Umumnya, serangan balik yang dirasakan hanyalah pusing. Kalaupun parah, paling-paling hanya merasa lemas selama beberapa hari.Akan tetapi, serangan balik tadi justru hampir mencabut nyawanya. Hal ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa lawannya ini sangatlah mengerikan. Kalau orang itu ingin membalas dendam, Justin sudah pasti akan mati tragis."Master, apa kepalamu terbentur tadi? Kenapa tiba-tiba bicara omong kosong? Luther cuma dokter, memangnya bisa punya kemampuan apa? Kamu ketakutan sampai pucat pasi begini?" tanya Julia."Benar, Master. Apa ada kesalahpahaman di sini?" tanya Yudas yang juga merasa aneh. Dia sudah menyelidiki latar belakang Luther, pria ini hanya orang kampungan. Meskipun menguasai sedikit ilmu bela diri dan ilmu medis, Justin tidak seharusnya ketakutan sampai seperti ini."Kalian benar-benar tak kenal takut!" Justin berseru dengan gusar, "Orang yang bisa menggagalkanku mana mungkin orang biasa! Kemampuannya jelas jauh lebih kuat dari yang kalian bayangkan! Kala
Tengah malamnya, Luther berpamitan dengan Bianca dan kembali ke vilanya. Meskipun merasa agak enggan, keduanya tidak boleh berhubungan dengan terlalu terang-terangan.Bagaimanapun, hal yang akan dilakukan Luther sangat berbahaya. Dia tidak ingin melibatkan Bianca dalam masalah.Itu sebabnya, mereka tidak boleh terlalu sering bertemu atau harus bertemu secara diam-diam. Sebagai cucu Ezra, status Bianca terlalu menarik perhatian. Jika terlalu sering menghabiskan waktu bersama Luther, identitasnya ini pasti akan terbongkar.Malam berlalu dengan cepat. Keesokan paginya, Luther bangun pagi-pagi dan menuju ke Restoran Sultan untuk bertemu dengan Berry. Mereka bertemu di ruang privat dan jam yang sama seperti sebelumnya. Keduanya duduk, lalu minum teh sambil mengobrol."Tampan, aku sudah mendapat dukungan keluarga tentang kerja sama kita. Keluarga Chuwardi akan mengerahkan seluruh kemampuan untuk meneliti dan mempromosikan Salep Halimun," ujar Berry yang menyeduh teh dengan santai. Kemudian,
Berry tersenyum dan berkata, "Di antara delapan keluarga kaya, ada empat keluarga yang hampir setara, termasuk Keluarga Oktavius. Sementara itu, Keluarga Ghanim, Keluarga Suratman, Keluarga Fabiano, dan Keluarga Kantata, kalah sedikit dari mereka. Asalkan bisa bekerja sama dengan Keluarga Oktavius, mudah saja untuk melawan Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman.""Bagus, kita pilih Keluarga Oktavius kalau begitu." Luther mengangguk dan menyahut dengan nada agak memuji, "Sepertinya, kamu sudah melakukan penyelidikan secara menyeluruh. Kamu sudah menghubungi orang Keluarga Oktavius?""Tampan, kamu memang cerdas." Berry mengangkat alis dan tersenyum, lalu berucap, "Tebakanmu benar, aku sudah menemukan targetku di Keluarga Oktavius. Asalkan berhasil membujuknya untuk bekerja sama, semuanya akan berjalan lancar.""Oh ya? Siapa orang itu?" tanya Luther dengan penasaran."Putra bungsu Keluarga Oktavius, namanya Hemdar," jawab Berry."Hemdar? Nama yang menarik." Luther mengangkat alisnya."Tamp
Berry tersenyum nakal, lalu menggunakan dagunya untuk menunjuk suatu tempat. Luther pun memandang ke arah tersebut. Terlihat seorang pemuda tampan yang berpakaian mewah menuju ke lantai 2 dengan dikelilingi orang-orang.Pemuda ini berambut panjang. Dia memegang kipas sambil melangkah dengan mantap. Sekujur tubuhnya memancarkan pesona pria kuno.Di sampingnya, terlihat sekelompok pengawal yang mengikuti. Siapa pun yang mencoba mendekati akan langsung diadang oleh mereka. Bahkan, yang bertindak keterlaluan akan langsung dibunuh di tempat."Gimana? Cukup tampan, 'kan? Kalau benar-benar terjadi sesuatu, kamu nggak bakal rugi kok," ujar Berry sambil menutup bibirnya yang tersenyum. Dia tidak bisa menutupi antusiasme pada matanya. Menurutnya, pasti seru kalau pria bermain dengan pria. Dia akan mencari kesempatan untuk diam-diam merekamnya dan menikmatinya di rumah nanti."Nona Berry, tolong bersikap serius sedikit. Oke?" tegur Luther dengan kesal. Entah apa saja yang dipikirkan wanita ini."
