"Kamu menyebut mereka sebagai petarung hebat? Entah dari mana datangnya kepercayaan diri seperti itu," ejek Luther sambil melirik orang-orang itu dengan dingin."Kurang ajar!" Para petarung itu sontak murka. Berani sekali pemuda seperti Luther meremehkan mereka. Benar-benar cari mati."Huh! Dasar nggak tahu diri!" Gretel mendengus, lalu memerintahkan, "Seret dia keluar dari tempat ini!""Baik!" Saat berikutnya, para petarung itu mengeluarkan pisau dan menerjang ke arah Luther."Enyahlah kalian semua!" Luther berjinjit, lalu menyerbu ke arah mereka. Seketika, energi sejati yang dahsyat memancar keluar.Belasan petarung itu sontak terhempas bak ditabrak mobil. Tubuh mereka terhantam kuat di aula leluhur. Semuanya memuntahkan darah dan berteriak kesakitan.Melihat situasi ini, orang-orang tercengang. Tidak ada yang menduga bahwa Luther ternyata sehebat ini. Hanya dengan satu serangan, dia berhasil menjatuhkan belasan petarung hebat. Benar-benar berlebihan."Gi ... gimana mungkin?" Julia d
"Luther! Kamu benar-benar cari mati!" Julia mengancam dengan ekspresi galak, "Kuperintahkan kamu untuk segera berlutut dan meminta maaf. Kalau nggak, aku akan menelepon Daniel dan menyuruhnya datang untuk memberimu pelajaran!"Begitu ancaman ini dilontarkan, seluruh Keluarga Chuwardi sungguh panik. Mereka sibuk berbicara."Luther, kamu dalam masalah besar! Mereka berasal dari keluarga kaya. Tindakanmu ini sama saja dengan membangunkan harimau yang tidur lelap!""Kenapa diam saja? Cepat berlutut dan minta maaf! Kalau sampai Daniel datang, kamu bakal mati tragis dibuatnya!""Nggak masalah kalau kamu saja yang mati, tapi jangan melibatkan kami. Keluarga Chuwardi celaka gara-gara kamu!"Julia dan Gretel merasa bangga melihat para anggota Keluarga Chuwardi yang panik. Memangnya kenapa kalau Luther pintar bertarung? Dia tidak mungkin menang dari pasukan Keluarga Luandi. Begitu Daniel datang, Luther hanya akan binasa meskipun memiliki kemampuan."Gimana? Sudah takut, 'kan? Cepat berlutut!" be
"Kamu benar-benar nggak tertolong lagi kali ini. Membunuh anak angkat Raja Ernest berarti menantang Keluarga Luandi. Kamu nggak bakal mendapatkan tempat lagi di Negara Drago ini!" seru Gretel.Selama ini, Gretel selalu menganggap Keluarga Luandi sebagai penyokongnya. Makanya, dia selalu menyanjung Ariana, Daniel, dan lainnya.Gretel mengira dirinya bisa merajalela dengan sokongan ini. Tanpa diduga, Luther malah membunuh penyokongnya. Pria ini bukan lagi sekadar berani, melainkan sakit jiwa."Da ... Daniel benar-benar mati? Luther, apa kamu sadar dengan yang kamu lakukan? Kami benar-benar celaka karenamu kali ini!" Setelah termangu sesaat, seluruh anggota Keluarga Chuwardi pun meratap. Masalah ini pasti akan menimbulkan keributan besar. Apabila Keluarga Luandi mengusut masalah ini, Keluarga Chuwardi hanya akan binasa."Aku yang membunuh Daniel, bukan kalian. Aku bisa menanggung semuanya sendirian," ujar Luther dengan tidak acuh."Memangnya kamu sanggup?" Alfon berteriak dengan gusar, "K
Luther melanjutkan dengan ekspresi datar, "Aku akan mengerahkan seluruh koneksiku untuk membuat Keluarga Ghanim dan Keluarga Fabiano bangkrut.""Bangkrut? Haha! Konyol sekali!" Julia sontak tertawa dan berkata, " Luther, kamu kira siapa kamu? Kamu cuma dokter kampungan. Dari mana kemampuanmu untuk melawan kami?""Ya. Kamu saja sudah kesulitan menjamin keselamatan sendiri, tapi masih mengancam kami? Asal kamu tahu, aku sudah mengabari Keluarga Luandi barusan. Begitu mereka sampai, kamu nggak akan bisa lolos!" seru Gretel. Di mata mereka, Luther sudah pasti akan mati hari ini."Aku sudah memberi kalian kesempatan, tapi kalian nggak menghargainya. Kalau begitu, rasakan akibatnya sendiri." Selesai berbicara, Luther mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan. Dia bertekad untuk mengerahkan seluruh koneksinya di Midyar untuk menjatuhkan Keluarga Ghanim dan Keluarga Fabiano."Sok hebat!" Julia mendengus dan mengejek, "Kamu kira kami bakal takut dengan cara ini? Konyol sekali. Aku sudah mengala
"Tinn!" Konvoi mobil melaju masuk melalui halaman belakang rumah Keluarga Chuwardi dan langsung berhenti di depan pintu aula duka.Kemudian, seorang wakil jenderal keluar dari mobil dan memimpin sekelompok tentara dengan perlengkapan perang yang lengkap masuk ke dalam aula dengan gagah."Siapa yang tadi menelepon?" kata wakil jenderal itu dengan ekspresi muram dan menatap dengan tajam ke sekeliling aula duka.Gretel segera mengangkat tangan dan berkata, "Aku yang tadi menelepon untuk melapor! Jenderal, namaku Gretel dari Keluarga Fabiano, aku sangat dekat dengan Tuan Daniel. Tadi aku lihat ada orang yang membunuh Tuan Daniel, cepat tangkap mereka!""Siapa pembunuhnya?" tanya wakil jenderal itu dengan nada muram. Kabar tentang kematian Daniel sudah menyebar di seluruh Keluarga Luandi. Luther menerobos masuk Vila Dewarom dan membunuh Daniel di depan umum, bahkan membawa pergi kepalanya. Setelah mendengar kabar itu, Ernest marah dan memerintahkan untuk menghukum pembunuhnya dengan kejam.
