"Plak!"Terdengar suara tamparan yang nyaring. Ariana menampar wajah Luther dengan keras. Luka Ariana yang sebelumnya dibalut dengan perban telah kembali robek karena menggunakan tenaga terlalu keras.Tetesan-tetesan darah mengalir melalui celah jarinya. Luther menyentuh wajahnya yang panas sambil berdiri diam di tempatnya dan terlihat tanpa ekspresi. Dia bisa menerima kesalahpahaman dan diremehkan, tetapi dia tidak bisa menerima wanita yang pernah menjadi istrinya menamparnya demi pria lain."Kenapa? Kenapa kamu tidak mau bertobat?"Ariana menggertakkan giginya dengan mata yang berkaca-kaca dan ekspresi yang terlihat kesal. Dia tidak mengerti kenapa Luther bisa menjadi seperti ini. Sifatnya picik, iri hati, menyebarkan fitnah, dan bahkan membalas kebaikan dengan kebencian. Semua sifat yang buruk itu berkumpul pada diri Luther. Dia ingin menggunakan tamparan ini membuat Luther sadar!"Huh! Bocah, ingin bersaing denganku? Masih terlalu dini!"Carlos diam-diam tersenyum sinis melihat mer
Saat Ariana kembali ke kamar pasien, seluruh tubuhnya terlihat lemas. Ekspresinya bengong dan kedua matanya terlihat tidak bersemangat. Dia bahkan sama sekali tidak sadar tangannya yang terbalut perban masih mengalirkan darah. Pandangan Luther yang tanpa perasaan saat pergi, seperti sebuah pisau yang menusuk ke dalam hatinya dengan kejam. Dia tahu mereka sudah terpisah makin jauh.Sebelumnya, Ariana selalu mengutamakan karier dan bertekad untuk menjadi sukses. Jadi, dia mengabaikan dan juga merelakan banyak hal. Namun, sejak bercerai, dia pelan-pelan menyadarinya. Ternyata, masih ada satu hal yang lebih penting daripada karier. Namun sayangnya, dia terlambat menyadarinya.Begitu melihat Ariana masuk, Helen langsung menyambutnya dan menjelaskan, "Ariana! Aku sudah mencari tahu tadi. Luther itu hanya berpura-pura. Dia melakukan sesuatu pada tubuh Nona Marie dan mengancam nyawanya, jadi Keluarga Sudarmo terpaksa tunduk. Bisa dibilang, dia hanya menggunakan trik rendahan!""Benar! Si Luthe
Setelah kembali ke Klinik Damai. Luther mulai meminum arak sendirian, gelas demi gelas, tanpa henti. Meskipun dia terlihat tanpa ekspresi, hatinya tetap merasa gelisah. Mungkin sudah waktunya untuk benar-benar melepaskan perasaannya selama tiga tahun ini."Dokter! Dokter ...."Saat Luther mulai merasa mabuk, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang tergesa-gesa. Luther membuka pintu klinik dan melihat dua gadis cantik sedang berdiri di luar. Salah satu dari gadis itu mengenakan pakaian putih, memiliki wajah yang manis dan terlihat polos.Gadis yang satu lagi mengenakan pakaian berwarna hitam dengan fitur wajah yang sangat halus dan tegas. Auranya sangat kuat dan tidak kalah dengan seorang pria. Namun saat ini, wajahnya terlihat pucat karena darah yang terus mengalir dari luka di perutnya."Tuan, apa Dokter ada di sini? Temanku terluka dan harus segera diobati!" kata wanita berpakaian putih itu dengan cemas."Aku dokternya, masuklah," kata Luther sambil memberinya jalan untuk masuk.
Bum! Terdengar suara ledakan. Pintu depan klinik ditendang hingga terbuka oleh seseorang. Setelah itu, muncul sekitar 8 pembunuh berpakaian hitam dan wajah tertutup dengan aura membunuh yang kuat."Gawat, mereka telah mengejar kita!" Ekspresi Valen berubah drastis. Sebelumnya, tim pengawal mereka seluruhnya tewas dalam perangkap pembunuh. Hanya dia yang melindungi Lufita keluar dari situasi berbahaya. Valen mengira bahwa mereka telah lepas dari bahaya. Tak disangka, para pembunuh ini akan terus mengejarnya."Lufita! Nanti aku akan menghalangi mereka, kamu cari kesempatan untuk melarikan diri dari pintu belakang!" bisik Valen."Kak Valen, kalau aku pergi, kamu akan celaka. Lagi pula, aku adalah target mereka. Paling-paling, aku hanya akan tertangkap oleh mereka!" Wajah Lufita menjadi pucat ketika mengatakan hal tersebut."Lufita, sebagai ketua dari tim pengawalmu, kewajibanku adalah menjamin keselamatanmu. Kamu dengarkan saja perintahku!" Valen mengadang di depan dengan tatapan tegas."