"Pokoknya, semua harus sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan," tolak pengawal itu."Sudahlah, sebaiknya aku mengobrol langsung dengannya. Semuanya, maafkan aku." Usai berbicara, Luther tiba-tiba mengangkat satu tangannya.Whoosh, whoosh, whoosh .... Terlihat jarum perak memelesat dan menancap leher para pengawal. Tubuh mereka sontak membeku. Mereka tidak bisa bersuara, hanya bisa memutar bola mata yang dipenuhi keterkejutan."Aku nggak punya pilihan lain, maaf sekali," ujar Luther sambil menangkupkan tangan. Kemudian, dia langsung melangkah masuk.Begitu masuk, Luther bisa merasakan tatapan tajam yang tertuju padanya. Selain itu, masih ada niat membunuh yang mengerikan.Detik berikutnya, sebilah pisau baja hitam yang berkilat dingin tiba-tiba menebas ke leher Luther. Luther pun mengangkat alisnya sedikit, lalu tanpa sadar mundur beberapa langkah. Cahaya pisau itu hanya berjarak beberapa sentimeter dari lehernya. Bulu kuduk Luther sampai meremang.Bam! Pintu yang terbuka sontak ter
"Istimewa?" Menghadapi tatapan Hemdar yang misterius, sudut mata Luther berkedut beberapa kali dan merasa merinding. Dia berpikir apakah orang ini benar-benar menginginkan tubuhnya?Luther menarik napas dalam-dalam dan berkata setelah menenangkan pikirannya, "Tuan Hemdar, aku dengar perkembangan Keluarga Oktavius dalam bidang farmasi sangat bagus. Aku punya sebuah obat luka yang luar biasa namanya Salep Halimun. Obat ini bukan hanya bisa menghentikan pendarahan dan menyembuhkan luka, tapi bisa menghilangkan bekas luka juga. Begitu obat ini dipromosikan, pasti akan membuat Keluarga Oktavius mendapat keuntungan yang melimpah.""Obat luka?"Hemdar mengangkat cangkir tehnya dan meminumnya, lalu berkata dengan nada yang kurang berminat, "Keluarga Oktavius punya banyak obat seperti ini, contohnya Salep Emas Oktavius yang khusus untuk menyembuhkan luka dan menghilangkan bekas, efeknya juga jauh lebih unggul daripada obat-obat di pasaran.""Aku tentu saja sudah mendengar tentang Salep Emas Okt
Dilihat dari luka Eira, sayatannya itu cukup dalam. Jika dia adalah orang biasa, mungkin sudah menjerit kesakitan. Namun, Eira tetap tanpa ekspresi dan hanya mengernyitkan alisnya sebentar, seolah-olah bukan tubuhnya yang terluka. Wanita ini memang kuat."Sini obatnya!" Eira mengangkat kakinya dan menginjak di kursi, lalu mengoyak setengah celananya dan memperlihatkan pahanya yang putih dan cantik. Setelah itu, dia mengambil Salep Halimun dan mengoleskannya ke luka itu dengan santai. Kemudian, keajaiban pun terjadi. Tak lama kemudian, darah di luka itu sudah tidak mengalir lagi. Rasa dingin dan kebas membuatnya merasa agak aneh. Sebagai seorang master bela diri, dia tentu saja bisa merasakan perubahan di tubuhnya. Bisa dibilang, obat ini memang luar biasa.Setelah setengah jam kemudian, Eira membersihkan salep di lukanya dengan handuk. Luka pisau sebelumnya memang sudah pulih sepenuhnya dan hanya tersisa bekas luka merah muda yang samar. Itu adalah daging yang baru tumbuh."Nona Eira h
"Kenapa kamu segugup itu? Aku nggak akan memakanmu."Hemdar meremas bahu Luther dan memujinya, "Aku lihat kamu kurus, tapi ternyata cukup kekar saat disentuh. Mungkin pakaianmu yang membuatmu terlihat kurus, tapi kamu berotot saat telanjang, 'kan? Bagus, memang bagus."Seluruh tubuh Luther langsung merinding dan segera mendorong tangan Hemdar, lalu berkata dengan ekspresi serius, "Kita hanya membahas tentang bisnis. Kalau kamu punya kebutuhan lain, aku nggak bisa memenuhinya.""Luther, aku mengatakan ini demi kebaikanmu. Dengan dukungan dari Keluarga Oktavius, kelak kamu bisa berjalan dengan bangga di Midyar. Kamu hanya perlu sedikit berkorban saja, bukan masalah besar. Kamu harus tahu, nggak semua orang punya kesempatan seperti ini," kata Hemdar dengan maksud tersembunyi."Sudahlah, aku nggak sanggup menerima kesempatan ini," kata Luther sambil melambaikan tangan. Dia berpikir melakukan sesuatu yang mengkhianati dirinya sendiri, lebih menderita daripada membunuhnya.Hemdar berkata sam
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar