"Begitu ancaman ini dilontarkan, seluruh Keluarga Chuwardi sungguh panik. Mereka sibuk berbicara."Luther, kamu dalam masalah besar! Mereka berasal dari keluarga kaya. Tindakanmu ini sama saja dengan membangunkan harimau yang tidur lelap!""Kenapa diam saja? Cepat berlutut dan minta maaf! Kalau sampai Daniel datang, kamu bakal mati tragis dibuatnya!""Nggak masalah kalau kamu saja yang mati, tapi jangan melibatkan kami. Keluarga Chuwardi celaka gara-gara kamu!"Julia dan Gretel merasa bangga melihat para anggota Keluarga Chuwardi yang panik. Memangnya kenapa kalau Luther pintar bertarung? Dia tidak mungkin menang dari pasukan Keluarga Luandi. Begitu Daniel datang, Luther hanya akan binasa meskipun memiliki kemampuan."Gimana? Sudah takut, 'kan? Cepat berlutut!" be
"Kamu benar-benar nggak tertolong lagi kali ini. Membunuh anak angkat Raja Ernest berarti menantang Keluarga Luandi. Kamu nggak bakal mendapatkan tempat lagi di Negara Drago ini!" seru Gretel.Selama ini, Gretel selalu menganggap Keluarga Luandi sebagai penyokongnya. Makanya, dia selalu menyanjung Ariana, Daniel, dan lainnya.Gretel mengira dirinya bisa merajalela dengan sokongan ini. Tanpa diduga, Luther malah membunuh penyokongnya. Pria ini bukan lagi sekadar berani, melainkan sakit jiwa."Da ... Daniel benar-benar mati? Luther, apa kamu sadar dengan yang kamu lakukan? Kami benar-benar celaka karenamu kali ini!" Setelah termangu sesaat, seluruh anggota Keluarga Chuwardi pun meratap. Masalah ini pasti akan menimbulkan keributan besar. Apabila Keluarga Luandi mengusut masalah ini, Keluarga Chuwardi hanya akan binasa."Aku yang membunuh Daniel, bukan kalian. Aku bisa menanggung semuanya sendirian," ujar Luther dengan tidak acuh."Memangnya kamu sanggup?" Alfon berteriak dengan gusar, "K
Luther melanjutkan dengan ekspresi datar, "Aku akan mengerahkan seluruh koneksiku untuk membuat Keluarga Ghanim dan Keluarga Fabiano bangkrut.""Bangkrut? Haha! Konyol sekali!" Julia sontak tertawa dan berkata, " Luther, kamu kira siapa kamu? Kamu cuma dokter kampungan. Dari mana kemampuanmu untuk melawan kami?""Ya. Kamu saja sudah kesulitan menjamin keselamatan sendiri, tapi masih mengancam kami? Asal kamu tahu, aku sudah mengabari Keluarga Luandi barusan. Begitu mereka sampai, kamu nggak akan bisa lolos!" seru Gretel. Di mata mereka, Luther sudah pasti akan mati hari ini."Aku sudah memberi kalian kesempatan, tapi kalian nggak menghargainya. Kalau begitu, rasakan akibatnya sendiri." Selesai berbicara, Luther mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan. Dia bertekad untuk mengerahkan seluruh koneksinya di Midyar untuk menjatuhkan Keluarga Ghanim dan Keluarga Fabiano."Sok hebat!" Julia mendengus dan mengejek, "Kamu kira kami bakal takut dengan cara ini? Konyol sekali. Aku sudah mengala
"Tinn!" Konvoi mobil melaju masuk melalui halaman belakang rumah Keluarga Chuwardi dan langsung berhenti di depan pintu aula duka.Kemudian, seorang wakil jenderal keluar dari mobil dan memimpin sekelompok tentara dengan perlengkapan perang yang lengkap masuk ke dalam aula dengan gagah."Siapa yang tadi menelepon?" kata wakil jenderal itu dengan ekspresi muram dan menatap dengan tajam ke sekeliling aula duka.Gretel segera mengangkat tangan dan berkata, "Aku yang tadi menelepon untuk melapor! Jenderal, namaku Gretel dari Keluarga Fabiano, aku sangat dekat dengan Tuan Daniel. Tadi aku lihat ada orang yang membunuh Tuan Daniel, cepat tangkap mereka!""Siapa pembunuhnya?" tanya wakil jenderal itu dengan nada muram. Kabar tentang kematian Daniel sudah menyebar di seluruh Keluarga Luandi. Luther menerobos masuk Vila Dewarom dan membunuh Daniel di depan umum, bahkan membawa pergi kepalanya. Setelah mendengar kabar itu, Ernest marah dan memerintahkan untuk menghukum pembunuhnya dengan kejam.