"Bagus, besar sekali nyalimu!" Setelah tertawa sejenak, ekspresi Handy tiba-tiba berubah. "Sudah lama aku nggak pernah bertemu dengan orang yang tak tahu diri sepertimu!""Nggak usah banyak omong kosong, cepat ganti rugi," kata Luther dengan tidak sabaran. Suasana hatinya memang sudah buruk sedari tadi. Sekarang masih harus mendengar ocehan dari orang seperti ini, Luther benar-benar kesal."Hehehe ... sepertinya kamu nggak akan jera kalau nggak dihajar dulu!" Handy tertawa kejam, lalu memberi isyarat pada bawahannya, "Patahkan kaki dan tangan bocah itu! Aku mau lihat seberapa besar kemampuannya sampai berani membual seperti itu!""Baik!" Para bawahan di belakangnya langsung mengayunkan pisau mereka ke arah Luther tanpa ragu-ragu. Setiap tebasan yang dilayangkan mereka itu tampak sangat kuat, seakan-akan hendak merenggut nyawanya!"Tunggu! Tadi kamu sudah sepakat untuk melepaskannya!" teriak Lufita."Nona Lufita, tadi aku sepakat untuk tidak membunuhnya. Tapi karena bocah ini cari mati
"Serangga guna-guna? Bagaimana kamu bisa tahu hal itu? Apa kamu juga bisa ilmu hitam?" tanya Valen dengan wajah ragu-ragu."Aku hanya mengerti sedikit," jawab Luther seraya mengangguk."Hanya orang-orang jahat yang belajar ilmu hitam. Ternyata kamu memang bukan orang baik!" Valen tiba-tiba mengarahkan pedangnya kepada Luther dengan aura membunuh yang kuat. "Cepat katakan! Siapa kamu sebenarnya?""Kak Valen, apa yang sedang kamu lakukan? Tuan ini adalah penyelamat kita!" ujar Lufita sambil mengadang ke depan."Lufita, minggir! Orang ini tidak jelas asal usulnya, aku harus menyelidikinya dengan baik!" ujar Valen dengan tatapan tegas."Menurutku, sebelum kamu menyelidikiku, sepertinya kamu harus memeriksa otakmu terlebih dulu."Luther memijat pelipisnya sambil berkata, "Apa kamu tahu ilmu hitam itu juga bisa digunakan untuk menyembuhkan orang? Tentu saja, pasti ada orang jahat yang mempelajari ilmu ini, tapi bukan berarti semua orang itu jahat. Tetap saja harus dilihat dari kepribadian or
Keesokan paginya ....Duk duk duk!Luther dibangunkan oleh suara ketukan pintu di depan. Setelah membuka pintu, dia melihat ternyata Eril yang sedang berdiri di luar sana."Pak Eril, ada apa pagi-pagi begini?" tanya Luther sambil menguap."Tuan Luther, aku punya kabar baik!" Eril berkata dengan kegirangan, "Aku sudah mendapat informasi mengenai Buah Mistis Merah yang Anda butuhkan itu!""Buah Mistis Merah?" Seketika, Luther menjadi bersemangat, "Apa kamu yakin?"Sama dengan bahan obat kelas atas yang lainnya, Buah Mistis Merah ini sangat langka. Jika bisa mendapatkan Buah Mistis Merah ini, dia hanya butuh tiga bahan obat spiritual lainnya lagi untuk meracik Pil Penyambung Nyawa!"Tentu saja aku yakin!" Eril mengangguk bertubi-tubi dan berkata, "Buah Mistis Merah adalah harta berharga di Lembah Obat. Tapi, akhir-akhir ini ada orang yang membelinya dengan harga tinggi. Kebetulan orang ini sementara tinggal di Vila Gegana!""Oh ya? Siapa?" tanya Luther sambil mengangkat alisnya."Richard
"Apa? Kenapa bisa begini?" Richard langsung terperanjat."Saya ... juga tidak tahu. Tadi pagi saat saya mau membangunkan Nona, Nona sudah tidak sadarkan diri. Sekujur tubuhnya juga terasa dingin," jawab pelayan itu dengan gugup,Sebelum dia selesai bicara, Richard dan Layla sudah buru-buru berlari ke kamar putrinya. Namun, begitu masuk ke kamar, kedua orang itu langsung terperangah. Mereka melihat bahwa Lufita sedang berbaring di atas Ranjang Pemulih dengan tenang.Ranjang yang semula terasa hangat itu, kini telah dilapisi oleh es. Sementara itu, wajah Lufita sangat pucat. Kaki dan tangannya sangat kaku, bahkan alisnya juga dilapisi es. Sekujur tubuhnya bahkan memancarkan embun yang dingin. Dilihat sekilas, penampilannya ini tampak seperti baru dikeluarkan dari gua salju."Lufita!" Layla mulai panik. Dia langsung menghampiri Lufita dan menggosok-gosok tangan putrinya bermaksud ingin memberinya kehangatan."Gawat!" Wajah Richard menjadi muram. Dia mencoba memeriksa denyut nadi Lufita, t
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban
Setelah mendengar ucapan Nivan, ekspresi Naim menjadi sangat serius. Alisnya berkerut, dia tampak tenggelam dalam pikirannya.Sepertinya dia terlalu meremehkan situasinya. Naim mengira ini hanya persaingan di antara saudara-saudaranya, tetapi siapa sangka situasi ini justru memberi peluang bagi harimau buas seperti Ernest.Kekuatan Ernest sangat besar. Dengan alasan mendukung putra mahkota untuk naik takhta, dia mulai merekrut banyak orang dan memperluas jaringannya, hingga memiliki pengaruh yang setara dengan keluarga kekaisaran.Jika Ernest benar-benar mendukung Nolan naik takhta, kekuatannya akan melampaui kaisar dan tidak ada yang bisa menekannya. Dalam skenario terburuk, dia bisa memanipulasi kaisar sebagai boneka dan sepenuhnya menggulingkan kekuasaan keluarga mereka."Nivan, apa yang kamu katakan ini benar?" tanya Naim dengan alis berkerut."Benar, sama sekali nggak bohong!" jawab Nivan dengan serius. "Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa mengutus orang untuk menyelidikinya.""Ak
Satu jam kemudian, Nivan yang sudah menyamar diam-diam memasuki sebuah vila pribadi yang mewah. Naim sudah menyiapkan teh dan camilan di ruang tamu vila itu, terlihat sudah menunggu lama."Kak Naim, maaf sudah membuatmu menunggu lama," kata Nivan sambil melepaskan mantelnya, lalu tersenyum dan berjalan mendekat."Nggak apa-apa. Kita berdua jarang sekali bisa berkumpul. Kamu bisa inisiatif mengajakku bertemu saja, aku sudah merasa sangat senang. Menunggu beberapa menit bukan masalah besar," kata Naim dengan tersenyum sambil mempersilakan Nivan duduk, lalu menuangkan dua cangkir teh dan memberikan salah satunya untuk Nivan.Setelah menerima cangkir itu, Nivan langsung meletakkannya di samping dengan hati-hati. Dia sangat berhati-hati soal makanan dan minumannya saat berada di luar, ini sudah menjadi kebiasaannya."Nivan, kamu tiba-tiba mengajakku bertemu, apa kamu ingin membahas soal urusan resmi atau pribadi?" tanya Naim yang langsung ke topik pembicaraannya setelah menyesap tehnya."In
Saat ini, di sebuah vila mewah lainnya di dalam kota. Seorang mata-mata wanita yang mengenakan pakaian hitam dan jubah sedang melapor pada Nivan tentang hasil penyelidikannya."Tuan, belakangan ini orang-orang dari Keluarga Luandi sangat aktif. Mereka sedang sibuk membentuk aliansi dari delapan keluarga besar dan berbagai pihak lainnya. Banyak yang sudah berpihak pada Keluarga Luandi. Kalau terus membiarkan mereka seperti ini, ini akan menjadi ancaman besar bagi kita," kata mata-mata wanita itu sambil berlutut dengan satu kaki dan menundukkan kepala."Keluarga Luandi mendukung Kak Nolan, 'kan?" tanya Nivan yang duduk dengan tenang dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun."Keluarga Luandi punya ambisi besar. Katanya mendukung, tapi sebenarnya mereka sedang menjadi Pangeran Nolan sebagai boneka untuk memperbesar kekuasaan mereka sendiri," kata mata-mata wanita itu yang mengungkapkan rahasia di balik semua itu. Dia sudah menyusup di Keluarga Luandi selama bertahun-tahun, sehingga sangat me
Malam harinya, dua pemuda sedang bermain catur dengan santai di sebuah vila mewah yang tersembunyi di dalam kota. Yang sebelah kirinya adalah pria yang baru saja bertamu ke Keluarga Paliama, Roman, sedangkan yang sebelah kanan adalah pangeran kedua yang bertubuh kekar dengan pakaian mewah, Nolan.Keduanya bermain catur dengan konsentrasi penuh, kadang-kadang melangkah dengan cepat dan kadang-kadang berpikir dengan lama. Setelah bermain sekitar sepuluh menit, Roman akhirnya mengaku kalah."Roman, beberapa hari nggak bertemu, kemampuan caturmu makin hebat. Aku hampir saja kalah," kata Nolan sambil mengusap janggutnya, terlihat agak terkejut."Pangeran Nolan terlalu memujiku. Kemampuan caturku nggak ada apa-apanya kalau dibandingkan denganmu. Kalau Pangeran Nolan nggak sengaja mengalah, aku pasti sudah kalah sejak awal. Mana mungkin aku bisa bermain selam ini," kata Roman sambil tersenyum."Hahahaha ... kamu memang pandai berbicara," kata Nolan sambil tertawa terbahak-bahak dan ekspresiny
"Sebenarnya, kita nggak perlu bingung siapa yang lebih cocok menjadi kaisar. Yang lebih penting adalah siapa yang paling mungkin menjadi kaisar?" ucap Gandara tiba-tiba.Sebagai seorang pebisnis, Gandara selalu mengejar keuntungan secara maksimal. Jadi, dia tidak peduli siapa yang menjadi kaisar.Yang Gandara pedulikan adalah siapa yang lebih mungkin menjadi kaisar. Memilih orang itu dan mendukungnya adalah pilihan yang paling bijak."Siapa yang paling mungkin? Itu tergantung pada siapa yang punya paling banyak pendukung," ujar Gusdur sambil merenung."Oh ya, tadi aku lupa tanya, pangeran mana yang didukung oleh Keluarga Luandi?" Gema menepuk kepalanya.Setelah berdiskusi panjang lebar, mereka masih belum tahu siapa yang sebenarnya didukung oleh Keluarga Luandi."Aku rasa itu Pangeran Ketiga." Gandara menyipitkan mata dan menganalisis, "Pangeran Ketiga punya hubungan pribadi yang baik dengan Roman dan punya potensi yang luar biasa. Dia sangat disukai oleh Kaisar, jadi Keluarga Luandi m
Tanpa perlu kaisar turun tangan, orang-orang yang penuh ambisi itu akan menelan Keluarga Paliama tanpa menyisakan apa-apa. Sebaliknya, jika mereka memilih untuk berpihak dan pilihan mereka benar, Keluarga Paliama dapat berjaya selama ratusan tahun. Namun jika mereka salah, Keluarga Paliama bisa hancur hanya dalam semalam!Jadi, sekarang Ezra tidak tahu harus memilih yang mana. Masalah ini bukan masalah sepele. Jika salah langkah, semuanya akan berakhir dengan kekalahan."Biar aku pertimbangkan dulu. Aku belum bisa memberi jawaban kepada kalian saat ini," kata Ezra sekali lagi.Masalah ini berkaitan dengan banyak aspek. Jika Ezra membuat keputusan yang salah, semuanya akan hancur. Oleh karena itu, dia harus sangat hati-hati."Aku ngerti. Bagaimanapun, ini bukan perkara kecil. Tapi, aku harap kamu bisa segera memutuskan," ucap Roman dengan senyuman tipis."Adipati Ezra, Keluarga Paliama bukan satu-satunya yang ingin beraliansi melalui pernikahan dengan Keluarga Luandi. Waktu nggak menung
"Adipati Ezra, perjodohan di antara dua keluarga ini bukan hanya kehendakku, tapi juga kehendak ayah angkatku dan seluruh Keluarga Luandi," ujar Roman dengan tersenyum."Menurut aturan yang sudah diterima, pernikahan antara keluarga kerajaan yang masih berkerabat langsung nggak diperbolehkan. Apa kalian sudah lupa akan hal ini?" tanya Ezra dengan tenang."Berpegang pada aturan yang kaku nggak akan berguna untuk perkembangan," jawab Roman sambil menggeleng dan tersenyum. "Sekarang, Negara Drago sedang dalam masa kacau. Selain itu, aku dengar kesehatan Kaisar kurang baik dan ada kemungkinan dia akan menunjuk pewaris lebih awal dan mundur dari takhta.""Aku yakin Midyar akan mengalami kerusuhan dalam waktu dekat ini. Pada saat itu, baik Empat Keluarga Kerajaan, Delapan Keluarga Kaya, maupun kekuatan lainnya, semua akan terseret dalam pusaran ini. Makanya sebelum itu terjadi, aku harap Keluarga Luandi dan Keluarga Paliama bisa beraliansi melalui pernikahan untuk mengatasi kesulitan bersama