Luther berkata dengan serius, “Richard, Teknik Mengisap Jiwa adalah cara pintas dalam berlatih seni bela diri. Hanya orang yang kehabisan akal baru akan berlatih teknik itu. Kalau kamu melanjutkannya, kamu pasti akan mati nantinya!”“Omong kosong! Sekarang kondisi tubuhku baik-baik saja, malah lebih kuat daripada sebelumnya. Meskipun ada ribuan prajurit dan kuda di hadapanku, aku juga nggak akan takut sama sekali!” ucap Richard dengan arogan.“Kuat hanyalah pemikiranmu saja. Sekarang penyakitmu sudah sangat parah. Kalau kamu masih bersikeras, kamu bukan hanya akan mencelakai dirimu saja, kamu juga akan mencelakai orang lain!” peringati Luther.Bukan masalah jika seseorang meninggal akibat berlatih Teknik Mengisap Jiwa. Akan lebih mengerikan apabila orang tersebut malah terjerumus, lalu menggila hingga membunuh orang di sekitarnya. Bisa jadi orang-orang terdekatnya akan menjadi korban.“Jangan omong kosong lagi! Tak peduli apa yang kamu katakan hari ini, aku tetap nggak akan mengampunim
Di bawah undangan hangat Dennis, Luther pun dibawa ke dalam ruang baca yang bernuansa kuno.Teh dituangkan. Kedua orang pun memulai perbincangan.“Luther, sepertinya kita sudah nggak bertemu selama sepuluh tahun? Dibandingkan dengan dulu, kamu yang sekarang sungguh berbeda!” Dennis mengamati Luther sembari memujinya.Sepuluh tahun lalu, Luther dijuluki sebagai pemuda paling berbakat di Negara Drago. Waktu itu, dia masih muda, selalu bersikap gegabah dan arogan. Namun sekarang, Luther menjadi lebih dewasa, sungguh berbeda dari sebelumnya.“Iya, sudah sepuluh tahun nggak bertemu, tapi Pak Dennis masih saja berwibawa seperti dulu,” balas Luther dengan sungkan.“Hahah …. Sebentar lagi aku akan masuk peti, nggak berwibawa lagi.” Dennis menggeleng dengan tersenyum. “Luther, biasanya kamu jarang berkunjung ke rumah. Kenapa kamu tiba-tiba kemari? Apa ada masalah?”“Jujur saja, maksud kedatanganku kali ini, selain untuk mengunjungi Pak Dennis, aku juga ingin meminta bantuanmu.” Luther langsung
Pelayan segera menjalankan perintah, lalu meninggalkan tempat. Beberapa saat kemudian, pelayan kembali dengan mengambil sebuah kotak indah di tangannya.“Nah, kuberikan kepadamu.” Dennis mengambil kotak dari tangan pelayan, lalu menyerahkannya kepada Luther.Luther membuka kotak dengan penuh hati-hati. Aroma aneh seketika menyerbak di sekitar. Kemudian, tampak ada jamur berwarna-warni di dalam kotak. Jamur indah itu berukuran sebesar telapak tangan, kelihatan bagai sebuah karya seni yang sangat sempurna.Di bawah pancaran cahaya lampu, jamur tersebut memancarkan tujuh jenis warna. Kelihatannya sangat menawan bagai di dalam cerita dongeng saja.“Ternyata ini yang namanya Jamur Tujuh Warna!” Luther merasa sangat gembira. Dia segera berdiri, lalu memberi hormat kepada Dennis. “Terima kasih Pak Dennis. Aku nggak tahu harus berkata apa lagi.”“Aku juga nggak menggunakannya, jadi untuk apa aku menyimpannya. Lebih baik aku memberikannya kepadamu. Dengan begitu, kamu akan berutang budi kepadak
Saat ini, di dalam halaman kediaman jenderal.Seorang lelaki muda bertubuh kurus dengan berpakaian rapi sedang minum teh bersama Richard.“Tuan Kimtara, ada urusan apa kamu datang berkunjung kali ini?” Richard tersenyum sembari menuangkan teh ke cangkir Kimtara.“Terima kasih.” Kimtara mengangguk dengan sopan, lalu melanjutkan, “Sudah lama aku mendengar namamu. Jadi, aku datang berkunjung ingin berteman denganmu.” Kimtara berbicara dengan bahasa Negara Drago, dialeknya terdengar agak aneh.“Tuan Kimtara, sepertinya kamu punya maksud lain?” Richard berkata, “Lebih baik Tuan Kimtara berterus terang saja. Nggak usah bertele-tele.”“Kalau begitu, aku nggak merahasiakannya lagi.” Kimtara mengangguk tanda sedang memberi hormat. “Maksud kedatanganku kali ini adalah ingin berteman dengan Pak Dennis. Sayangnya, Pak Dennis terlalu sibuk, nggak ada waktu untuk menemuiku. Kalau diperbolehkan, aku harap Pak Richard bisa mengatur pertemuan untuk kami.”Sambil berbicara, Kimtara melambaikan tangannya
“Pak Dennis sudah memberikan Jamur Tujuh Warna kepada orang lain.” Tiara menggeleng.“Diberikan kepada orang? Siapa?” Senyuman di wajah Richard terkaku.“Seorang lelaki muda yang bernama Luther,” jawab Tiara dengan jujur.“Apa? Obat spiritual itu diberikan kepada bocah itu?” Kening Richard mengerutkan keningnya. Raut wajahnya juga kelihatan agak canggung.Jamur Tujuh Warna malah diberikan kepada bocah miskin itu? Ada apa dengan Ayah? Luther memang pernah menyelamatkan Lufita, tapi mereka juga sudah memberikan imbalan. Untuk apa Ayah bersikap baik terhadapnya?“Apa bisa diminta kembali?” Richard masih merasa tidak puas.Padahal tadi Richard sudah menjamin di hadapan Kimtara, tak disangka malah terjadi hal seperti ini.“Kamu tahu sendiri bagaimana karakter Pak Dennis. Nggak mungkin dia meminta kembali barang yang sudah diberikannya.” Tiara hanya bisa berkata seperti ini.“Sialan! Apa dia pantas untuk mendapatkan barang berharga seperti itu?” Richard merasa kesal.“Pak Richard, siapa si L
Keesokan subuhnya.Setelah Luther mengurus masalah di Vila Embun, dia segera mengendarai mobil menuju ke Jiloam.Sekarang Jamur Tujuh Warna sudah di tangan. Semua obat spiritual yang dibutuhkan sudah lengkap.Kelima fungsi organ si pemabuk tua semakin menurun. Entah dirinya masih bisa bertahan berapa lama lagi. Luther mesti segera memurnikan Pil Penyambung Nyawa untuk segera menyembuhkannya.Setelah mengendarai selama setengah jam, akhirnya Luther tiba di Klinik Damai. Saat ini, klinik sangatlah sepi.Pemabuk tua sedang berbaring di atas bangku dengan bau alkohol di sekujur tubuhnya. Sementara, Liana sedang sibuk mengelap bangku dan meja, lalu mencuci pakaian dan memasak. Klinik dibereskannya menjadi sangat rapi. Mengenai Jordan, dia yang kecanduan dengan pedang itu sedang konsentrasi berlatih pedang di halaman. Si Pedang Kilat itu tidak latihan dengan cepat lagi. Dia mulai melambatkan gerakannya. Gerakannya memang kelihatan biasa-biasa saja, tapi sebenarnya sangatlah hebat.Jelas sek
Ketika melihat senyuman di wajah Luther, akhirnya Pemabuk Gila baru merespons. Dia berkata dengan nada ketus, “Dasar berengsek! Apa kamu kurang kerjaan? Cepat pergi sana!”Seusai berbicara, Pemabuk Gila kembali berbaring di atas bangkunya. Dia hendak melanjutkan tidurnya.“Ayo, jangan tidur lagi! Ada urusan serius!” Luther mengeluarkan dua kotak kayu, lalu meletakkannya di atas meja. Di dalamnya berisi Teratai Hijau Milenium dan juga Jamur Tujuh Warna. “Kali ini aku berhasil mengumpulkan dua jenis obat spiritual. Sekarang kita bisa memurnikan Pil Penyambung Nyawa.”“Oh? Secepat itu?” Pemabuk Gila duduk dengan malasnya. “Aku kira hariku sudah nggak lama lagi. Nggak disangka, kamu sudah berhasil mengumpulkan semua obat spiritual. Aku sungguh ketiban rezeki nomplok!”“Jangan omong kosong lagi! Keluarkan semua obat spiritual sebelumnya,” desak Luther.“Oke, oke, aku cari dulu.”Pemabuk Gila meregangkan tubuhnya, lalu pergi mengubrak-abrik rak di sekeliling. Setelah mencari selama beberapa
“Emm?”Ketika melihat tungku pecah, raut wajah Luther langsung berubah gugup. Padahal tinggal sedikit lagi! Tinggal sedikit lagi, dia akan berhasil.Kenapa? Kenapa tungku tiba-tiba meledak?Jangan-jangan semua usahanya selama ini akan berakhir sia-sia?“Nggak … nggak mungkin!”Luther menggeleng. Air keringat bercucuran dengan deras. Dia sungguh tidak terima dengan kegagalan ini, dia juga tidak bisa menerima hasil di depan mata.Luther mulai mengubrak-abrik kepingan panci yang pecah. Dia tidak melepaskan setiap bekas dan juga sisa obat itu.Saat ini, Luther kelihatan bagai serigala lapar yang sedang mencari makanan saja. Dia terlihat bagai orang gila saja. Tetiba dia tertegun di tempat. Dia melihat ada sesuatu berwarna emas di bagian paling bawah. Warna emas itu kelihatan sangat mencolok mata jika dibandingkan dengan warna hitam obat di sekitarnya.Setelah terbengong sejenak, Luther berusaha untuk mengulurkan tangannya, lalu menggeser sisa obat berwarna hitam itu dengan perlahan. Denga
Poseidon perlahan-lahan membuka tangannya dan matanya yang biru penuh dengan aura membunuh. "Gerald, aku mengakui kamu ini memang luar biasa sampai bisa memaksaku sampai ke titik ini. Untuk menghormatimu, untuk selanjutnya aku akan bertarung dengan kekuatan penuh. Biar kamu bisa melihat kekuatanku yang sebenarnya."Setelah mengatakan itu, Poseidon mengangkat satu tangannya dan menunjuk ke udara. Setelah terdengar suara yang bergema, trisula yang sudah jatuh ke dasar laut langsung memelesat ke permukaan laut dan kembali ke telapak tangannya.Sikap Poseidon yang awalnya terlihat meremehkan, sekarang menjadi sangat serius. Bukan hanya karena kekuatan Luther yang luar biasa, tetapi karena potensinya yang sangat besar juga sampai bisa memiliki kekuatan seperti ini di usia dua puluhan tahun. Jika dibiarkan terus berkembang, Luther pasti akan menjadi ancaman besar bagi Kuil Dewa. Oleh karena itu, hari ini dia harus membunuh Luther."Perhatikan baik-baik," kata Poseidon sambil perlahan-lahan m
Satu pihaknya adalah genius terhebat dari Negara Drago, sedangkan pihak yang lainnya adalah raja dewa dari Kuil Dewa yang terkenal. Mereka bertarung dengan sengit, setiap gerakan dan teknik yang dikeluarkan memiliki daya hancur yang mengerikan. Seiring dengan pertarungan yang makin dahsyat, wilayah sejauh 100 mil pun menjadi hancur berantakan.Setiap tebasan dari pedang panjang Luther yang terbuat dari energi sejati memancarkan cahaya yang menyilaukan, seolah-olah akan membelah langit. Sebaliknya, Poseidon yang memegang trisula mampu memanggil angin dan hujan, sehingga setiap serangannya menciptakan gelombang raksasa. Saat aura pedang dan gelombang air saling beradu, seluruh medan pedang langsung menjadi kacau.Sementara itu, Loland dan yang lainnya fokus ke medan perang di depan, berusaha memahami apa yang sedang terjadi. Namun, kecepatan Luther dan Poseidon sudah jauh melampaui batas penglihatan mereka, sehingga mereka tidak bisa melihat dengan jelas. Mereka hanya melihat dua bayanga
"Biar aku luruskan sesuatu." Luther perlahan mengepal satu tangannya. Seketika, muncul sebilah pedang panjang berwarna putih yang terbentuk dari energi sejati. "Aku nggak percaya dengan omong kosong seperti itu. Aku cuma percaya pada ... dewa kematian!"Begitu kata terakhir keluar dari mulutnya, energi pedang yang ganas langsung meledak dengan dahsyat.Seketika, dalam radius puluhan meter, angin kencang bertiup, pasir dan batu beterbangan, serta ombak di tepi laut menjadi semakin ganas."Tekanan yang sangat dahsyat! Sungguh energi pedang yang menakutkan! Apa ini kekuatan sejati yang dimiliki Gerald?"Loland, Tiano, dan yang lainnya tak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka. Kekuatan yang ditunjukkan Luther terlalu mencengangkan. Saat ini, mereka baru menyadari bahwa Luther belum mengerahkan seluruh kekuatannya sejak tadi.Atau lebih tepatnya, kekuatan mereka tidak cukup untuk memaksa Luther bertarung dengan serius. Hanya lawan sekuat Poseidon yang bisa membuat Luther mengerahkan selu
Poseidon berdiri di udara dengan satu tangan menggenggam trisula, memancarkan aura yang luar biasa kuat, seperti dewa yang turun dari langit, membuat siapa pun yang melihatnya merasa gentar.Dengan satu lambaian tangan, energi tak kasatmata menghantam tubuh Loland. Energi itu langsung mengeluarkan tiga jarum perak dari tubuhnya.Merasakan tubuhnya mulai normal kembali, wajah Loland langsung dipenuhi kegembiraan. Dia pun berdiri, menangkupkan tangan sambil memberi hormat. "Terima kasih atas bantuanmu, Tuan. Aku akan mengingat kebaikanmu ini sepanjang hidupku!""Nggak perlu sungkan, Jenderal. Karena kamu telah bergabung dengan Kuil Dewa, tentu saja aku akan menjagamu." Poseidon tersenyum ringan dan perlahan turun ke tanah."Untung Tuan tiba tepat waktu. Kalau nggak, kami mungkin sudah tamat malam ini." Loland lantas menunduk sedikit, menunjukkan rasa hormat yang mendalam.Sebagai raja dewa di Kuil Dewa, Poseidon adalah sosok yang hanya bisa dia pandang dari kejauhan. Baik dari segi kekua
Menurut Tiano, Loland telah berperang di medan tempur selama bertahun-tahun dan memiliki tubuh yang sangat kuat. Ditambah lagi dengan kekuatannya sebagai ahli tingkat semi-grandmaster, meskipun mungkin tidak bisa menang melawan monster seperti Gerald, seharusnya perbedaannya tidak terlalu jauh.Namun, yang benar-benar di luar dugaannya, Gerald hanya menggunakan satu jari untuk langsung membuat Loland terluka parah, membuatnya bahkan tidak bisa berdiri.Perbedaan kekuatan antara keduanya benar-benar melampaui imajinasinya. Dengan kata lain, sejak awal Gerald hanya mempermainkan Loland layaknya kucing yang bermain dengan tikus, sama sekali tidak pernah serius.Jika Gerald benar-benar serius, mungkin hanya dalam satu serangan saja, mereka semua sudah kalah telak."Uhuk ... uhuk ... uhuk ...." Loland mencengkeram dadanya, batuk darah, sambil terhuyung-huyung untuk berusaha berdiri. Saat ini, dadanya hangus, bahkan dagingnya sobek. Sungguh mengerikan."Aku nggak nyangka kamu sekuat ini, aku
Luther tersenyum. "Oh? Kamu sudah tahu? Sekarang kamu sudah tahu identitasku, jadi pilihannya tergantung pada dirimu sendiri."Jika Loland memilih untuk menyerah, Luther hanya akan menyegel titik akupunktur Loland. Setelah itu, dia akan menyerahkan Loland pada Huston untuk diadili sesuai hukum. Namun, jika Loland bersikeras melawan, dia bisa langsung melumpuhkan Loland.Ekspresi Loland menjadi sangat muram. "Gerald, bukankah kamu sudah melepaskan statusmu sebagai putra mahkota Atlandia? Kenapa kamu kembali? Jangan-jangan kamu ingin merebut takhta dari Huston? Kalau memang itu niatmu, aku bisa membantumu. Kalau hari ini kamu melepaskanku, aku janji aku akan membantumu menjadi Raja Atlandia."Kekuatan adalah godaan terbesar. Dalam sejarah, banyak orang yang rela mengkhianati saudara dan bahkan membunuh ayah mereka sendiri demi takhta. Menurut Loland, Gerald diam-diam pulang ke Atlandia pasti karena berambisi untuk merebut takhta.Luther mendengus dan berkata dengan tatapan menghina, "Jan
"Tebasan yang sangat mengerikan. Kali ini Loland pasti menang, 'kan?" gumam Tiano yang terkejut dengan cahaya pedang yang menyilaukan itu saat menyaksikan pertarungan itu dari kejauhan. Saat ini, dia baru menyadari betapa besar perbedaan kekuatannya dengan Loland. Kekuatan dan tekanan dari tebasan itu sangat dahsyat sampai terasa hingga ratusan meter dan membuat orang ketakutan.Boom!Seiring tatapan Tiano yang terkejut, Loland langsung menebas Luther dengan pedangnya. Namun, saat bersentuhan, cahaya pedang itu tiba-tiba meledak sampai semua orang tidak bisa membuka matanya.Pada saat yang bersamaan, gelombang energi yang dahsyat meledak dan menyebar ke segala arah dengan titik ledakan sebagai pusatnya. Di mana pun gelombang energi itu melintas, ombak yang tadinya bergejolak langsung menjadi tenang dan beberapa kapal nelayan yang berlabuh di pelabuhan langsung terbalik.Bahkan Tiano yang berada ratusan meter jauhnya juga ikut terkena dampak dari gelombang energi itu. Tubuhnya sampai be
"Kenapa kalau aku menindas orang dan keterlaluan? Kalau kamu nggak terima, silakan menyerangku," kata Luther dengan senyuman yang perlahan-lahan menghilang. Menghadapi tiran seperti ini, dia merasa tidak perlu bermoral."Anak muda, kamu benar-benar ingin bertarung mati-matian denganku? Apa kamu sudah memikirkan konsekuensinya kalau kamu kalah?" kata Loland dengan ekspresi muram dan penuh aura membunuh. Dia sudah bersiap untuk mundur demi menghindari masalah. Namun, jika lawannya masih bersikeras, dia pun hanya bisa memulai pertarungan."Kalau ingin bertarung, ayo maju. Nggak perlu banyak omong kosong," kata Luther yang malas untuk basa-basi lagu dan langsung melambaikan tangannya.Swish!Sebuah jarum perak memelesat keluar dan langsung mengarah ke alis Loland. Meskipun terlihat tidak berbahaya, jarum yang memelesat dengan tanpa suara ini tetap sangat mematikan."Eh?" Melihat jarum perak itu, Loland mengernyitkan alis dan langsung mengangkat tangan untuk melindungi dirinya sendiri.Klan
Saat itu, tubuh Tiano bergetar hebat. Kemudian, dia tiba-tiba memuntahkan darah. Wajahnya pun menjadi pucat pasi dan lesu.Tadi, hanya dengan satu sentilan jari dari Luther, bukan hanya pedangnya yang patah, tetapi juga organ dalamnya ikut terguncang parah.Ditambah lagi dengan efek Ramuan Peningkat Kekuatan yang mulai melemah, kini dia telah kembali ke kondisi awalnya. Seluruh kekuatannya lenyap, tubuhnya yang semula kekar kini seperti balon yang kempes, bahkan tampak lebih tua 10 tahun.Jangankan bertarung lagi, berdiri pun sulit baginya."Dia nggak sanggup lagi. Sekarang giliranmu." Luther perlahan menoleh, tatapannya tertuju pada Loland yang berdiri di sisi lain."Hmm?" Loland mengerutkan keningnya, wajahnya menjadi semakin serius.Kekuatan yang baru saja diperlihatkan oleh Luther membuatnya merasa terancam. Namun, jika pertarungan ini berlangsung, hasil akhirnya masih sulit ditebak. Belum tentu dia yang akan mati.Hanya saja, sekarang dia tinggal selangkah lagi untuk melarikan dir