Sebelumnya, Sabian setuju untuk memberikan resep Salep Halimun itu hanya untuk melindungi keluarganya, tetapi sekarang Julia malah berusaha membuat Keluarga Chuwardi menerima hukuman mati. Sungguh kejam dan licik!Menghadapi caci maki dari Sabian, ekspresi Julia tetap tenang, malah memberi hormat pada wakil jenderal dari Keluarga Luandi dan berkata dengan lantang, "Jenderal, nggak boleh biarkan Tuan Daniel mati sia-sia. Orang-orang ini mencurigakan, jadi semuanya harus ditangkap dan dihukum mati. Dengan begitu, kita baru bisa menunjukkan kekuatan kita pada yang lainnya!""Tunggu sebentar!"Luther tiba-tiba melangkah maju dan berkata dengan nada dingin, "Aku yang membunuh Daniel, nggak ada hubungannya dengan Keluarga Chuwardi. Aku bersedia menerima semua konsekuensinya.""Huh! Kamu ini pembunuhnya, tentu saja harus dihukum mati. Tap, para kaki tangan ini juga jangan harap bisa lepas begitu saja," teriak wakil jenderal."Kalau kalian berani bertindak sembarangan, aku jamin nasib kalian a
"Dewi Perang Hani?" Melihat wanita berambut putih dan berpakaian merah, seluruh tubuh wakil jenderal itu langsung bergetar dan ekspresinya ketakutan. Sebagai anggota militer, dia tentu tahu reputasi Hani.Sebagai satu-satunya dewi perang Negara Drago, Hani adalah sosok yang dikagumi oleh hampir seluruh pria. Prestasinya di militer sangat terkenal, tegas dalam tindakannya, dan reputasinya di medan perang membuat semua orang ketakutan. Dia bisa mencapai posisinya hari ini semuanya benar-benar berkat kerja kerasnya di medan perang."Cepat! Cepat turunkan senjata kalian!" Setelah tertegun sejenak, wakil jenderal itu segera menyadari situasinya dan langsung memerintahkan bawahannya untuk meletakkan senjata mereka. Dengan emosi Hani yang mudah meledak, Hani pasti akan langsung bertarung dengan orang yang menodongkan senjata padanya. Pada saat itu, Hani akan menambahkan tuduhan kejahatan serius pada reputasi mereka dan mereka akan langsung dihukum mati."Hani? Kenapa dia bisa datang ke sini?"
Gretel tidak mengerti mengapa Hani memukulnya karena dia jelas tidak pernah menyinggung Hani. Dia merasa sedih dan marah, tetapi saat ini dia tidak berani banyak berbicara lagi.Sementara itu, wakil jenderal dari Keluarga Luandi itu merasa bingung, tetapi dia juga merasa bersyukur karena tadi dia tidak banyak berbicara. Jika tidak, dia mungkin akan mendapat beberapa tamparan juga.Hani menatap beberapa orang itu dengan tatapan yang dingin. "Kalian semua dengar baik-baik, aku hanya akan mengatakan ini sekali saja. Luther adalah temanku dan Keluarga Chuwardi adalah mitra kerja sama Keluarga Devano. Kalau kalian berani berbicara sembarangan, jangan salahkan aku nggak sungkan.""Apa? Teman?" Mendengar perkataan itu, mata semua orang membelalak dan ekspresi mereka terlihat terkejut. Tidak ada yang menyangka Hani datang ke sini demi Luther. Siapa sebenarnya pria di hadapan mereka ini sampai bisa mengundang dewi perang Negara Drago untuk datang membantunya?"Bu Hani ... Anda nggak sedang berc
Julia dan sekelompok orang itu pergi dan krisis Keluarga Chuwardi akhirnya teratasi. Ekspresi semua orang yang dipimpin Sabian itu terlihat dingin dan agak gelisah. Mereka bersyukur Hani membantu mengatasi situasi mereka, tetapi mereka tidak mengerti mengapa Hani melakukan itu. Jika dibandingkan dengan Keluarga Devano, Keluarga Chuwardi tidak berarti apa-apa. Mengapa keluarga kerajaan yang dihormati peduli dengan keluarga kecil seperti mereka?"Kalian nggak perlu berpikir sembarangan, aku membantu kalian karena menghargai Kak Luther." Hani bisa melihat dengan jelas apa yang dipikirkan orang-orang itu dan langsung menjawab pertanyaan yang dipikirkan mereka."Kak Luther?" Begitu mendengar perkataan itu, pandangan semua anggota Keluarga Chuwardi beralih ke Luther dengan ekspresi terkejut dan curiga. Mereka selalu mengira Luther adalah orang yang tidak memiliki kekuasaan, pengaruh, dan latar belakang, hanya seorang pejuang yang ceroboh. Namun sekarang, tampaknya Luther tidak seperti yang m