Sebelumnya, Sabian setuju untuk memberikan resep Salep Halimun itu hanya untuk melindungi keluarganya, tetapi sekarang Julia malah berusaha membuat Keluarga Chuwardi menerima hukuman mati. Sungguh kejam dan licik!Menghadapi caci maki dari Sabian, ekspresi Julia tetap tenang, malah memberi hormat pada wakil jenderal dari Keluarga Luandi dan berkata dengan lantang, "Jenderal, nggak boleh biarkan Tuan Daniel mati sia-sia. Orang-orang ini mencurigakan, jadi semuanya harus ditangkap dan dihukum mati. Dengan begitu, kita baru bisa menunjukkan kekuatan kita pada yang lainnya!""Tunggu sebentar!"Luther tiba-tiba melangkah maju dan berkata dengan nada dingin, "Aku yang membunuh Daniel, nggak ada hubungannya dengan Keluarga Chuwardi. Aku bersedia menerima semua konsekuensinya.""Huh! Kamu ini pembunuhnya, tentu saja harus dihukum mati. Tap, para kaki tangan ini juga jangan harap bisa lepas begitu saja," teriak wakil jenderal."Kalau kalian berani bertindak sembarangan, aku jamin nasib kalian a
"Dewi Perang Hani?" Melihat wanita berambut putih dan berpakaian merah, seluruh tubuh wakil jenderal itu langsung bergetar dan ekspresinya ketakutan. Sebagai anggota militer, dia tentu tahu reputasi Hani.Sebagai satu-satunya dewi perang Negara Drago, Hani adalah sosok yang dikagumi oleh hampir seluruh pria. Prestasinya di militer sangat terkenal, tegas dalam tindakannya, dan reputasinya di medan perang membuat semua orang ketakutan. Dia bisa mencapai posisinya hari ini semuanya benar-benar berkat kerja kerasnya di medan perang."Cepat! Cepat turunkan senjata kalian!" Setelah tertegun sejenak, wakil jenderal itu segera menyadari situasinya dan langsung memerintahkan bawahannya untuk meletakkan senjata mereka. Dengan emosi Hani yang mudah meledak, Hani pasti akan langsung bertarung dengan orang yang menodongkan senjata padanya. Pada saat itu, Hani akan menambahkan tuduhan kejahatan serius pada reputasi mereka dan mereka akan langsung dihukum mati."Hani? Kenapa dia bisa datang ke sini?"
Gretel tidak mengerti mengapa Hani memukulnya karena dia jelas tidak pernah menyinggung Hani. Dia merasa sedih dan marah, tetapi saat ini dia tidak berani banyak berbicara lagi.Sementara itu, wakil jenderal dari Keluarga Luandi itu merasa bingung, tetapi dia juga merasa bersyukur karena tadi dia tidak banyak berbicara. Jika tidak, dia mungkin akan mendapat beberapa tamparan juga.Hani menatap beberapa orang itu dengan tatapan yang dingin. "Kalian semua dengar baik-baik, aku hanya akan mengatakan ini sekali saja. Luther adalah temanku dan Keluarga Chuwardi adalah mitra kerja sama Keluarga Devano. Kalau kalian berani berbicara sembarangan, jangan salahkan aku nggak sungkan.""Apa? Teman?" Mendengar perkataan itu, mata semua orang membelalak dan ekspresi mereka terlihat terkejut. Tidak ada yang menyangka Hani datang ke sini demi Luther. Siapa sebenarnya pria di hadapan mereka ini sampai bisa mengundang dewi perang Negara Drago untuk datang membantunya?"Bu Hani ... Anda nggak sedang berc
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru